That Yeoja is Mine! (Chapter 2)

Nama author :(rima) @rimawm

Main cast : EXO-K, Kai, Tao, Park Mirae

Title : That yoeja is mine! Part 2

Rating : Pg 15

Genre : Romance

Disclaimer : nama diatas saya cantumkan karena mereka bias saya. Keep reading ya ^^… mianhe kau geje ceritanya, saya masih pemula J

Note : Maaf banget kalau typo, ceritanya ga jelas, etc. >.< aku benar-benar kaget ternyata banyak juga yang membaca ff perdanaku. Tao sekarang akan muncul, jadi yang nanyain Tao kemana, sekarang Tao udah muncul dalam part ini , dan anggap saja para member itu satu umur ya ^^ anyway, happy reading ya readers dan jangan lupa di komen dan di kritik. Salam! *bowing bareng Kai

_______________________

“Aku pulang…”

Benar-benar deh aku sangat letih seharian ini.Sejak Kai oppa mengobatiku dan meninggalkaku di UKS, aku langsung ingin menangis karena tidak ingin dia pergi.Tapi karena itu mustahil aku langsung menyibukkan diri dengan kegiatan klub inggrisku dan memfokuskan pikiranku ke pelajaran.Aku juga mendengarkan curhatan Jiyoung tadi dengan saksama, tanpa jelalatan mencari Kai oppa.Lalu aku pulang tanpa menunggu atau melihat Kai oppa dahulu.Kelakuan sehariku ini benar-benar menyiksaku karena sejak dari UKS, aku tidak berani melihat atau menatap Kai oppa lagi karena rasa maluku ini, malu karena aku sudah mencurahkan isi hatiku padanya. Well, seperempat hatiku padanya.

Tapi, kok rumah begitu sepi?Bau makanan langsung menyergapku, aku mengendus-endus dan mengikuti baunya kearah dapur. Tumben mamah baru masak jam 7 malam.

“Ommaa… sedang masak apa n-eh, OPPA?!”

Kukira Omma yang bakal muncul dari arah dapur, tapi ternyata Kai oppa sedang sibuk memotong bawang putih.Sadar dengan kehadiranku, dia langsung tersenyum dan melambaikan tangannya yang masih ada pisau dapurnya padaku.

“Oppa!Sedang apa kau disini?” ucapku masih dalam kekagetanku.

“Tidak lihat kau, Mirae-ah?Aku sedang memasak untuk kita.”Ucapnya kalem sambil memasukan bawang putih cacahannya kedalam panci.

“Omma… ohttike?”

Kai melirikku jengkel, “Apa kau tidak ingat? Tadi pagi kan Omma dan Appa-mu bilang akan pulang telat karena ada acara reuni sekolah mereka.”

“Oh iya, aku baru ingat.” Aku mengangguk-ngangguk. Omma dan Appa-ku adalah alumni di sekolah yang sama. Yah… sepertinya mereka memang sudah bepacaran sejak SMA.

Kembali aku memperhatikan Kai memasak, sekarang dia sangat tampan mengenakan celemek merah muda punya Omma-ku, dan tampaknya dia sedang berkonsentrasi penuh dengan masakannya. Jadi ingin membantu…

“Oppa, apa yang harus aku kerjakan? Aku ingin membantu,” ucapku sambil menaruh tas di meja makan.

Wajah Kai tampak berpikir, “Kau bisa menyerahkan tomat itu padaku,” tunjuknya ke dalam plastic besar, “sebenarnya hampir selesai kok, kau hanya tinggal menunggu atau berganti baju dulu gih. Pasti seharian ini kau sangat capek.”

Aku menyerahkan seplastik tomat pada Kai, kulihat dia sudah berganti pakaian dan tampak bersih.Berarti dia sudah mandi. Aish, tampannya…

“Sini, aku potong tomatnya ya?” ucapku sambil mengambil satu buah tomat segar.

Tapi dengan sigap Kai mengambilnya kembali, “Sudah lah kau bersih-bersih saja.Aku tidak mau jarimu teriris seperti kejadian terakhir kau memasak.”

Aku menunduk malu, untuk memotong saja aku memang tidak bisa.Tapi baiknya Kai oppa, masih ingat dengan kejadian-kejadian yang menimpaku.Tapi seingatku memang banyak sih yang menimpaku selama ini, dan Kai oppa lah yang membantu atau menyelesaikan permasalahanku.Kai oppa benar-benar menjagaku selama ini.Sebuah pikiran merasukiku dan membuatku sakit, jangan-jangan selama ini Kai oppa menganggapku hanya sebagai… dongsaeng?

“Ya!Malah bengong lagi… masakannya sudah hampir selesai.Sebaiknya kau membersihkan diri.”Kai oppa menepukku, membuyarkan lamunanku.

“Ah baiklah.” Ucapku lemas dan segera menuju kamarku.

***

“Terima kasih makanannya…!”

Dengan segera aku langsung membersihkan meja makan.Masakan Kai oppa benar-benar enak dan lezat, pasti setiap cewek yang memakan masakannya langsung jatuh hati padanya.Memikirkan itu saja sudah membuatku kesal.

Seketika tangan Kai oppa memegang tanganku yang sedang memegang mangkuk, “Aku saja yang membereskannya, kau duduk saja.”

“Ah, Oppa… ini kan rumahku, masa Oppa juga yang membereskannya.”

“Dengan kecepatanmu itu, aku yakin meja ini beresnya besok pagi,” ujarnya sambil tersenyum geli.

Aku menunduk malu, benar juga.

Setelah selesai beberes meja makan dan dapur.Kami duduk di ruangan TV, mataku memang tertuju pada TV, tapi pikiranku sudah kemana-mana.Ingin sekali aku berada di dekat Kai oppa, tapi kelihatannya Kai oppa sedang sibuk menelepon salah satu teman anggota EXO-nya, entah Su Ho, atau Baekhyun.Tapi sepertinya serius sekali.

Setelah mematikan HPnya, Kai oppa langsung meletakkan HPnya dan langsung berbaring menonton TV.Mau tak mau, aku jadi kepingin bertanya.

“Tadi dari siapa, Oppa?”

Kai oppa langsung tersadar dari lamunannya, “Eh, Oh… itu dari Sehun.Dia tadi memarahiku karena tidak datang berkumpul dengan anggota EXO lainnya.”

“Aku kira Oppa tidak ada kerjaan malam ini.”

Dengan santai dia memakan camilan, “Memang ada, makanya sebentar lagi aku akan dijemput olehnya untuk berkumpul latihan basket.”

“Benarkah?Sebaiknya Oppa bersiap-siap dong.”

“Tidak aku ingin disini dulu, menemanimu.” Ucapnya sambil tersenyum padaku.Membuatku panas dingin tak keruan.

“Lagi pula,” lanjutnya, “Sekarang ada anggota baru lagi di EXO dan dia anak basket juga sekarang. Namanya Tao. Kemampuan bernyanyi dan menarinya sangat bagus.Aku saja iri dibuatnya.”

“Benarkah? Tapi menurutku Oppa yang paling bagus dari semua anggota kok.” Tentu saja hanya Kai oppa yang menurutku sangat menawan diantara semua anggota.

“Kalau kau sudah melihat kemampuan anak itu, aku yakin kau akan suka padanya.” Ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

“Mmm,” ucapku ragu, “bagaimana kalau aku tidak akan suka padanya, malah suka pada Oppa?”

Aish! Aku ini ngomong apaan sih? Benat-benar memalukan!

Kai terlihat bingung, “Maksudnya?”

TIIIIN!!! TIIIN!!!

Seketika bunyi klakson mobil memekakan telinga kami.Membuatku terlonjak kaget, begitu pun Kai oppa.

“Ah, pasti itu Sehun.”Ucapnya sambil membereskan barangnya.

Aku hanya menunduk, tidak berani menatapnya karena perkataanku tadi.

“Sudah ya, kau bisa kan jaga dirimu dari masalah semalam?” tanyanya. Suaranya terdengar khawatir.

Aku menggembungkan pipiku, “Apa maksudmu, Oppa?Tentu saja bisa!”

Kai oppa mengacak rambutku, “Bagus.Kalau ada apa-apa telepon, oke?”

“Baiklah,” ucapku pelan.

Kai oppa menatapku sekali lagi, lalu pergi meninggalkanku sendiri di rumah.

***

Kubuka mataku perlahan, sepertinya cahaya matahari sudah memasuki kamarku sedikit. Jam berapa sekarang? Aku mencari-cari jam wekerku. Sepertinya jam weker yang terakhir kulempar masih dalam keadaan bagus, karena tadi malam aku sudah membetulkan sedikit, merasa sedikit bersalah kepada wekerku yang tidak bersalah.

Kenapa aku tidak sampai-sampai mendapatkan jam wekerku? Kurasa aku menaruhnya di sebelah sini…

“Sekarang jam 6, Mirae. Percuma saja kau mencari jam wekermu, nih ada padaku.”

Sontak aku langsung bangun, kaget dengan suara familier itu.

“Cepat juga kau bangun, kukira aku harus mengelitikimu sampai bangun,” ucap suara itu sambil menahan tawa.

“O-Oppa!Kenapa kau disini?!” kataku cepat-cepat merapihkan rambut. Aish! Aku yakin rupaku sangat jelek sekarang!

Seketika Kai oppa mencubit pipiku, “Aish… lucunya kau pagi-pagi.Membuatku gemas saja.”

Kurasakan mukaku merah, jadi aku menunduk menyembunyikannya, “Kau tidak menjawab pertanyaanku, Oppa!”

“Tadi malam Appamu menelepon Appaku, dia berkata kalau ternyata reuninya bukan disekitar Seoul, jadi mereka harus menginap semalam dan hari ini baru pulang.Pembantumu belum datang, jadi kubuatkan saja sarapan.Ayo bangun!” jelasnya sambil menarikku dari tempat tidur.

“Tapi Oppaaaa… aku masih mengantuk,” ucapku setengah tidur.

“Salahmu sendiri kenapa tidur malam-malam?”

Aku menggembungkan pipiku, “Aku kan menunggu Omma dan Appa tadi malam.Sebentar, bukannya aku masih ada di sofa?” ucapku kebingungan. Aku yakin kok setelah memperbaiki jam wekerku dan menaruhnya di tempat semula, aku kembali ke sofa dan menunggu Omma dan Appa sampai tertidur.

“Aku yang mengangkatmu sampai sini,” jawabnya kalem sambil menaruh jam wekerku.

APA?! Ga salah dengar kan aku?!

“HAH? Jinja?!Kapan?!”

Kai oppa tidak langsung menjawab, tapi melihat-lihat sekeliling kamarku, “Kamarmu ini sudah tidak tersentuh berapa bulan sih?Seperti kapal pecah tahu.”

Mukaku memerah lagi, “Aish, sudahlah! Kita sarapan saja.” Ucapku sambil keluar kamar terburu-buru.

Mengingat ini hari minggu, seharusnya Kai oppa sedang bersiap-siap untuk latihan basket dan berkumpul bersama member EXO-nya.

Kutanyakan itu padanya, tapi dia menjawab kalem, “Sebelum kau siap, aku berarti belum siap.”

“Maksudnya?” kurasakan alisku mengernyit.

“Hari ini aku akan membawamu latihan basket dan mengenalkan kepada anak-anak EXO yang lain. Bagaimana?”

Bagaimana?!!Aish… Oppa ini! Dia kan tahu kalau aku pemalunya setengah mati. Bisa menjadi ketua klub inggris saja sudah merupakan prestasi hebat buatku karena ketua kan diharuskan menjadi perhatian semua anggotanya.

Kelihatannya Kai juga bisa merasakan kegelisahanku, dengan segera dia menarikku dan menyuruhku duduk di meja makan, “Tenanglah, teman-temanku akan sangat ramah padamu kok.”

Ternyata Kai oppa tidak mengerti kegelisahanku ini.Bukan karena takut para member EXO tidak ramah padaku, tapi aku takut pada diriku sendiri yang tidak gampang ramah pada orang baru.

Kumasukkan sedikit makanan ke dalam mulutku dengan sumpit, dan kukunyah dengan perasaan tidak enak. Seharusnya hari ini aku bisa bersantai ria di rumah. Tapi, mengingat aku akan berada di dekat Kai oppa seharian penuh, sepertinya ide yang tidak buruk juga kalau aku ikut.

“Aku sudah selesai!” ucapku sambil menaruh sumpitku.

Kai oppa melihat kearah mangkukku, “Cepat sekali,” katanya, “Cepatlah mandi, aku tidak mau kita terlambat, arasso?”

Aku mengangguk patuh, “Arasso, Oppa!”

***

Setelah aku beres-beres, kami langsung berangkat.Disinilah aku sekarang, duduk di antara para anggota member EXO, sedangkan Kai oppa sedang membersihkan kamarnya bersama sebagian member lainnya.Katanya sih salah satu membernya habis meminjami kamarnya.Kai oppa memang pembersih sih. Benar-benar namja idaman! Sudah pintar, tampan, jago basket, jago ngedance, baik, yah, walaupun sejak dia sibuk dengan kegiatannya dia menjadi dingin padaku.Aku langsung teringat adegan di lapangan basket, baru pertama kali aku melihat ekspresi khawatir yang sangat darinya, dan rasanya seperti orang asing buatku, ditambah kejadian di dalam UKS Kai oppa berkelakuan aneh sekali. Tapi itu berita baik kan? Harapanku Kai akan menganggapku sebagai yoja bukan dongsaeng semakin menguatku.

“Mirae-ah, kau dengar tidak?”

Sebuah kalimat membuyarkan lamunanku. Seketika aku menyadari sebentuk wajah namja sedang menatapku sangat dekat. Refleks aku langsung menjauh.

Baekhyun mengetuk kepala namja itu, “Ya! Jangan membuat Mirae terkejut. Dan dia itu punya Kai tahu.”

Namja itu cemberut sambil memegang kepalanya, “Habisnya dia melamun terus dan tidak menanggapi kau berbicara. Tapi dia terlihat manis sekali saat melamun,” ucapnya sambil terkekeh.

Wajahku langsung memerah. Apa-apaan namja ini? Seenaknya mendekatkan wajahnya padaku. Dan apa tadi dia bilang? Manis? Hmmm, baru kali ini aku dibilang manis terang-terangan seperti itu, bahkan Kai oppa pun belum pernah mengatakan seperti itu.

Ah baru kusadari ternyata wajah namja yang tidak kukenal ini bernama Tao. Pasti Tao yang dikatakan Kai oppa tadi malam.

Kuangkat tanganku, “Annyeong, Mirae imnida. Salam kenal ya,” ucapku sambil tersenyum.

“Bagaimana kau tahu namaku?” ucapnya sambil mendelik kearahku.

Aku mengangkat  bahu, “Kai oppa yang memberitahuku,” jawabku polos.

Seketika tanganku yang sedang kuangkat untuk berjabat tangannya ditarik olehnya. Dalam hitungan detik wajahku sudah digenggamnya. Wajahnya pun mendekat seperti tadi, wajahku yang tadi memerah, tambah memerah.

“Manis,” ucapnya singkat sambil menelusuri garis bibirku.

Aku tidak bisa bernafas! Wajahnya yang sangat tampan sedang mengamati wajahku dengan saksama, matanya yang tajam benar-benar membuatku terdiam tidak bisa mendorongnya jauh. Aish, bagaimana ini? Padahal ada Baekhyun oppa dan Chen oppa disini!

“Apa-apaan kau, Tao?!” terdengar suara marah Kai oppa di belakangku.

Tao langsung melepaskanku dan menjauh sambil tertawa.

“Maaf hyung, habisnya yoja-mu ini manis sekali, apalagi kalau dari dekat.” Ucapnya sambil melirikku.

Baekhyun oppa dan Chen oppa terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya, “Sudah kuperingati tapi tetap saja tidak mau nurut nih anak,” ucap Baekhyun oppa.

Aku berbalik cepat, mendapati Kai oppa sedang berkacak pinggang, “Bercandamu keterlaluan, Tao. Lihatlah muka Mirae, pucat begitu.”

“Ah, maafkan aku. Sifatku memang suka mengamati wajah orang. Tapi wajahmu unik sekali, membuatku ingin menciumu,” katanya sambil tertawa.

“Ya!” Kai oppa melotot kearahnya. Tao tertawa lagi.

Aku tidak bisa menanggapi omongan mereka, saking malunya aku menunduk terus. Ya tuhan, namja yang bernama Tao ini benar-benar keterlaluan!

Ternyata Kai oppa sudah selesai membereskan kamarnya, telihat para member sekarang mengambil minum dari kulkas dan bercanda.

Tapi setelah menyadari kehadiranku, mereka langsung menyapaku.

“Ah, Mirae-ah! Sudah lama tidak bertemu!”

“Aduh makin lucu sekali kau, Mirae-ah.”

“Kapan-kapan kita jalan yuk?” ucapan Xiu Min oppa langsung dijawab dengan ketukan dari Kai oppa, membuatku tertawa kecil.

Baekhyun tiba-tiba berdiri setelah menerima telepon, “Ayo kita bergegas. Tadi pelatih meneleponku untuk segera ke tempatnya.”

Kai oppa yang sedang meminum minumannya berbalik menatapku, “Kau mau ikut, Mirae? Apa kau mau tetap disini?”

Dengan semangat aku menganggukkan kepala. Percuma saja aku kesini kalau tidak melihat latihan para member yang tampan-tampan  ini!

***

Sialan! Namja sialan!

Sedari tadi aku menggerutu karena namja sialan itu, Tao. Padahal niatku kesini untuk melihat Kai oppa ngedance dan bernyanyi, untung-untung pas dia gilirang nyanyi dia menatapku. Tapi yang seperti itu malah Tao. Malah sehabis latihan lagu “MAMA” dia langsung bergerak kearahku dan langsung menyanyikan sepenggal lagu “What is Love”, dengan menghayati lagi, mau tidak mau mukaku pun panas dibuatnya.

Aku langsung mencari-cari Kai oppa. Dia melihat tidak ya? Tapi ternyata dia sedang sibuk mengurusi koreografi dengan koreografernya. Mau tidak mau aku kesal dicuekin olehnya.

“Ya! Padahal sudah kuhibur dengan nyanyianku, tapi cemberutmu itu malah tambah memburuk. Eeeh, malah melamun lagi!” tiba-tiba Tao mengehentikan nyanyiannya sambil berkata dengan kesal.

Aku meliriknya sebal, “Memangnya aku memintamu menyanyi untukku?”

“Tidak, tapi wajahmu mengatakannya,” ucapnya sambil menunduk sehingga wajahnya sejajar denganku. Mukaku memanas lagi.

“Kau siapanya Kai sih?” tanya Tao tiba-tiba.

Pertanyaannya membuatku panik sekaligus bingung, karena selama ini aku hanya menganggap Kai oppa sebagai namja yang kusukai. Tapi aku tidak tahu Kai oppa menganggapku apa.

“Aku… teman dekatnya,” ucapku akhirnya. Kutambahkan ‘dekat’ pada kata ‘teman’, apa tidak terlalu posesif? Ah sudah lah, yang nanya kan Tao ini.

Tao mengangkat satu alisnya, “Benarkah? Hanya itu?”

Aku mengangguk ragu.

“Berarti aku bisa menjadi pacarmu dong?” ucapnya sambil tersenyum penuh arti.

Mataku langsung melotot. Tadi dia bilang-APA?!

“Tao! Ayo kita latihan lagi!” suara Suho memanggil Tao membuat Tao menegakkan badannya kembali, lalu dengan satu kedipan kearahku, Tao meninggalkanku. Badanku masih terasa kaku karena perbuatannya.

“Mirae-ah, ada apa? Kau lapar?” seketika suara Kai oppa yang terdengar di sampingku. Tangannya terasa memegang pundakku.

Aku langsung tersadar dan langsung tersenyum paksa, “Nggak kok, oppa. Kau latihan dulu saja.”

Kai oppa terlihat tidak percaya, “Abis ini kita makan, oke?”

Mendengar perkataannya yang tegas, aku hanya bisa mengangguk. Lalu Kai oppa menatapku sekali lagi, setelah itu meninggalkanku untuk bergabung dengan teman-temannya.

Apa-apaan tadi?! Tao dengan seenaknya menanyaiku Kai oppa itu siapanya aku, lalu dengan kurang ajarnya dia mengajakku untuk menjadi pacarnya. Mungkin aku yang ke-GR-an sih, tapi itu sama saja kan dengan mengajak? Ah sudah lah, kok aku malah memikirkan namja sialan itu. Seharusnya aku fokus sekarang ke Kai oppa, karena sekarang oppa dan member lainnya sudah memulai latihannya lagi, sekarang partnya D.O oppa. Aigoo, keren sekali tatapannya. Lalu giliran Baekhyun oppa, aku merasa bersalah pada Jiyoung karena tidak membawanya kesini. Kalau saja aku membawanya, mungkin sekarang ruanganini dipenuhi oleh teriakan histerisnya Jiyoung.

Lalu sekarang sudah beranjak kepartnya Kai oppa. Ya tuhan, tatapannya itu! Berbulan-bulan aku tidak dekat dengannya sekarang Kai oppa sudah menjadi sosok yang sangat keren!

Tanpa sadar, latihan pun selesai. Lalu sekarang giliran member EXO-M berlatih. Waaah, Kris oppa keren sekali! Karena mereka member terbaru EXO, aku masih tidak begitu mengenal mereka, tidak sedekat aku dengan Baekhyun, Sehun, Chanyeol, D.O,dan si leader Suho.

Kasihan mereka, sehabis latihan untuk lagu mereka, mereka akan latihan basket setelah ini untuk pertandingan bulan depan, kulirik jam tanganku, ternyata masih jam 2. Tidak sengaja aku bertemu dengan tatapan Tao yang sedang menatap kearahku. Sekarang Tao tersenyum mengejek kearahku, aku langsung membuang muka. Sekarang giliran part Tao menyanyi, Tao melirik kearahku, lalu dia membuat ciuman jauh kearahku.

Mukaku langsung memerah panas. Kulirik Kai oppa yang sedang minum air yang tidak menyadari kelakuan Tao. Dasar kesempatan dalam kesempitan!

***

TBC

26 pemikiran pada “That Yeoja is Mine! (Chapter 2)

  1. Haha. .
    Ga’ bisa bayangin muka Tao opPa genit. .
    Wkwk. .lucu mungkin, pdahal tiap liat tao opPa, sumpah serem. . Hehe. . Piss (V)
    . . . .kai, . Tmbh bngung, kmu ska ga’ sich . .?
    Klau gak suka ma aq ajha. . .hehe
    #plak abaikan. .
    Next thor. .

Tinggalkan Balasan ke Garcenia indica Batalkan balasan