Long Kiss Good Bye (Chapter 3)

Long Kiss Good Bye (Part 3)

Author :

  • @monkeiyeol

Cast:

  • Park Chanyeol
  • Xi Luhan
  • Kim Sera (OC)
  • Kim Raina (OC)

Genre:

  • Romance, School life

Length:

  • Chaptered

 

Note: setelah selesai ngedit ulang FF ini, akhirnya saya bisa send juga ke EXOFanfiction. Maklum aslinya FF ini penuh dengan typo. -_-

semoga aja udah engga ada typo pas di publish di EXOFanfiction. 😀

selamat membaca ya ~ 😀 

AUTHOR POV~

Pagi hari, Sera hanya bengong di tepi kasurnya sambil melihat keluar jendela. Dia menghirup udara pagi, dan berharap semoga hari ini tidak seperti kemarin.

Dia harap, bisa bersikap seperti biasa kepada Raina, kakaknya dan tentu saja kepada Luhan juga.

CKLEK

“Sera?” Raina membuka pintu kamar Sera, dan Sera hanya menoleh lemas.

“ya, eonni?” Sera tersenyum dan berdiri.

“ sarapan sudah siap. Ayo makan bersama” ucap Raina lembut sambil menghampiri Sera.

“iya eonni, sebentar lagi. Aku masih ingin menghirup udara pagi di sini”

“kau nampak tidak bersemangat, ada apa? ada yang mengganggumu di sekolah? apa kau punya masalah?”

Sera terdiam membelakangi Raina, hasratnya untuk menangis muncul kembali, untung saja dia masih bisa menahan hasratnya itu. Sera berbalik dan tersenyum dengan lebarnya.

“tidak ada apa-apa kok, eonni. hehehe”

“eonni terlalu khawatir” lanjutnya.

senyuman palsunya masih saja menghiasi wajahnya yang terlihat tidak cocok untuk tersenyum.

Raina tersenyum canggung, lalu menangguk tanda mengerti.

“baiklah kalau begitu. Jangan sungkan untuk bercerita kepada kakakmu ini, ya. ayo makan dulu” Raina merangkul pundak Sera, yang tingginya sedikit lebih pendek dari dirinya.

“iya eonni”

“aku masak sup kesukaanmu loh. Enak di makan selagi masih hangat” ucap Raina. Sera hanya tersenyum menanggapinya.

‘tuhan.. apa yang harus aku lakukan? eonni begitu baik padaku, aku tidak ingin dia tahu apa masalah yang sekarang sedang membebaniku. aku tidak ingin hati eonni terluka jika tahu kami ternyata menyukai laki-laki yang sama. aku sayang eonni..’  benak Sera.

***

Sera berjalan gontai ke sekolah, tidak ada semangat untuknya. Padahal kemarin dia bisa tertawa lepas.. karena Park Chanyeol yang ada di sisinya. Tapi sebenarnya bukan sosok Park Chanyeol yang dia inginkan, melainkan Xi Luhan, laki-laki yang sudah dia sukai sejak pertama kali mengenalnya.

“selamat pagi, Sera..”

Sera menghentikan langkahnya, dia membalikkan badannya dan betapa terkejutnya dia seorang namja yang sedang dia pikirkan saat ini sedang berdiri sambil tersenyum lembut ke arahnya, Xi Luhan.

“o-oppa.. selamat pagi”

“kenapa gugup begitu?”

Sera menggeleng. Perasaannya kembali sedih. Setiap melihatnya dia selalu mengingat cerita Raina kakaknya mengenai Luhan.

“sudah lama ya kita tidak mengobrol. Entah kenapa rasanya kangen sekali”

Sera menunduk dan sedikit tersipu, jantungnya pun kembali berdetak dengan cepatnya.

Dia merasakan hal yang seperti biasanya saat berdekatan dan bicara dengan Luhan.

“oh iya, kau tahu kalau di kotamu mengadakan Festival Kembang Api?”

“ah.. i-iya”

Sera masih menunduk dan mengepalkan tangannya, dia berusaha menahan air mata yang ingin keluar,  festival kembang api, mengingat Luhan oppa mengajak Raina kakaknya untuk pergi bersama-sama. padahal dia baru mengenal Raina, dan Sera juga merasa dirinya belum lama kenal dengan Luhan tapi kenapa hanya Raina yang dia perlakukan dengan special?

“kau datang?”

Sera terdiam lalu menggeleng cepat.

“aku tidak tahu oppa, habis.. tidak ada yang mengajakku” Sera tersenyum, membuat Luhan hanya memandang wajah Sera

“bagaimana dengan temanmu yang aku pikir bernama Park Chanyeol itu?”

“dia? ah.. entahlah.. hahaha..”

“kalau tidak keberatan kita bisa pergi bersama, aku juga mengajak temanku. Mungkin kalian bisa saling kenal nantinya”

Sera memejamkan matanya, menarik nafas dalam dan akhirnya tersenyum lagi ke arah Luhan.

“tidak oppa, aku ingin dirumah saja. Lagi pula aku ada ulangan minggu-minggu ini” ucap Sera berbohong. Matanya sudah berkaca-kaca

“sayang sekali, aku pikir pasti akan menyenangkan pergi bersama-sama”

Sera hanya tersenyum. Dia tidak sanggup lagi bicara. tidak sanggup lagi.. dada nya sesak, dia berharap ada seseorang yang membawanya pergi dari sini sekarang.

KIM SERA POV~

‘aku tidak sanggup lagi masuk kedalam perbincangan ini, aku tidak mau lagi menangis. aku sudah berharap hari ini lebih baik dari hari sebelumnya. tapi kenapa.. kenapa sama saja?’

“ah! kau masih di sini rupanya..”

Aku dan juga Luhan oppa membalikkan badan ke belakang, ternyata Chanyeol dengan gaya sok coolnya itu berdiri dan menghampiriku.

“kau tahu kan sekarang kita harus mengumpulkan tugas pagi-pagi?”

“ah..”

aku tidak bisa bicara, tangan Chanyeol mengenggam tanganku dan membawaku pergi, dia menolongku lagi.

“maaf sunbae, kami buru-buru” ucap Chanyeol dengan wajah datarnya. Aku hanya bisa menunduk dan mengikuti langkah Chanyeol yang terbilang sangat cepat.

***

“menangislah..”

“apa maksudmu?”

“aku bilang menangis! aku tahu kau ingin sekali menangis saat ini”

aku hanya terdiam, Chanyeol membawaku ke atap sekolah lagi, tempat dimana aku pertama kali menangis di depannya, dan pertama kali juga dia memelukku dan menemaniku selama aku menangis.

“Sera..”

“aku tidak ingin menangis! yang aku inginkan Luhan oppa menyukaiku!”

“kau menangis Sera..”

“uh!”

Tiba-tiba saja air mataku mengalir dengan sendirinya, padahal aku ingin sekali tidak menangis, ingin sekali hari ini berubah menjadi hari yang menyenangkan bagiku.. aku ingin melupakan kejadian kemarin tapi ternyata aku tidak mampu.

Aku terduduk dan menangis sekeras mungkin, Chanyeol hanya berdiri. Entah apa yang dia pikirkan selama ini, entah apa yang dia lihat dan entah apa yang dia ingin lakukan. Aku tidak tahu, yang jelas aku butuh seseorang yang membuatku tersenyum hari ini. Aku hanya butuh senyuman yang tulus, bukan senyuman yang di buat-buat.

“hey Sera, lihat ini..”

aku menangkat kepalaku dan melihat Chanyeol yang memberikan ekspresi wajahnya yang sangat aneh, tepat di depan wajahku.

“mmmppfff… hahahahahah!!! wajahmu seperti babi, Chanyeol!!”

“aku meniru gaya kucing, Sera. Bukannya babi…” Chanyeol mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar tidak lama kemudian dia tersenyum dan duduk berhadapan denganku.

“kau tambah manis jika tertawa”

DEG!

Chanyeol mengusap-usap kepalaku seperti biasa, dia tersenyum lembut kepadaku, dan matanya menatap dalam mataku. tidak seperti biasanya. aku merasakan hal yang biasanya aku rasakan jika ada Luhan oppa. tapi.. dia Park Chanyeol. bagaimana bisa?

aku membuang mukaku. aku tidak ingin rasa ini tumbuh, aku tidak ingin! perjuangan cintaku tidak cukup sampai di sini. aku belum mendapatkan Luhan oppa.

“kenapa?”

“aku akan menyatakan perasaanku kepada Luhan oppa”

“hah?! apa kau gila? sudah jelas-jelas dia sedang mendekati kakak mu!”

aku terdiam, aku tidak mendengarkan ucapan Chanyeol.

“Sera!!”

aku masih diam, wajahku pun masih aku palingkan ke arah lain, aku tidak mau melihat Chanyeol di saat perasaanku mulai terasa aneh padanya.

“KIM SERA! kau dengar aku?”

Chanyeol menguncang-guncangkan bahuku kencang. aku tidak tahan seperti ini.

“hhh.. baiklah kalau itu keputusanmu. Semoga saja kau tidak menangis lagi”

Chanyeol berdiri dan melangkah pergi dari atap. aku hanya bisa memejamkan mataku, membiarkan air mataku keluar lagi.

‘ini keputusanku, Chanyeol.. bagaimanapun resikonya aku sudah siap..’

***

AUTHOR POV~

Matematika.. ini juga salah satu pelajaran yang di benci Kim Sera selain Bahasa Inggris. Dia hanya menopang dagunya sambil melihat ke arah Song Seonsaengnim yang sedang mengoceh di depan kelas menjelaskan tentang Statistik.

“ada yang ingin bertanya?” ucap Song seonsanegnim. Serempak murid-murid bicara ‘tidak’ kepada Song seonsanegnim membuat Song seonsaengnim menghentikan penjelasannya dan duduk di kursi.

“lusa akan ada ulangan harian, tentang apa yang sudah saya jelaskan. Siapkan diri kalian masing-masing” Song seonsaengnim keluar kelas, karena  bel pulang sekolah sudah berbunyi.

Sera hanya menunduk dan melihat buku catatannya yang kosong, dia tidak mencatat sama sekali tentang materi barusan, buku catatannya benar-benar tidak lengkap.

“Kanna.. buku catatan mu lengkap tidak?” Sera membalikkan tubuhnya dan melihat Kanna yang sedang menggambar di buku catatannya, tanpa Kanna menjawab pertanyaannya pun Sera sudah bisa tahu apa jawabannya. pasti jawabannya ‘tidak’

“Tidak..” ucap Kanna kemudian. Sera hanya menghembuskan nafas kasar lalu membalikkan tubuhnya kedepan.

‘bagaimana ini?’

“ini..”

Chanyeol melemparkan buku ke meja Sera, Sera hanya menatap Chanyeol bingung.

“kau butuh buku catatan matematika kan?” ucap Chanyeol. Nampak tergambar jelas di raut wajah Sera, kalau dia tidak mengerti dengan apa yang Chanyeol lakukan kali ini.

“ah.. i-iya aku membutuhkannya, tapi bagaimana denganmu?”

Sera sudah berfikir Chanyeol tidak akan lagi mendekatinya, ternyata sikapnya masih sama seperti biasa.

Chanyeol hanya menunjukkan selembar kertas dengan rumus-rumus yang tertulis di kertas itu.

“aku hanya butuh rumurs-rumusnya” katanya dengan wajahnya yang terlihat cool.

“apakah boleh aku pinjam?”

“kalau tidak boleh untuk apa aku menawarkan buku catatanku padamu?”

Sera hanya tersenyum.

“gomawo”

“ya.. aku sudah mencatat dengan sangat jelas, pasti kau akan langsung mengerti”

Chanyeol keluar kelas dengan tas gendong di punggungnya. kemeja seragamnya seperti biasa, dia keluarkan dan dia biarkan berantakan.

Tidak terlihat dari luar kalau dia ternyata namja yang rajin dan tergolong pintar. Pasti orang-orang saat pertama kali melihatnya akan menilai seorang Park Chanyeol itu namja yang malas dan sedikit nakal.

Sera melihat buku catatan berwarna biru dengan nama ‘Park Chanyeol, Kelas 1-A’ di cover depan buku itu. Sera mengambilnya dan memasukkannya ke dalam tas sebelum dia keluar kelas.

***

“maafkan saya, saya terlambat mengumpulkan tugas..”

ucap Sera yang sudah ada di hadapan Oh seonsaengnim.

“bukannya kau sudah mengumpulkan tugasmu? Park Chanyeol yang mengumpulkannya bersama dengan tugasmu. katanya kau menitipkan tugasmu padanya”

“ah?”

“mungkin kau lupa. tapi baru saja Chanyeol mengumpulkan tugasnya bersama dengan tugasmu”

Sera terdiam dan sedikit tidak mengerti. kenapa Chanyeol melakukan ini. lalu dia membuatkan tugas untukku?

“baiklah kalau begitu Oh seonsaengnim. saya permisi”

“ya..”

Sera keluar ruang guru dengan perasaan yang sangat bingung, dia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran seorang Park Chanyeol.

“Sera!” Kanna berlari dengan semangat.

“ada apa?”

“kau lupa? kita latihan basket sekarang kan? aku mencarimu kemana-mana, ternyata di sini”

“ah.. maaf aku lupa”

“ya sudah, ayo cepat!”

Sera mengangguk lalu berjalan ke arah gedung olahraga bersama Kanna.

***

Sera dan Kanna berbaris dan kembali mendengarkan pelatih yang sedang bicara di depannya, pandangannya mencari-cari seseorang. Park Chanyeol.

Chanyeol hanya berdiri santai dan berbaur dengan anak laki-laki lainnya, terkadang dia mengobrol dengan temannya, yang berasal dari kelas lain. ternyata Chanyeol orangnya sangat supel dan friendly. sangat mudah sepertinya mendapatkan teman.

“baiklah, saya akan membagikan seragam latihan basket untuk kalian” ucap pelatih.

pelatih akhirnya membagikan satu persatu baju seragam kepada murid-muridnya.

“kalian bisa ganti baju dulu di ruang ganti”

barisan bubar, semua anggota klub masuk keruang ganti yang sudah di sediakan. Sera dan Kanna pun masuk ke ruang ganti.

***

“seragam perempuan berbeda dengan seragam laki-laki ya?” ucap Kanna setelah semuanya selesai ganti baju dan berkumpul di gedung olahraga.

“iya, tidak mungkin kan kita memakai baju lengan buntung seperti itu” jelas Sera kepada Kanna.

“Sera! lihat itu Chanyeol, tangannya sedikit berotot ya! keren!” Kanna terlihat sangat mengagumi Chanyeol. namun Sera hanya melihat Chanyeol yang memang terlihat keren dengan seragam basketnya itu.

“pertama-tama kita lakukan pemanasan, sehabis itu kita latihan mendrible dulu!” jelas pelatih.

semuanya mengikuti instruksi pelatih dengan pemanasan yang di pimpin pelatih.

setelah selesai pemanasan semuanya berlatih mendrible dengan bola yang di bagikan ke semua anggota, untung saja kapasitas bola basket sangatlah banyak-tidak terbatas. mengingat anggota klub yang tidak terlalu banyak.

“kau terlihat sudah mahir” ucap seorang namja kepada Chanyeol.

“haha.. aku memang menekuni basket dari SD” ucap Chanyeol sambil mendrible bola basketnya dengan lihai.

“wah! pantas saja, gerakan tanganmu sudah tidak kaku lagi”

Chanyeol hanya tertawa lepas bersama temannya itu. Sera hanya melihat Chanyeol dari kejauhan. dadanya mulai berdebar lagi, perasaan aneh ini muncul lagi. Sera mengalihkan pandangannya ke arah bola basket yang sedang ia drible.

‘aku tidak boleh mempunyai perasaan aneh ini. perasaan ini hanya boleh aku rasakan jika bersama Luhan oppa’

***

“aahhh!! lelahnyaaa~” Kanna meluruskan kakinya dan duduk di lantai gedung olahraga.

“iyaaaa” Serapun melakukan hal serupa, namun kakinya dia tekuk dan dia memeluk kedua kakinya

“luruskan kakimu, bodoh”

“memangnya kenapa?” Sera menatap sinis ke arah Chanyeol yang sedang membawa membawa minuman di tangannya.

“kau bisa kena penyakit!”

“huh..” Sera langsung saja meluruskan kakinya dengan perasaan kesal, lagi-lagi bodoh panggilan untuknya.

“ini untukmu” Chanyeol memberikan minuman kaleng kepada Sera juga kepada Kanna.

“terimakasih lagi, Chanyeol” ucap Kanna sambil membuka tutup kaleng itu.

“terimakasih..” ucap Sera sambil membuka tutup kaleng itu dengan wajahnya yang masih kesal.

CREESSSSS

“AAAAHHH!!! PARK CHANYEOL!! APA YANG KAU LAKUKAN?!”

Air soda yang menyembur ke wajah Sera, saat Sera membuka tutup kaleng itu membuat Sera kesal, sangat kesal. namun Chanyeol hanya tertawa menanggapinya.

“hahahaha… bagaimana? hebatkan?”

“kau lihat ini? kau membuat rambut dan wajahku basah!!”

“aku hanya iseng..”

“Chanyeol kau keterlaluan..” ucap Kanna.

“aku hanya bercanda.. ck.. baiklah sini biar aku keringkan” Chanyeol mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya. dia berjongkok dan menghadap ke Sera. Sera hanya memandangnya kesal sambil cemberut.

“kalau seperti itu wajahmu mirip dengan Kuda Nil” Chanyeol terkekeh sambil mulai mengelap wajah Sera yang basah.

“kau sengaja seperti ini agar kau mengelap wajahku kan?”

“percaya diri sekali kau, aku hanya iseng bukan mengharapkan macam-macam darimu. Lagi pula aku bukan namja licik.”

“hhh.. biar aku sendiri saja” Sera merebut sapu tangan Chanyeol dari tangannya dan mengeringkan wajahnya sendiri.

***

“sera.. maafkan aku.. aku hanya iseng. aku bercanda!”

“pergilah.. aku ingin belajar sendirian di perpustakaan.” ucap Sera yang terus berjalan di koridor sekolah, tapi Chanyeol masih saja merajuk meminta maaf kepada Sera. Niatnya hanya bercanda, namun Sera sudah benar-benar kesal.

“ya sudah kalau kau tidak mau memaafkan aku. aku pulang, semangat untuk belajarnya” Chanyeol membalikkan tubuhnya dan mulai melangkah menjauh dari Sera, tiba-tiba langkah Sera berhenti saat melihat Luhan yang masuk kedalam perpustakaan.

Sera mempercepat langkahnya dan membiarkan Chanyeol pergi tanpa menahan Chanyeol yang ternyata sudah menoleh ke belakang dan melihat Sera menyusul Luhan ke dalam perpustakaan.

***

KIM SERA POV~

‘ternyata perpustakaan sudah sepi, tapi kenapa Luhan oppa masuk ke perpustakaan ya?’

aku sedikit menoleh ke arah Luhan oppa yang sedang menlihat-lihat buku, aku harap Luhan oppa tidak melihatku. aku belum siap bertemu dengannya.

aku terus saja memperhatikan Luhan oppa, tidak lama kemudian setelah dia mendapatkan bukunya dia pergi ke meja penjaga perpustakaan lalu keluar dari perpustakaan.

aku sedikit merasa lega, akupun duduk di kursi yang sudah di sediakan. aku membuka tasku dan mengambil buku catatan milik Chanyeol.

aku menatap buku itu sebentar lalu membukanya. mataku terbelalak saat melihat tulisan Chanyeol yang tidak aku sangka serapih ini. sangat rapih.

‘rapih sekali tulisannya’

aku pun mulai sedikit membaca catatan matematika yang di tulis Chanyeol. aku membalik halaman berikutnya dan aku tersenyum saat aku bisa mengerti dengan sangat cepat berkat catatatannya yang rapih ini.

setelah sudah hampir 5 lembar yang aku baca dan aku pahami sekarang tinggal 2 halaman lagi. tidak ada kesulitan sama sekali, catatan yang di tulis Chanyeol benar-benar membantu. aku pun mengeluarkan buku catatatanku lalu menyalinnya ke bukuku.

“hei..”

DEG!

tepukan di pundakku membuatku kaget, apa lagi suara yang sangat aku kenal ini.

“Luhan oppa?” kataku saat aku menoleh dan mendapati Luhan oppa yang tersenyum ke arahku seperti biasanya.

“sedang belajar?”

“i-iya..” aku kembali gugup. jantungku pun mulai tidak karuan.

“belajar apa?” kali ini Luhan oppa menarik kursi dan duduk di sampingku.

“ma-matematika oppa. lusa aku ada ulangan”

“hmm.. ada yang kau tidak mengerti?”

“tidak kok oppa”

kami berdua terdiam, aku tidak tahu harus bicara apa lagi.

“o-oppa..”

“ya?”

“aku.. aku ingin bertanya sesuatu”

“apa itu? katakan saja” Luhan oppa sudah tersenyum, dia orang yang baik. tidak salah kan kalau aku menyukai namja ini saat pertama kali bertemu? karena orang ini juga yang di sukai oleh eonni, jadi aku tidak mungkin salah.

“a-apa oppa sudah punya pacar?”

“hahaha.. kenapa kau bertanya seperti itu?”

“a-aku hanya ingin tahu” ucapku malu-malu. wajahku pasti sudah memerah.

“aku tidak punya pacar, kalau kau?”

“ah? a-aku.. aku belum punya juga oppa” ucapku kembali gugup. Luhan hanya menatapku dan aku tidak berani menarapnya kali ini.

“a-apa ada orang yang Luhan oppa sukai?”

“kalau itu.. aku tidak tahu. tapi aku sedang senang melihat seorang yeoja yang sangat manis” Luhan oppa membelai rambutku. membuatku berdegup sangat kencang, tidak bisa aku tahan lagi, niatku untuk menyatakan perasaan kepada Luhan oppa tidak ingin aku tunda lagi.

“o-oppa..”

“maaf Sera, aku lupa kalau ada rapat OSIS hari ini. maaf ya aku tinggal. nanti kalau bisa kita pulang bersama lagi”

Luhan oppa berdiri saat aku ingin sekali menyatakan perasaanku. tapi tekatku sudah bulat, aku sudah memberanikan diri bertindak sejauh ini.

aku tidak ingin keinginan aku ini batal. aku juga ingin tahu jawaban Luhan oppa. aku pun sudah mau mengambil resiko apapun itu, dan aku pun sudah siap mendengar jawaban Luhan oppa…

“tu-tunggu oppa..” aku menahan lengan Luhan oppa, dengan kepalaku yang tertunduk, jantungku tidak karuan, wajahku sudah panas. aku malu sekali.

“ada apa, Sera? aku tidak akan lama. pasti aku kembali lagi kesini menemanimu belajar” jelasnya.

aku sudah menebaknya dia pasti sedang tersenyum seperti biasanya. sayangnya yang aku lihat kali ini hanyalah kakiku yang tengah gemetar. aku takut.

aku mulai melepaskan tanganku dari lengan Luhan oppa, aku mengangkat wajahku, menatapnya dalam dan mulai membuka mulutku.

“o-oppa.. a-aku..”

“nee?”

“a-aku.. aku menyukaimu..”

sungguh.. aku sudah mengatakannya. sudah aku katakan. aku sudah menyatakan perasaanku kepada Luhan oppa. namun Luhan oppa hanya tersenyum lembut sambil mengelus kepalaku perlahan.

“Sera.. maafkan aku..”

DEG!

sudah aku duga dari awal, harusnya memang aku tidak perlu melakukan hal bodoh seperti ini, harusnya aku tidak usah mengatakan hal bodoh seperti ini, seharusnya aku.. mengikuti kata Chanyeol.

aku tersenyum pahit di depan Luhan oppa yang masih menatapku tanpa ekspresi, tidak seperti biasanya Luhan oppa seperti ini.

“a-apa maksudnya dengan maaf oppa?”

aku berusaha menahan air mataku, aku tidak ingin menangis di depan Luhan oppa, aku harus kuat. aku sudah janji untuk menerima resiko apa saja setelah aku menyatakan perasaanku.

“aku.. menyukai seseorang, Sera”

DEG!

rasanya.. rasanya seperti di tusuk. dadaku sakit sekali. air mataku sudah tidak bisa ku bendung lagi, mereka mengalir dengan bebasnya membasahi pipiku, melewati wajahku dan akhirnya jatuh ke lantai.

“aku.. aku menyukaimu oppa, aku menyukaimu sejak aku pertama kali mengenalmu”

“sudah jangan menangis”

tangan Luhan oppa yang terasa dingin di pipiku, menghapus air mata yang keluar, air mata yang sudah membasahi pipiku dari tadi.

suasana perpustakaan yang sepi membuatku hanya diam, mengepalkan tanganku erat. rasa ini berubah jadi rasa kesal. aku kesal!

tangan Luhan oppa perlahan jauh dari wajahku, tangannya dia tarik kembali dan dia simpan di samping tubuhnya. dia berbalik dan berjalan meninggalkan aku yang masih berdiri, menangis.. ya.. menangisinya, menangisi ucapannya yang ternyata sudah menolakku mentah-mentah.

aku seakan orang bodoh yang hanya bisa menangis, yang hanya bisa mengeluarkan air mata, minta belas kasihan padanya..

“Kim Raina kan?”

langkah Luhan oppa berhenti, sudah aku duga yang dia sukai adalah Raina eonni, orang perfect yang pernah di ciptakan tuhan di dunia ini. benar-benar pilihan yang tepat.

“kenapa kau mengenalnya?”

“iya, karena.. aku adiknya!!”

Luhan oppa Nampak terkejut, dia membesarkan kedua bola mataknya. namun ucapanku tidak membuatnya berubah pikiran, ya.. tentu saja tidak. dia hanya tersenyum lembut.

“maafkan aku Sera. aku mohon dengan sudah terjadinya ini. kau tidak membenciku, apalagi kakakmu” Luhan oppa terus berjalan kepintu perpustakaan dan tubuhnya menghilang saat dia keluar perpustakaan.

aku hanya bisa menangis, mengeluarkan air mata yang banyak, yang deras. aku terduduk di lantas perpustakaan, menangis tersedu-sedu tanpa ada yang menolongku sama sekali, entah kenapa di saat seperti ini aku ingin ada Chanyeol ada dan memelukku. aku.. aku hanya memanfaatkan namja bernama Park Chanyeol itu, aku.. jahat..

***

“aku pulang”

aku pulang dengan tubuh yang sangat lemas. pikiranku kacau. penampilanku sangat kusut kali ini.

“selamat datang.. kau terlihat tidak sehat, Sera..” ucap Raina eonni dengan wajah yang sangat khawatir.

setiap melihat wajah eonni entah kenapa malah Luhan oppa yang terbayang di pikiranku. Luhan oppa menyukai eonni. seharusnya aku sudah tahu itu.

“eonni..”

“ada apa? kau sakit? katakan padaku, aku akan membuatkan susu hangat untukmu”

“tidak eonni.. aku tidak ingin susu”

“la-lalu?”

aku menggigit bibir bawahku, aku menelan ludahku, aku sudah bertekat akan memberi tahu semuanya. aku sudah tidak ingin menutupi ini lagi, aku memang tidak bisa membenci Raina eonni dan Luhan oppa. aku sayang mereka, terlebih lagi Raina eonni, dia sangat baik padaku. selama ini dia yang mengurusku selagi appa dan eomma tidak di rumah.

“ada apa, Sera?”

Raina eonni mengelus rambutku, memperlihatkan wajah khawatirnya. aku semakin tidak tega untuk mengatakan ini. aku tidak mau kalau Raina eonni menjadi bersalah karena sudah menceritakan tentang Luhan oppa, namja yang dia suka padaku.

hanya air mataku yang lagi-lagi keluar, hatiku sakit. sangat sakit. baru kali ini aku sesakit ini. sesungguhnya aku sangat tidak rela mengatakan ini. aku tidak ingin seperti ini.

“Eonni.. aku..”

“a-ada apa? kenapa kau malah menangis? aku melakukan kesalahan padamu?” eonni menghapus air mataku lembut, matanya mulai berkaca-kaca.

“uh!”

aku menepis tangannya lalu langsung saja aku berlari masuk rumah lalu naik ke lantai dua menuju kamarku.

“Sera!! ada apa? kau kenapa?” eonni ternyata mengejarku. aku terus berlari dan akhirnya berhasil masuk kamarku sebelum eonni menarik tanganku.

DOK DOK!

“Sera.. aku kenapa?”

eonni mengetuk pintu kamarku keras, begitupun suara tangisanku yang semakin mengeras dan terdengar keluar.

“namja yang aku sukai itu Xi Luhan! namja yang eonni suka juga!”

ya tuhan.. demi apapun aku tidak ingin mengatakan ini. aku tidak ingin eonni memikirkan ini, tapi rasa sakit di dada ini yang membuatku mengatakannya.

“Luhan oppa menolakku! dia menyukai eonni.. dia.. tidak menyukaiku.. sama sekali..” aku tertunduk aku bangun menjauh dari pintu kamarku yang sama sekali tidak ada lagi suara eonni di balik sana. aku berjalan menuju kasur.

CKLEK

“Sera…”

Raina eonni memelukku dari belakang, dia meneteskan air matanya di bahuku. terasa basah dan dingin..

“kenapa kau tidak mengatakannya? aku bisa menjaga perasaanku, aku bisa untuk tidak sampai menyukai Luhan. itu semua demi kau, Sera. tapi..”

“tapi sekarang.. aku sudah sangat menyukainya..”

‘ya tuhan.. sampai kapan aku merasakan rasa sakit di dada ini? rasa tercekit di leher ini, rasa perih di hati ini.. kapan ini semua berakhir?’

“aku sudah di tolak eonni, jadi tidak ada alasan untuk eonni mengubah rasa suka eonni kepada Luhan oppa..”

“ada..”

“jangan bilang kalau eonni hanya kasihan padaku! aku tidak perlu di kasiahi! aku tidak perlu..”

“ku mohon jangan membenciku… maafkan aku, aku kakak yang tidak buruk.. aku tidak tahu semua ini kebetulan”

aku tersenyum, aku menghapus air mataku. aku sudah tidak tahan lagi, aku tidak mau terus-terusan seperti ini-larut dalam kesedihan.

“eonni..”

aku membalikkan tubuhku, aku melihat eonni yang tengah menangis hebat. tubuhnya bergetar. dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

“maafkan aku Sera.. maafkan aku..”

“eonni tidak salah.. ini kebetulan kan?”

“tapi aku.. aku sudah membuatmu sedih, aku sama sekali tidak tahu..”

“lagi pula aku sudah di tolak, aku tidak mungkin lagi menyukai Luhan oppa, walaupun sampai saat ini aku masih menyukainya. tapi rasa sukaku kepada Luhan oppa tidak menandingi rasa sayangku kepada mu eonni. aku ingin eonni tersenyum dan ceria seperti kemarin-kemarin.. maka dari itu..”

aku tidak sanggup meneruskan kata-kataku. air mataku mengalir lagi dan buru-buru aku menghapusnya.

“maka dari itu.. aku ingin eonni hidup senang bersama Luhan oppa, aku yakin saat Festival Kembang Api nanti Luhan oppa akan menyatakan perasaannya padamu, eonni..”

aku tidak bisa menahan air mataku lagi, aku bicara sambil mengeluarkan air mata, begitu sakit rasanya bicara seperti ini, merelakan orang yang aku suka hidup bersama dengan eonni yang aku sayang.

“Se-Sera..”

“aku tidak apa-apa kok eonni. aku kuat, aku bukan orang lemah” aku tersenyum, berusaha tersenyum tepatnya. dan aku berhasil, yang aku pikir ini senyuman tulus dari dasar hatiku.

Raina eonni memelukku erat, sangat erat. dia kembali menangis dan aku hanya diam menatap pintu kamar ku yang terbuka lebar.

“Sera.. terimakasih..”

aku sudah menjadi orang baik, aku sudah merasa ini kelebihanku. walaupun selalu tidak mendapatkan hal yang aku inginkan, setidaknya aku bisa menjadi orang baik yang bisa membuat orang lain senang, tunggu dulu.. sepertinya aku pernah mendengar ucapan ini..

‘Park Chanyeol.. itu motto hidupnya..’

***

“Selamat pagi eonni! lihat! aku membuat pancake, semoga saja eonni suka”

aku berniat mengubah nasib hidupku sendiri, aku tidak akan berkelut dalam kesedihan yang jujur saja masih membekas di hatiku. masih sangat membekas.

“Sera? kau yang memasak ini?” eonni tampak terkejut saat melihat meja makan yang sudah siap dengan sarapan pagi untuk pagi ini. 2 piring pancake dan 2 gelas susu hangat.

“iyaa! ayo eonni coba ini” aku mendorong eonni agar duduk di kursi meja makan dan menyuruh dia menyoba pancake buatanku.

“hahaha.. iya-iya eonni coba ya” eonni yang sudah duduk mulai memotong pancake nya dan memasukkannya ke mulut.

“hmm.. enak. kau ternyata pintar memasak ya” puji eonni, aku hanya tersenyum.

“ayo makan sama-sama” teriak eonni.

“iya!!” balasku dengan teriakan juga.

aku akan biasakan diriku seperti ini, aku tahan agar aku tidak menangis lagi nantinya. aku berusaha merelakan Luhan oppa untuk mu eonni…

***

aku berjalan kesekolah, tidak terasa ini sudah hari jumat,  Festifal Kembang Api hanya menunggu nanti malam. entah kenapa aku jadi tidak ingin ke sana.

“pagi”

“pagi..”

mataku terbelalak saat melihat penampilan Chanyeol yang berbeda, dia lebih rapih dari sebelumnya. seragam yang dia masukkan, tataan rambut yang tidak berantakan. namun cara dia beralan masih saja terlihat sok cool seperti biasanya.

“a-ada apa denganmu, Chanyeol?”

“aku? tidak.. aku hanya sedang ingin berpenampilan beda hari ini” jelas Chanyeol sambil membentulkan tasnya.

“kenapa? memangnya ada apa?”

“sudah aku bilang tidak ada apa-apa, bodoh..” Chanyeol mencubit pipiku. tapi entah kenapa rasa kesal tidak mendatangiku. hanya ada rasa ingin tersenyum dan tertawa yang aku rasakan.

sihir apa yang di pakai namja ini padaku?

“kenapa kau bengong? biasanya kau mengamuk kalau aku mencubitmu”

“tidak, aku sedang tidak ingin mengamuk ataupun marah padamu”

“aaahh.. jangan-jangan kau menyukaiku? hahahaha” Chanyeol tertawa lebar di depanku. aku ikut tertawa, tertawa yang sangat lepas. ataukah hanya tawa terpaksa lagi?

“Sera..”

“ya?” aku tersenyum, Chanyeol juga tersenyum lalu mengelus kepalaku lembut.

“tidak..hahaha.. aku hanya iseng memanggil namamu”

“kau aneh..”

“kenapa kau masih ingin dekat dengan orang aneh?” balas Chanyeol dan berhasil membuatku diam.

“hahaha.. tidak tahu” kataku sambil menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.

“dasar bodoh.. ayo cepat ke sekolah”

“iya!”

Chanyeol merangkul pundakku, kenapa rasanya panas? tubuhku terasa sangat panas. dadaku pun berdegup kencang. aku.. aku berkeringat. ada apa ini?

***

“gyaaaaa!! kalian bersama lagi!!”

Kanna memelukku erat saat melihat aku dan Chanyeol yang masih ada di koridor.

“ya ampun Kanna, kau membuatku kaget” ucapku saat tiba-tiba Kanna memelukku dari depan.

“hahaha.. habisnya kalian selalu bersama, apa kalian pacaran?”

“ah? ti-tidak a-aku dan Chanyeol tidak pacaran! apa-apaan sih..”

“hei.. kenapa kau jadi heboh begitu? aku yakin Kanna hanya iseng bertanya..” Chanyeol hanya melihatku heran.

aku juga tidak mengerti. kenapa aku bisa seheboh itu menanggapinya. wajahku mulai memerah. aku malu.

‘ya ampun, ada apa denganku?’

“kau merubah penampilanmu, Chanyeol?” tanya Kanna dengan cengiran di akhir ucapannya. membuat Chanyeol mengangguk dan menyengir juga.

“aku ingin coba menjadi murid teladan” ucap Chanyeol sambil tersenyum tipis.

Kanna hanya tertawa menanggapinya, dan aku hanya melihat wajah Chanyeol yang masih tersenyum. ternyata dia memiliki wajah yang bisa di bilang.. keren.

“kenapa kau melihatku seperti itu, bodoh?”

DEG!

‘ahh.. aku ini kenapa sih? hari ini aku aneh..’

“ti-tidak.. aku.. aku masuk ke kelas duluan yaa!” aku pun berlari sambil menabrak beberapa orang saking buru-burunya.

AUTHOR POV~

saking buru-burunya Sera sampai menabrak beberapa orang yang ada di depannya, Chanyeol hanya meperhatikan tubuh yeoja itu dari belakang sambil sedikit tersenyum.

“ayo kita juga menyusul” ucap Kanna yang jalan dan menyusul sera.

Chanyeol hanya mengangguk dan mulai berjalan.

***

Sera hanya melamun di sepanjang pelajaran, di saat merasa sendirian dia suka terpikir kejadian kemarin, kejadian yang sangat menyakitkan baginya.

Chanyeol yang dari tadi memperhatikan Sera dari mejanya hanya bisa diam. Chanyeol mengambil pulpen dan menulis sesuatu di halaman belakang buku tulisnya. lalu dia merobek kertas bertulisan itu dan dia membuat bola kertas yang akan siap dia lemparkan ke kepala Sera.

TUK!

“hhh… Chanyeol?” desis Sera pelan sambil melihat ke belakang, Chanyeol hanya terkekeh sambil menunjuk-nunjuk kertas yang dia lemparkan tadi

“apa?” ucap Sera pelan.

“ba-ca i-tu..” ucap Chanyeol pelan. masih saja menunuuk-nunjuk ke arak bola kertas yang ada di meja Sera.

Sera mengerti -langsung mengambil bola kertas itu dan membukanya.

‘jangan melamun saja, nanti kau bisa tambah bodoh!’

Sera tersenyum lalu menoleh kearah Chanyeol yang hanya tersenyum lembut padanya. dia merasa berdebar, entah karena apa. tapi yang jelas Sera mengambil pulpennya dan membalas tulisan itu dengan senyuman yang terlukis di wajahnya.

***

KIM SERA POV~

“Chanyeol!”

“ha?”

“ingin ke kantin bersama?”

“a-apa?”

“ingin kekantin bersamaaaaa?” aku menaikkan volume suaraku, dan Chanyeol hanya tertawa.

“hahaha.. tumben sekali kau mengajakku. ada apa? biasanya kau mengusirku jika aku berada di dekatmu”

aku terdiam, kau juga tidak mengerti. kenapa aku jadi seperti ini. aku bingung.

“ya sudah ayo..”

Chanyeol menarik tanganku keluar kelas sebelum aku menjawab pertanyaannya itu. dan.. dadaku kembali berdebar saat ini. apa mungkin perasaan sukaku ke Luhan oppa berpindah kepada Chanyeol?

‘tidak.. tidak mungkin..’

aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan mengikuti Chanyeol yang menarikku.

***

“kau ingin membeli apa?” tanya Chanyeol.

“aku hanya ingin Roti dan susu Stroberi saja” ucapku.

“oke, tunggu di sini. biar aku yang belikan, oke?”

“iya” kataku sambil tersenyum. aku melihat Chanyeol yang jangkung itu menyatu dengan murid-murid lain yang sedang memenuhi kantin.

“Sera?”

aku menoleh, dan teryata Luhan oppa. calon pacar kakakku..

“hai oppa..” ucapku yang berusaha di buat biasa. Luhan oppa hanya tersenyum.

“maafkan aku, kemarin aku tidak kembali ke perpustakaan, karena ternyata rapatnya sangat lama”

“ah.. tidak apa-apa oppa, aku juga langsung pulang kok tidak lama oppa keluar perpustakaan” aku tersenyum, yah.. aku berhasil tersenyum dan bersikap biasa kepadanya, Xi Luhan.

“dan.. kejadian yang kemarin ak..”

“sudahlah oppa, anggap saja aku tidak pernah mengatakan itu, anggap saja tidak pernah terjadi. kataku sambil mengibas-ngibaskan tanganku.

“baiklah..” ucapnya lemah.

‘aku tidak boleh menangis.. tidak boleh..’

mataku sudah berkaca-kaca, kenapa Luhan oppa tidak pergi saja? aku tidak mau menangis di depannya lagi.

“hei, Sunbae”

“Chanyeol?”

“ya, itu namaku..” Chanyeol mengulurkan tangannya, dan tidak lama Luhan oppa meraih tangan Chanyeol.

“aku.. Xi Luhan”

“ya, aku sudah banyak mendengar tentang mu dari anak ini.” Chanyeol menunjukku. aku tidak mengerti apa maksudnya.

“ah. benarkah?”

“iya”

aku hanya menunduk dan menahan air mataku. aku tidak boleh menangis di sini.

“a-ayo Chanyeol..” ucapku sudah tidak bisa menahan air mataku lagi.

“o-oppa kami duluan” ucapku terpaksa tersenyum

“baiklah” Luhan oppa hanya tersenyum, tangannya mulai melayang dan berhendak menyentuh kepalaku.

mataku terbelalak saat Chanyeol yang menepis tangan Luhan oppa. aku hanya diam, tidak tahu harus berbuat apa.

“sebaiknya sunbae jangan bersikap baik lebih dari ini pada Sera, karena ini akan membuatnya semakin berharap”

DEG!

apa yang dia katakan? kenapa dia mengatakan itu?

“ayo Sera..” Chanyeol menarik tanganku, aku masih melihat Luhan oppa yang hanya terdiam sambil melihat tangannya yang Chanyeol tepis. mungkinkah dia marah?

***

“Cha-Chanyeol lepaskan aku”

“tidak!”

“lepaskan aku!!”

“tidak!!”

aku berusaha melepaskan tangan Chanyeol, dia membawaku ke atap lagi, genggaman tangannya sangat erat membuatku tidak bisa melepasnya.

“PARK CHANYEOL!! AKU BILANG LEPAS!!”

Chanyeol berhenti saat kita berdua sudah sampai atap. angin yang berhembus menyapu wajahku dan membuat rambut kami berdua tersapu olehnya.

Chanyeol melepaskan tanganku. namun tubuhnya belum berbalik.

“apa yang kau lakukan pada Luhan oppa? kenapa kau mengatakan hal itu padanya? kau tahu kan dia bisa membenciku!”

“apa yang kau harapkan dari namja seperti dia? jelas-jelas dia memberi harapan kosong padamu! dia tidak menyukaimu tapi dia terus saja memperlakukanmu seakan-akan dia menyukaimu! aku tahu rasanya pasti sakit!” suara Berat Chanyeol membuatku takut. suaranya sangat lantang.

“ya.. memang dia tidak menyukaiku, aku sudah di tolak, tapi aku masih menyukainya. walaupun aku sudah merelakan dia bersama eonniku”

suaraku bergetar, membuatnya terdengar pelan. aku ingin sekali mennagis.

“Se-Sera..”

Chanyeol membalikkan tubuhnya dan memandangku dengan wajahnya yang khawatir.

“kau tahu Chanyeol, kemarin saat aku menyatakan perasaanku. aku seakan seperti orang bodoh yang masih nekat menyatakan perasaanku kepada namja yang jelas-jelas menyukai kakakku sendiri”

“tapi akhirnya aku mengatakannya, tentu saja dengan perasaan sakit saat mendengar jawabannya”

“dia bilang ‘maaf’ satu kata yang mengandung banyak arti, tapi aku tahu itu ungkapan awal saat ingin menolakku”

tanpa sadar air mataku mengalir di sepanjang aku bicara, tatapanku kosong, aku tersenyum dan mulai bicara lagi.

“tapi dia sempat menghapus air mataku sebelum dia meninggalkanku yang tengah menangis itu. lalu dia meminta ku untuk tidak membencinya dan memang aku tidak bisa membencinya. aku masih menyukainya walaupun itu memang tidak pernah terbalas..”

“kau masih punya orang lain yang sayang padamu. kau tidak hanya mengharapkan dia, harapkanlah orang yang sayang padamu menjadi salah satu bagian dari hidupmu. kakakmu, teman-temanmu, keluargamu.”

Chanyeol bicara sangat lembut hari ini, tatapan matanya teduh dan penuh dengan kehangatan.

“aku jahat Chanyeol, aku hanya membutuhkanmu saat aku seperti ini saja, saat aku sedih, saat aku merasa ingin menangis..”

“justru aku senang kau masih membutuhkan aku, kau tidak jahat, Sera. kau hanya butuh teman untuk tempatmu berbagi kesedianmu. aku merasakan kesedihanmu, karena aku tahu..”

Chanyeol mendekat ke arahku, aku hanya bisa menatap matanya dengan air mata yang terus mengalir, namun jantungku ikut berdebar sekarang.

“rasa sakitnya bagaimana bila seseorang yang kita sukai menyukai orang lain” lanjutnya yang sekarang sudah memelukku lembut.

“Chanyeol terimakasih.. aku..”

“sstt.. cukup menangis saja di pelukanku jika kau mau..”

aku menutup mataku dan menangis lagi untuk kesekian kalinya, menangis di pelukan namja bernama Park Chanyeol, namja yang selalu membuatku kesal, ternyata sangat aku butuhkan sekarang. ya.. kau butuh.. sangat butuh.. aku butuh namja ini..

setelah beberapa menit aku mennagis, aku baru tersadar ternyata posisi kami berubah menjadi duduk.

“sudah?” tanya Chanyeol santai.

aku yang malu hanya mengangguk sambil menghapus sisa air mataku. terlihat kemeja Chanyeol basah karena air mataku.

“kemejamu basah..” kataku smabil menunjuk ke arah kemejanya yang basah.

“tidak apa-apa”

aku terdiam. lalu Chanyeol melihat ke arahku, membuatku kaget.

“nanti malam masih ingin pergi bersamaku kan?”

“kemana?” ucapku. aku benar-benar melupakan segalanya…

“hhh.. ke Festival Kembang Api, bodoh! apa ingatan mu itu keluar bersama air matamu?” ucap Chanyeol kesal. aku hanya tertawa, wajah Chanyeol saat kesal sangat lucu.

“hahaha.. iya aku masih ingin pergi, kok”

“baiklah, aku menjemput ke rumahmu?”

“hah? ti-tidak usah..”

wajahku langsung memerah, untuk apa dia menjemputku segala?

“lalu?”

“kita janjian saja di acara festivalnya” kataku.

aku benar-benar kaget saat Chanyeol mengatakan ingin menjemputku.

“baiklah, kalau begitu aku minta nomor ponselmu, agar gampang menghubungimu”

“baiklah..”

aku mengeluarkan ponselku dan memperlihatkan nomorku yang aku masukkan ke kontak ponselku.

“oke. sudah aku simpan di kontakku”

aku tersenyum.

“tersenyum terus, jangan menangis lagi” Chanyeol mengelus kepalaku dan sekarang aku membalas mengelus kepalanya sambil tertawa. tapi ekspresi wajah Chanyeol seperti terkejut. kenapa ya?

***

“eonni.. jadi pergi ke festival kembang api bersama Luhan oppa?” ucapku akhirnya saat melihat eonni yang pulang sambil membawa belanjaan, dia membeli baju baru.

“iya, pasti jadi” ucap eonni sambil tersenyum.

“oh ya. aku membelikan ini untukmu..”

eonni mengeluarkan baju terusan biru muda yang sangat lucu.

“lucu sekali!”

“kau menyukainya? pakailah jika kencan nanti. hehehe” eonni terkekeh.

“kencan? dnegan siapa?”

“Park Chanyeol?”

“hah?”

“aku hanya menebak saja, habisnya di kamarmu ada buku milik anak laki-laki, aku kira itu pacarmu..”

“bukan eonni, dia teman sekelasku. lagi pula aku masih menaruh hati kepada Luhan oppa”

“maafkan aku Sera..”

“hahaha.. sudahlah, aku coba baju ini dulu ya!” ucapku yang mengambil baju terusan biru muda itu.

“baiklah, aku juga sudah mau siap-siap.” ucap Eonni yang masuk ke kamarnya yang ada di lantai 1.

***

aku duduk di tepi kasurku, aku berfikir apa yang akan di lakukan eonni dan Luhan oppa nanti? apakah benar Luhan oppa kan menyatakan perasaannya kepada eonni?

aku masih penasaran, aku ingin sekali tahu.

aku membuang pikiran ku tentang itu jauh-jauh. aku pun mulai mencoba baju terusan sampai di atas lutut yang di belikan eonni.

aku bercermin.

“cocok untukmu”

“eonni..”

eonni yang sudah terlihat rapih itu masuk ke kamar ku dan duduk di kasurku.

“kau ingin pergi ke festival kembang api juga, Sera?”

aku mengangguk.

“Chanyeol mengajakku”

“Sera..”

“ya?”

eonni memelukku erat. lalu dia mencium keningku.

“aku sangat sayang kepadamu, Sera. kau tidak membenci eonni mu ini kan?” Raina eonni terlihat takut.

aku hanya menggeleng sambil tersenyum.

“tidak kok eonni. aku juga sayang eonni” aku balas memeluk eonni. aku ingin sekali marah, ingin sekali kesal. namun aku tidak bisa. eonni terlalu baik dan aku pikir aku tidak bisa bersikap egois lagi.

“terimakasih..”

“iya eonni..”

eonni merapihkan rambutku dan mencium keningku lagi.

“aku pergi sekarang ya” ucap eonni sambil tersenyum.

aku pun tersenyum dan mengangguk.

“hati-hati eonni”

“kau juga”

“iya..”

eonni tersenyum dan keluar dari kamarku. entah kenapa tubuhku lemas dan mataku mengeluarkan air mata lagi.

“Luhan oppa..”

***

LISTEN!…

aku langsung mengambil hanphone ku yang berdering. aku melihat layar hanphone ku, tenyata Chanyeol

“halo?”

“kau dimana? kenapa lama sekali? aku sudah ada di tempat festivalnya. sudah ramai”

“aku mau pergi kok. tunggu saja di sana!”

“hh.. ya sudah”

“iya..”

TUUTTT…

aku segera buru-buru pergi karena Chanyeol sudah menunggu.

***

aku melongok ke kanan ke kiri, mencari di mana Chanyeol. aku mengenakan baju terusan dari eonni, dan aku pikir aku tidak aneh juga mengenakan ini malam hari.

“hei nona?”

aku menoleh dan mendapati Chanyeol yang sedang bersandar dan terkekeh.

“Cha-Chanyeol! dari kapan kau ada di sana?” ucapku. aku malu Karena aku pasti terlihat aneh.

“sejak kau kebingungan tadi” katanya, dia melangkah ke arahku.

aku hanya cemberut.

“kau cantik, Sera..”

DEG DEG DEG

jantungku berdebar, dia mengatakan aku cantik. kenapa aku jadi berdebar seperti ini?

aku melihat ke arah Chanyeol, dia mengenakan kaos putih polos dan kemeja biru yang dia biarkan kancingnya terbuka, lalu dia memakan celana panjang dan sepatu bertali. terlihat sangat keren menurutku.

“ada apa? aku tampan? hahaha”

aku membuang mukaku, wajahku terasa panas. aku malu.

“huh! percaya diri sekali kau!” ucapku. namun Chanyeol hanya tertawa.

aku merasakan tangan Chanyeol yang meraih tanganku dan dia genggam erat.

“agar kita tidak terpisah. tidak apa-apa kan?”

“i-iya..”

demi apapun aku jadi gugup. aku gugup! kenapa aku merasakan hal ini?”

“kita keliling dulu ya” ucap Chanyeol. aku hanya mengangguk menurutinya.

***

setelah sudah lama berkeliling, dan membeli makanan dan minuman aku pun kembali berjalan ke arah danau yang ada di ujung sana, karena kembang api akan di nyalahkan di atas danau.

“sebentar lagi kembang apinya mulai, Chanyeol!” ucapku tidak sabar.

“hahaha.. kau tidak sabar ya?”

“iya! ayo kita ke sana saja!” aku menunjuk ke arah ke belakang, tempat dimana bisa melihat kembang api dengan jelas. namun wajah Chanyeol terlihat sangat terkejut, seperti melihat sesuatu yang tidak biasa.

“ada apa?” aku mengerutkan keningku.

“ah.. ti-tidak.. sebaiknya ke sebelah sini saja. di sana ramai”

“ah? kenapa? di sana tempat..”

“sudah di sana saja..” Chanyeol menarik tanganku. aku tidak mengerti. tingkahnya aneh.

AUTHOR POV~

“iya! ayo kita ke sana saja!” Sera menunjuk ke arah ke belakang, tempat dimana bisa melihat kembang api dengan jelas. namun wajah Chanyeol terlihat sangat terkejut, seperti melihat sesuatu yang tidak biasa.

“ada apa?” Sera mengerutkan keningnya.

“ah.. ti-tidak.. sebaiknya ke sebelah sini saja. di sana ramai”

“ah? kenapa? di sana tempat..”

“sudah di sana saja..” Chanyeol menarik tangan Sera.

‘Sera tidak boleh melihat Luhan Sunbae yang ternyata ada di belakangnya, bersama seorang yeoja. apa dia kakaknya Sera?’

***

“aku tidak sabar!!” Sera terlihat sangat senang, namun Chanyeol hanya tersenyum. hatinya tidak enak. dia takut Sera melihat Luhan yang bersama kakaknya.

“Sera..”

“hm?”

“apa kakakmu ke sini juga?”

“iya, Luhan oppa kan mengajaknya. kau lupa? aku sudah pernah cerita padamu”

“ah.. iya”

“ada apa?”

“aniya” Chanyeol menggeleng dan tersenyum lebar ke arah Sera. Sera membalas senyumnya lembut.

setelah lumayan lama menunggu, akhirnya kembang api yang di tunggu-tunggu sudah mau di nyalahkan.

“aaaa!! aku tidak sabar!!”

“hahaha.. tenanglah..”

Sera melihat ke arah kanan yang ternyata dia melihat Luhan dan Raina sedang bergandengan tangan dan terlihat sangat mesra.

“eonni dan Luhan oppa..”

“ah apa?” Chanyeol terlihat panik dan dan sengaja menutupi pandangan Sera dengan tubuhnya

“mu-mungkin kau salah lihat?”

“tidak.. mereka mesra sekali..”

“Se-Sera..”

Sera menunduk dan tubuhnya terasa lemas.

KIM SERA POV~

demi tuhan, dadaku kembali sakit. melihat mereka berdua bersama lagi untuk yang kedua kalinya. tatapanku tidak bisa luput dari meraka. Chanyeol terus saja masih memanggil namaku, namun aku seakan tidak bisa bicara.

“SATU!!”

“DUA!!”

suara teriakan orang-orang menunggu kembang api di nyalakan mulai ramai dan bersorak gembira, namun aku malah meneteskan air mataku.

“Sera…”

“Chanyeol.. kenapa aku harus merasakan ini?”

Chanyeol hanya dia, dia menggenggam kedua tanganku erat. sangat erat.

“Chanyeol.. kenapa ini semua terjadi padaku?”

“TIGA!!!”

DUUAAARRR !!!

suara kembang api tidak mengalihkan pandanganku dari 2 orang yang tidak terlalu jauh di depan sana. mereka melihat ke arah kembang api sambil tertawa-tawa.

“Chanyeol.. aku.. aku sudah tidak tahan lagi..”

“alihkan pandanganmu..”

“a-aku.. aku tidak bisa.. lihat Chanyeol mereka.. mereka bertatapan..”

“Sera..”

“Chanyeol.. mereka melihat satu sama lain, lihat itu..”

“Sera!”

“kau harus melihatnya Chanyeol..”

“SERA!!!”

DUARR DUARRR!!!

suara kembang api yang menghiasi telingaku sekarang dan sorak ramai orang-orang. masih tidak mengalihkan pandanganku.

“Chanyeol..”

aku akhirnya meneteskan air mataku saat melihat Luhan oppa mendekatkan wajahnya ke arah eonni.

“Chanyeol.. me-mereka..ber..”

“SERA! aku mohon! lihatlah aku!!”

Chanyeol memegang kepalaku dan dia alihkan pandanganku ke wajahnya yang terlihat sangat kacau.

“Chanyeol… aku masih bisa melihat mereka.. mereka benar-benar berciuman.. kau lihat itu..”

“KIM SERA!”

“Chanyeol.. a-aku..”

aku menunduk dan mengeluarkan air mata sangat deras, aku menangis sesenggukkan di depan Chanyeol, aku tidak perduli orang-orang yang menatap ku aneh, harusnya kesenangan yang aku dapatkan di sini, tapi kenapa kau malah menangis?

“lihat aku Sera..”

aku tetap menunduk dan menangis dengan kerasnya, suara Chanyeol sedikit tenggelam dengan suara kembang api yang keras di langit.

“SERA! lihat aku!!”

aku masih saja menunduk, kini suara Chanyeol mulai meninggi, tapi aku tidak bisa mengangkat wajahku, aku sakit. dada ku sakit. semuanya sakit. rasanya seperti mati rasa.

“kenapa kau tidak pernah mau melihatku!! apa yang kau harapkan dari namja seperti dia?!”

Chanyeol mengangkat kepalaku, aku lihat wajahnya yang serius itu menatapku dengan penuh kekhawatiran.

“lihat lah aku.. aku yang selalu ada di sampingmu saat kau menangis. aku yang selalu ada untukmu saat kau menceritakan masalahmu.. apakau tidak menyadarinya?”

wajah Chanyeol berubah menjadi sedih, membuatku semakin sangat bersalah, aku tidak tahu harus bicara apa!

Chanyeol menatapku sebentar lalu dia memelukku erat.

“Sera.. kumohon jangan mennagis lagi. lihatlah aku. aku lebih baik dari namja itu. aku lebih sayang dan akan lebih manyayangimu di banding namja itu.

aku masih diam. aku tidak bisa bicara apa-apa lagi, yang aku lihat hanyalah Luhan oppa dan eonni yang masih mendekatkan wajah mereka.

“Sera..”

Chanyeol melepas pelukannya, dia melihatku lagi.  dia menghapus air mataku.

“aku ingin kau melihatku, aku.. aku menyukaimu, Sera”

aku tidak bisa bicara lagi. aku hanya merasakan air mataku mengalir lagi saat bibirku merasakan sentuhan hangat dari bibir seorang Park Chanyeol.

ya.. Chanyeol menciumku, ciuman pertamaku. bersama terangnya cahaya yang di timbulkan kembang api terakhir yang menyala pada malam hari ini.

***

TBC~

 

 

 

28 pemikiran pada “Long Kiss Good Bye (Chapter 3)

  1. /flipstable EGILEEE
    GUE BEGADANG DEMI BACA NIH FF WALOPUN CUMAN 3 PART *O*
    Tp sumpah thor seru abis *o*
    Bahasanya santai tp ngena, apakah karna lu cowok nagruh thor?~_~
    Tp sumpah jleb aja gatau kenapa OAO
    PART 4NYA CEPAD KELUARHHHHH \(!!˚☐˚)/ \(˚☐˚!!)/
    OKETHOR? DEAL? /plak
    Btw seranya nyesek abis ya T^T kebetulan yg sangat tidak menyenangkanT____T anw, sera have fun gih sm chanyeol! Gue ama kai :33 hahah /dibantaisejutaumat
    Kalo cepet keluar ane doain makin +++ dah :333 wkwkwkwk
    Udh ah segitu aje,
    Pokoke nice story thor(y)

Tinggalkan Balasan ke hyerizza Batalkan balasan