100 Ducks Part 11 : “Go Back”

part 11

Tittle    : 100 Ducks Part  11  :  “Go Back

Lenght : Chaptered

Rating                                    : T

Genre : School, Comedy and Romance

Author : deeFA (Dedek Faradilla)

Twitter : @JiRa_deeFA

Main Cast : D.O EXO-K (Do Kyung Soo)

                     Song Hye Ji (You)

                     Kris EXO-M (Kris Wu)

                     Yoona SNSD

 

(Gak kerasa uda part 11. ^^ Author amatiran ini berterima kasih kepada yang uda baca. Maaf part ini kepanjangan. Promosi dikit ya. Yang mau jadi teman author follow twitter ya. Hehehe Mohon kritik dan sarannya ya *bow*)

PART  11

Go Back…’

=====================================================================

@D.O’s House

“Tuhan…tolong aku.” Batin Ayah D.O. Wajahnya sangatlah menderita. Namun, ia tetap tersenyum walaupun terpakasa demi istri tercintanya.

“Ottokhe??, Enakkan?.” Tanya Ibu D.O antusias.

Dari tadi pagi dan sampai malam hari, ia sibuk membuat cake dengan berbagai macam resep dan bentuk. Dan sasaran yang tak dapat terelekkan lagi adalah suaminya sendiri. Dari sejak suaminya pulang tadi, ia menyuruhnya mencicipi semua cake buatannya.

“Nah…jadi.” Ucapan bahagia itu terucap saat cakenya selesai di hias. Ia langsung membawanya kehadapan suaminya yang duduk di depan meja yang dipenuhi cake.

“Bagaimana sayang?, enak tidak?. Bentukknya cute tidak?. Ada yang kurang gak?.” Tanyanya penasaran dengan logat lembutnya.

“Tidak Tuhan, ini yang ke-38. Selamatkan akuuuuuuuu….” Batin Ayah D.O berteriak. Namun reaksi di depan istrinya ia begitu histeris dan mengatakan itu sangat enak. Ia tidak mampu berkata tidak walaupun  perutnya sudah ingin meletus. Istrinya itu adalah wanita terbaik yang pernah ada.

“Mom, Dad, aku pulang…” Teriak D.O dari pintu depan.

“My sweety baby…., cepat kesini.” Panggil ibunya dari dapur.

D.O terkejut dengan yang dilihatnya. Ia dapat membaca ekspresi Ayahnya yang terpaksa tersenyum dan memakan cake-cake itu.

“Wuah, mesranya…” Kata D.O sambil memberi sinyal meledek ke arah Ayahnya.

“Dad?, kenapa mommy buat cake sebanyak ini?”

“Buat menantu dong…” Jawab Ayahnya tersenyum lebar. Ibu D.O pun tersenyum dan mendekat ke arah anak tunggalnya itu.

“Itu apa?.” Tanya Ibunya D.O.

“Hmmm, bukan apa-apa mom. Aku ke atas dulu ya.” D.O ketakutan.

Namun jalannya di halangi oleh Ayahnya yang langsung merebut isi dari belanjaannya. Ia berusaha mengambil kembali namun kekuatan Ayahnya tak dapat di tandingi.

“Wuaaah…” Decak kagum dari orang tuanya saat melihat isinya adalah sebuah dress berwarna putih.

“Ini hadiah yang bagus nak.” Puji Ayahnya sambil menepuk pundaknya.

“Hyeji pasti suka kan yeobo?.” Sambung ibunya.

“Tentu, pasti ini ulang tahun yang paling bahagia yang pernah dia dapat. Dia menerima cake yang super lezat dari ibu mertua yang tercantik di Korea, dan hadiah dress putih, lambang kesucian cinta anak kita kepadanya.”

“Omooo…my sweety baby, kamu bikin mom terharu. Cerita cinta kalian seperti di drama.”

“Daddy tidak menyangka, walaupun sering dimanja ternyata kamu bisa juga bersikap gentleman seperti ini.”

Dan orang tuanya terus menerus mendramatisir keadaan ini. Karena tidak sanggup mendengarnya ia langsung menaiki tangga meninggalkan mereka yang menangis terharu.

***

Dinginnya malam membuat Hyeji menggigil. Ia pergi untuk membeli makanan. Ia tidak mau merepotkan nenek Jin. Langkahnya berhenti di sebuah kedai ddeokboki.

“Ahjumma,  satu porsi besar ya…”

Hyeji meniup-niup tangannya agar hangat, tiba-tiba matanya tertuju pada dua orang yang sedang tertawa.

“Hoh??.” Hyeji terkejut, ia mengucek-ngucek matanya berkali-kali.

“Hah?, Yoona, Kris?.” Ia terkejut melihat Kris yang merangkul pundak Yoona. Saat ia menatap mereka, tak sengaja matanya dan mata Kris bertemu.

“HYEJI…” Panggil Kris dari jauh.

“Oh my god…” Batin Hyeji.

“Ahjumma…palli…” Gerutunya.

Terlambat…

@Kedai ddeokboki

“Hahaha…, aku gak peduli dengan dosen kayak gitu.” Kata Yoona.

“Gila tuh dosen. Masa pake sms aku, bilang aku cakep pula lagi.” Sahut Kris.

Mereka berdua asik berbicara soal yang tidak dimengerti Hyeji. Saat Hyeji ingin pulang tadi, Kris langsung berlari dan menarik kerah bajunya. Terpaksa ia harus duduk dan makan bersama mereka berdua.

“Hmmm…hmmm….” Hyeji berdeham karena kesal. Namun tidak ada reaksi. Mereka terus saja berbicara dan tertawa seolah Hyeji tidak ada.

“Dasar, wanita bermuka dua. Di depan anak mami seakan dirinya putri salju, di depan Kris seolah dirinya cinderella. Ckckck…iblis bermuka cantik.” Gerutunya dalam hati.

“HMMMMMM…HMMMMM….” Hyeji berdeham lebih keras lagi. Lalu Yoona menoleh sambil tersenyum.

“Aku pulang!.” Kata Hyeji kesal, lalu pergi dari tempat itu. Yoona dan Kris saling menatap tidak mengerti.

@nenek Jin’s House

Sesampai dirumah nenek Jin wajah Hyeji seperti penjahat yang baru keluar dari penjara setelah ditahan 10 tahun. Satu kata ‘seram’. Ia meminum satu gelas besar air dingin untuk meredam emosinya. Anaknya  nenek Jin menatap Hyeji aneh.

“Ya!. Ada apa?.” Tanya Da Ye,nama dari anak bungsu nenek Jin.

“Eonni, aku lihat perempuan yang aneh.” Kata Hyeji yang langsung duduk di dekat Da Ye dan nenek Jin.

“Kenapa?, gagal operasi pelastiknya ya mukanya?.” Sambung nenek Jin bertanya.

“Anio…, namanya Yoona. Kyung Soo suka sama perempuan ini. Dan dia bersikap begitu manis dengan Kyung Soo, seolah Kyung Soo pacarnya. Dan tadi aku liat dia melakukan hal yang sama dengan laki-laki lain.”

“Hah?, yang bener aja?. Dasar playgirl.” Da Ye juga jadi emosi.

“Gila kan eonni?…”

“Kamu aja yang terlalu mengkhawatirkan Kyung Soo. Nenek bisa merasakan bahwa sebenarnya tidak seperti yang kamu lihat.” Nenek Jin berkata sambil bermain game di hp androidnya.

Hyeji mengerutkan dahinya, tanda tidak mengerti perkataan nenek Jin.

***

            Esok paginya rutinitas seperti biasa yaitu menjemput D.O. Sebelum menjemputnya, Hyeji sarapan terlebih dahulu dirumah nenek Jin.

“Makan yang banyak. Biar semangat belajarnya.” Kata Da Ye.

Hyeji nyengir, karena makanannya begitu enak.

“Saengil Chukkaeyo…” Kata nenek Jin mengusap kepala Hyeji.

“Saengil Chukkae, malam ini eonni akan masakin makanan yang enak.”

“Gak usah repot-repot. Jeongmal gamsahamnida eonni, halmeoni.”

Ia sangat senang karena walaupun nenek Jin sudah tua, tapi masih ingat dengan ulang tahunnya. Apalagi tadi malam, nenek Hyeji yang sakit menelponnya memberikan ucapan selamat ulang tahun.

Sesampai di rumah D.O, ia telah berdiri di depan rumahnya bersama ibunya.

“Annyeonghaseyo…” Hyeji membungkuk hormat pada ibunya D.O.

“Saengil chukkaeyo Hyeji.” Kata ibunya D.O sambil meberikan sebuah kotak yang telah dibalut dengan kain bermotif bunga sakura.

“Ini bekal untuk disekolah.” Sambungnya lagi. Dan Hyeji kembali membungkuk, tanda berterima kasih.

“Kamu sudah kasih ucapan?.” Tanya ibunya D.O pada anaknya. Wajahnya terlihat kesal ketika ditanya, ia tidak menjawab, malah menarik Hyeji untuk cepat pergi dengannya.

***

@Namsan Hakkyo

Bel tanda masuk belum di bunyikan. Murid-murid masih berkeliaran di luar kelas. Ada yang sibuk ngerumpi, ada yang sibuk pdkt, pacaran dan seperti Wooyoung, Eunhyuk dan G.O yang sedang sibuk mendekati anak kelas satu.

“Tadi oppa lihat kamu jalan kaki ya kesekolah?. Aduh, kasihan jadi berkeringat.” Kata Wooyoung mulai merayu. Ekspresi wajah adik kelasnya itu sudah sangat merah.

“Nanti pulang dengan oppa aja ya Mi Rim. Takutnya nanti dijalan ada yang gangguin kamu, oppa gak tenang kamu pulang sendiri. Yayaya…” Wooyoung mengeluarkan aegyonya.

Belum sempat Mi Rim menjawab, suasana yang dibangun Wooyoung langsung disabotase oleh Hyeji yang menarik kerah bajunya menjauh dari kelas Mi Rim.

“Apaan sih?.” Kata Wooyoung.

“Ya!, kamu kalau mau menggoda perempuan jangan Mi Rim dong!!. Yang lain kek!!. Mi Rim itu anak baik-baik. Bukan cewek sembarangan.” Hyeji marah.

“Kenapa?, kamu cemburu?. Merasa tersaingi?. Jangan bilang kamu suka sama Mi Rim.”

“Ini namanya mengalihkan pembicaraan. Mana kado??.”

Eunhyuk, Wooyoung dan G.O memandang Hyeji dengan sebelah mata.

“Minta sama Kris!.” Kata mereka serentak dan pergi menuju kelas. Hyeji mengejar mereka dari belakang.

Ketika berada di dalam kelas, Hyeji terduduk lemas karena lelah mengejar mereka. Ia menumpang dagunya dengan tangan kanan, lalu menarik napas panjang. Tak berapa lama guru pelajaran pertama memasuki kelas dan menjelaskan rumus-rumus tentang ikatan kimia.

“Aaaaaaaa….” Tiba-tiba Hyeji berteriak dan mengacak-ngacak rambutnya. Seluruh kelas memandanginya seram.

“Hehehe…mianhaeyo.” Ia nyengis merasa bersalah. Ia baru teringat kalau taruhannya hanya tinggal 10 hari lagi, dan sama sekali belum membuahkan hasil apapun. Bahkan ia baru sadar, tak ada ucapan ulang tahun dari Kris.

Saat pulang menuju parkiran ia masih lemas dan pikirannya kacau. Apalagi D.O hari ini begitu dingin, dan tak banyak bicara.

“Dasar, kenapa dia gak ngucapin?.” Gerutu Hyeji yang sedang melepaskan rantai sepedanya sambil menatap D.O.

“Wuah, cerah ya hari ini. Gak terasa umur aku udah nambah satu lagi.” Kata Hyeji sambil terus mengayuh sepeda.

“Apalagi, yang ngucapin pertama tadi malam pas jam 12 lewat itu nenek aku. Bahkan nenek Jin aja masih ingat dengan ulang tahun aku hari ini.” Sambungnya lagi.

“Trus teman-teman dikelas juga gak lupa hari ini hari ulang tahunku. Mereka semua ngucapin. Walaupun gak ngasih kado gak masalah.”

Dari tadi ia berusaha memancing agar D.O mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Saat ingin bicara lagi, kata-kata Hyeji di potong oleh respon yang menyebalkan.

“Ya sudah. Lalu?.”

***

@D.O’s House

D.O langsung turun dari sepeda Hyeji, ia langsung memencet password gerbang. Pintu gerbang terbuka, namun langkahnya terhenti. Ia berbalik badan dan menatap Hyeji.

“Kenapa?.” Tanya Hyeji tak acuh.

Tangan D.O membuka tas ranselnya, ia mengeluarkan sebuah kotak yang dilapisi dengan koran.

“Ini,jam 4 di taman sebelum halte bus yeongpongdo.” Kata D.O sambil memerikan kota itu pada Hyeji tanpa menatapnya. Saat Hyeji ingin bertanya pintu gerbang langsung tertutup rapat.

“Apaan nih, jelek banget bungkusannya.” Gerutu Hyeji.

***

@nenek Jin’s House

Da Ye sedang memberi makan kucing-kucing peliharaan nenek Jin. Dan nenek Jin sibuk didepan laptop.

“Makan dulu.” Suruh nenek Jin.

“Sudah, tadi di kasih bekal sama ibunya Kyung Soo.” Jawab Hyeji yang lalu duduk di samping nenek Jin yang duduk di teras rumah sambil memantau Da Ye memberi makanan kucing-kucingnya.

“Wuaaah…daebak…” Gumam Hyeji saat melihat nenek Jin yang sedang mengikuti voting sebuah award untuk boyband tercakep di sebuah situs resmi.

“Nenek sudah tua. Masa sukanya boyband yang umurnya 18 tahun?.” Protes Hyeji.

“Ini kan hanya sekedar suka. Tapi cinta nenek tetap selamanya dengan mendiang kakeknya Da Ye. Buktinya nenek tidak pernah membayangkan menikah lagi. Hidup selama 20 tahun tanpa suami. Makanya kamu harus bisa bedakan yang mana kamu sukai dengan yang mana kamu cintai. Terkadang terasa sama, tapi hanya cinta yang tidak punya alasan.”

Hyeji mencerna kata-kata dari nenek Jin. Namun Da Ye malah tertawa.

“Nenek, Hyeji gak akan ngerti. Dia peringkatnya kan buruk.” Ejek Da Ye.

“Ah…” Tiba-tiba Hyeji teringat dengan kotak yang diberikan D.O.

“Eonni tadi Kyung Soo ngasih ini.”. Da Ye datang mendekat melihat kotak yang di balut dengan koran.

“Kado dari Kyung Soo?. Jangan-jangan boneka jelangkung atau yang lebih buruk. Dari bungkusannya, eonni punya persaan buruk.” Kata Da Ye mengerutkan dahinya. Hyeji jadi terpengaruh dan merasa takut. Karena mungkin saja, D.O ingin mengerjainya, ia dan majikannya itu tidak pernah akur.

“Eonni, bukain…” Rengek Hyeji pada Da Ye.

“Gaaaaak….” Da Ye malah menjauh.

“Nenek…” Rengek Hyeji lagi. Namun nenek Jin sibuk dengan Laptop. Da Ye meyakinkan Hyeji untuk membuka walaupn dirinya takur, ia perlahan-lahan mendekat. Hyeji membuka balutan kertas koran. Lalu di dalamnya masih terbungkus lagi, lagi dan lagi.

“Sepertinya tidak ada isinya. Dia ingin mengerjaimu.” Kata Da Ye marah.

“Kurang ajar!.” Gerutu Hyeji.

Walaupun mereka berdua terus menggerutu tapi Hyeji masih saja membuka bungkusannya.

“Apa itu?.” Tanya Da Ye saat melihat kotak berwarna pink. Hyeji menggeleng dan membuka isinya. Hye Ji dan Da Ye saling berhadapan, keduanya terkejut dengan dilihatnya.

“Dress??.” Kata mereka serentak.

“Wuaah, cantiknya…” Puji Da Ye melihat dress putih yang di pegang Hyeji.

“Ya ampun, lembut banget kainnya.”

Hyeji terdiam, dan sepertinya pernah melihat dress ini. Ia mencari-cari ingatannya yang hilang.

“Ah….aku ingat!!.” Hyeji spontan berdiri. Da Ye dan nenek Jin terkejut.

“Eonni ini baju saat di Geumpo Mall. Oh My God!. Harganya 125.000 won. (sekitar 1.250.000).”

“Yang benar aja??. Jangan-jangan dia sengaja ngasih supaya kamu gak usah dibayar gajinya bulan ini. Kamu dikerjain Hyeji.” Da Ye jadi heboh.

“Ottokhe??. KYUNG SOOOOOO…..”

Lalu nenek Jin menemukan sebuah surat di dalam kotak tersebut. Da Ye dan Hyeji mendekat ketika nenek Jin membacanya.

“Hari ini jam 4. Pastikan tidak telat sedetikpun titik.”

“Hyeji…Hyeji…” Da Ye tercengang dan Hyeji tidak tau apa sebabnya.

“DATE! DATE! DATE!. Kyung Soo ingin kencan sama kamu bodoh!.” Kata Da Ye semangat.

“Dia ngasih ini dress supaya kamu pakai nanti sore jam 4 waktu ketemu dengannya. Dan dia bilang tidak telat sedetikpun, artinya dia udah gak sabar untuk lihat kamu pake baju ini. Dan dia mau dia orang yang pertama lihat kamu make baju ini.”

“Analisa yang bagus Da Ye.” Kata nenek Jin menaikkan alis.

Hyeji memasang muka bodoh, ia tidak mengerti.

“Aaaaarrghhh, Kyung Soo cinta sama kamu bego!!.” Da Ye memanas.

“Cinta?. Benarkah?. Really?. Jeongmalyo?.” Wajah Hyeji berseri-seri kupingnya memerah, ia memegang jantungnya yang berdetak cepat.

“Sekarang jam menunjukkan pukul 3 sore.” Kata nenek Jin.

“GAWAT!!!” Teriak Da Ye.

Berhubung, Hyeji tidak punya pengalaman dalam berkencan. Jadi, Da Ye mengajarinya mulai dari hal terkecil sampai terbesar.

“Ya!!. Mandi yang bersih. Pake tuh lulur, gosok semua dakinya.” Teriak Da Ye dari luar kamar mandi. Setelah mandi, nenek Jin mengcreambath rambut Hyeji. Lalu di sambung dengan Da Ye yang mempedicure kuku kaki dan tangan Hyeji, ia juga menaruh kutek berwarna bening agar kuku Hyeji terlihat berkilau.

“Oh My God!.” Gumam Da Ye dan nenek Jin. Hyeji yang seperi laki-laki berubah total. Rambutnya panjang digerai sedikit bergelombang di ujungnya, wajahnya putih bersih dengan polesan make up minimalis, bibirnya merah alami. Dress selutut berlengan tanggung itu cocok sekali dengannya.

“Ini pakai sepatu eonni.” Kata Da Ye tersenyum. Ia memberikan sepatu flat berhiaskan bunga untuk Hyeji.

“Ini uang, naik taksi. Sudah cantik masa sih naik bus.” Kata nenek Jin. Hyeji memeluk mereka berdua karena telah begitu baik padanya.

“Hyeji-ya Fighting!”

Hyeji berangkat setengah sebelumnya agar tidak telat.

***

@D.O’s House

Wangi parfum yang dipakai D.O tercium ke seluruh ruangan. Sampai ibunya D.O terkejut.

“Kamu pakai sebotol ya?.” Tanya ibunya yang berjalan mendekatinya yang sedang menuruni tangga.

“Mau kemana?. Kencan?. Sama Hyeji ya?.” Tanya ibunya sumbringah. D.O tidak dapat menjawab, ia terbata-bata, namun wajahnya tambah memerah.

“Araseo…” Ibunya menepuk pundaknya. Lalu memberika sebuah bingkisan cantik berisi cake.

“Aku pergi dulu ya…”

***

Supir taksi mulai menarik gasnya untuk berlaju lebih cepat sesuai dengan permintaan Hyeji. Hati Hyeji deg-degan, tapi dia tidak tahu kenapa dia sangat senang. Ia melihat jam tangan si supir menunjukkan pukul 15.45. Waktunya 15 menit dihabiskan mencari taksi tadi.

“Kenapa berhenti pak?.”

“Gak tau, sepertinya ada kecelakaan didepan. Tuh, ada polisi segala lagi.”

“Lama gak?.” Tanyanya yang mulai khawatir.

“Tunggu aja lima menit.”

Setelah menunggu beberapa menit, mobil hanya berjalan beberapa senti, karena gelisah ia meninggalkan uang dan berlari menuju tempat tujuan. Keringat mulai menetes membasahi kepalanya. Napasnya pun menjadi ngos-ngosan.

Sementara D.O telah sampai. Ia diantar oleh supirnya. Sesekali ia tersenyum sendiri membayangkan Hyeji yang datang dengan muka cemberut karena perintahnya yang tidak boleh telah sedetikpun. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 lewat 15 menit.

“Dasar selalu telat.” Batinnya. Ia lalu berjalan menuju halte bus mungkin saja Hyeji pergi dengan menaiki bus.

Di dekat halte bus yeongpongdo, terdapat etalase sebuah kafe coffee. Kris sedang duduk menikmati kopi sambil mendengarkan musik. Ia duduk pas di paling depan dan menghadap jalan.

Dan D.O terus menunggu hampir setengah jam, kali ini rautnya berubah menjadi putus asa. Sebentar lagi bus menuju rumahnya akan tiba, ia bimbang harus menunggu atau pergi.

Hyeji berhenti menarik napasnya, ia berhenti tepat di mana Kris sedang menikmati kopinya. Tampak sebuah bus berwarna hijau melintas di samping Hyeji. Matanya menuju ke bus itu yang berhenti di halte di depannya.

“D.O?.” Batinya saat melihat D.O, kakinya ingin copot tidak sanggup berlari lagi. Bajunya sudah basah dengan keringat.

“KYUNG SOOO….” Teriak Hyeji yang melihat D.O menaiki bus itu. Jarak mereka terpaut 20 meter. D.O tidak mendengar teriakan Hyeji. Buspun berjalan.

“KYUNG SOO…KYUNG SOO…KYUNG SOO…KYUNG SOO-YAAA…..” Hyeji terus berteriak mengejar bus yang dinaiki D.O, ia tidak sadar bahwa Kris mengejarnya dibelakang.

“KYUNG SOOOO…. YA!!…DO KYUNG SOO…BERHENTI!!.” Tiba-tiba D.O menoleh kebelakang, ia melihat Hyeji mengejarnya. Buru-buru ia meminta berhenti.

“PAK BERHENTI! BERHENTI!! CEPAT!!.”

Bus terus berlajan, Hyeji tak sanggup mengejar lagi.

“Untuk apa mengejarnya?.” Suara Kris mebuat Hyeji terkejut.

“Kenapa kamu ada disini?.” Tanya Hyeji yang bercucuran keringat diseluruh tubuhnya.

“Saengil Chukkae Hyeji-ssi.” Senyum Kris. Ia memegang wajah Hyeji dan bibirnya langsung menyentuh bibir Hyeji.

Bingkisan cake ditangan D.O terjatuh, ia seperti orang bodoh. Harus berlari kencang demi melihat adegan ini ditempat umum.

“D.O?.” Gumam Kris melepas ciumannya.

Hyeji berbalik.

To Be Continued

 

71 pemikiran pada “100 Ducks Part 11 : “Go Back”

  1. thoooooorrrr~ lanjuuuutttttt >„< jangan gantungin cinta aq ke ff ini └(^o^)┘♡

    gak sabar nunggu kelanjutannya~

Tinggalkan komentar