Can’t I Love You? (Chapter 1)

1. Author : winterchild (@auliaa_nadaa)

2. Title : Can’t I Love You? [Chapter 1]

3. Main Cast :

  • Kim Eunsoo (OC)
  • Kim Jongin a.k.a Kai (EXO-K)

4. Other Cast : Find out by yourself!

5. Genre : School life, Romance, Friendship

6. Rating : PG-15

Annyeong, readersdeul~ Kenalkan, saya winterchild. Bocah musim dingin XD. Gak tau nih, author seneng banget sama kata ‘winterchild’ #curcol

Poster 100% failed XD Maap, emang gak bakat edit-edit foto. Aku juga bingung, ini pantes gak sih dijadiin chapter 1? Niatnya bikin ini sih cuma buat part uji-coba. Aku pengen ngecek aja, gimana FF ini? Pantas enggak dipublish? Soalnya ini FF ber-cast EXO pertamaku. Gak ada salahnya kan dibaca dulu? 😀

Okeh? Capcus aja ya, hope you like it guyss!

DISCLAIMER : Kim Eunsoo itu saya, dan Kim Jongin itu calon suami saya *eh* *digampar readers*. Enggak enggak, pokoknya cast EXO disini belong to God, emak-babenya(?) and themselves. Tapi kalo plot cerita itu orisinil ide saya yaaa 😀

READ, COMMENT, AND LIKE PLEASE!

SARAN AMAT DIBUTUHKAN!

DON’T BE SILENT READERS!

SAY NO TO PLAGIAT!

CAN’T I LOVE YOU?

[Eunsoo P.O.V]

Aku menguap untuk yang kesekian kalinya. Bosan sekali. Fisika—pelajaran yang paling kubenci dari semua pelajaran yang kubenci.

Aku merenggangkan tanganku supaya lebih rileks. Menengok ke sekitar kanan kiri-ku. Eh tidak, maksudku menengok sebelah kanan saja. Karena jika aku menengok ke arah kiri, yang akan kudapatkan hanyalah seseorang yang terlalu jenius—saking jeniusnya tidak ada yang mengerti yang ia bicarakan bahkan tak ada satupun yang menjadi temannya. Jangankan menjadi teman, menatap saja tak ada yang berani. Ya, tatapan yang amat sangat killer bahkan killernya melebihi guru tergalak seantero Seoul High School yang sekarang sedang sibuk menjelaskan simbol-simbol yang tak satupun kumengerti dipapan tulis, Ahn sonsaengnim. Ia berada tepat-pat-pat didepanku. Ya, aku duduk di bangku terdepan. Benar-benar sial.

Um, tapi kupikir tidak untuk sekarang. Bocah jenius itu, sedang sangat serius memperhatikan Ahn sonsaengnim sambil sesekali menulis catatan di buku tulisnya. Sama sekali tidak terlihat tatapan killer yang biasa ia tunjukkan. Seandainya saja setiap hari wajahmu begini Jongin-ah, pasti tak akan ada lagi yang takut dengan tatapanmu itu.

Merasa kuperhatikan, bocah itu melirik ke arahku. Segera kusambar pulpen yang tak kupakai sejak awal pelajaran tadi di atas meja, dan kusibukkan diriku dengan pura-pura mencatat tulisan Ahn sonsaengnim di papan tulis itu. Karena kupikir dia sudah tidak menatapku lagi, aku kembali meletakkan pulpen itu, dan melanjutkan lamunanku.

“Aish, kenapa Fisika rumit sekali?!” gumamku pelan sambil mengacak rambut.

Ia menoleh. Ia mendengarku.

“Cih.” gumamnya meremehkan.

Lagak sombong itupun keluar. Aku hanya terdiam dan mencuekkannya. Dasar anak sombong! Siapa yang ingin berteman denganmu jika sikapmu buruk seperti itu? Aneh!

Selama seminggu ini, dia sudah menjadi partner diskusiku dan sekaligus seatmate-ku. Ini gara-gara Ahn sonsaengnim yang mengkritik kelas kami karena kurang berbaur satu sama lain. Sebenarnya penentuan seatmate-nya cukup adil, dengan undian. Tapi entah karena faktor aku memang sial atau bagaimana, aku mendapatkan nomor yang sama dengannya. Yang berarti ia menjadi partner diskusi dan seatmate-ku selama seminggu. Tuhan, aku benar-benar tidak betah! Saat kami mendapat tugas diskusi, yang kami lakukan samasekali bukan diskusi. Kami hanya diam. Lalu ia asyik sendiri menyelesaikan tugas itu. Tanpa meminta bantuanku sedikitpun. Sebenarnya aku senang sih, karena aku tidak usah repot-repot ikutan berfikir. Namun, bagaimana kalau nanti jadinya malah aku yang bodoh ini menjadi semakin bodoh? Aish! Bocah itu memang menyebalkan.

**

Dan akhirnya, momen yang kutunggu itu tiba juga. Bel. Ya! Bel tanda pelajaran hari ini sudah usai. YEAY! Terimakasih Tuhan!

Usai mengemas barangku, aku segera beranjak dari kursi lalu menghampiri Kwon Youngmi—teman terbaikku sepanjang masa.

“Hey, Youngie!”

“My Kimmie~” sapanya balik sok mesra. Ya, ia senang sekali memanggilku Kimmie. Menurutku itu menjijikan.

“Ya! Stop memanggilku Kimmie! Menjijikan!” aku memasang wajah songong.

“Sejak kapan kau pintar berakting songong, Kimmie-ah? Apa kau belajar banyak dari seatmate-mu itu?” godanya.

“Ish! Dia itu benar-benar membuatku gila, Youngie. Sedikit saja aku melihat kearahnya. Langsung deh, sorot tajam itu keluar. Dan itu benar-benar—“ aku terhenti ketika melihat Youngmi meletakkan jari telunjuknya didepan mulutnya. Mengisyaratkan aku untuk diam. Aku heran dan mencoba mengetahui apa yang sedang dilihat Youngmi.

Kim Jongin. Bocah itu, mengeluarkan dead stare-nya kepada kami.

“—mengerikan.” gumamku pelan melanjutkan omongan yang terputus tadi.

“Mati kita, Kimmie. Matilah kita.” ucap Youngmi sambil menggenggam tanganku erat.

Bocah itu, masih menatap kami. Dan kami semakin gemetar.

“Hei, teman-teman! Jangan pulang dulu!” perintah suara lantang itu, Joon Myeon-ssi—uri class leader. Semua menatap ke arahnya. Dan Jongin pun berpaling dari kami, menatap Joon Myeon.

Terimakasih Tuhan! Terimakasih Joon Myeon!

“Ini sudah hari Sabtu, saatnya kita mengundi ulang untuk menentukan partner diskusi dan seatmate masing-masing untuk seminggu kedepan!” ucap Joon Myeon.

Oh iya, hari ini hari Sabtu ya? YEAH! Aku bisa terbebas dari bocah aneh itu!

“Aku sudah membuat undiannya, tolong semua maju satu persatu mengambil undian berdasarkan nomor urut ya” perintahnya.

“SIAP KOMANDAN!” seru namja terkoplak dikelas kami, Park Chanyeol.

“Ya, laporan saya terima, kembali ke tempat!” titah Joonmyeon

“Siap kembali ketempat!” Chanyeolpun berjalan menjauhi Joon Myeon dengan langkah kaki bagong. Alias kanan-kanan, kiri-kiri *mudeng gak?*.

“HEH! Lu kira ini lapangan upacara? Bubar bubarrr!” seru namja bereyeliner itu, Byun Baekhyun.

“Maafkan aku Baekhyunnie, aku tidak bermaksud mendua ke Joonmyeon kok. Hatiku cuma buat kamu kok.” balas Chanyeol dengan mata berkaca-kaca ala sinetron.

Dasar, kedua namja itu. BaekYeol sepertinya sangat cocok menjadi pemeran utama dalam Cinta Fitri season 12345(?). Season lebaran ikan dan monyet juga bisa (?) *Eunhaepun merasa terpanggil* #authorsarap

**

Aku mengambil salah satu kertas undian yang sudah disiapkan Joon Myeon dengan santai. Kubuka gulungannya. 7. Ya, aku duduk di bangku nomor 7.

Itu kan, bangku yang terletak di pojok belakang kan? Aish, sial sekali! Duduk didepan saja aku masih susah paham apalagi di bangku belakang? Ah, benar-benar! Aku bisa gila!

Aku melangkah gontai ke bangku nomor 7 itu. Aku melihat seorang namja sudah menduduki salahsatu kursinya.

Berarti namja itu adalah seatmate-ku. gumamku dalam hati

Tunggu? Bukankah itu? Aku maju selangkah mendekati.

Sepertinya aku sering melihatnya, batinku.

TIDAK! Itu kan? Dan sekarang aku benar-benar sudah dekat di bangku nomor 7.

“Cih? Kau lagi?” suara itu. Suara berat itu. Suara sinis itu. Ya, aku mengenalinya. Sangat mengenalinya.

ITU SUARA JONGIN—SI BOCAH ANEH!

Aku masih tak percaya.

“K-k-kau, bangku nomor 7?”

“Kalau tidak, mengapa aku duduk di bangku nomor 7? Kau kira aku bodoh huh?”

TIDAK! TUHAN, APA MAKSUDMU?

AKU, KIM EUNSOO, SEBANGKU LAGI DENGAN KIM JONGIN? DAN ITU BERARTI IA MENJADI SEATMATE DAN PARTNER DISKUSIKU (LAGI) SEMINGGU KEDEPAN?

“Err, yasudah.” Aku benar-benar kehabisan kata-kata untuk berbicara. Aku langsung berlari keluar kelas dengan perasaan kacau.

TUHAN KAU JAHAT.

TUHAN KAU TIDAK ADIL.

AKU BENAR-BENAR INGIN MATI SEKARANG.

Kekeke saya benar-benar gagal di bagian humornya Chanyeol-Baekhyun *jedokin kepala ke tembok*

Btw, makasih yaa dah mau baca FF ini sampe akhir XD

Gimana menurut kalian? FF-nya fail kah? Sebaiknya kulanjutkan lagi atau enggak?

Aku butuh banget kritik dan saran dari kalian, readersdeul! Please yaaah please *kedipkedipmata* *bbuingbbuingwithTao* *readersmuntahseketika*

RCL ya guys! Gomawo ^^

61 pemikiran pada “Can’t I Love You? (Chapter 1)

Tinggalkan komentar