Number One! (Chapter 4)

Title :

 Number One! – CHAPTER 4 (END)

Cast :

Choi Soora

Kim Jong In – Kai

Oh Sehun

Genre :

Romance

Support Cast :

Luhan – EXO-M

Length :

Chaptered 4 of 4

Author : @Lightsbers

Happy reading! Your comments is my light (•̀_•́)ง

 

CHAPTER 4

EXO (3)-vert

Soora POV

Aku berjalan perlahan ke tempat itu, setiap pulang sekolah aku selalu rutin melakukannya. Aku bisa merasakan kembali apa yang aku rasakan saat ada didepan lemari coklat tua berdebu itu, saat-saat bersamanya. Aku bisa merasakan kehadirannya, kehadiran namja itu, Luhan. Aku selalu melihat dirinya tersenyum difoto itu, tapi mirisnya, setiap aku merasakan kehadirannya, Ia seolah selalu berkata dengan lembut ditelingaku,

Lupakan aku, pergilah, tertawalah seperti dulu

Apa dia benar-benar berkata seperti itu? Atau aku yang ingin mengkhianatinya dengan melupakannya? Aku sama sekali tidak mengerti. Paboya Soora-ah…

Aku mohon…

Menyakitkan. Hari ini aku mendengar rintihannya lebih menyakitkan dibanding hari-hari sebelumnya. Aku tertunduk. Tidak bisa menahan air mataku untuk terjatuh.

“Aku masih mengingatnya berdiri didepan kita semua, membawa berbagai pernghargaan prestasinya.” ucap seorang namja membuatku terkejut akan  kehadirannya.

“Entah kenapa aku tidak bisa menghafal nama seseorang, aku hanya ingat wajahnya saat melihat foto ini. Apa dia sangat spesial untukmu hm?”

Lanjutnya lagi yang sontak saja membuat air mataku benar-benar membanjiri pelupuk mataku. Kini namja itu memelukku erat, Kai. Ia menepuk-nepuk kepalaku pelan, aku merasa sedikit tenang dan nyaman dipelukannya. Dia adalah satu-satunya orang yang berani mengangkat topik mengenai Luhan.

“Dia dipanggil Tuhan, bukan diambil dari siapapun.”

Ucapnya perlahan, sambil menyentuh lemari kaca yang ada kami saat ini. Mengetuk kacanya perlahan tepat didepan bingkai foto Luhan.

“Arraseo?” ia melihat ke arahku sambil tersenyum, senyuman yang entah kenapa selalu menghangatkanku akhir-akhir ini.

“Ne…” ucapku perlahan, mencoba memahami perkataannya dan tersenyum. Dia benar…

 

*

 

 

Author POV

            “YA! Cepat pergi dari rumahku Kai-ah! Ini sudah larut!” pekik Sehun sambil menendang-nendang kecil sahabatnya yang sedang tenggelam dalam dunianya sendiri.

“Waeyo? Aku tidak mengganggumu huh? Bicarapun tidak kan? Kau berisik Sehuan-ah!” balas Kai tidak berniat untuk melihat wajah sahabatnya yang sudah kusut, masih berkonsentrasi dengan kegiatannya.

“Ne, ne, ne… tapi melihatmu belajar seharian seperti itu membuatku mual, jebal lenyaplah kau Kim Jongin!” dengus Sehun sambil berbaring di kasurnya dan menutupi wajahnya sendiri dengan bantal. Ini mungkin kiamat untuk Sehun, melihat sahabatnya di hari libur ini belajar di rumahnya, tepatnya di kamar Sehun dari siang sampai larut malam seperti ini. Belum pernah Kai melakukan hal segila ini, belajar serius, apalagi tanpa bicara selama berjam-jam.

“Paboya Sehun-ah, besok kita ujian. Kau lupa?” Ucap Kai santai sambil membolak-balikkan halaman buku catatan milik Sehun. Sehun yang dikatai begitu, hanya bisa menganga tak karuan.

 

Bukk!

 

            “YA! SEHUN-AH! Kau mau kukupas dan kugantung, HAH?!” ucap Kai tepat setelah Sehun melempari kepalanya dengan bantal. Sehun hanya tertawa keras sambil mematikan lampu kamarnya, karena ia akan segera tidur dan sengaja menjahili Kai yang tentunya akan gagal melanjutkan acara belajarnya jika lampunya mati.

“AISH! OH SEHUN!” pekik Kai untuk yang terakhir kali dan Kai akhirnya menyerah bergegas menutup bukunya lalu tidur mengikuti Sehun.

“YA! MENJAUH DARIKU KIM JONGIN!” ucap Sehun lagi-lagi membentak Kai. Bagaimana tidak, saat ini Kai dalam keadaan memejamkan matanya sambil cengengesan dan sengaja memeluk sahabat karibnya itu lekat-lekat.

“Aku rindu ibuku Sehun-ah~” ucap Kai manja sambil masih terpejam dan tidak memperdulikan berontakan Sehun.

“Sana pulang! Peluk ibumu sendiri! Kau kira aku ibumu hah?!” pekik Sehun yang hanya dibalas tertawaan puas dari Kai.

 

*

 

 

Hari akhir ujian…

 

Author POV

Bel tanda selesai ujian telah berbunyi. Kai segera keluar kelasnya, berjalan memutari koridor lain. Koridor dimana dia bisa melewati foto-foto kenangan murid sekolahnya yang telah meninggal dunia. Sesampainya disana, ia melihat bingkai foto Luhan yang ikut tercatat dalam kenangan sekolah ini. Sedikit tercekat melihatnya, karena mengetahui gadis yang ia cintai, justru mencintai namja ini. Namja yang bahkan tidak akan pernah kembali sampai kapanpun. Bahkan mungkin sampai detik ini.

“Hei, Xi Luhan. Aku akan mengalahkanmu…” ucap Kai sambil tersenyum dan menunjuk bingkai foto Luhan didepannya.

“Annyeong Kai-ssi” ucap seorang yeoja membuat Kai melonjak kaget dan mundur beberapa centi dari tempatnya berdiri.

“Ya! Kau mengagetkanku Soora-ah!” ucap Kai sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal dan tersenyum garing.

“Apa yang kau katakan barusan huh?” ucap Soora membuat Kai makin panik dan mencari-cari pemandangan lain selain yeoja didepannya.

“A-ani, …”

Soora tersenyum jahil ke arah Kai. Setelah itu matanya kembali bertemu dengan bingkai foto namjachingunya, Luhan. Senyumnya makin merekah melihat Luhan disana.

“Y-ya! Kau menyeramkan…” ucap Kai masih sedikit kaget melihat Soora yang muncul tiba-tiba dan memergokinya bicara didepan bingkai foto Luhan.

“Kau yang menyeramkan Kai-ssi. Berbicara dengan orang yang sudah meninggal satu tahun yang lalu. Hahaha…” ucap Soora sambil tertawa.

“Aish~ kau mulai berani mengataiku ya.” ucap Kai sambil menepuk pelan kepala Soora dengan buku yang dipegangnya.

“Hei, Kai-ssi. Dia orang nomor 1 disekolah ini, kau yakin akan mengalahkannya?” ucap Soora lagi-lagi dengan senyuman jahilnya.

“Eo? Tentu saja!” ucap Kai mantap sambil mencubit sebelah pipi Soora.

“Ya! Appo!” ringis Soora sambil mengelus pipinya.

“Mau taruhan denganku?” tantang Kai kali ini.

“Mwo?” Kai terlihat sedikit menarik nafasnya ketika akan menjawab pertanyaan Soora, dan mengadakan taruhan ini.

“Kalau aku mendapat peringkat pertama ujian kali ini, kau harus mau kencan denganku.”

“Kalau tidak?” tanya Soora kini menghadap ke arah Kai.

“Lupakan saja ajakan kencanku, dan sisanya, kuserahkan padamu… Bagaimana?” ucap Kai sambil berkacak pinggang didepan Soora. Soora terlihat sedikit menimbang-nimbang. Mengingat rasanya Luhan kini masih didepannya, melihat taruhan ini, melihat semuanya.

“Ok, let’s do it!” ucap Soora beberapa detik kemudian sambil menjulurkan tangannya ke arah Kai. Kai sedikit terbengong melihat Soora yang menerima taruhan ini, dan membalas jabatan tangannya.

 

*

 

 

Author POV

Hari kelulusan…

“Terimakasih atas kehadiran orang tua siswa-siswi yang telah hadir di Aula untuk mengikuti acara kelulusan pada siang hari ini…”

 

“Kau sendirian lagi?” ucap Sehun disela-sela sambutan kepala sekolahnya, tanpa mengalihkan pandangannya ke depan podium Aula.

“A-ha, bingo! Aku tidak yakin ibuku akan membaca surat edaran mengenai acara hari ini yang dikirim sekolah 2 minggu lalu. Atau mungkin sudah Ia baca, namun dibakar di perapian? Haha.” Ucap Kai sedikit garing.

Kai memang sangat menyayangi ibunya. Walaupun Ia tahu, ibunya tidak pernah menyukai hobinya, dance. Acara besar sekolah seperti inipun percuma mengharapkan kedatangan ibunya. Dari dulu sampai saat ini, Kai memang tidak pernah membanggakan orang tuanya. Selalu diperingkat yang nyaris terakhir disekolahnya. Itulah sebabnya ibunya sudah lelah dengan kelakuan Kai dan melepasnya begitu saja.

Sehun hanya membalas kata-kata Kai dengan menoyor kepalanya. Sengaja, untuk membuat Kai melupakan hal yang Ia katakan barusan, kata-kata yang… yah, agak menyakitkan. Lebih baik Kai marah-marah padaku, daripada membahas masalah ibunya, pikir Sehun.

Acara berlangsung cukup lama dengan beberapa penampilan kreativitas murid-murid sekolah, tentu saja bersama penampilan dance Kai yang sangat ditunggu para yeoja-yeoja disekolah ini.

“Sehun-ssi!” panggil Soora tertahan keramaian saat Kai diatas panggung detik ini.

“Ne? Waeyeo?” ucap Sehun sambil mendekat ke arah Soora.

“Kau tidak tampil bersama Kai?”

“Ani, aku tidak suka mengacaukan hal yang Ia tunggu-tunggu.”

“Hmm…” Soora mengangguk memahami isi perkataan Sehun barusan, ia melihat ke arah panggung. Entah setan apa yang saat ini sudah membuat Soora tersenyum kecil disela penampilan Kai. Melihatnya disana tersenyum sambil melakukan gerakan-gerakan soft dance yang menambah kharismanya tiap detik. Ditambah cahaya lampu sorot yang menghujani tubuhnya yang proporsional dan menarik dilihat.

“Aku akan menyampaikan senyuman-senyuman anehmu itu padanya, saat Ia turun panggung.” ucap Sehun sambil mendelik ke arah Soora, bermaksud meledeknya yang kini tenggelam dalam dunianya yang mengagumi Kai habis-habisan.

“YA! Dance-nya itu memang luar biasa kan? Apa salahnya aku terbawa suasana?” ucap Soora sambil menepak bahu Sehun cukup keras.

“Ahaha, mianhae tuan putri.” balas Sehun sambil tertawa-tawa mengetahui fakta, yeoja disampingnya telah membalas perasaan Kai.

 

*

Author POV

Sebuket bunga telah berada di tangan Kai saat ini, ehm ralat, bukan sebuket, bahkan LEBIH DARI SEBUKET. Wajahnya mengisyaratkan berbagai macam bentuk perasaannya yang sulit diungkapkan. Cukup kecewa, bahagia, bingung, atau kata-kata lainnya yang sulit dideskripsikan. Ia berjalan gontai keluar dari koridor sekolah, melambaikan tangannya ke arah Sehun yang jauh didepan matanya dan bergegas berlari menghampiri sahabat karibnya itu.

“Chukkae Kai…” ucap Sehun sambil menjitak kepala Kai berkali-kali, cukup untuk membuat Kai meringis kesakitan. Ya, Kai baru saja mendapatkan peringkat ke-2 dalam ujiannya kali ini, tentu saja dengan Sehun di peringkat teratasnya.

“Kai, waeyeo?”

“Ah… kau menggagalkan taruhanku Sehun pabo!”

“Taruhan? Mwoya?”

“Aniyaaa~ ayo kita pulang…” ucap Kai lemas sambil mengacak-acak rambutnya kasar dan berjalan keluar gerbang sekolah mendahului Sehun.

“Ah? Tidak mau bertemu Soora dulu?” tanya Sehun sambil mengikuti Kai dibelakangnya.

“Besok bisa. Lagipula aku sudah kepalang malu.”

“Waeyeooo? Jebal, ceritakan padaku.” Sehun mulai mensejajarkan langkahnya dengan Kai sambil merangkulnya.

“Haaah, jangan menertawaiku Sehun-ah. Janji?”

Sehun mengangguk ngasal dan malah memainkan tangan Kai dengan berpura-pura seperti melemparnya kedepan.

“Aku bertaruh dengan Soora, jika aku mendapat peringkat pertama di ujian kali ini, dia harus kencan denganku.”

“Jeongmal?” Sehun menghentikan langkahnya dan Kai, menatap Kai sedikit tidak percaya.

“Ne…”

“Pfftt…” Sehun mulai menahan tawanya yang akan segera meledak.

“YA! Apa janjimu barusan?!” ucap Kai sambil melepas rangkulan tangan Sehun dari pundaknya.

“Chakanman, kalau aku yang di peringkat pertama… berarti aku yang kencan bersamaaaa…” Sehun menatap Kai licik dan penuh kebahagiaan, badannya mulai menjauh menghindari Kai yang mungkin akan segera menelannya setelah ini.

“BUKAN BEGITU OH SEHUN PABO!!!” pekik Kai sambil mengambil ancang-ancang untuk mengejar Sehun.

“AHAHAHA~ Apapun itu Kai! Yang jelas kau BATAL BERKENCAN ya kan? HAHAHAHA~” ucap Sehun mulai berlari dan tertawa keras meninggalkan Kai.

“Bodoh! Jangan menertawaiku!” yah apalagi yang Kai lakukan selain mengejar Sehun. Entah apa yang akan terjadi berikutnya.

 

*

Author POV

Pagi itu, seorang wanita separuh baya dengan perlahan membuka pintu kamar anak putranya yang mungkin sudah bertahun-tahun tidak Ia lakukan. Wanita itu berjalan perlahan dan duduk di sisi kasur putranya. Tangannya mulai menelusuri helai rambut putranya yang lembut dan kecoklatan.

“Kai…” ucapnya lirih.

Wanita itu mengecup lembut kening Kai yang masih tertidur lelap, lalu berjalan menelusuri isi kamar Kai. Tubuhnya kaku, lidahnya kelu, bahkan matanya seolah tak bisa bergerak melihat piagam perak tergeletak diatas meja belajar Kai, begitu banyak bunga dan salah satu buket bunga terbesarnya yang bertuliskan ucapan selamat atas kelulusan dan prestasi yang diraih Kai.

Wanita itu mulai menelusuri rangkaian bunga dan piagam penghargaan itu, berharap itu hanya halusinasinya. Nyatanya tidak, ia merasakan betul, dinginnya daun-daun dan kelopak bunga yang ada di buket itu. Matanya menangkap Kai yang masih tertidur, khawatir Kai terbangun dan melihat detik ini ibunya sudah tidak bisa menahan air matanya.

“Mianhae. Jeongmal mianhae…” wanita itu terisak, tangan halusnya segera membawa buket-buket itu keluar dari kamar Kai. Ia segera menutup pintu kamar Kai seperti semula.

 

*

Author POV

Keesokan harinya Kai bergegas berangkat ke sekolahnya untuk mengambil berkas-berkas data dirinya yang akan melanjutkan ke Universitas Kesenian di Seoul dengan jurusan dance.

Sedikit kewalahan karena memang setiap hari seperti ini, tidak ada yang membangunkannya karena ayah ibunya sibuk bekerja dan sudah berangkat dari pagi buta. Kai menuruni tangga sambil berlari, ia menuju pintu keluar dan menutupnya. Sedetik kemudian Kai membuka kembali pintu rumahnya yang baru saja akan Ia kunci dan melirik ke arah ruang keluarganya yang sedikit berbeda. Hangat, sangat hangat. Ia kembali masuk, entah apa yang membuatnya menelusuri ruangan ini dan melupakan rasa terburu-burunya tadi.

Beberapa saat kemudian Ia melihat karangan bunga indah yang Ia dapatkan kemarin bertengger cantik diatas sebuah vas bunga transparan, menghias ruang keluarganya. Tentu dengan air yang cukup untuk membuat bunga-bunga di dalamnya tidak cepat rapuh. Kai mulai mendekatinya. Memandang lekat-lekat rangkaian bunga itu, Ia tahu betul ibunya pandai merangkai bunga. Senyum khas yang menghias wajah tampannya perlahan merekah. Ditundukkan kepalanya, dan Ia menemukan secarik note berwarna soft pink yang bertuliskan,

 

I’ll start, to believe you, my son. We love you…

*

Author POV

“Kai!” ucap Soora meneriaki Kai dan mengacaukan senyuman tulus Kai mengingat-ingat kejadian yang tak terduga pagi tadi. Membayangkan wajah orang tuanya saat menulis note kecil dan singkat yang sukses membuat moodnya membaik hari ini.

Kai menoleh ke arah Soora dan mendapati yeoja manis itu tidak seperti biasanya. Wajahnya terlihat lebih bercahaya, berbinar-binar, sebagian rambutnya yang halus dikepang rapih dan sebagian lagi dibiarkan tergerai menutupi punggungnya. Entah kenapa sejak pertama kali Kai bertemu, saat rambut yeoja ini masih sependek bahu dan sampai saat ini telah panjang dan semakin indah, Kai tidak pernah merasa bosan untuk melihatnya. Cantik, pikir Kai setiap detik.

“W-waeyo?” ucap Kai sedikit salah tingkah.

“Mana janji taruhanmu?” ucap yeoja didepannya sambil menggembungkan pipinya lucu.

“Ah… Kau tidak melihatku kemarin? Aku hanya mendapat peringkat ke-2. Tentu saja kita harus melupakan taruhan memalukan itu. Ahaha aku memang tidak bisa mengalahkan Luhan, bahkan Sehun sedikitpun.” Ucap Kai sambil berusaha tersenyum, menyembunyikan rasa kecewanya dihadapan Soora.

“Andwae!~ Jika kau kalah, sisanya kau serahkan padaku bukan?”

Kai sedikit mengingat kata-kata taruhannya 1 minggu yang lalu, dan mulai mengangguk perlahan. Senyum Soora mulai merekah melihat Kai.

“Lalu?” ucap Kai kebingungan dengan senyuman Soora.

“Ayo kita kencan!” ucap Soora tanpa sedikitpun rasa ragu, membuat Kai melotot dan sedikit membuka mulutnya. Kai mulai menatap Soora penuh selidik,

“Kau… jatuh cinta padaku kan?” ucap Kai sambil tersenyum jahil.

“YA! Kau terlalu percaya diri! Yasudah kalau kau menolak! Lupakan saja!” ucap Soora mulai salah tingkah dan berjalan meninggalkan Kai.

“YA! YA! Baiklah Soora-ah! Ayo kita kencaaaaan! Yaaa~ kau pemarah sekali…”

Kai panik dan mengejar-ngejar yeoja didepannya yang sudah berjalan cepat meninggalkan Kai. Kai mulai tertawa-tawa keras saat menyusul Soora dan melihat yeoja itu sudah cemberut tak karuan dengan mukanya yang merah padam. Kai lalu mengacak rambut Soora meluapkan seluruh rasa sayangnya dan menggenggam tangan Soora, seolah tidak mau melepasnya. Tidak peduli berapa yeoja yang kini tengah cemburu melihat Kai bersama seorang Soora sedang tertawa lepas, bukan alunan music dance dan ruang latihan kosong yang mengisi harinya selama 3 tahun terakhir ini.

-END-

 

Akhirnya selesai juga fanfiction pertama aku! Maaf kalo typo bertebaran, wakakak~ setelah ga pernah berhasil ngebuat fanfict ber-chapter sampe ending. Syukur yang ini berhasil! Makasih yang udah rela nunggu dan suka sama fanfict “Number One!” ini, ditunggu kritik dan sarannya. Ini acc aku yang khusus untuk ngurus fanfict dan sebagainya @Lightsbers dan ini acc aku yang sebenarnya jeng jeng wkwk @Asaprmstr *kenapa jadi promosi *slapped.

 

ADA YANG MAU SEQUEL? Hahaha kalau banyak yang request, aku mau buat.

 

Thank you! Your comments is my light (•̀_•́)ง

12 pemikiran pada “Number One! (Chapter 4)

Tinggalkan Balasan ke Khairunnisa Rafifah Batalkan balasan