Careless and Mindless (Chapter 2)

Careless and Mindless part 2/?

Author             : @Tanti_ChoQorry / TantikKyuHee

Main cast         : Oh Sehun, Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Song Jiyoo (OC), Song Sheina (OC)

Genre              : Romance, friendship, little angst, AU, school life.

Length             : Chaptered

Disclaimer       : plot, story, EXO and Song Jiyoo is mine, Sehun, Baekhyun and Chanyeol belongs to themselves, their parents and God.

Warning          : Typo bertebaran !!

~~Happy reading~~

Jiyoo POV

“Na-ya, sebaiknya kau kerjakan dulu tugasmu sendiri. Jika ada yang tidak kau mengerti, kau bisa menanyakannya padaku,” ucapku saat melihat Sheina yang hanya fokus pada layar ponselnya saja.

“Shireeo. Kau saja yang mengerjakannya. Aku lelah,” ucapnya tanpa melihatku. Satu hal yang tidak aku suka dari adikku. Dia tidak pernah memanggilku dengan sebutan eonni. Bukannya aku ingin dihormati atau apa. Tapi terkadang ia tidak mengakuiku sebagai kakaknya saat di sekolah.

Aku kembali berkutat dengan buku tugas matematikanya. Tidak sulit, karena matematika adalah pelajaran pavoriteku. Tapi aku hanya tidak mau Sheina terus tergantung padaku dan akhirnya ia tidak mengerti sama sekali dengan pelajarannya.

“Sudah selesai. Aku ke kamarku ya,” ucapku.

“Tunggu!!”

Aku menghentikan tanganku yang tadinya hendak membuka kenop pintu.

“Oh Sehun sunbae. Dia teman sekelasmu kan?” ucapnya. Sehun? Kenapa Sheina mendadak menanyakan Sehun?

“Ne.. wae?”

“Kenalkan aku padanya besok!” ucapnya.

“mwo?” ucapku kaget.

“Kau tuli?! Kubilang besok kenalkan aku padanya!”

“Ne..”

 

Kubaringkan tubuhku di atas ranjangku, sedikit memikirkan alasan kenapa mendadak Sheina memintaku mengenalkannya pada Sehun? Apa Sheina menyukai Sehun? Entahlah..

Careless…careless.. shoot anonymous… anonymous.. heartless…mindless. . no one Who care about me

Nada orchestra dari ponselku berbunyi. Aku bangkit dari acara tiduranku dan hendak mengambil ponselku yang sedang di charger di atas meja belajarku, tapi… Akkkhhh… perutku..

Kupegangi perutku yang mendadak kram. Rasanya perutku seakan ditusuk oleh ribuan jarum yang sudah dipanaskan terlebih dahulu, rasanya menyakitkan.

Dengan perut yang masih terasa amat menyakitkan. Aku mengambil ponselku dengan susah payah dan mengangkatnya sambil menggigit bibirku mencoba menahan rasa sakit itu. tanganku memegang erat ujung meja belajarku.

“Yeobseyo,”

“Yoo~ ini aku Sehun. Buku sejarah music dunia mu ada padaku. Kau lupa mengambilnya tadi. dan baekhyun bilang, Ipodmu juga tertinggal padanya.”

Aku ingin sekali menjawab celotehan Sehun, tapi lidahku terlalu kelu untuk sekedar menjawabnya. Rasa sakit ini terlalu mendominasi.

“Yoo akhir-akhir ini kau ceroboh sekali. Pelupa juga. apa ada hal yang mengganggu pikiranmu? Kalau iya katakan padaku.”

“Yoo~ Yoo~” kudengar suara Sehun mulai panic, dengan sekuat tenaga, kutarik nafasku dalam-dalam dan mencoba mengeluarkan suaraku.

“Aku masih disini Sehun-ah.”

“Kau tidak apa-apa kan?”

“A-aku hanya mengantuk. Kututup ya, bye…”

Brakkk

Tanganku melemas dan hal terakhir yang kuingat adalah aku menjatuhkan ponselku dan setelah itu semuanya menjadi gelap.

 

Author Pov

Sehun bergerak mondar-mandir di balkon rumahnya, ini sudah lewat 2 jam setelah ia menghubungi Jiyoo, tapi tiba-tiba perasaannya mendadak tidak enak saat mendegar nada lemah Jiyoo saat menjawab panggilannya.

“Ayolah Jiyoo~a, kenapa kau membuatku khawatir?” gumamnya.

Sehun mencoba menghubungi Jiyoo lagi, tapi yang di dapat setelah itu hanyalah nada operator wanita yang menyambutnya. Membuatnya tambah frustasi.

“Kau harus baik-baik saja Yoo~”

 

Jiyoo membuka matanya perlahan, tubuhnya terasa amat sangat pegal saat ia menegakkan tubuhnya yang ternyata masih tertidur di lantai. Jiyoo memegang kepalanya yang tiba-tiba menjadi pusing dan saat tangannya memegang hidungnya sendiri, ia merasakan ada sesuatu yang aneh disana.

“Darah..” gumamnya.

Jiyoo bangkit dari duduknya setelah mengambil ponselnya yang sudah tercecer di lantai. Dia langsung bergegas ke kamar mandi, menatap cermin yang memantulkan bayangannya.

“Apa yang terjadi denganku sebenarnya?” gumamnya sambil membersihkan hidungnya dari darah yang sudah mengering disana.

“Sepertinya aku terlalu kelelahan akhir-akhir ini,”

 

Baekhyun merangkul pundak jiyoo dengan lengannya, mengajaknya ke kantin. Sedangkan Sehun, ia sudah standbye duduk di kantin dengan meja yang sudah penuh dengan pesanan makanannya. Tapi ia tidak sendiri disana. Ada seorang pria yang menemani Sehun disana, pria yang membuat jiyoo tiba-tiba merasa kesal sendiri karena kejadian memalukan yang dialaminya karena pria tinggi itu.

“Jiyoo-a, baekhyun-a kenapa kalian lama sekali?” gerutu Sehun, “dan apa itu tanganmu bertengger di pundak uri Jiyoo. Aigoo… aigooo.. Byun BaekHyun lepaskan tanganmu itu!” lanjut Sehun mendadak cerewet tak seperti biasanya.

Baekhyun semakin memanas-manasi Sehun dengan menarik sebuah kursi untuk Jiyoo duduki.

“Silakan duduk nae princess,” ucapnya dan makin membuat Sehun menekuk wajahnya.

“Jiyoo-ssi a-anyeong,” sapa pria yang duduk disamping Sehun. Park Chanyeol dengan canggung sambil melambailkan tangannya kaku.

“Ne.. Anyeong Chanyeol-ssi,”

“Aku mau minta maaf untuk kejadian waktu itu. aku kira kau itu Sehun. Lagipula kau memakai baju olahraga waktu itu jadi aku…”

“Haa…h sudahlah. Kumaafkan Chanyeol-ssi. Keundae, memangnya wajahku dan Sehun mirip ya?” Tanya Jiyoo mendadak penasaran. Memang bukan hanya Chanyeol yang merasa jiyoo dan Sehun itu mirip. Tidak kentara memang, tapi sekilas Jiyoo memang memiliki kemiripan dengan Sehun. Terlebih cara keduanya tersenyum sangat mirip.

“Keurom. Kau itu bagaikan Sehun dalam wujud wanita!!” ucap Chanyeol semangat sambil menunjuk-nunjuk muka Sehun.

“Aishh sial sekali aku memiliki wajah yang mirip dengannya,” ucap Jiyoo sambil menunjuk Sehun yang duduk di depannya.

Sehun yang merasa tidak terima langsung mencibir tidak jelas. “YA!! kau harus bersyukur disama-samakan dengan pria tampan dan manis sepertiku!” ucapnya PD

“Chanyeol bahkan lebih manis daripada kau Sehun-ah,” ucap Baekhyun yang sedari tadi sibuk memakan makanannya.

Sehun semakin mencibir dan mencebikkan bibirnya kesal. Diantara mereka berempat memang Sehunlah yang paling kekanak-kanakan, dia jugalah yang paling muda, meskipun jarak usia mereka berempat hanya terpaut beberapa hari saja.

Jiyoo mengernyit saat dirasanya ponselnya bergetar, gadis itu membuka plip ponselnya dan mendapat sebuah pesan dari adiknya Song Sheina.

From    : My little Sister

Kau bersama Sehun sunbae di kantin kan? Aku akan kesana sekarang. kau sudah janji mau mengenalkanku padanya.

 

Jiyoo menutup plip ponselnya dan kembali melanjutkan memakan sandwich isi miliknya.

“Nugu?” Tanya Sehun.

“Eo? Maksudmu?”

“Kulihat kau mendapat sebuah pesan dari seseorang yang belum ku ketahui. Siapa?”

“Ah. Sheina. Kebetulan Sehun-ah, aku ingin mengenalkannya padamu,”

“Eh? Mengenalkannya padaku? Untuk apa ? aku juga tidak….”

“Dia ingin berkenalan denganmu,” potong jiyoo cepat sambil memasukkan potongan sandwich isi nya kedalam mulutnya.

“Jiyoo-a aa… Haebwa,” ucap chanyeol sambil menyodorkan sepotong coklat yang tadi di makannya ke dalam mulut Jiyoo.

“MwuluKhu mashih penhuh chanyheol-sshii,” ucapnya dengan makanan yang memang masih memenuhi mulutnya.

“Aigoo…aigooo uri Jiyoo sudah besar tapi makan masih belepotan,” ujar baekhyun hendak mengelap sudut bibir jiyoo dengan tissue yang diambilnya dari meja, tapi belum sempat ia melakukannya Sehun sudah mendahuluinya dengan memakai tangannya.

“Gomawo.. Sehun-ah baekki-a,”

“Mulutmu sudah kosong sekarang, Aaa haebwa…” Chanyeol masih tetap bersikeras ingin menyuapi Jiyoo dengan cokelat bekas gigitannya.

“Aigooo… aku baru saja hmmp..YA!!” chanyeol menyuapkan potongan cokelat itu ke mulut jiyoo saat mulutnya terbuka.

“Itu sebagai ucapan minta maafku padamu,” Chanyeol mengumbar senyum manisnya dengan mata bulat yang menyipit.

Mau  tak mau jiyoo menelannya dengan susah payah karena ia belum minum sedari tadi dan terus di jejali makanan oleh 2 sahabatnya dan 1 sahabat barunya.

“Eonni !!” Jiyoo menemukan Sheina sedang melambai manis kearahnya yang sontak membuat gadis itu mengernyitkan alisnya bingung. Tidak biasanya ia memanggilku eonni, pikir Jiyoo.

“Sunbae-nimdeul anyeong haseyo!!” sapa Sheina dengan ceria.

“Ne.. anyeong,” jawab mereka bertiga kompak. Ah tidak, hanya berdua sebenarnya, karena Sehun malah sedang memerhatikan Jiyoo yang Sehun rasa ada yang tidak beres dengan gadis itu.

Jiyoo sedikit meringis dan memegang perutnya yang mendadak sakit luar biasa, sama seperti yang dirasakannya akhir-akhir ini. Tapi Jiyoo tidak menunjukannya dengan kentara dan hanya menunduk sambil menggigit bibir bawahnya menahan sakit.

“Sehun sunbae anyeong!” sapa Sheina lagi yang tadi merasa tidak puas hanya dibalas anggukan saja oleh Sehun dan gadis itu semakin kesal karena Sehun seperti tidak mendengarnya sama sekali.

“Yoo~ gwenchana? Wajahmu pucat sekali,” ucap Sehun khawatir. Baekhyun dan Chanyeol yang masih memerhatikan Sheina langsung menoleh dan menatap sehun yang sedang melihat Jiyoo dengan panic.

“Yoo~ kau sakit?” kini baekhyun menghampiri Jiyoo dan memegang lengannya, mencoba menyuruh Jiyoo memperlihatkan wajahnya.

Sheina yang merasa diabaikan oleh ketiga pria itu berdecak kesal dan mengumpat dalam hati kalau kakaknya itu sengaja berpura-pura sakit agar dirinya tidak bisa mengenalkannya pada Sehun sunbaenya.

“A-anieyo. Aku ke toilet dulu ya.”

Jiyoo bangkit dari duduknya, tapi belum lama ia berdiri. Tubuhnya langsung roboh dan jiyoo kehilangan kesadarannya.

“JIYOO~aa” teriak Sehun, Baekhyun dan Chanyeol bersamaan. Tanpa basa-basi, Sehun langsung mengangkat tubuh ringkih Jiyoo menuju ruang kesehatan diikuti baekhyun dan Chanyeol.

Sedangkan Sheina? Gadis itu hanya diam di tempatnya tadi sambil menggumamkan ejekan-ejekan untuk kakak kandungnya itu.

 

Jiyoo pov

Kubuka mataku perlahan, rasanya sangat berat sekali. Saat mata ini terbuka, pemandangan yang kulihat benar-benar membuatku terharu sekaligus merasa bersalah.

Sehun yang sedang tiduran sambil duduk di sisi ranjang yang kutiduri dengan tubuh yang bersandar ke pangkal ranjang. Baekhyun dan Chanyeol yang tertidur sambil duduk di kursi panjang yang tersedia di sana dengan kepala baekhyun yang bersandar di bahu Chanyeol. Aiggoo romantic sekali.

Aku mencoba bangun dari posisi berbaringku, dan baru kusadari kalau tangan Sehun ternyata menggenggam tanganku.

Deg…

Kenapa ini? Kenapa jantungku berdebar-debar seperti ini merasakan sentuhan dari Sehun. Aku tidak pernah merasakan hal seperti ini selama hampir 3 tahun kami berteman.

Sepertinya Sehun terusik tidurnya karena dia sekarang bergerak dan membuka matanya sedikit enggan.

“Jiyoo-ya. kau sudah sadar? Syukurlah..” teriak Sehun lalu mendadak memelukku dengan erat.

Deg… degg…

Lagi, kenapa jantungku harus berdebar seperti ini saat Sehun memelukku? Padahal ini bukan pelukan pertama yang ia berikan padaku.

“Kau tahu betapa khawatirnya aku saat kau tak sadarkan diri tadi? kalau kau sedang tidak enak badan harusnya kau katakan padaku dan jangan memaksakan dirimu seperti itu!” tangan Sehun sekarang mengelus pipiku lembut.

Pandangan matanya menyiratkan kekhawatiran, tapi kenapa aku menyukainya? Kenapa aku suka saat pandangan khawatir itu ditujukan untukku? Apa yang terjadi denganku?

“Jiyoo-a !!” kudengar suara baekhyun berteriak.

“kau sudah sadar? Aigoo kau membuatku khawatir. Bagaimana bisa uri Jiyoo sakit dan kami tidak mengetahuinya,,” ucapnya . haaa…h teman-temanku kenapa mendadak jadi cerewet seperti ini.

“Ne.. maaf sudah membuat kalian bertiga khawatir. Keundae, bukankah ini masih jam pelajaran? Kenapa kalian malah disini?” tanyaku heran.

Kulihat baekhyun menggaruk-garuk tengkuknya canggung dan Chanyeol menghindari tatapanku dan berpura-pura mengamati atap ruang kesehatan yang tidak ada menarik-menariknya itu.

“Seonsaengnim hanya mengizinkanku seorang untuk menunggumu di UKS, tapi kedua pria ini memaksa ingin menjagamu juga. dan yeah….”

“Kalian berdua bolos? Aigoo Baekki-a, chanyeol-a kalian ini!”

“Kami hanya khawatir padamu Jiyoo-a,” jawab Chanyeol. Mendengarnya memanggilku seperti itu dan aku juga memanggilnya dengan informal sepertinya kami memang sudah jadi sahabat baik.

“Gomawooo…” ujarku.

Mereka bertiga, melakukan hal yang tak pernah mereka lakukan sebelumnya hanya karena ingin menjagaku? Tidak ada yang lebih baik dari itu untukku. Meskipun aku tidak mau mereka terlalu berkorban banyak untukku. Aku hanya takut tidak bisa membalas budi baik mereka.

Keberadaan mereka seakan bisa mengobati kekosongan hatiku yang akhir-akhir ini hampir tidak pernah mendapat perhatian lagi dari keluargaku sendiri.

 

Ini hari minggu dan aku sedang menghabiskan waktuku dengan menunggu di depan sebuah ruang pemeriksaan.

Kuputuskan untuk memeriksakan diriku ke rumah sakit karena akhir-akhir ini aku sering merasa tidak enak badan dan aku tidak boleh sakit mengingat tidak lama lagi ujian Negara akan segera di laksanakan.

“Jiyoo-ya !!” ucap seorang pria berbaju putih khas dokter. Memanggilku yang daritadi hanya terutunduk saja.

“Hasilnya sudah keluar.” Ucap dokter itu ramah. Dia adalah sunbae ku di tempat kursus bahasa inggris yang kuikuti.

Aku duduk di depan Suho sunbae ah.. maksudku dokter Suho yang sedang membuka stop map itu dan membacanya dengan muka serius.

“Jiyoo-ya. penyakit gagal ginjalmu sudah sampai stadium 3, sebaiknya kau berhenti memakan makanan yang mengandung glukosa yang berlebihan,”

Tunggu… apa tadi katanya? Gagal ginjal? Aku. Mengidap. Gagal. Ginjal? Maldo andwae…

 

__TBC__

Huaaaa feelnya kurang banget. Author sdar diri itu. bagaimana menurut readers? Abal-abal banget ya ffnya? Mianhae..

Author juga berterimakasih yang sudah koment di part sebelumnya, ada yang ngasih saran juga. terimakasih.

 

Comment and advice very usefull for this FF.

Bye~~~

37 pemikiran pada “Careless and Mindless (Chapter 2)

  1. Yah kasihan jiyoo.. Ternyata dugaanku bener, yang sakit jiyoo bukan sheina, berarti hasil pemeriksaan dulu jangan2 ketuker sama sheina lagi.. 😱😰😩
    Yang tabah ya jiyoo.. Wkwk.. 😥😨

Tinggalkan Balasan ke scrtrmdn_7 Batalkan balasan