FEAR (Chapter 3 – END)

FEAR!K

Title                 : FEAR (Chapter 3-end)

Main Cast        : Xi Luhan (EXO) as Park Luhan, Park Hyeri (OC), Kris (EXO), Kim Jae in (OC)

Support Cast   : Chanyeol (EXO), Sehun (EXO) as Park Sehun, Luna F(x), Tao (EXO).

Length             : Chaptered

Genre              : Horor, Suspense

Rating             : Pg 16,

All author’s pov

Chapter 3

            Esok harinya kantor Park Industries telah penuh oleh wartawan, polisi dan warga yang ingin melihat. Para polisi telah mengurus mayat Luna dan Tao beserta barang bukti yang ada. Hyeri tak berminat melihat proses situ. Ia memilih untuk beristirahat di rumah, dikamarnya.

“ Hyeri ah, aku turut prihatin” ujar Jae in sambil mengelus rambut Hye ri.

“Iya unnie, untung saja kemarin aku segera menelpon Luhan oppa dan menyusulnya ke kantor, jika tidak mungkin Luhan oppa juga telah tewas” ujar hye ri

“Tak apa hyeri, sebaiknya ku tinggalkan kau di kamar, istirahatlah” ujar jae in lembut, yang kontras dengan wajah cantik tapi sangat keras yang dimilikinya. 

“Unnie, apa kemarin malam kau juga lembur di kantor? Setelah kutahu Luna dalam bahaya aku juga menghubungimu dan Luhan oppa, tapi HP mu tidak aktif?” Tanya hyeri

“oh kemarin malam tepat pada saat kau pergi aku tiba di rumah, bahkan aku melihatmu terburu-buru pergi, aku memanggilmu tapi tampaknya kau tak mendengarku, karena kau tampak sangat kalut dan maaf kemarin HP ku mati karena baterainya habis” jelas Jae in panjang lebar.

“ untung saja kakak telah di rumah waktu itu, kalau tidak mungkin…” ujar hyeri sambil terisak.

“ Sudahlah Hyeri, unnie akan baik-baik saja” ujar Jae in menenangkan sambil memeluk hyeri.

            Diatas ranjangnya Hyeri termangu, ingin menangis tapi ia cukup lelah untuk menangis lagi. Semakin banyak orang yang ia sayangi pergi meninggalkannya. Ia tak ingin sehun dan kedua kakaknya pergi meninggalkannya juga. Lebih baik dirinya saja yang mati pikirnya. Hyeri menatap kosong kearah dinding kamarnya yang berwarna putih bersih tanpa noda. Hingga deringan HP nya membuatnya tersadar.

“Yoboseo” sapa hyeri tak bersemangat

“Aku ingin bertemu denganmu hari ini, nanti malam saja di kafe biasa, saat ini kau mungkin perlu menenangkan diri, dan aku turut prihatin atas temanmu, maaf aku belum bisa,,”

“Oh kris sudahlah, baiklah, nanti malam, tapi bagaimana dengan lukamu?”Tanya hyeri

“Ah ini hanya luka kecil, aku sudah baikan kok” jawab Kris yang kini ia tak lagi berbicara seformal dulu.

“Kris aku juga turut prihatin atas kematian temanmu”

“Terimakasih, Tao memang rekan sekaligus sahabat terbaikku, ia telah banyak membantuku selama ini, aku harap kematiannya tidak sia-sia, pembunuh itu akan segera mendapat balasan, malam ini aku akan menyuruh anggota ku berjaga didepan rumahmu, jadi kau tak perlu kawatir”papar kris

Pukul 11.00

  1. Ireona, Ireona, turn in on, Ireona. Ireona, Ireona, yeongwon halgora mitgo sipeultae, onjengan halgorago mangsoriltae,,alunan lagu dari ipod hyeri mengalun. Hyeri mencoba bersantai diruang tengah rumahnya yang luas, mencoba melupakan kesedihannya.

“Noona!! Kau tak berangkat kerja?”sapa sehun

“tidak aku ingin istirahat dirumah hari ini, kau mau kuliah sehun ah?”

“Iya, apa aku boleh pinjam mobilmu, punyaku sedang di bengkel, hehehe”

“pakai saja, kuncinya ada di laci meja kamarku” jawab hyeri

“Aku sudah mengambilnya kon, noona aku berangkat!”

“Hati-hati”

            Kini Hyeri sendiri di rumah besarnya, ia berusaha memejamkan matanya dan tertidur.

Pukul 17.10

            Sore itu hyeri terbangun, ia baru menyadari telah tertidur sangat lama. Mungkin ia terlalu lelah. Langkah kakiny beranjak berjalan menuju kamarnya di lantai 2. Hyeri teringat ia harus bertemu dengan kris nanti malam. Hyeri berjalan melintasi kamar Sehun. Ia mendapati adiknya itu tengah asyik bermain game. Jae in dan Luhan pun belum pulang dari kerjanya.

Pukul 19.30

            Hyeri telah bersiap, ia berjanji bertemu detektif itu di kafe jam 8 malam. Ia berusaha menghilangkan wajah sedihnya dengan memoles make up diwajahnya. Walau ia sedang sedih ia tidak ingin terlihat sedih dihadapan orang lain.

“Sehun ah, jika Jae in unnie dan Luhan Oppa sudah pulang pintu harus kau kunci mengerti dan malam ini aka nada polisi yang berjaga di depan rumah” ujar hyeri sambil beranjak pergi.

“Aku tak akan lupa !” jawab sehun pasti

Pukul 20.00 di kafe

            Udara malam itu cukup dingin, sapuan angin malam menyibakkan rambut panjang hyeri ketika ia turun dari mobil. Hyeri merapatkan sweater coklat yang dikenakannya. Rok selututnya ikut berkibar terkena sentuhan dingin angin malam itu. Di dalam kafe ia melihat sosok jangkung dengan kemeja putih yang dilipatnya hingga siku dan celana jeans saku yang dikenakannya, rambutnya tak klimis seperti biasanya tapi makin membuatnya terlihat tampan. Hyeri melangkah menghampiri lelaki itu.

“ Kris! Kau menunggu lama?”Tanya hyeri

“Ehmm iya! Aku menunggu 10 menit, lamanya!”jawab Kris dengan mimic aneh tapi terlihat sangat lucu hingga membuat hyeri tertawa simpul

“itu bukan waktu yang lama untuk menunggu bapak detektif! Eh bagaimana lukamu?”Tanya hyeri

“oh ini kurasa jahitannya sudah mongering” jawab kris sambil mengelus dadanya.

“kuharap segera sembuh, Ehmm ngomong-ngomong adakah hal penting yang ingin kau sampaikan?”

“Begini soal pembunuh itu, aku berhasil mengamankan pisau belati miliknya dan telah ditemukan sidik jarinya , kurasa kita akan segera menagkapnya” ujar Kris semangat

“Menurutmu siapa pembunuhnya?” Tanya hyeri kini dengan tampang serius.

“Aku telah menduga seseorang, tapi aku belum bisa mengungkapkannya, sebelumnya aku ingin Tanya apa ada anggota keluargamu yang punya kemampuan bela diri, lebih tepatnya tae kwon do?” Tanya kris penasaran.

“Iya, seluruh keluarga Park termasuk aku menguasai tae kwon do, itu sudah tradisi kami, kenapa kau tanyakan itu?”

“malam itu, dia menyerangku, dia menguasai teknik tae kwon do aku tahu pasti itu”

“Jadi kau menuduh salah satu keluargaku pelakunya? Siapa? Sehun? Luhan oppa? Jae in unnie?” Tanya hyeri sedikit emosi.

“Tenang-tenang hyeriah ini baru dugaan saja, karena malam itu dia ada di tempat kejadian”

“Jadi kau menuduh Luhan oppa” Tanya hyeri dan kris mengangguk membenarkan pernyataan hyeri

“tetapi,,,drttt,drttt, belum sempat hyeri meneruskan kalimatnya, seseorang menelponnya

“Yoboseo jae in unnie ada apa?”

“Hye,,hye,,rii, sehun, sehun!” ucap jae in sangat lirih

“ada apa dengan sehun, unnie kau bicara sangat lirih ada apa?!”

“Pembunuh itu ada di sini, aku melihatnya menuju kamar sehun, aku sangat takut” tut tut tut Jae in menutup sambungannya. Htyeri bergegas mengajak kris pergi.

“ Ada apa?” Tanya kris

“Pembunuh itu di rumah, Ayo cepat!!” mereka bergegas pergi

“Ke empat polisi yang berjaga di rumah mu tak bisa kuhubungi tapi aku sudah menghubungi kepolisian pusat untuk segera ke rumahmu!”

“Bagus, Kajja, kumohon semoga sehun selamat” ‘Luhan oppa tak mungkin kau’ pikir hyeri kalut

Pukul 21.30

Di rumah keluarga Park

            Sehun tertidur di depan layar televise dikamarnya, layar televise itu dibiarkan menyala. Kamarnya dibiarkan gelap, remaja itu tidak sadar akan bahaya yang mendekatinya. Di tangga menuju kamarnya, sosok putih berjalan menaiki tangga, kapak tajam itu berada di tangan kanannya, muka bertopeng pucat itu menyeringai menampakkan gigi-gigi besarnya. Kini sosok itu berjalan memasuki kamar Sehun. Disisi lain Kris dan hyeri telah tiba di depan rumah bersamaan dengan polisi-polisi lain yang tadi dihubungi kris, mereka mengepung di depan rumah. Hyeri dan kris mendapati 4 polisi itu tergeletak dengan luka tembak tepat di jantung mereka.

“Ya Tuhan, pembunuh itu huga punya senjata api” ujar Kris

Pukul 21.45

            Sosok mengerikan itu membuka kasar pintu kamar sehun, sontak membuat remaja yang sedang tertidur itu langsung terbangun.

“Hyeri noona kau kah itu?”ia menoleh dan seketika itu juga sehu melebarkan mata sipitnya karena kaget dan ketakutan. Sehun berdiri dan memundurkan tubuhnya ke pojok ruangan.

“S ss siapa kau?” Tanya sehun dengan suara yang bergetar.

Sosok itu mendekat dan mengarahkan kapaknya ke tubuh sehun dan hendak mengenai perut sehun, sebelum tangan seorang pria mencegahnya, menarik pembunuh itu menjauh dari sehun dan membuang kapak di tanagn pembunuh itu. Lelaki itu mendorong tubuh pembunuh itu ke tembok, tapi pembunuh itu melawan dan balik mendorong lelaki itu ke tembok, sambil mencekik lehernya.

“Luhan hyung!” teriak sehun

“Cepat lari, panggil polisi” ujar Luhan tercekat

Tak menunggu lagi sehun segera berlari ke bawah berharap segera mendapat pertolongan. Di lantai bawah di ruang tamu sehun berlari tergesa-gesa, menabrak kris dan membuat sehun langsung terjatuh.

“Sehun ah, kau tak apa? ,ama kak Jae in” Tanya hyeri

“Apa kau tak menanyakan Luhan hyung? Sekarang dia dalam bahaya!”ujar sehun keras

“Maksudmu Luhan oppa…”

“Dia sedang bersama makhluk mengerikan itu, dia akan segera membunuh Luhan hyung! Seru sehun

“Cepat ke atas! “perintah kris pada bawahannya

Pukul 22.10

Di kamar sehun.

            Kapak tajam milik pembunuh itu telah dilempar oleh Luhan. Kini ia tahu ia takkan menag bila melawan Luhan. Pembunuh itu mengeluarkan sesuatu di balik jubah putihnya. Senjata hitam laras pendek diarahkan tepat kea rah dada Luhan membuat Luhan tak mampu bergerak lagi.

“ Jae in noona aku tahu itu kau, kumohon kau berhentilah melakukan ini!”pinta Luhan

            Jae in melepas topeng buruk rupa yang dikenakannya, menampilkan wajah cantik nan dingin yang dimilikinya dan DORR!! Tak menunggu, peluru itu melesat menuju dada Luhan.

“Aku membencimu karena kau mencintai Hyeri, aku benci ayahku karena lebih sayang pada sehun dan hyeri, aku benci semuanya!”teriak jae in

“A AApa..! kau menncinntai k ku no ona?!” Tanya Luhan sambil menahan rasa sakit, peluru it uterus melesat meuju jantungnya. Jae in menjatuhkan pistolnya ke lantai.

“Luhan ah aku sangat-sangat mencintaimu, kenapa kau tak pernah tahu Ha, dank au hanya mencintai gadis tengik itu!!!!ujar jae in sambil menggedor-gedorkan tubuh lemas Luhan ke dinding hingga darah keluar dari kepala Luhan.

“A a aaku mohon jangan sakiti hyerii”pinta luhan, darah mengalir dari sudut bibrnya.

            Jae in beranjak dan mengambil lagi pistolnya dan DORR!!! Dia menembak lagi dan kini tembakannya tepat mengenai jantung pria itu, membuatnya mati seketika.

“Maafkan aku Luhan sayang’ ujar Jaein dan Chu<>>>ia mencium bibir Luhan yang telah terkena darah itu.

“Luhan Oppa!! Teriak hyeri diujung pintu

Jae in kembali mengarahkan senjatanya DORR!! Tapi tembakannya meleset Hyeri telah diselamatkan oleh kris

“Angkat tangan dan menyerahlah! Jatuhkan senjatanmu, kau telah terkepung!”ujar kris lantang

“Ha ha ha, kalian terlambat, dan hyeri Luhan tyersayangmu sudah mati ha ha ha, Lihat dia” ujar Jae in sambil menendang-nendang mayat Luhan. Kris segera menghampirinya, membekuknya dan membuang senjata di tangannya. Kris segera memborgol kedua tangan Jae in.

“Jae in unnie kenapa kau lakukan ini?”hyeri terisak didekat mayat Luhan.

“Hahahah, Hyeri! Aku puas, semua orang yang kau sayang telah mati, ah sayang adikmu tak berhasil kubunuh”ujar wanita itu

Sehun ikut bergidik ketika mendengarnya. Hyeri beranjak dan menampar keras kedua pipi Jae in hingga darah segar mengalir di ujung-ujung bibirnya.

“Kenapa kau lakukan ini? kenapa?!tanya Hyeri marah, kau jugakah yang membunuh omma ku?!”

“Hahaha iya benar, aku muak melihat wanita tua gila itu dan aku membencimu! Sampai matipun aku akan tetap membencimu hyeri!! Hahahah!

“Seret wanita itu keluar, cepat bawa dia!”perintah Kris pada polisi muda bernama Kai.

Hyeri terduduk lemas, terisak, kini isakannya membuncah, ditengah keheningan malam.

Keesokkan harinya

Di pemakaman Luhan

            Hyeri menaruh karangan bunga di atas pusara tempat Luhan akan beristirahat selamanya. Pria itu terlalu baik bagi hyeri dan hyeri akan selalu mengenangnya sebagai pria terbaik dalam hidupnya.

“Sehun ah, ayo kita pulang” ujar hyeri lembut pada adiknya itu.

            Di luar pemakaman menunggu sosok pria tampan berjas putih, menyambut hangat tangan hyeri.

“Kris,,terimakasih” ujar hyeri sambil menggenggam erat tangan pria itu dan mereka beranjak pergi.

END

5 pemikiran pada “FEAR (Chapter 3 – END)

Tinggalkan komentar