Beatiful Fate (Chapter 1)

Title                : Beautiful Fate

Author            : @kim_mus2

Main Casts      : Kai a.k.a Kim Jongin & Bang Min Ah

Length             : Two Shots

Genre              : Romance, Marriage Life, Drama, Comedy (0,1 %)

Rating             : PG-15

Disclaimer      :

Semua casts adalah milik Tuhan dan orang tuanya tapi ide cerita ini murni 100% milik dan hasil imajinasi author. Say No to Plagiarism.

_____________________________________

 

Seorang namja dan yeoja sedang duduk di hadapan para tamu undangan yang sejak tadi sudah menunggu acara spesial itu dimulai. Seluruh ruangan sudah didekorasi sedemikian rupa untuk acara ini. Tamu undangan yang datang pun bukanlah orang-orang biasa. Mereka adalah para konglomerat tersohor di Korea Selatan. Semua orang yang hadir tampak terkagum-kagum melihat pasangan muda yang sedang bersanding di kursi paling depan itu. Mereka sudah tak sabar ingin segera menyaksikan acara pertunangan pasangan itu.

“Hari ini kamu akan bertunangan denganku chagiya, kau yeoja yang beruntung, kau tahu itu?” bisik sang namja pada yeoja di sampingnya.

“……..”

“Chagi… kenapa diam saja? Saranghae…”

“……..”

“Chagiya!” panggil sang namja dengan volume suara yang sedikit lebih keras.

“…….” Yeoja ini terus diam sambil terus meremas-remas dress selututnya yang berwarna merah muda.

“Hadirin yang berbahagia, mari kita mulai acara pertunangan anak dari kedua pemilik perusahaan besar, Bang Corporation dan Wu Corporation. Sekarang mari kita sambut pasangan yang sudah kita tunggu-tunggu kehadirannya, Bang Minah dan Wu Yi Fan, untuk bertukar cincin pertunangan.” MC mulai membuka acara yang disambut dengan tepuk tangan para tamu yang antusias dengan pertunangan pasangan itu.

Saat Wu Yi Fan, atau yang lebih akrab disapa Kris itu hendak memasangkan cincin ke jari manis Minah, dia bertanya sambil berbisik lembut ke dekat telinga Minah, “Kau akan menjadi miliku selamanya Bang Minah, apa kau siap?”

“Andwaee!!! Aku tak mau bertunangan denganmu!!!” Jawab sang yeoja sambil langsung mengambil seribu langkah menuju pintu keluar dari ruangan itu.

“Bang Minah!!! Kau mau kemana?! Jangan pergi! Pengawal, tangkap dia! Palli!” perintah Kris dengan nada membentak.

Situasi di ruangan itu mendadak gaduh karena para tamu yang panik dan bahkan banyak diantaranya yang langsung bergosip membicarakan Kris dan Minah. Semuanya benar-benar kaget, tak percaya dengan kejadian yang mereka saksikan saat ini. Semua pengawal berjas hitam dan berkacamata hitam berlarian mengejar seorang gadis yang tadinya akan menjadi ratu di acara ini.

Minah’s Side

Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku harus lari kemana? Aku tak mau menikah dengan Kris. Aku tak mau bernasib seperti para yeojachingunya. Mereka semua depresi karena Kris selalu melakukan kekerasan pada mereka. Eomma… appa… jeongmal mianhae, anakmu ini masih menginginkan masa depan yang indah. Aku harus pergi sejauh mungkin. Berikan aku pertolonganmu ya Tuhan, kirimkan siapapun yang bisa menolongku, aku mohon! Aah… sepertinya ada rumah kosong di ujung jalan itu, aku bersembunyi disana saja.

Author’s Side

Para bodyguard Kris sudah hampir bisa mengejar Minah. Untungnya saja, Minah menemukan ide untuk bersembunyi di sebuah rumah kosong. Saat Minah memasuki rumah itu,  dia terkagum-kagum melihat dekorasi ruangan dan barang-barang yang ada disana, semuanya bergaya klasik. Satu hal yang menjadi tanda tanya besar adalah, kenapa rumah ini tidak ada penghuninya. Minah terus berjalan masuk ke bagian tengah rumah itu, dan ternyata ada seorang namja yang sedang berdiri disana sambil sibuk mengamati lukisan-lukisan yang terpajang di dinding.

“Permisi, apakah anda pemilik rumah ini, tuan?”

Praaanngggg!!!

Namja itu kaget dengan panggilan Minah dan akhirnya tak sengaja memecahkan guci keramik yang ada di sampingnya.

“Aiiisssshhh… jinjja!”

“Hmmmpppphhh, wepasan aabku!!! (lepaskan aku).” Berontak Minah yang kini mulutnya sedang dibekap oleh sang namja.

“Diamlah… nanti orang yang sedang mengejarku menemukan kita.” Bisik sang namja pada Minah.

Karena tak tahan dengan kelakuan namja itu, Minah langsung menggigit tangan si namja yang alhasil membuat namja itu melepaskan tangannya dengan refleks.

“Kau jahat sekali, tanganku sakit tahu! Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau bisa ada disini?!” bentak si namja.

“Kau sendiri siapa?” tanya Minah dengan santai.

“Iiissshhh… aku bisa gila. Kai imnida, aku sedang dikejar-kejar para bodyguard appaku.”

“Mwo??? Aku juga sedang dikejar-kejar orang.”

“Jinjjayo? Jadi kita sama-sama sedang bersembunyi, maksudmu?”

“Ne!” jawab minah mantap.

“Heh! Kau belum menyebutkan namamu!”

“Oh… Bang Minah imnida. Kenapa kau bisa dikejar-kejar bodyguard appamu sendiri Kai?”

“Ceritanya panjang, tapi intinya aku kabur dari acara pertunanganku karena aku tak mau menikahi gadis matrealistis itu.” Jawab Kai sambil memasang wajah lesu.

“Mwo? Kau kabur dari acara pertunangan? Kenapa bisa sama denganku? Bodyguard tunanganku sekarang juga sedang mengejarku. Kakiku benar-benar sakit berlari sampai sini tanpa alas kaki.”

“Benarkah? Dari tadi kau telanjang kaki seperti ini? Kau ini gadis miskin ya?” Kai malah meledek Minah.

“Yaaa!!! Hmmmpppphh!!”

Belum sempat Minah memarahi Kai, mulutnya sudah kembali dibekap oleh Kai. Nampaknya Kai menyadari kalau  para bodyguard yang mencarinya sedang berada di luar. Kai langsung menyeret Minah untuk bersembunyi di dalam sebuah lemari peralatan yang terbuat dari kayu. Karena ruang dalam lemari yang cukup sempit, terpaksa Minah harus merapatkan tubuhnya pada Kai. Situasi ini benar-benar tidak menguntungkan untuk Minah. Kini jantungnya berdegup tak beraturan, bukan hanya karena takut ditemukan oleh para bodyguard tapi juga karena namja yang sedang memeluknya saat ini.

Derap langkah banyak orang mulai terdengar memasuki ruangan rumah kosong itu. Tubuh Kai dan Minah mulai menegang saat seseorang berjalan ke dekat lemari yang mereka tempati.

“Sepertinya mereka tidak ada disini, ayo kita pergi!” ujar seorang namja yang saat ini diperkirakan sedang berdiri tepat di depan lemari yang Minah dan Kai tempati. Kai sekarang bisa sedikit bernafas lega, tapi tidak dengan Minah. Ada sesuatu yang menjalar di bagian belakang lehernya dan kini dengan perlahan tapi pasti, sesuatu itu mulai bergerak ke wajah mulusnya.

“Kai… mahluk apa yang ada di wajahku ini?” tanya Minah sedikit berbisik sambil terus gemetaran.

Kai langsung membesarkan matanya berusaha menyelidik dalam gelap apa yang ada di wajah Minah sebenarnya. Tapi karena benar-benar tak terlihat, Kai pun memutuskan untuk meraba wajah Minah dan mencari mahluk yang dimaksud.

Grep…

“Minah, mahluk ini… mahluk ini…” Kai ikut gemetaran setelah memegang mahluk itu.

“Mwo? Cepat beri tahu aku.” Minah semakin penasaran dengan mahluk yang sudah disentuh Kai di wajahnya.

“Ini… ini… ini cicak kecil, huwaaaaaaa!!! Aku benci cicak!!!”

“Whuaaaaaaaaa!!! Aku juga benci cicak!!!”

Kai dan Minah berteriak sejadi-jadinya dan tanpa sadar berhamburan keluar dari tempat persembunyian mereka.

“Itu tuan muda!” teriak seorang namja.

“Itu nona muda!” teriak namja lainnya.

Mendengar teriakan itu, Minah dan Kai langsung mematung di tempatnya. Mereka baru sadar kalau usaha mereka untuk bersembunyi gagal karena ulah mereka sendiri. Minah yang ketakutan dengan banyaknya para bodyguard yang siap menangkap Kai dan dirinya itu, langsung meraih tangan Kai dan menggenggamnya dengan erat.

“Minah! Apa yang kau lakukan dengan namja itu?! Ayo pulang denganku!” Kris menarik Minah dengan paksa dari genggaman tangan Kai.

“Jangan sentuh dia!”

“Apa urusanmu? Dia tunanganku! Enyah dari hadapanku!” Bentak Kris. Tapi Kai tetap mempertahankan Minah dan langsung merangkulnya agar Kris tak bisa merebutnya.

“Kai! Lepaskan yeoja itu, ayo cepat pulang! Kau harus melanjutkan pertunanganmu, anak bodoh!” Bentak appa Kai dengan memasang wajah geram pada anak semata wayangnya itu.

“Appa! Aku tidak mau menikah dengan yeoja itu, aku hanya akan menikahi yeoja di sampingku ini!” Ucap Kai dengan lantang sambil memperkuat rangkulannya pada Minah.

“Mwo???” Semua orang di ruangan itu tercengang dengan pernyataan Kai, terlebih lagi Minah.

“You can’t do that! She is my girl!” Amarah Kris sudah semakin memuncak dan kembali berusaha merebut Minah dari tangan Kai dengan paksa.

Buuukkkk

Kai langsung menendang Kris dan berhasil membuatnya tersungkur ke lantai. Tapi tentu saja Kris tidak menerima begitu saja diperlakukan seperti itu oleh Kai. Kris menantang Kai untuk berduel untuk menentukan siapa yang paling berhak mendapatkan Minah, dan tantangan itu langsung diterima begitu saja oleh Kai.

Pertarungan pun berlangsung dengan sengit. Keduanya memang ahli dalam bela diri karena mereka sudah dilatih dengan baik dari sejak kecil. Mungkin alasannya karena mereka berasal dari  kalangan atas yang mengharuskan mereka untuk bisa melindungi diri sendiri dari perbuatan jahat orang-orang yang iri dengan kekayaan mereka.

Semua bodyguard yang berkumpul disana dengan gaduhnya menyemangati tuan mereka masing-masing. Sedangkan Minah melihat pertarungan itu dengan cemas dan terus berdoa semoga Kailah yang menjadi pemenangnya.

Serangan demi serangan dilancarkan oleh keduanya dengan sangat cepat. Kris berhasil melukai sudut kanan bibir Kai dan darah segar pun keluar dari luka tersebut. Tak mau kalah dari serangan Kris, dengan secepat kilat Kai pun langsung mendaratkan tinjunya tepat di hidung Kris dan berhasil membuatnya mengeluarkan darah. Segera setelah meninju Kris, kaki Kai dengan lihainya menendang kaki Kris yang sedikit tidak seimbang karena menahan rasa sakit di hidungnya. Akhirnya Kris kembali terjatuh dan Kai langsung menduduki Kris sambil mengangkat tangannya di udara, siap untuk memberikan pukulan pamungkasnya. Saat Kai hampir mendaratkan kepalan tangannya di muka Kris, tiba-tiba Minah berteriak histeris.

“Eomma!!! Appa!!!” Minah berlari dan langsung memeluk kedua orang tuanya yang baru datang ke tempat kejadian.

Kai dan Kris pun menghentikan pertarungan mereka. Entah apa yang ada di pikiran Kai saat ini, dengan mantap ia melangkah menuju Minah dan kedua orang tuanya.

“Annyeonghasseyo ahjussii, ahjumma, aku ingin melamar Minah menjadi istriku.” Ujar Kai tanpa sedikitpun keraguan yang tersirat di wajahnya.

“Apa  kau bersungguh-sungguh anak muda? Siapa namamu?” tanya appa Minah.

“Kim Jongin imnida, anda juga dapat memanggil saya Kai. Saya sudah sangat yakin dengan keputusan saya ahjussi. Kebetulan disini ada ayah saya, Appa! Tolong lamarkan Minah untukku.”

“Apa kau sudah yakin dengan pilihanmu Kai?” tanya appa Kai mencoba memastikan.

“Ne!” Jawab Kai dengan mantap.

Tanpa pikir panjang, appa Kai yang sepertinya sudah tak tahan dengan ulah anaknya itu langsung saja mengabulkan permintaan Kai.

“Baiklah, perkenalkan, Kim Jonghyun imnida, pimpinan Kim corporation. Langsung saja, saya ingin melamar anak anda untuk anak saya Kim Jongin. Saya tunggu jawabannya segera.” Papar appa Kai dengan tegas.

“Bang Cheol Yeong imnida, pimpinan Bang Corporation. Saya sudah melihat kesungguhan dan niat baik anak anda. Saya rasa saya tidak punya alasan untuk menolak lamaran anak anda.” Jawab appa Minah.

Melihat Kai dan Minah yang sudah mendapat restu secara penuh untuk menikah, Kris benar-benar kesal dan langsung meninggalkan ruangan itu dengan diikuti semua bodyguardnya.

“Appa, ahjussi, ahjumma, kalau kalian sudah setuju, aku pinjam Minah sebentar.”

Kai langsung menarik Minah dan diskusi di antara mereka pun dimulai.

“Minah, jangan salah paham! Aku melamarmu karena hanya dengan jalan ini kita bisa lepas dari tunangan kita. Kau boleh meminta cerai padaku kapan saja, tapi jangan terlalu cepat arasseo?”

“Rupanya kau sudah punya rencana seperti itu? Baiklah, ayo kita lakukan sandiwara ini sebaik mungkin Kai.”

Keduanya tersenyum bangga dengan rencana yang akan mereka jalankan. Rencana untuk menipu orang tuanya, mantan calon tunangannya dan semua orang.

“Anak-anak, kita akan melaksanakan pesta pernikahannya besok.”

“Mwo??” Kai dan Minah tercengang dan senyuman di bibir mereka pun memudar seketika.

*****

Kini Minah dan Kai sudah selesai mengucapkan janji pernikahan dan kinilah saatnya mereka memberikan kecupan satu sama lain untuk menunjukkan ekspresi bahagia mereka. Minah terlalu gugup untuk melakukan adegan ini, karena ini adalah ciuman pertamanya. Melihat ekspresi gugup dan  bingung yang dengan jelas tergambar di wajah Minah, Kai segera mengambil tindakan. “Serahkan saja padaku Minah.” Bisik Kai di samping telinga Minah.

Tanpa aba-aba terlebih dulu, Kai langsung mengecup bibir Minah dengan lembut. Pada awalnya Minah hanya berpura-pura menutup matanya untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa dia pun menikmati momen itu. Tapi entah kenapa, kecupan Kai terasa begitu nyaman untuknya dan akhirnya ia pun terhanyut di dalamnya.

*****

Karena pekerjaan Kai yang menuntutnya untuk bekerja setelah pesta pernikahannya, orang tua Kai dan Minah belum memberikan hadiah bulan madu. Mereka berdua baru diberi sebuah rumah mewah yang sudah dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap dan mewah pula untuk tempat tinggal mereka. Sebenarnya orang tua mereka juga sudah menyiapkan banyak pelayan untuk membantu mereka, tapi Kai dan Minah menolaknya karena mereka tak mau kalau sandiwaranya terbongkar. Alhasil mereka berdua pun kerepotan dengan semua urusan rumah tangga, karena sejujurnya selama hidupnya sampai saat ini mereka tak pernah melakukan hal-hal seperti itu.

Kriiing… Kriiing…. Suara alarm berbunyi tepat pada pukul 9.00 pagi. Minah yang sedari dulu memang tidak suka dengan bunyi alarm seperti itu langsung terbangun dari tidur pulasnya, di kasur baru yang ia tempati bersama suaminya. Ya benar, Minah tidur bersama Kai di atas ranjang yang sama tadi malam, karena ternyata kamar lainnya di rumah ini pintunya tidak dapat dibuka.

Saat Minah melihat jam yang menunjuk angka 9.00, dia baru teringat kalau hari ini tepat pukul 9.30 Kai harus sudah ada di kantor untuk melakukan meeting dengan investor dari Amerika. Panik dengan sisa waktu setengah jam lagi untuk melakukan persiapan sebagai seorang isteri, Minah langsung membangunkan Kai dengan paksa.

“Kai!!! Ireona!!! Palli!!! Palli!!! Sekarang sudah jam 9.00!” Minah terus berteriak sambil mengguncang-guncangkan tubuh Kai. Tapi sepertinya usaha keras Minah tidak langsung mendapatkan hasil yang memuaskan. Tiba-tiba Kai menarik Minah ke dalam pelukannya dan mengigau, “Sebentar lagi chagiya, aku sedang makan roti isi daging, nyam… nyam… nyam… masshitta!”

Karena kesal dengan tingkah Kai, Minah langsung mencubit pipi Kai dengan cubitan kecil tapi menyakitkan, andalannya.

“Awww…. appo!!!” Teriak Kai yang terbangun sambil meringis kesakitan.

“Haahhh… akhirnya kau bangun juga Kai. Aku kira kau akan tidur selamanya. Sekarang sudah jam 9 lewat 15 menit, bukankah kau ada meeting ya jam 9.30?”

“Ah benar! Kenapa tidak membangunkanku dari tadi? Aku bisa kesiangan kalau begini, cepat siapkan bajuku, makanan juga, palli!” Kai mendadak panik dan memerintah seenaknya pada isterinya itu.

“Aaiissh jinjja, aku buat roti bakar dan susu dulu kalau begitu!”

Kai dan Minah langsung berpencar melakukan kesibukannya masing-masing. Kai langsung menuju kamar mandi sedangkan Minah pergi menuju dapur. Di hari pertamanya sebagai isteri Kai, Minah sudah terbilang cukup gesit. Setelah selesai membuat sarapan, Minah langsung kembali ke kamar untuk menyiapkan baju Kai.

“Aaaahhh palli… palli… mana bajuku Minah?” Kai terus mengoceh sambil berlari dari kamar dengan hanya mengenakan handuk di pinggangnya.

“Kau ini apa-apaan sih? Jangan lari-lari kalau cuma pake handuk. Kalau melorot bagaimana? Ini bajumu, cepat pakai sendiri!”

“Hahaha… kau punya pikiran yang aneh-aneh ya? Sudahlah, cepat siapkan makanan juga, bawa kesini saja!”

“Yaa!!! Mentang-mentang aku sudah menjadi istrimu, kau bisa menyuruhku seenak jidatmu huh?” protes Minah kesal.

“Mian… mian… palli! Aku sudah kesiangan, jebal bantu aku” pinta Kai dengan nada memohon.

Dengan sedikit kesal, Minah pun pergi ke dapur dan membawa roti isi selai strawberry beserta susu pada nampan menuju ke kamar. Sesampainya di kamar, Kai terlihat sedang sibuk mengancingi kemejanya dan Minah pun berinisiatif untuk menyuapi Kai agar mengefisienkan waktu.

“Kai, cepat buka mulutmu!”

“Nyam… nyam… nyam… rotwinywa goswoong pawhit, twapwi gwomawwooyoo Minwah“ ujar Kai dengan mulut penuh makanan.

“Ah aku tak mengerti apa yang kau katakan, diam dan makan saja. Kau belum memakai dasi juga? Sini biar aku yang pasangkan.” Minah pun memasangkan dasi di kemeja Kai dengan serius, sementara itu Kai sibuk dengan makanannya.

“Selesai! Ayo cepat pergi! Ini tasmu, palli! Tinggal 10 menit lagi” lanjut Minah.

Minah dan Kai langsung berlari keluar rumah. Kai langsung menuju mobilnya dan Minah membukakan gerbang depan untuk Kai. Sebelum Kai pergi, tiba-tiba ia keluar dari mobilnya dan menghampiri Minah.

~Chup~

Kai memberikan kecupan singkat di dahi Minah, lalu kembali pergi menuju mobil dan meninggalkan Minah yang masih mematung di depan pintu gerbang rumahnya.

*****

“Apa kau tahu? Mereka menikah tanpa dasar cinta. Tidak perlu waktu yang lama untuk membuat mereka bercerai, percaya padaku!”

“Jinjja? Rupanya mereka ingin bermain-main dengan kita. Baiklah, kita lihat saja nanti.”

“Kau memang gila seperti biasa.”

 

TBC

 

Author’s talk:

Fuuiiiiihhhhh…. Selesai juga chapter pertamanya hehehe

Ga tau nih bagus apa nggak FF ini, yang penting author mau bagi-bagi imajinasi aja ya 😀

Author lagi belajar bikin FF yang bener, biasanya ancur mulu ide ceritanya. Yang ini juga sebenernya mah ga pede trus ga jamin deh di part 2nya bakal lebih bener haha, ga bakat bikin romance dan pake teknik penulisan yang bener sih hehehe

Anyway, happy reading aja ya chingudeul, semoga FF-ku ini bisa mewarnai harimu# eeaaaa

 

98 pemikiran pada “Beatiful Fate (Chapter 1)

Tinggalkan Balasan ke choyuumie Batalkan balasan