My Adorable Ghostgirl (Chapter 7)

 My Adorable Ghostgirl (Chapter 7)

my adorable

Title: My Adorable Ghostgirl

Main Cast:  Oh Se Hun (EXO-K), Yoon Cheon Sa (OC)

Supported Cast: Luhan (EXO-M), Park Chan Yeol (EXO-K), and other casts will appear soon (or find them by yourself)

Author: Ahra storyline

Rating: PG-16

Genre: Romance, Fantasy

Length:  Multi Chapter

Disclaimer: All the cast belongs to the God, their agency and family. Author just borrow them except for the OC. The OC is mine. This idea is pure mine and it comes from my mind and please Don’t bash it. Typos everywhere, good readers and comments are welcoming 😉

OST (Just For Fun J):  J. Rabbit – Talkin’ bout love, Ailee- evening Sky, Yiruma – Do You

“ seiring perjalanan waktu, aku akan menyadari perasaan apa yang sebenarnya menyelimutiku”

Chapter 7.

Author POV.

Pohon natal dan hiasannya nampak masih terpajang di sudut apartemen Sehun. Ya, ia masih ingat bagaimana rasanya merayakan natal bersama Sehun. Terasa berbeda, namun menyenangkan. Dan Cheon sa mulai merasakan kenyamanan saat bersama Sehun.

Cheon sa pun masih mengingat dengan jelas bagaimana senyum bahagia terpancar dari wajah tampan Sehun. Namja itu tersenyum dan tertawa bersama Cheon sa. Mereka menghias pohon natal bersama, bermain piano bersama, dan membungkus kado bersama-sama. Cheon sa meraih salah satu foto yang tergantung di pohon natal itu. Ia melihat senyuman Sehun disana.

Flashback-

“ Sehun-ah,kau tidak merayakan natal?” tanya Cheon sa ditengah waktu luang mereka. Sehun mengernyit. Ah, Sehun baru ingat kalau besok adalah hari natal dan ia sama sekali belum bersiap-siap. Ia belum menghias pohon natal, menyiapkan kado untuk keluarganya, dan hal-hal lainnya. Sehun menggeleng.

“kurasa tidak,” jawab Sehun lalu ia kembali memusatkan perhatiannya pada majalah otomotif yang dibacanya.

“wae? Ini perayaan satu tahun sekali. Kenapa tidak?” Sungut Cheon sa. Sehun melirik Cheon sa sekilas, lalu ia menutup majalah otomotifnya dan beralih memusatan perhatiannya pada Cheon sa.

“aku tinggal sendiri. jadi dengan siapa aku merayakan natal. Lagipula, untuk apa aku merayakannya sendirian?” Ujar Sehun.

“Baiklah, ayo kita rayakan berdua” jawab Cheon sa. Sehun mengernyitkan keningnya sekali lagi saat mendengarkan perkataan Cheon sa.

“berdua?” ulang Sehun. Cheon sa mengangguk yakin.

“euhm, berdua. Berdua saja. Eotte?” tanya Cheon sa. Sehun terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya ia menganggukkan kepalanya.

“baiklah, kupikir tidak ada salahnya” jawab Sehun. Tanpa banyak basa-basi mereka langsung bersiap-siap untuk merayakan natal bersama. Sehun ingat kalau ia masih menyimpan sebuah pohon natal berukuran sedang di ruangan kecil di dalam apartemennya. Ia lalu mengambil pohon natal itu bersama dengan sekotak besar hiasan natal dan lampu-lampu hias.

“kau punya ini semua? Daebak” puji Cheon sa saat ia melihat ke dalam kardus besar itu. Hiasan natal berwarna emas dan lampu-lampu hias lainnya yang berwarna-warni.

“eoh, aku sendiri bingung bagaimana caranya aku bisa menggantungkan semua hiasan ini di pohonnya. Baiklah, ayo kita hias pohonnya” Sehun langsung menggulung lengan kemeja nya dan ia mulai mengambil bermacam-macam hiasan natal dan menggantungnya di pohon natal. Cheon sa pun melakukan hal yang sama. Sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama. Sangat menyenangkan. Tentunya malam itu adalah salah satu malam yang tidak bisa dilupakan oleh Sehun dan Cheon sa. Saat Cheon sa melihat sisi Sehun yang lain. yaitu Sehun yang mampu tertawa dengan riangnya.

“Cha, ayo mendekat ke pohonnya, aku ingin memotretmu sekarang” Ujar Sehun sambil menunjuk pohon natal itu dan Sehun pun sudah siap dengan kamera polaroidnya. Cheon sa mengernyitkan dahinya.

“ya, kau lupa kalau aku ini arwah, eoh? Kau ingin memotret sebanyak apapun aku tidak akan terlihat di foto itu” Ujar Cheon sa. Sementara Sehun hanya ber oh-oh ria. Ia mengedikkan bahunya dan beralih untuk memotret dirinya sendiri.

“ya sudah, aku memotret diriku sendiri saja” Sehun mulai mengacungkan tangannya dan membentuk huruf V dan mulai memotret dirinya sendiri. dan sedetik kemudian, Cheon sa dibuat tergelak karena hasil potretan Sehun.

“Ya! Kau tidak bisa memotret dirimu sendiri, eoh? Kenapa hanya dahimu saja yang terlihat? “ Cheon sa merebut lembar foto polaroid itu dan tertawa terus menerus karena melihat hasil cetakan foto Sehun yang terlihat aneh. Hanya rambut dan dahinya yang terlihat.

“Ya! Itu Sehun’s Style, kau tidak tahu, eoh?” kilah Sehun. Ia lalu merebut lembar foto polaroid itu dan menggantung nya dengan wooden clip dan dijadikannya hiasan pada pohon natalnya.

“lihat, aku akan memotret lebih bagus dari hasilku yang sebelumnya” Ujar Sehun. Kini ia memposisikan dirinya sebaik mungkin agar hasil fotonya terlihat bagus. Dan akhirnya, lembar kedua berhasil tercetak dengna bagus.

“lihat , kau terlalu cepat menertawaiku, Cheon sa-ya” Ujar Sehun. Sementara Cheon sa, ia hanya bisa mencibir Sehun dan diiringi dengan tawa renyah Sehun.

Cheon sa terdiam. Lagi-lagi suara tawa dari Sehun lebih terdengar seperti musik yang merdu di telinga Cheon sa. Dan saat Cheon sa melihat senyunnya, Cheon sa pun kembali merasakan jantungnya yang berdetak tidak karuan.

Dan malam itu, Cheon sa menyadari ada sebuah perasaan yang semakin tumbuh di dalam hatinya. Dan Cheon sa berharap, waktu bisa membantunya menemukan arti dari perasaannya itu sendiri.

Flashback end-

Cheon sa tersenyum sendiri saat mengingat kejadian malam tadi. Sangat menyenangkan. Bahkan Cheon sa ingin mengulangnya lagi.

“kenapa kau senyum-senyum sendiri?” Suara Sehun mengejutkan Cheon sa yang tengah berdiri tidak jauh dari pohon natal. Cheon sa menggeleng cepat.

“tidak, tidak apa-apa. Ehm, kau mau kemana?”  tanya Cheon sa saat ia menyadari kalau Sehun kini tengah berpakaian rapi. Dengan gaya casual dan tentunya semakin membuatnya terlhat..tampan.

“aku ingin pergi ke rumah Baekhyun. Ada barangku yang ketinggalan waktu aku berkunjung ke rumahya. Wae? Kau mau ikut?” ajak Sehun. Sempat terlihat raut terkejut di wajah Cheon sa, namun hal itu langsung berganti dengan ekspresi wajahnya yang nampak kebingungan.

“kau.. mengizinkanku ikut denganmu?” Cheon sa kembali bertanya untuk sekedar meyakinkan. Ia takut pendengarannya salah.

“setidaknya kau harus mencoba keluar dari apartemen ini. kau tidak merasa bosan terkurung disini terus menerus, eoh?” Sehun beranjak mengambil kunci mobilnya di atas meja kaca diruang tengah dan beranjak ke pintu.

“tunggu apa lagi? Ayo kita pergi”  Sehun menoleh saat dilihatnya Cheon sa masih terpaku ditempatnya.

“ah ne” jawabnya

At Baekhyun’s House.

Author POV.

Cheon sa menatap sebuah rumah mewah yang berukuran besar dihadapannya. Ia sempat terkagum-kagum dengan rumah itu dan Sehun hanya mampu melihat reaksi Cheon sa dengan bingung.

“ada apa?”

“ini.. rumah temanmu?” Cheon sa mendongakkan kepalanya. Ia menatap rumah besar dihadapannya.

“eoh, kenapa? Bukankah kau juga anak seorang CEO dari Perusahaan ternama yang sudah terkenal bahkan di Eropa?  Kau juga salah satu orang terkaya di Seoul. Kau merasa canggung datang ke rumah sebesar ini?” Tanya Sehun.

“ani.. hanya saja.. aku tidak pernah berkunjung ke rumah orang lain selain rumah keluarga ku, aku merasa aneh” Ujarnya.

Sehun terdiam. Rupanya gadis ini layaknya seperti Rapunzel yang terkurun dalam menaranya. Batin Sehun. Ya, benar. Seperti itulah hal yang bisa mendeskripsikan seorang Yoon Cheon Sa. Seorang gadis polos yang masih buta akan dunia luar. Ia hanyalah seorang putri yang ditemani limpahan kekayaan oleh kedua orangtuanya. Ia tak pernah memiliki kesempatan untuk hidup layaknya remaja perempuan lainnya. Ia bahkan tak mempunyai banyak teman. Seingatnya, ia hanya mempunyai satu teman yaitu Chan yeol.

“ ayo masuk” Ujar Sehun. Cheon sa mengikuti Sehun dibelakang. Yang harus ia lakukan hari ini adalah mengikuti Sehun, diam dan memperhatikan kegiatannya. Setidaknya itu lebih baik daripada ia harus terdiam tanpa ada kegiatan sama sekali di apartemen.

Sehun melihat ada banyak sepatu yang berjejer di depan pintu Baekhyun dan ia sudah tahu siapa saja pemilik sepatu-sepatu itu. tanpa berusaha untuk mengetuk pintu terlebih dahulu, Sehun segera masuk ke dalam rumah Baekhyun diiringi oleh Cheon sa.

“ Akhirnya kau datang juga” Ujar Suho hyung saat ia melihat Sehun datang.

“ Aku ingin mengambil topi ku yang minggu lalu tertinggal disini” Ujar Sehun. Tanpa banyak basa-basi.

“Ya… kau ini, kau datang kesini hanya untuk mengambil topimu yang ketinggalan?” timpal Kai. Sehun mengangguk.

“ Duduklah sebentar, kami ingin membuka kotak ini” D.O angkat bicara dan menunjuk sebuah kotak kayu berukuran sedang yang terkunci.

“Ige mwoya?” tanya Sehun.

“Aku juga hampir lupa kalau kita mempunyai ini. Dulu kita memasukkan barang-barang kita ke dalam kotak ini bukan?”  Ujar Baekhyun. “Ayo kita buka” Ujarnya.

Baekhyun memasukkan kuncinya ke dalam gembok kecil yang ada di kotak kayu itu dan membukanya. Nampak di dalamnya ada beberapa barang-barang milik Sehun dan teman-temannya.

“ah.. ini pager ku yang dulu, rupanya ada disini” Ujar D.O sambil mengambil pager berwarna hitam yang ada di dalam kotak itu.

“ ini punyaku, aku masih ingat kalau gelang ini dibuatkan oleh yeojachingu pertamaku” Kai mengambil sebuah gelang simpul berwarna cokelat yang jelas saja sekarang ukurannya sudah terlalu kecil untuk bisa dipakai Kai lagi.

Cheon sa ikut melihat ke dalam kotak kayu itu. ia melihat ada banyak barang disana dan kedua matanya terfokus pada beberapa lembar foto disana. Ia lebih memfokuskan pandangannya pada sebuah foto dimana terlihat Chan yeol dan Sehun sewaktu masih kecil disana. Keduanya terlihat cukup akrab karena difoto itu  terlihat Chan yeol yang tengah merangkul pundak Sehun.

“ah ige..” Ujar Kai. Ia mengambil selembar foto yang dari tadi diperhatiikan oleh Cheon sa. Foto yang memperlihatkan Chan yeol dan Sehun.

“ini milik Chan yeol. Aigoo, kalian berdua terlihat seperti saudara kandung sungguhan Sehun…” Ucapan Baekhyun terhenti saat Kai menyikutnya. Memperingatkan kalau Baekhyun lagi-lagi sudah salah bicara.

Baekhyun melirik Sehun. Namja itu menghela nafasnya berat.

“Sudahlah, mana topiku?” Ujar Sehun dingin. Baekhyun segera beranjak ke kamarnya dan mengambil sebuah paper bag berisi topinya.

“igeo, eodiga?” tanya Baekhyun saat dilihatnya Sehun mulai berdiri dari tempatnya.

“aku ada urusan lain. aku harus pergi” Tanpa banyak basa-basi, Sehun segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu bersama Cheon sa yang mengekor dibelakangnya.

Cheon sa sibuk menyamakan langkahnya dengan Sehun yang berjalan terlalu cepat di depannya. Sehun dan Cheon sa masuk ke dalam mobil dan Sehun segera melajukan mobil itu menjauh dari rumah Baekhyun.

Cheon sa tahu ia penasaran dengan foto yang dilihatnya di rumah Baek hyun tadi. Tapi ia juga tahu bagaimana sebaiknya ia bersikap. Ia memilih untuk diam daripada mempertanyakan hal itu pada Sehun. Cheon sa sudah tahu bagaimana reaksi Sehun nantinya jika ia bertanya soal foto yang dilihatnya tadi.

“eodiga?” Tanya Cheon sa.

“Namsan tower. “ jawab Sehun tanpa mengalihkan perhatiannya sedikitpun pada jalanan dihadapannya.

“untuk apa kita kesana?”

“hanya sekedar jalan-jalan” jawab Sehun lagi.

Setelah pembicaraan singkat itu, mereka berdua terdiam. Keduanya memutuskan pembicaraan hingga akhirya mereka sampai di tempat yang mereka tuju. Dan sebelum mencapai namsan tower, mereka harus menaiki cable car terlebih dahulu.

“wae? Jika kau ingin sampai terlebih dahulu ke namsan tower silahkan saja. Kau bisa berteleportasi bukan?” bisik Sehun. Cheon sa menggeleng.

“shireo. Aku akan naik cable car saja bersamamu” jawabnya.

“baiklah”

Cheon sa dan Sehun menaiki Cable Car dan untungnya hari itu pengunjung nya tidak terlalu banyak. Oleh karena itu, mereka menaiki Cable car hanya berdua saja.

Cable Car itu perlahan bergerak dan membawa mereka menuju namsan tower. Terlihat jelas dari atas sana pemandangan Seoul yang terlihat sangat indah. Pepohonan hijau yang tertutupi salju nampak berjejer dibawah sana. Pemandangan ini lantas kembali membuat ingatan Sehun terlempar ke beberapa tahun yang lalu.

“Sudah lama aku tidak kesini dan pemandangan di tempat ini sama sekali tidak berubah” Ujar Sehun. Cheon sa menoleh dan tersenyum kecil.

“benarkah? Ini yang pertama kalinya bagiku. Aku belum pernah ke tempat ini sama sekali” Sehun menoleh pada Cheon sa. Sehun merasa sedikit terkejut dengan perkataan Cheon sa.

“ Ini yang pertama kalinya kau ketempat ini?” Cheon sa mengangguk. Ia melemparkan pandangannya keluar jendela cable car.

“Karena aku adalah anak tungggal, segala halnya harus berada dibawah pengawasan pengasuhku. Aku hanya bermain di dalam rumah. Bermain bersama teman-teman khayalanku. Tidak pernah kubayangkan bagaimana rasanya pergi ke tempat yang jauh dari rumahku seperti tempat ini.” Ujar Cheon sa. Meskipun terlihat jelas bahwa ia merasa sedih saat menceritakannya, namun senyum Cheon sa tak hilang sama sekali.

“Setiap malam sebelum tidur aku selalu berkhayal kalau aku bisa pergi ke tempat seperti ini bersama dengan kedua orang tuaku. Tapi yang ada, mereka hanya sibuk memikirkan pekerjaan mereka.”  Ujar Cheon sa. Ia menoleh pada Sehun dan tersenyum “ terima kasih karena sudah membawaku ke tempat ini, Sehun-ah” lanjutnya.

Sehun tersenyum, “ Sekarang, karena ini yang pertama kalinya kau ke tempat ini, aku akan mengajakmu mengelilingi tempat ini” Ujar Sehun.

“Jinjja?” Tanya Cheon sa antusias. Sehun pun mengangguk mengiyakan.

“Gomawo Sehun-ah” jawab Cheon sa dan bisa ditebak betapa sumringahnya wajah Cheon sa  saat itu.

Cheon sa dan Sehun lalu menghabiskan waktu mereka berdua di Namsan Tower itu. Mereka mengelilingi berbagai tempat yang sudah pernah Sehun datangi. Mereka bahkan bercanda gurau bersama. Sehun sendiri sudah tidak peduli lagi bagaimana orang-orang disekitarnya menatapnya. Mungkin mereka akan menganggap Sehun gila karena namja itu berbicara dengan udara kosong dihadapannya. Mereka bahkan berfoto bersama dan membeli es krim bersama. Dan yang lebih romantis lagi, Sehun dan Cheon sa pun menuliskan nama mereka berdua di Love lock.

“Yoon Cheon sa & Oh Se Hun” Sehun selesai menuliskan nama mereka berdua dan langsung mengunci gembok itu dan membuang kuncinya ke dalam sebuah kotak besi yang tersedia di dekat pagar itu.

“Uwah, jinjja yeppeuta.. kau memilih gembok yang bagus , Sehun-ah” Puji Cheon sa. Ia meneliti tulisan di gembok itu dan menyunggingkan senyumnya. Di dalam hatinya saat ini, Cheon sa merasa senang karena melihat namanya terukir bersama nama Sehun di gembok itu.

“ Sehun-ah, ayo kita pergi ke taman itu saja, kaja” ajak Cheon sa. Cheon sa sudah berjalan mendahului Sehun dan membiarkan nmaja itu tertinggal di belakangnya dan masih berdiri terpaku dihadapan gembok bertuliskan nama mereka berdua.

Sehun tersenyum. Ia meraih spidolnya dan kembali menuliskan sesuatu di gembok itu tanpa sepengetahuan Cheon sa.

‘Yoon Cheon Sa & Oh Se Hun. We are in Love’

Cheon sa dan Sehun menemukan sebuah kursi panjang di taman yang tak jauh dari sana dan mereka lalu duduk disana. Untunglah keadaan taman itu tidak terlalu ramai oleh pengunjung. Hanya ada beberapa orang disana.

“uwah Sehun-ah, sepertinya disini udaranya sudah semakin dingin” Cheon sa nampak mengusap-usap telapak tangannya sendiri. Sehun membelalakan matanya, terkejut dengan perkataan Cheon sa.

“kau.. bisa merasakannya?” tanya Sehun. Cheon sa berhenti mengusapkan kedua telapak tangannya. Dan ia menggeleng singkat.

“tidak, tapi aku bisa melihatnya dari nafas yang keluar dari mulutmu. Kulihat dari tadi semakin lama uap dingin nya semakin banyak saja” ujarnya.

“kemarikan tanganmu”

“untuk apa?” Cheon sa mengulurkan kedua telapak tangannya ke hadapan Sehun.

Sehun tak menjawab. Ia meraih kedua tangan Cheonsa yang terulur dan Sehun menghembuskan nafasnya melalui mulutnya. Cheon sa tertegun. Meskipun ia tidak bisa merasakan hawa hangat yang telah diberikan Sehun padanya, tapi Cheon sa merasakan rasa hangat itu masuk ke dalam dirinya, mengalir menuju hatinya.

  1. .

Lagi-lagi dan sialnya. Rasa sakit itu kembali mendera Cheon sa. Dengan sekuat tenaga Cheon sa berusaha menahan rasa sakit yang menerpa dadanya. Cheon sa memejamkan kedua matanya, berharap jika ia memejamkan kedua matanya maka rasa sakit itu akan segera hilang. Cheon sa pun juga berharap agar Sehun tak melihat wajahnya yang tengah menahan rasa sakit itu. Ia tak ingin Sehun khawatir.

‘Tuhan, tolong angkat rasa sakit ini sebentar saja,’ batin Cheon sa.

Dan Cheon sa patut bersyukur. Ia akhirnya menghela nafas lega saat rasa sakit nya berangsur-angsur menghilang. Cheon sa langsung mengubah ekspresi wajahnya seperti sedia kala sebelum Sehun kembali menatap wajahnya. Seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa padanya.

“kau bisa merasakannya?”  Sehun mendongakkan wajahnya dan menatap Cheon sa. Cheon sa menggeleng kaku.

“A-Ani” Jawab Cheon sa dengan sedikit gagap. Sehun menunduk dan tersenyum.

“Gwenchanha, ah ne, igeo bwa” Sehun menyerahkan beberapa lembar foto polaroid yang tadi diambilnya bersama Cheon sa. Cheon sa menatap foto itu dan tatapan Cheon sa kembali berubah sedih. Tak ada wajahnya di dalam lembar foto itu.

“Tapi tak ada wajahku, Sehun..” Cheon sa terdiam saat Sehun menatapnya begitu intens. Begitu dalam. Sehingga Cheon sa pun dibuat terdiam dan tak bisa melanjutkan perkataannya.

“Meskipun foto ini tidak menyadari keberadaanmu, tapi aku menyadari kalau kau ada di sana” ujar Sehun, “Gwenchanha, aku akan tetap memajang foto ini di apartemenku” jawab Sehun.

“Ayo kita pulang, kajja” ajak Sehun.

Author POV.

Tidak terasa esok hari adalah hari di tahun yang baru, dan malam ini bisa dipastikan Cheon sa akan menjadi malam yang paling menyenangkan di seluruh Dunia. tak terkecuali di Seoul.

“Cheon sa-ya, ayo ikut aku” lagi-lagi. Sehun mengejutkan Cheon sa. Lucu memang jika diingat bahwa arwah juga bisa terkejut. Tapi itulah adanya. Sehun selalu berbicara tiba-tiba disamping Cheon sa, saat gadis manis itu tengah melamun dan memikirkan sesuatu.

“Ah, Sehun-ah, eodiga?” tanya Cheon sa. Sehun tersenyum sebelum akhirnya kembali mengatakan sesuatu, “Kita akan membeli kembang api” Lanjut Sehun.

“Kembang api? Untuk apa? Memangnya ada acara apa sehingga kau perlu kembang api?” Tanya Cheon sa. Ya Tuhan, Sehun hanya tersenyum kecil mendengar pertanyaan dari gadis polos dihadapannya ini.

“tentu saja untuk merayakan tahun baru. Kau lupa? Malam ini kan tahun baru, Cheon sa –ya” jawab Sehun dengan sabar. Sementara Cheon sa, ia hanya bisa ber-oh-oh ria.

“aah.. ne, aku baru ingat. Ayo” Cheon sa segera berdiri dan berjalan mengikuti Sehun.

Tanpa butuh waktu lama, mereka sudah berada di basement dan memasuki mobil Sehun. Sehun segera melajukan mobilnya ke salah satu tempat dimana ia biasanya membeli kembang api saat merayakan acara tahun baru bersama dengan hyung-hyungnya yang lain.

“Kau ingin merayakannya bersama dengan teman-teman dan hyung-hyungmu ya?” tanya Cheon sa yang akhirnya membuka percakapan di dalam mobil itu, setelah selama beberapa menit mereka hanya saling terdiam satu sama lain.

“tidak. sepertinya tahun ini aku tidak bisa merayakan tahun baru bersama mereka” jawab Sehun yang masih berusaha berkonsentrasi pada aktifitas mengemudinya.

“kenapa?”

“Suho hyung dan D.O hyung memutuskan untuk pulang ke rumah mereka. Selama ini mereka tinggal di apartemen dan hidup berpisah dengan keluarga mereka. Kai pergi ke Jepang untuk mengikuti Kontes Dance dan Baekhyun memutuskan untuk pergi ke rumah neneknya. Dan Luhan hyung.. sudah pasti ia sibuk dengan pekerjaannya. Tak ada kata libur untuk dokter muda berbakat seperti Luhan Hyung. Begitupula dengan eomma dan appa ku, mereka selalu sibuk.  Jadi , yang tertinggal hanya aku. Dan kupikir aku harus merayakannya sendirian tahun ini” jawab Sehun panjang lebar. Sangat panjang. Seingat Cheon sa, baru kali ini Sehun menjelaskan sesuatu sedetail ini padanya.

“Bagaimana dengan Chan yeol? “ Tanya Cheon sa tiba-tiba. Dan sedetik kemudian, Cheon sa menutup mulutnya dengan tangannya sendiri. ia menyadari kalau ia salah bicara. Seharusnya ia tidak mengungkit nama Chan yeol dihadapan Sehun.

“Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu? aku tidak suka kau menyebut nama namja itu dihadapanku” Ujar Sehun dan Cheon sa bisa melihat dengan jelas raut kekesalan di wajah Sehun.

Sehun mengeratkan pegangannya pada setir nya. Semuanya berubah. Moodnya pun berubah saat Cheon sa menyebut nama Chan yeol.

“ah.. mi-mianhae, sehun-ah, aku tidak bermaksud..”  Cheon sa menundukkan wajahnya. Merasa tidak enak karena ucapannya tadi.

“gwenchanha. Lupakan saja” jawab Sehun singkat.

Setelah itupun tidak ada lagi pembicaraan di dalam mobil itu. hening. Sunyi dan tidak ada seorangpun yang berinisiatif untuk angkat bicara. Sehun terlalu fokus mengemudi dan Cheon sa sibuk dengan pikirannya sendiri.

Dan kalau dipikir-pikir oleh Cheon sa, ia masih bingung. Apa sebenarnya membuat Sehun dan Chan yeol bertengkar.

Dan sampai saat ini pun Cheon sa tidak tahu. Ia ingin sekali mengetahui penyebabnya tapi Cheon sa terlalu takut untuk menanyakan hal itu.

Tiga puluh menit akhirnya berlalu dan mereka sudah sampai di sebuah toko yang menjual bermacam-macam kembang api berbagai jenis dan merek. Selama bertahun-tahun Sehun selalu membeli kembang api di tempat ini. Sehun selalu membelinya saat ingin merayakan tahun baru bersama teman-teman dan hyung-hyungnya yang lain.

“kajja, kita sudah sampai” Sehun keluar dari mobilnya dan diikuti oleh Cheon sa. Cheon sa mengekor dibelakang dan mengikuti Sehun masuk ke dalam toko itu.

“annyeonghaseyo, ahjussi” sapa Sehun dengan senyum mengembang di wajahnya. Sementara ahjussi yang disapa langsung terkejut dan membalas senyuman Sehun.

“ah.. ternyata kau, Sehun.. sudah lama sekali aku tidak melihatmu. Kupikir sudah setahun aku tidak bertemu dengan mu.  Kau semakin tinggi saja” puji Ahjussi itu. Sehun tersenyum.

“ah, kamsahamnida, Choi Ahjusssi. Ah ne, aku ingin membeli kembang api seperti yang biasa kubeli setiap tahunnya, ne?”  Ujar Sehun.

“ah aku mengerti. ah ne, Ku dengar kau sudah melangsungkan pertunangan, apa itu benar?” tanya ahjussi itu lagi sambil berjalan menuju sebuah rak penuh dengan kembang api berbagai warna.

“ ne, tapi pertunanganku batal” jawab Sehun.

“jinjja? Wae?”

“Calon tunanganku mengalami kecelakaan dan sekarang dia sedang koma. kuharap dia akan segera sadar dari komanya” jawab Sehun.

“ne, aku turut mendoakan kesembuhan calon tunanganmu itu. ini kembang api yang kau ingin kan, Sehun-ssi” Choi Ahjussi lalu menyerahkan sekotak kecil penuh dengan kembang api pada Sehun. Sementara itu, Cheon sa hanya terdiam di belakang Sehun.

“ah ne, kau selalu tahu apa yang kuinginkan, Choi Ahjussi” Sehun meraih dompetnya dan menyodorkan sejumlah uang pada Choi Ahjussi. Perlu diingat, Sehun adalah pelanggan setia toko Choi Ahjussi sedari kecil. Oleh karena itu, Choi ahjussi menganggap Sehun seperti keponakannya sendiri dan ia adalah pelanggan spesial.

“bagaimana kabar Chan yeol?” Tanya Choi Ahjussi tiba-tiba.

Sehun terdiam. Beberapa detik kemudian, ia kembali tersenyum dan menjawab pertanyaan Choi Ahjussi, “dia baik-baik saja. Sekarang dia masih berada di Italy. Setahuku ia sedang sibuk mengurus sekolahnya disana” jawab Sehun. Sementara itu, Choi Ahjussi hanya ber-oh ria.

“Kamsahamnida ahjussi” Sehun pamit sambil membawa sekotak kecil kembang api ditangannya.dan lagi-lagi, Cheon sa hanya bisa mengekor Sehun.

“Kau bilang Chan yeol ada di Italy? Bukankah ia.. “ Ucapan Cheon sa terputus dan ia refleks menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia baru saja menyadari bahwa ia hampir mengungkit masalah Chan yeol lagi dihadapannya. Cheon sa berpikir bahwa lebih baik ia tidak meneruskan kata-katanya sebelum Sehun mulai marah padanya.

“maafkan aku, Sehun-ah, aku tidak bermaksud”

“gwechanha”

“jinjja?”

“eoh”

Lagi-lagi keheningan melanda mobil itu. keduanya hanya sibuk dengan pikiran dan kegiatan masig-masing. Tak ada yang berusaha mengangkat topik pembicaraan. Sampai akhirnya Sehun mengatakan sesuatu.

“Aku tidak ingin merayakan Tahun Baru sendirian. Kau mau kan merayakan Tahun Baru bersamaku?” ajak Sehun. Cheon sa menoleh ke samping Sehun. Sedikit terkejut namun akhirnya ia kembali tersenyum simpul  dan mengangguk kecil.

“ne, aku mau” jawabnya.

Cheon sa sudah duduk di balkon apartemen Sehun. Semilir angin bertiup sangat lembut dan kedua mata Cheon sa begitu dimanjakan oleh gemerlap lampu jalanan, gedung-gedung, baliho dan semua kerlap-kerlip kota Seoul. Cheon sa bisa memastikan kalau malam ini akan sangat menyenangkan dan menjadi salah satu malam yang sangat meriah di Seoul.

Cheon sa menyadari kedatangan seseorang dan ia menoleh ke samping kirinya. Sehun meletakkan sebuah kotak kecil yang rupanya adalah kotak yang berisi dengan kembang api yang tadi dibelinya di toko Choi Ahjussi. Sehun lalu duduk di samping Cheon sa dan ikut merasakan semilir angin malam Seoul.

“Masih jam 8 malam,”  Ujar Sehun sambil melirik arlojinya, “masih beberapa jam lagi menunggu jam 12” kata Sehun.

“ tapi sepertinya orang-orang sudah berkumpul di bawah sana sedari tadi. Rupanya mereka benar-benar menunggu pergantian tahun” Ujar Cheon sa. Sehun mengangguk samar. Ia lalu mengalihkan perhatiannya pada Cheon sa. Ia sadar bahwa Cheon sa hanya mengenakan dress selutut tanpa lengan berwarna putih dan Sehun berpikir bahwa Cheon sa pasti akan merasa sangat kediginan. Ditambah lagi angin yang sedari atdi terus menerus berhembus di Seoul.

“kau tidak kedinginan hanya dengan memakai pakaian itu?” tanya Sehun. Cheon sa melirik dres putihnya lalu ia tersenyum.

“tidak. untuk apa aku kedinginan? Aku arwah. Aku tidak bisa merasakan suhu atau hawa apapun. Kau tenang saja” jawab Cheon sa dengan santainya.

“Kau sudah mengenakan dress itu semenjak kita bertemu di koridor rumah sakit bukan?” tanya Sehun. Cheon sa mengangguk mengiyakan.

“eum. Aku mengenakan dress ini hingga sekarang karena saat aku kecelakaan, aku mengenakan dress ini” Ujar Cheon sa lirih, “dan dress ini sebenarnya, adalah dress yang harus kukenakan saat akan melangsungkan pertunangan denganmu, Sehun-ah” lanjut Cheon sa.

“kenapa saat itu kau harus lari, Cheon sa-ya?” pertanyaan itulah yang sedari dulu ingin ditanyakan oleh Sehun. Tapi entah mengapa, mulutnya seakan-akan begitu berat untuk terbuka dan mengucapkan hal itu.

Cheon sa mengarahkan pandangannya ke langit malam yang cerah dan nampak cukup banyak bintang bergantungan diatas sana. Cheon sa nampak menerawang.

“Karena aku masih belum siap, “ Ujar Cheon sa. “kau tahu? saat kau dihadapkan oleh kenyataan bahwa kau harus menjalankan sebuah ikatan bernama pertunangan. Dengan seseorang yang bahkan belum pernah kau lihat sebelumnya. Dengan seseorang yang bahkan namanya pun tidak kau ketahui. Bagaimana rasanya?” Ujar Cheon sa. Sehun yang ada disampingnya pun hanya mampu menatapnya. Menatap seorang yeoja yang terlihat tenggelam dalam perasaannya.

“Dan saat itu pulalah aku merasa aku harus lari. Selama hidupku, aku hanya menuruti semua perkataan dan apa yang disuruh orang tuaku. Aku ingin menjadi anak yang patuh pada orangtuanya. Aku hanya tidak ingin, perasaanku yang harus dikorbankan.” Ucapnya lirih. Cheon sa menundukkan kepalanya. Ia tak tahu apa ini saat baginya untuk menangis. Ia tidak tahu. tapi yang pasti, jika ia menangis, air mata itu hanya aka menetes layaknya bayangan. Air mata itu hanyalah air mata semu. Air mata seorang arwah.

“aku tahu kedua orangtuaku pasti mengusahakan segala yang terbaik untukku dan kehidupanku. Mereka memikirkan bagaimana aku dimasa depan nantinya, aku akan mendapatkan seseorang yang menyayangiku, mencintaiku, menerimaku apa adanya dan melindungiku. Mereka menemukanmu, seseorang yang cocok bagi mereka. Tapi, saat itu, aku pikir aku masih belum siap untuk menerimamu” Cheon sa menitikkan air mata. Akhirnya. Ia merasa cukup lega saat air mata itu menetes. Air mata itu adalah ribuan ton emosi yang selama ini membebaninya.

Sehun tidak tau dan tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya ada di dalam pikirannya, apa yang membuatnya tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. ia seakan kehilangan arah dan kendali. Otak dan syarafnya bekerja sendiri tanpa dirinya sendiri kehendaki. Bahkan kali ini, ia tak menyangka jika tubuhnya merengkuh sosok Ccheon sa. Merengkuh tubuh semu seorang Cheon sa dan membenamkan kepala Cheon sa pada dada bidangnya. Membiarkan sosok semu itu merasakan kehangatan seorang Oh Se Hun. Membiarkan sosok Semu bernama Cheon sa itu merasakan dirinya terlarut dalam pelukan Sehun.

Rasanya seperti ada hawa dingin dan sengatan listrik yang menjalar ke seluruh tubuh Sehun saat ia memeluk gadis itu. ia tak peduli jika yang ia peluk adalah seorang arwah . ia hanya ingin menenangkan Cheon sa. Ia hanya ingin membuat air mata gadis itu berhenti mengalir. Terlalu sakit rasanya melihat kedua mata mungil itu meneteskan kristal beningnya. Terlalu menyakitkan rasanya bagi Sehun utuk melihat raut wajah sedih itu tergambar di wajah manis Cheon sa.

“kau mau merayakan tahun baru dengan wajah sembap begitu, hm?” tanya Sehun di dekat telinga Cheon sa dengan nada yag teramat lembut. Sangat lembut di dengar oleh telinga Cheon sa. Cheon sa yang berada di dalam pelukan Sehun pun tak mampu keluar dari dalam pelukan itu. Sensasi aneh yang jelas berbeda dirasakan oleh Cheon sa. Membuatnya tak mampu untuk melepaskan pelukan itu.

“arasseo, aku tidak akan menangis lagi” Cheon sa menarik dirinya sendiri dan menegakkan dudukunya. Kini ia sudah melepaskan dirinya dari pelukan Sehun. Cheon sa menundukkan wajahnya. Ia malu. Untuk pertama kalinya Sehun memeluknya dan itu sangat menyenangkan dan menenangkan bagi Cheon sa.

“Good ghostgirl” Sehun menyentuh puncak kepala Cheon sa dan membiarkan Cheon sa terpaku pada posisinya karena perlakuan manis Sehun yang berhasil membuat Cheon sa tak bisa bergerak.

Detik demi detik berlalu. Terasa sangat lambat bagi keduanya karena Cheon sa dan Sehun tak saling berbicara lagi. Dimensi mereka hanya diliputi oleh suara bising angin yang berhembus dan suara deru mobil di bawah sana. Namun hal itu tidak cukup untuk menghancurkan ketenangan mereka berdua. Keduanya hanya mampu terdiam sambil menikmati terpaan angin malam yang lembut dan menyejukkan. Sangat menenangkan. Ditambah lagi dengan kerlip bintang yang semakin mempercantik suasana.

Tanpa disangka, waktu sudah menunjukkan pukul 23.55. Lima menit lagi maka tahun akan segera berganti dan pesta tahun baru akan semakin meriah.

“Sehun-ah” tegur Cheon sa. Sehun sedikit tersentak dan segera menoleh pada Cheon sa, “wae?” tanyanya.

“kupikir, aku akan mencoba” Ujar Cheon sa ambigu. Dan hal itu semakin membaut Sehun bingung. Cheon sa memang selalu membuat Sehun bingung dengan perkataannya.

“Mencoba untuk apa?”

“Kupikir, aku akan mencoba untuk ..menyukaimu” Ujar Cheon sa sambil menundukkan wajahnya. Ia memainkan ujung dressnya dengan kedua tangannya dan ia berusaha untuk tidak menatap ke arah Sehun yang baru saja mendengar perkataannya.

‘kupikir aku akan mencoba untuk menyukaimu’ kata-kata Cheon sa terngiang di dalam kepalanya. Dan sebuah perasaan yang selama ini dipertanyakannya mulai terlihat jelas jawabannya.

Sementara itu, tinggal beberapa detik lagi, tahun akan segera berhenti.

Sehun menatap Cheon sa dengan lekat saat gadis itu perlahan menodngakkan kepalanya dan  menatapnya balik. Kedua mata mungilnya yang hitam menyiratkan ketulusan saat ia mengatakan hal itu. senyum di bibirnya terlihat tulus. Hal itulah yang dapat ia lihat pada Cheon sa saat ini.

Cheon sa ya..

3

Jika kau mengatakan hal itu

2

Jangan salahkan aku jika aku benar-benar menyukaimu

1

Kembang api nampak menghiasi langit malam yang cerah. Tepat jam 12 malam. Suara dentang jam di apartemen Sehun berbunyi dan Suara kembang api semakin memekakkan telinga. Saat itu pula ratusan warna warni kembang api terlihat di langit malam yang cerah.

Dan disisi lain, Bersamaan dengan kembang api yang menghiasi langit, Sehun menyatakan perasaannya.

Sehun menyadarinya. Sehun menyadari perbuatannya. Saat Sehun beralih mendekati Cheon sa dan meraih tengkuknya dengan teramat lembut, mempersempit jarak diantara keduanya lalu mencium lembut bibir mungil milik Cheon sa. Dan anehnya, Sehun bisa merasakan lembutnya bibir seorang Cheon sa dan Betapa manisnya bibir seorang Cheon sa yang terasa seperti Cherry.

Sehun mencium bibir Cheon sa dengan teramat lembut, seakan-akan bibir tipis Cheon sa adalah sesuatu yang sangat rawan dan layaknya kristal yang mudah pecah. Cheon sa disisi lain, ia hanya mampu memejamkan matanya. Ia terlalu takut menatap wajah Sehun yang begitu dekat dengan wajahnya.

Tak ada yang bisa mengusik keduanya. Bahkan suara kembang api yang diluncurkan secara terus menerus dan dentang jam yang sedari tadi tak berhenti nampaknya tak membuat keduanya terganggu dengan perasaan mereka masing-masing. Mereka merasa tengah berada di suatu dimensi lain, dimana hanya ada mereka disana, tanpa suara, tanpa ada seorangpun yang mengusik mereka.

Perlahan Sehun melepaskan ciumannya. Namun ia masih tak bisa menjauhkan jaraknya dari wajah Cheon sa. Cheon sa pun berusaha dengan keras membuka kedua matanya dan menatap kedua mata teduh milik Sehun. Jarak wajah keduanya masih sangat dekat dan bahkan hidung keduanya masih bersentuhan.

“Aku tidak akan memaksamu untuk menyukaiku dalam waktu dekat, “  Ujar Sehun sambil mengelus lembut pipi Cheon sa yang dingin, “tapi aku akan selalu menunggu hingga kau menyukaiku, kapanpun itu, selama apapun itu” Ujar Sehun lembut dan beralih memeluk Cheon sa, membawanya ke dalam pelukannya. Terasa aneh memang, tapi ia menyatakan perasaannya pada seorang arwah.

“Gomawo, Sehun-ah” Cheon sa tersenyum kecil di dalam pelukan Sehun.

Dan kini Sehun tahu, perasaan apa yang sebenarnya hinggap di dalam hatinya.

.

.

.

To Be Continued—

 

A/n : annyeong readers. Berhubung bulan Ramadhan, author mau bilang Mohon maaf lahir batin ya. Hehe. Mohon maaf kalo ff author selama ini jauh dari kata sempurna, daebak,nice, perfect deelel. Author hanya manusia biasa yang kadang atau malah sering kehabisan ide, yang kadang kalo ngetik suka typo, yang kadang kehabisan kuota internet, yang kadang rada labil mau naruh scene yang kayak apa, yang kadang atau malah sering bikin ff chapternya kependekan ,yang kadang lelet atau malah SERING LELET ngepost ff nya. Sekali lagi, author minta maaf chingudeul J

Dan tadaa, author ganti poster ff nya. Berdasarkan request readers .lagipula pasti readers bosen liat poster ff yang itu mele kan, nah author ganti aja posternya. Gapapa lah ganti poster meskipun udah tinggal beberapa chapter lagi.  Ganti suasana, ne. Tapi maaf kalo poster ff nya lagi-lagi gabagus. Author masih artworker abal-abal. Hehe. Dan juga, author gak lupa buat selalu liat semua komenan readers dari chapter 1-6. Semuanya author catat satu-satu di otak. Jadi, author jadiin itu pembelajaran dan motivasi. Terima kasih untuk readers semuaa 😀

Dan ada kejutan di next chapter ^^.  Wait and See yaa

Don’t fotget buat RCL. Kamsahamnidaaa readers –deul. Makasih juga buat admin-nim yang udah ngepost ff author. J

 

29 pemikiran pada “My Adorable Ghostgirl (Chapter 7)

  1. baru baca ff lagi dan ff prtama yg aku cari tuh ff ini..
    Gilaaaa!! Sehun sweet bgt :3 kyaaa
    Btw ciuman sama arwah tuh gimana rasanya>_< lol
    Next chap ditungguuuu!!

  2. Yaampun so sweet banget thor
    Aku pengen gitu, kalo ditembak pas tahun baru terus ada kembang apinya *curcol*
    Next thor 🙂
    Ngomong” Chanyeol nya gmn?

  3. Daebak!! Seru banget thot^^. Wah.. Rupanya bisa ya ciuman sama arwah.! Gak bayangin deh kalau sampai ciuman sama arwah :D. Oke ditunggu next chapter selanjutnya thor^^ Fighting!! Jangan lama-lama ya!!^^

  4. Momentnya wowwww bkin iri,,sweet bgt deh mrka brdua…
    Skrg mrk udh sling jujur pd prasaan msing2,, tnggu klnjutan brikutnya,,,,

Tinggalkan komentar