The Twelve Power Of Olympians (Chapter 2)

the twelve2

Title : The Twelve Power Of Olympians

Title chapter : The Beginning

Author : HCV_2

Main cast : Kim Hana(OC), Kai

Other cast : EXO, Park Young ra(OC), and find by yourself

Genre : Fantasy, Romance, Brothership

Length : Chaptered

Annyeonng~~ author HCV_2 membawa chapter 2 dari ff fantasy saya~ Enjoy the story guys~

 

 

 

 

 

 

“Jadi maksudnya aku harus mencari 11 kotak lalu membebaskan 11 orang aneh sepertimu lagi?”

“BINGGO! Tepat sekali!” Kai menjetikkan jarinya didepan wajah terkejut Hana.

Apa?? Perbuatan seperti ini dia bilang benar? Ini sama saja mengacaukan hidupku sendiri. Seharusnya dari awal aku tidak perlu berurusan dengan kotak aneh itu=_=

 

 

 

 

Chapter 2

 

“Itu adalah tugas bagi siapapun yang sudah membuka salah satu kotak dari 12 kotak yang ada. Buka satu harus buka 11 lagi. Itulah ketentuannya”

“Kalau aku tidak mau bagaimana?”

“Shireo! Kau harus mau”

“Hey! Apa kau tidak tau apa yang disebut hak asasi manusia? Itu adalah jaminan bahwa aku bisa menolak dan kau tidak bisa memaksakan kehendak”

“Aku bukan memaksakan kehendak tapi memang itulah peraturan yang dibuat oleh pimpinan kami. Siapa pun orang yang menemukan salah satu kotak pertama kali dialah yang harus membuka ke 11 kotak lainnya. Jika tidak 11 malaikat lagi tidak akan bisa bebas”

“Aku tidak peduli. Pokoknya aku tidak mau repot mencari 11 kotak lagi. Kau cari sendiri sana. Bukankah kau punya kekuatan teleportasi dengan cepat jadi itu bisa memudahkanmu untuk mencari ke11 temanmu itu kan”

“Tapi percuma saja, walaupun aku menemukan ke 11 kotaknya, kuncinya tidak akan bisa terbuka” Kai terus berusaha membujuk yeoja keras kepala itu agar gadis itu mau membantunya membebaskan ke11 temannya yang lain.

“Ahh! Sudahlah, aku tidak peduli! Aku lelah ini sudah malam. Aku harus tidur karna aku besok harus sekolah” Hana naik ke tempat tidurnya lalu menaikkan selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya. Dia berusaha membuat Kai tidak mengganggunya lagi.

“Baiklah! Kalau seperti ini masalahnya, aku akan terus mengikutimu sampai kau mau membantuku”

 

*****

 

Sudah seminggu sejak Hana menemukan kotak itu dan bertemu dengan namja aneh yang bilang bahwa dirinya adalah malaikat. Sejak saat itu pula kehidupan gadis itu berubah 360 derajat. Rupanya Kai sungguh-sungguh dengan apa yang dia ucapkan, sudah selama 5 hari Kai mengikuti kemana pun gadis itu pergi dan tidak ada henti-hentinya juga namja itu terus memintanya untuk membantu menemukan 11 kotak lainnya.

Hari ini Hana sedang menghadapi tes pelajaran sejarah dari Taeyeon seonsaengnim. Waktu sudah berjalan  hingga setengah dari waktu yang diberikan tapi yeoja itu baru bisa mengerjakan 5 soal dari 25 soal yang diberikan. Pelajaran sejarah memang bukan keahliannya, ditambah lagi semalam dia tidak sempat belajar karna menemani ibunya menunggui neneknya yang sedang dirawat dirumah sakit.

Taeyeon seonsaengnim tergolong memiliki pengawasan ketat terhadap siswanya jika sedang memberikan tes. Tes diadakan bergantian, sebagian siswa mengikuti tes lebih dulu dan sebagian lagi akan masuk saat waktu tes kloter pertama sudah selesai. Jadi saat ini para siswa duduk tersendiri dan itu lebih menyusahkan para siswa untuk bekerja sama. Dan itu juga yang membuat gadis  itu kehabisan akal, dia tidak bisa bertanya pada Young ra teman duduknya walaupun Young ra tidak pintar dalam sejarah tapi setidaknya Young ra sempat belajar.

Hana kelabakan.. sekarang waktu tinggal 15 menit sementara dia hanya bisa mengerjakan 7 soal. Hampir setiap menit berlalu dia selalu melihat ke jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya. Dia takut tidak bisa menyelesaikan tes tepat waktu.

Aisshh!! Eotteokhae??? Waktu tinggal 15 menit tapi aku hanya bisa menjawab 7 soal. Gawat kalau nilai pelajaran sejarah  ku hancur lagi. Appa bisa memarahiku dan menyita video game ku. Tidak! Tidak boleh!

Hana mengacak-acak rambutnya kasar. Benar saja sekarang dia sudah benar-benar putus asa. Kai yang sejak tadi duduk bangku sebelah hanya bisa menggelengkan kepala melihat Hana saat ini. Dia sudah tau pasti akhirnya akan seperti ini, karna itu tadi pagi saat perjalanan ke sekolah dia sudah menawarkan bantuan pada yeoja frustasi disampingnya.

 

[flashback]

 

“Aigoo! Aku baru ingat kalau hari ini ada tes pelajaran sejarah! Gawat ! aku sama sekali belum belajar karna menemani eomma menunggu nenek dirumah sakit” Hana bicara sambil memakai sepatunya. Saat sepatunya sudah terpasang indah dikakinya dia lalu melihat jam weker yang ada dimeja sebelah tempat tidurnya. Matanya membulat, dia sudah kesiangan.

Dia menghambur keluar kamar dan berlari menuruni tangga. Dilihatnya ayah dan kakaknya masih bersantai menikmati sarapan mereka. Dan ibunya yang masih sibuk menyajikan sarapan dimeja makan.

“Hanie kau sudah selesai? Ayo sini kita sarapan” Joonmyun tersenyum manis memanggil adiknya yang terlihat terburu-buru.

“Tidak oppa. Hari ini aku tidak sarapan aku sudah kesiangan. Aku berangkat duluan ya~ Annyeong” Hana berlari keluar rumah yang tentu hanya membuat orang-orang didalam rumahnya heran. Tidak biasanya dia melewatkan sarapan paginya.

Hana berlari menuju halte bus didekat rumahnya yang arahnya menuju daerah sekolahnya. Tidak biasanya dia naik bus, biasanya dia dan Young ra lebih sering naik kereta api bawah tanah. Hari ini Hana memang tidak dijemput oleh Young ra karna sahabatnya itu memiliki jadwal piket hari ini, jadi dia berangkat lebih awal.

Bus datang tepat saat Hana sampai disana, gadis itu langsung naik ke bus dan duduk dibangku pojok kiri paling belakang. Dia mengambil buku sejarah dari tasnya lalu mulai membacanya.

“Aku harus memanfaatkan waktu sebisa mungkin untuk belajar. Nilai sejarahku tidak boleh jeblok lagi” Hana bergumam sambil membaca bukunya dalam hati.

“Hey Kim Hana? Apa kau sama sekali tidak ingat padaku?” Kai duduk disebelah Hana sambil melipat tangannya didada.

“Tentu saja ingat, mana mungkin aku lupa pada orang aneh yang selalu mengikutiku kemana-mana” Hana memelankan suaranya agar orang-orang didalam bus tersebut tidak dapat mendengarnya, dia membaca bukunya dengan posisi buku yang menutupi seluruh bagian wajahnya sehingga orang-orang tidak sadar kalau dia sedang bicara dengan orang yang tidak dapat mereka lihat.

“Kalau begitu kenapa kau tidak meminta bantuanku saja? Aku kan bisa berteleportasi, aku bisa membantumu sampai kesekolah dengan hitungan detik. Jadi kau tidak perlu terburu-buru seperti ini”

“Tidak! aku tidak akan meminta bantuanmu, karna aku tau setelah itu kau akan menuntutku untuk balas jasa dengan membantumu mencari kotak-kotak aneh itu. Benar kan?”

“Bingo! Kau memang siswi pintar Hana. Kau bisa membaca pikiranku. Hahaha”

“Aiissh! Pelajaran tidak akan bisa terserap jika dikejar waktu seperti ini” Hana menyenderkan tubuhnya kebelakang.

“Kenapa kau sepanik ini? Kau kan bisa menyontek pada Park Young ra. Kurasa dia cukup pintar untuk pelajaran seperti ini”

“Kalau aku bisa aku tidak akan bersusah payah seperti ini. Masalahnya guru sejarahku sangat ketat dalam mengawasi tes dan lagi aku akan duduk sendiri dan Young ra akan jadi kloter kedua. Jadi mana mungkin bisa bertanya”

“Nah, kalau begitu aku akan menawarkan bantuan yang sangat menguntungkan untukmu. Kau mau?”

“Bantuan apa?” jawab Hana dengan nada datar.

“Aku kan tidak terlihat didalam kelas, jadi aku bisa berkeliaran dengan mudah, selain itu tidak ada yang bisa mendengar suaraku kecuali dirimu”

“Lalu?” Tanya Hana tidak sabar. Dia bicara sambil memandang kelangit-langit bus tersebut.

“Lalu aku bisa dengan mudah menyontek perkerjaan temanmu  dan aku bisa memberitahumu jawabannya. Maka kau akan dapat nilai bagus kali ini. Bagaimana?”

 

DEG

 

Mendengar rencana Kai, Hana terdiam dan menelan kasar salivanya. Dia begitu tertarik dengan bantuan yang ditawarkan Kai padanya.

Bagus juga rencana orang ini. Kalau nilai sejarahku bagus video gameku tidak akan disita. Tapi..

 

“Tidak mau! Aku yakin ini adalah taktikmu agar aku mau membantumu kan?” Hana memalingkan wajahnya menatap keluar jendela. Dia berusaha menyembunyikan ekspresi wajahnya yang sebenarnya menyatakan kalau dia ingin sekali mengatakan “Iya aku mau”

 

“Tentu saja iya. Dunia jaman sekarang mana ada yang gratis. Tapi lebih baik jangan ikuti egomu dulu. Kau kan sama sekali belum belajar apa kau yakin bisa menjawab soal sendirian? Ayahmu akan marah jika kau tidak menepati janjimu. Video gamemu akan disita”

“Tidak peduli! Walaupun aku bodoh dipelajaran sejarah, tapi aku akan berusaha semampuku. Alasanku kan cukup kuat, jika nilaiku jelek ini semua akibat dari menemani ibu dan nenek dirumah sakit jadi semalam tidak sempat belajar. Itu wajar kan”

“Baiklah terserahmu saja”

 

[end flashback]

 

 

“Waktu tinggal 10 menit lagi. Jika sudah selesai ingat periksa lagi pekerjaan kalian, dan jika belum selesai kerjakan lebih cepat jangan sampai ada nomor yang tidak terisi” teriak Taeyeon seonsaengnim sambil tetap berkeliling disekitar kelas memperhatikan gerak-gerik siswanya.

Peringatan dari Taeyeon seonsaengnim membuat Hana semakin panik. Dia menggaruk kepalanya kasar hingga rambutnya sekarang benar-benar berantakan. Tidak dia pungkiri sebenarnya saat ini bantuan yang Kai tawarkan padanya tadi pagi terus berputar-putar dipikirannya. Dia mengetuk-ngetukan pulpennya ke meja sambil mengalihkan pandangannya pada teman-temannya yang masih sibuk mengerkajan soal. Dia berusaha mencuri-curi kesempatan untuk memanggil temannya dengan ekspresi wajah yang bertuliskan “EMERGENCY~~ Ku mohon bantu aku”

 

Aku benar-benar tidak bisa menjawab soal ini, menjawab asal pun aku begitu bingung. Ini semua karna rasa takut akan janjiku dengan appa. Aku tidak bisa bayangkan jika video gameku ditarik lagi.

 

“Bagaimana? Masih tidak mau menerima tawaranku? Waktumu tinggal 6 menit lagi” ucap Kai sambil tersenyum menang dengan menunjukkan ekspresi wajah yang kontras dengan ekspresi wajah lawan bicaranya.

Benar! Sudah tidak ada pilihan lagi untukku.. tapi.. aku akan mengingkari janjiku pada diriku sendiri untuk tidak melakukan permintaan Kai yang akan menyusahkan hidupku, tapi aku juga tidak mau mengingkari janjiku pada appa. Aisshh.. pilih video game atau..

“Waktu tinggal 5 menit lagi!” suara indah Taeyeon seonsaengnim semakin membuat siswa dikelas itu semakin pucat. Sebenarnya tidak sedikit yang tidak bisa mengerjakan soal. Karna kelas Hana adalah kelas menengah jadi cukup banyak temannya yang sering hancur dalam tes.

“Tik Tok.. Kim Hana.. waktu terus berjalan” ucap Kai dengan nada yang terdengar mengejek gadis yang masih serius mempertimbangkan tawarannya.

“Baiklah! Kai aku serahkan padamu” Hana menundukan kepala dengan nada suara pasrah yang berbisik.

“Bagus! Baik pada siapa aku harus meminta jawaban?” namja tampan itu beranjak dari tempat duduknya, lalu melakukan sedikit pergegangan pada otot-otot di tubuhnya yang sedikit kaku setalah duduk sekitar 35 menit. Sadar tidak ada jawaban dia menoleh kearah orang disebelahnya yang sibuk menulis sesuatu dikertas.

“Ini” bisik Hana pada Kai sambil menyerahkan tulisannya.

 

Lihat jawaban pada yeoja yang duduk didepan meja guru. Dia adalah murid terpintar di kelas ini. Tapi aku bingung bagaimana kau memberikan jawabannya padaku? Kau tidak mungkin menulis dikertas kan, orang bisa ketakutan melihat kertas melayang

 

“Sudah serahkan saja padaku, ini masalah mudah” Kai menggeser kembali kertas yang diberikan Hana diatas meja kemudian berjalan kearah yeoja yang dimaksud Hana.

Setelah sampai didepan meja yeoja yang meraih ranking 1 dikelas Hana itu. Kai lalu menarik nafas panjang dan..

“NOMOR SATU A ! NOMOR DUA B ! NOMOR TIGA E ! NOMOR EMPAT E ! NOMOR 5 D ! SUDAH KAU TULIS BELUM??“

 

“…….”

 

“KIM HANA?”

 

“……..”

 

 

Merasa tidak didengarkan Kai berhenti lalu mengalihkan pandangannya dari kertas jawaban yeoja berkaca mata didepannya kearah orang yang diberikan jawaban. Benar! Hana malah sibuk menyembunyikan dirinya merasa takut orang-orang mendengar teriakan Kai padanya.

“Ckckck.. Sepertinya tes ini benar-benar membuatnya kehilangan akal sehatnya” gumam Kai memandang Hana dengan ekspresi wajah datar.

“HEY! TIDAK ADA YANG BISA MENDENGAR SUARAKU SELAIN DIRIMU BODOH! KAU TIDAK PERLU BERSEMBUNYI SEPERTI ITU=_=”

Teriakan Kai menyadarkan Hana dari adegan ketakutannya. Hana menepuk dahinya sendiri menandakan bahwa tadi dia lupa akan fakta tersebut. Dia mengangguk kemudian menunjukan jempol kanannya pada Kai diatas meja seakan memberikan kode bahwa dia sudah mengerti dan siap melanjutkan aksi contek-menyontek tersebut.

“NOMOR 6 A ! NOMOR 7 C”

 

*****

“HAH!”

Hana menghempaskan tubuhnya ketempat tidur dan memandangi langit-langit kamarnya. Dia sedang membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini. Setelah dia menyetujui ketentuan itu.

“Kai?”

 

“……..”

 

“Hey! Namja aneh?”

 

“…….”

 

Merasa orang yang dipanggil tidak menjawab dia bangkit dan duduk dipinggir tempat tidurnya. Terkejut karna orang yang biasanya tidak pernah lepas dari sisinya itu tiba-tiba menghilang.

“Kemana orang aneh itu?” Hana memandang kearah luar jendela berpikir mungkin dia masih ada diluar rumahnya.

 

PUK

 

“Kau mencariku?”

Merasa ada yang menepuk pundaknya, yeoja itu pun berbalik kearah sumber suara.

“Tidak siapa yang menca—“

 

DEG

 

Ta..tampan..

 

DEG

 

DEG

 

DEG

Hana terdiam ditempat, tubuhnya kaku, mulutnya seakan terkunci. Pikirannya menerawang jauh berusaha mencerna apa yang ada dihadapannya sekarang.

 

Loading 20%

 

Namja tampan yang menempatkan wajahnya tepat didepan wajah gadis tomboy tersebut, Kai.. sedikit membungkuk menyamakan wajahnya dengan wajah Hana. Wajah mereka hanya berjarak beberapa centi meter.

Harum dari krim wajah yang digunakan Hana seakan merasuk kerongga hidung Kai, wangi green tea yang menyegarkan. Tidak Kai pungkiri bahwa saat ini dia juga terpesona dengan yeoja manis dihadapannya. Begitu juga dengan Hana yang bisa menghirup wangi segar aroma tubuh Kai dengan leluasa.

Kai benar-benar tidak memperhitungkan posisinya tadi, dia tidak menyangka wajah mereka akan sedekat ini saat Hana berbalik.

 

Loading 50%

 

Tik.. Tok..

 

Suara jam dinding di kamar tersebut mengisi kesunyian di ruangan yang tidak terlalu luas itu. Diruangan berwarna coklat cream lembut tersebut kini ada sepasang manusia yang masih jauh menerawang kepikiran mereka masing-masing hingga membuat mereka terpaku ditempat seakan tak bernyawa.

 

Loading 80%

 

DEG

 

DEG

 

DEG

 

Detak jantung dari kedua manusia tersebut berdetak begitu kencang. Seakan meronta ingin meloncat keluar. Mungkin jika salah satu dari mereka sadar mereka bisa mendengar detak jantung mereka sendiri.

 

Setelah cukup lama terdiam dan pergi jauh berkelana kealam khayal nan indah kini nyawa mereka sudah kembali pada raga masing-masing, membuat mereka sadar dan menghentikan aksi tatap-menatap mereka.

 

Loading 100%

 

“Ya tuhan! Apa yang kau lakukan?” wajah Hana kini mulai memerah karna malu.

 

“Umh.. Ka..kau ke..kemana saja? A..aku kira kau mati tertabrak mobil tadi” ucap Hana canggung sambil memalingkan pandangannya kearah lain bermaksud menyembunyikan semburat merah diwajahnya.

“O..oh ini karna aku menonton pertunjukan pengamen dijalan tadi. Suara mereka sangat merdu, aku sampai lupa mengikutimu. Sempat aku berpikir kalau kau akan kabur tadi. Hehehe” Kai juga berusaha menyembunyikan kecanggungannya dengan bicara sewajar mungkin. Tapi tawa kakunya itu seakan menjelaskan semuanya.

“Ba..baiklah! sekarang bagaimana? Apa yang harus aku lakukan untuk mencari 11 kotak lainnya?” Hana duduk dipinggir tempat tidurnya sambil menggaruk tengkuk lehernya. Terlihat jelas bahwa dia masih canggung.

“Oh yang itu. baiklah sekarang aku akan memberitahu aturan mainnya” Kai menarik dan membalikkan kursi belajar Hana lalu duduk bersandar di kursi bermotif garis tersebut.

 

“Seperti yang aku katakan sebelumnya padamu, siapapun yang pertama kali membuka salah satu kotak dari 12 kotak yang ada dia harus membuka ke 11 kotak lainnya. Dan karna kau yang pertama kali melakukannya otomatis kau harus menemukan dan membuka ke 11 kotak yang lain”

“Tapi bagaimana kalian bisa tau kalau aku adalah orang pertama? Bukankah kalian terpisah, bisa saja kan ditempat lain sudah ada yang menemukan kotak yang lain dan membukanya lebih dulu”

“Kami tau karna kami punya ini” Kai menunjukkan sebuah kalung berbentuk segi enam  berwarna hitam dengan garis berwarna putih dibagian sisi dan tengahnya yang melingkar dileher namja itu.

“Sebuah kalung?” tanya Hana heran

“Correct! Kalung ini adalah kalung lambang kelompok kami. Ini lambang EXO, masing-masing dari kami memilikinnya. Dan kalung ini akan bersinar saat ada yang membuka salah satu kotak, jadi jika kalung ini bersinar itu berarti salah satu dari kami sudah terbebas dan yang lain akan mengetahuinya serta tinggal menunggu untuk dibebaskan. Dan sampai saat kau membuka kotak ini kalung ini tidak menunjukkan tanda-tanda apapun jadi itu berarti kau adalah yang pertama” ucap Kai penjang lebar menjelaskan.

“Nasibku memang sial=_=” gumam Hana pelan

“Nah karna kau sudah menyetujuinya sekarang ayo kita pikirkan rencana untuk mencari ke 11 kotak lainnya” Kai mulai antusias

“ Tunggu dulu.. satu yang belum kau jelaskan padaku. Kenapa kau dan 11 temanmu itu bisa dimasukkan kedalam kotak dan dibuang ke bumi? Apa kalian membuat masalah dan dihukum?”

“Tentu saja tidak.. kami bukan dihukum tapi malah sebaliknya. Kami ini anak emas yang diberi tugas berat. Ada misi penting yang harus kami jalankan dibumi, ini menyangkut keselamatan manusia juga. Misi ini harus cepat diselesaikan”

“Kalau memang begitu kenapa harus menggunakan kotak dan harus menggunakan ketentuan seperti itu. Bukankah untuk menemukan ke 11 kotak lainnya akan memakan waktu lama, atau coba saja pikirkan kemungkinan terburuknya, bagaimana jika tidak ada satupun dari kalian yang dibebaskan. Itu sama saja memperlambat misi kalian”

“Ada alasan tersendiri kenapa harus menggunakan kotak, selain itu semua ini sudah ditakdirkan. Siapapun yang pertama kali membuka kotak ini pimpinan kami sudah mengetahuinya dan ini semua sudah diatur. Jadi kami tidak perlu khawatir akan hal itu. Pimpinan  mengatakan dalam waktu 2 hari salah satu dari kami akan dibebaskan dan ternyata benar. Kau membebaskanku”

“Tunggu!  Apa maksudnya sudah diatur?”

“Sudahlah.. nanti setelah kami ber12 sudah dibebaskan, leader kami akan menjelaskannya padamu. Aku tidak suka menjelaskan hal-hal semacam ini”

Benar-benar mencurigakan-_-

Hana menatap Kai yang duduk dimeja belajarnya yang sedang mencorat-coret secarik kertas seperti menulis sesuatu. Hana menatap namja bertubuh proporsional itu dengan tatapan curiga. Yeoja itu merasa namja dihadapannya benar-benar akan membuat hidupnya sulit setelah ini.

“Jangan menatapku seperti itu.. cepat kita pikirkan rencana”

“Ne ne baiklah” Hana berjalan gontai mendekati namja berambut hitam yang masih sibuk menulis sesuatu disecarik kertas itu.

“Apa yang kau tulis?”

“Aku menulis nama teman-temanku yang harus kau temukan, beserta nama divisi mereka agar lebih mudah mencarinya nanti”

“Memangnya seperti apa model kotak mereka?” Hana duduk diatas meja sambil mengambil kertas yang ditulis Kai lalu membaca satu persatu nama yang dibuat namja itu. Dia baca dengan seksama dari atas sampai kebawah, sampai ada sebuah nama yang membuatnya tertegun.

“Oh Sehun?” gumamnya pelan

“Oh Sehun dari divisi dewi Apfrodit dia adalah yang termuda diantara kami” jelas Kai santai sambil menyatukan kesepuluh jarinya lalu menekannya kedepan dan kemudian melingkarkannya ketengkung leher sambil bersandar kesandaran kursi yang dia duduki.

Kenapa aku seperti mengenal nama ini ya? Ahh.. mungkin hanya perasaanku saja, lagi pula banyak yang mempunyai nama seperti ini kan.

“Lalu untuk apa aku mengetahui nama-nama mereka. Apa dengan tau nama mereka aku bisa menemukannya dengan cepat?”

“Bukan seperti itu, karna disetiap kotak akan tertera nama divisi dan nama sang pemilik kotak. Jadi saat kau menemukan kotak dengan nama-nama yang kuberikan itu, berarti kotak itu salah satu dari 11 kotak yang harus kita temukan. Dan untuk model kotaknya sama saja seperti kotakku. Mungkin hanya sedikit berbeda motif”

“Baiklah.. lalu dimana kira-kira kita bisa menemukan ke 11 kotak itu? tidak mungkin kan kita mencari satu-persatu ke setiap pelosok korea selatan kan”

“Mungkin kita bisa mencari ketempat yang berhubungan dengan kekuatan mereka masing-masing”

“Mulai kapan kita akan mencari?”

“Kalau bisa hari ini juga” ucap Kai bersemangat bangun dari tempat duduknya.

“Oke.. kalau begitu siapa yang kita cari pertama kali?”

 

 

 

*****

 

 

“Pantai?”

“Suho! Dia adalah leader kami. Dia adalah pengendali air jadi tempat yang berhubungan dengan air adalah laut kan”

“Pengendali air? Pffft.. Seperti tokoh katara di kartun avatar saja” ucap Hana sambil tertawa kecil. Dia berpikir mungkin ke 12 orang yang akan ditemuinya nanti, semuanya mempunyai masa kecil yang kurang bahagia.

“Baiklah! Ayo mulai mencari”

Akhirnya mereka pun berpencar menelusuri pantai Naksan untuk mencari kotak yang didalamnya ada orang yang bernama Suho tersebut.

Suasana pantai hari itu memang terbilang sepi. Hanya ada seorang namja bermain surfing dan sepasang kekasih yang duduk diatas batu karang dipesisir pantai. Mungkin karna memang jam 3 sore bukanlah waktu yang bagus untuk berkunjung kepantai. Kebanyakan orang datang kepantai saat pagi untuk berolah raga dan melihat matahari tertib atau sore untuk melihat matahari terbenam.

 

∞∞

 

Setelah sekitar setengah jam mencari akhirnya mereka menemukan kotak tersebut. Sebenarnya tidak terlalu sulit bagi mereka mencari kotak itu, ini semua karna kalung yang digunakan Kai. Kalung itu akan semakin bersinar jika mereka berada dalam jarak yang semakin dekat. Jadi tinggal mengandalkan kalung tersebut maka mereka akan dengan mudah menenumakannya.

“Dapat!” Kai meraih kotak tersebut dan sedikit membersihkan sisi atas kotak yang tertutup pasir pantai.

“Hey Kim Hana.. aku sudah menemukannya.. cepat kemari” teriak Kai memanggil Hana yang mencari disisi kanan pantai.

“Baik!”

 

“Haah..haah.. ka..kau sudah menemukannya?” ucap Hana terengah-engah setelah berlari cukup jauh untuk sampai ketempat Kai.

“Hmm.. ini dia” Kai menyodorkan kotak tersebut pada Hana.

“The 12 Olympians. Poseidon division.. Suho” gumam Hana membaca tulisan yang tertera disisi depan kotak tersebut.

“Yak! Satu kotak sudah ditemukan. Tinggal temukan 10 kotak lagi”

“Kai.. aku bingung, kalau seperti ini caranya bukankah lebih baik kau mencari kotaknya sendiri. Toh dengan kalungmu kau bisa menemukannya dengan mudah. Nah setelah kau temukan semuanya aku tinggal membukanya saja”

“Tetap tidak bisa Hana.. jika tidak bersama si penemu aku tidak akan bisa mengambilnya. Pasti ada saja yang membuatku kehilangan kotak ini saat membawanya. Ketentuan ini dibuat untuk menghindari ada orang lain yang menemukan kotak ini. Walaupun mereka tidak bisa membukanya bukan berarti mereka tidak akan mengambilnya kan”

“Benar juga sih”

“Sudah jelas kan. Baiklah sekarang ayo pergi” Kai berbalik lalu mengenggam pergelangan tangan Hana bermaksud untuk segera berteleportasi. Tapi gerakan namja itu terhenti seketika ketika Hana menahan tangannya.

“Hey tunggu dulu.. kita belum menemukan kuncinya kan?”

“Jika satu kunci sudah ditemukan ke11 kunci yang lainnya akan musnah. Jadi untuk membuka 11 kotak lagi kau hanya perlu mennggunakan kunci dari kotakku”

“Ooohh kenapa tidak bilang dar—“

 

ZRREP

 

Belum saja Hana menyelesaikan ucapannya. Kai sudah berteleportasi ketempat selanjutnya.

 

*****

 

 

“HAAANNNNAAAA~” suara teriakan Young ra terdengar nyaring seakan membelah bumi. Mungkin jika ada Hana sekarang dia akan mengamuk karna suara teriakan itu.

“HAAAAANAAAA??? APA KAU ADA DIRUMAH?”

Karna tidak ada yang menjawab, Young ra pun naik ke lantai atas bermaksud menemui sahabatnya yang tidak biasanya tidak mengamuk mendengar teriakannya. Sampai dilantai dua, dia langsung menuju kamar Hana yang tepat ada disamping kanannya. Dia memang sudah biasa masuk kerumah bahkan kekamar Hana tanpa izin karna itu sudah menjadi makanannya setiap hari.

 

CEKLEK

 

Young ra membuka pintu kamar Hana yang seperti biasa tidak terkunci.

“Haanaa apa kau masih ti—“

“Eh dia tidak ada? Kemana dia? Biasanya jam segini dia masih tidur”

Karna orang yang dicari tidak ada ditempat dia pun keluar lalu kembali menutup pintu kamar sahabatnya itu. Setelah pintu sudah kembali tertutup, dia pun berbalik dan bermaksud untuk pulang kerumah. Tapi seketika itu juga kakinya tertahan melihat pintu kamar yang berjarak 10 langkah dari tempat dia berdiri sekarang terbuka. Seperti seekor tikus yang terpancing masuk karna mencium bau keju yang menggugah selera, Young ra melangkah menuju kamar pangerannya itu. Yups.. tidak lain dan tidak bukan kamar itu adalah kamar Joonmyun, namja yang selama ini dia kagumi.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk masuk kekamar orang yang begitu dia sukai itu, dia pun melangkahkan kakinya tanpa ragu masuk kekamar itu. Mungkin ini bukan yang pertama kali dia masuk kekamar pangerannya itu, tapi sejak dia masuk sekolah menenngah atas hingga sekarang dia belum pernah masuk kekamar namja yang memiliki senyum angel itu lagi.

 

KREETT

 

KREET

 

Young ra mendorong pintu yang sudah sedikit terbuka itu dengan hati-hati. Dia sedikit mengintip memastikan bahwa Joonmyun tidak ada dikamar.

“Woaaahh~~ Joonmyunnie oppa tidak ada dikamar. Assiikk sudah lama sekali aku tidak masuk kekamar Joonmyunnie oppa. Terakhir kali itu.. saat pesta kelulusan SMP yang diadakan dirumah Hana” Young ra duduk ditempat tidur Joonmyun sambil sedikit menggenjot-genjotkan spring bed si pemilik kamar.

“Haaahh~ kamar ini sudah begitu banyak berubah. Tatanan dan pernak-perniknya sudah banyak yang diganti. Tapi.. aroma kamar Joonmyunnie oppa benar-benar tidak berubah.. persis  seperti aroma tubuhnya. Wangi susu yang menyegarkan” Young ra memejamkan matanya mencoba menghirup aroma kamar itu dengan seksama.

Saat sedang asik menghirup aroma yang begitu memanjakan indra penciumannya, tiba-tiba suara pintu terdengar di indra pendengarannya.

 

CEKLEK

 

DEG

Young ra seketika itu terdiam, nafasnya tertahan melihat siapa yang ada dihadapannya sekarang.

“Joo..Joonmyunnie oppa?”

“Young ra kau kenapa.. Tunggu dulu..”

 

“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAA~~~~”

 

“AAAAAAAAAAAAAAA”

 

Young ra menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia berdiri lalu membalikkan tubuhnya detik itu juga. Sementara Young ra sibuk menutupi wajahnya, Joonmyun juga sibuk mengobrak-ngabrik lemarinya mencari baju yang bisa menutupi bagian atas tubuhnya yang terekspos tanpa busana. Setelah menemukan sebuah kaos putih bermotif garis didalam lemarinya, dia langsung menggunakan kaos tersebut secepat yang ia bisa.

“Mi..mian oppa.. aku sama sekali tidak bermaksud untuk masuk diam-diam. Aku mohon maafkan aku” Young ra meminta maaf dengan nada suara lirih.

“Sudah tidak apa-apa. Sekarang kau bisa membalikkan tubuhmu Young ra’ah ”

Merasa sudah aman, Young ra pun membalikkan tubuhnya sesuai perintah yang diberikan Joonmyun padanya.

“Mianhe oppa.. jeongmal..” ucap Young ra dengan begitu menyesal, dia bahkan tidak berani menatap wajah namja tampan dihadapannya. Dia begitu takut jika Joonmyun akan marah padanya.

“Ne gwaenchana Young ra’ah tidak masalah. Aku mengerti.. tadi aku lupa mengunci pintu kamarku, pasti karna itu kau masuk untuk memastikan aku tidak apa-apa kan?”

“O..oppa? Sebenarnya..aku..” Young ra terkejut dengan yang dikatakan Joonmyun, dia seperti sengaja menyembunyikan kesalahan Young ra agar gadis itu  tidak merasa bersalah padanya.

“Sudahlah.. sekarang kau tidak perlu merasa bersalah lagi. Dan.. bisakah kau keluar dulu, aku ingin mengganti bajuku” ucap Joonmyun ragu-ragu sambil menggaruk tengkuk lehernya.

“N..Ne oppa.. aku a..akan keluar sekarang”

 

 

*****

 

ZRREP

 

Hana dan Kai baru saja kembali dari penjelajahan mereka mencari 11 kotak untuk menyelesaikan misi mereka. Terlihat bahwa mereka sudah berhasil menemukan 4 kotak dari 11 kotak yang perlu ditemukan. Raut wajah mereka terlihat begitu bahagia karna rencana mereka berjalan lancar hingga saat ini.

“Bagus! Tinggal 7 kotak lagi. Ternyata lumayan melelahkan juga ya? Walaupun kita tinggal berteleportasi tapi tetap saja lelah. Mungkin ini karna jam tidur siangku yang terampas karna penjelajahan ini. Aku jadi kurang istirahat” ucap Hana sambil meletakkan ke4 kotak itu diatas meja belajarnya.

“Benar juga, biasanya jam segini kau tidur siang kan?”

 

JEDER

 

“Eh?”

“Suara apa itu?”

Kai dan Hana terkejut mendengar suara pintu yang tertutup cukup keras. Hana tau suara pintu itu datang dari kamar Joonmyun kakaknya, karna itu dia berjalan menuju pintu kamarnya dan membukanya, ingin melihat keluar memastikan apa yang terjadi.

 

CEKLEK

 

“Young ra?”

“Ha..hana? Ka..kau sudah pulang?” Hana memanggil Young ra saat sahabatnya tepat berjalan didepan kamarnya, yang otomatis membuat gadis yang selalu menggunakan pita dirambutnya itu menghentikan langkahnya.

“Ne? I..iya aku sudah pulang. Lalu.. kenapa kau berjalan dari kamar Joonmyun oppa?” Hana menatap Young ra dengan tatapan menyelidik.

“Ye? I..itu..aku tadi..Emhh..”

 

CEKLEK

 

“Hana? Kau sudah pulang?” sapa Joonmyun oppa yang baru saja keluar dari kamarnya. Yang pasti menghentikan pembicaraan antara kedua yeoja manis dirumah itu.

“Iya oppa. Aku baru saja sampai” jawab Hana santai. Tanpa menyadari sikap sahabatnya yang mulai kelabakan mencari cara menghindar dari orang yang membuat sikapnya berubah 180 derajat dari biasanya.

“Oppa?  Kenapa Young ra kelu—“

“Oh iya Hana aku lupa kalau aku ada janji dengan eomma ku untuk mengantarkannya kepusat perbelanjaan sore ini. Jadi aku harus pulang sekarang. Annyeong Hana.. Annyeong Joonmyunnie oppa” Young ra pergi setelah memotong ucapan Hana dengan menebalkan wajahnya. Tidak tahu seberapa malunya dia pada namja yang ia suka setelah melakukan hal aneh dengan masuk kekamarnya saat namja itu sedang mandi sekarang dia pergi begitu saja tanpa basi-basi.

“Hey Park Young ra? Hey!” teriak Hana memanggil gadis berambut panjang yang sedang lari menuruni tangga rumahnya. Dia heran dengan sikap sahabatnya itu hari ini, tidak biasanya dia pergi tanpa mengobrak-ngabrik kamarnya terlebih dahulu.

 

∞∞

 

Gadis cerewet itu berlalu dari pandangan mata Hana, kemudian Hana mengalihkan pandangannya ke arah namja ramah yang terlihat sedang memikirkan sesuatu sambil menggaruk tengkuk lehernya.

“Kelihatannya ada sesuatu yang terjadi pada mereka berdua” Kai yang juga menyaksikan kejadian barusan berkomentar, sepertinya kali ini dia sedang sepemikiran dengan gadis disebelahnya. Setuju dengan yang dikatakan Kai, Hana memalingkan wajahnya ke Kai lalu mengangguk. Kemudian kembali memfokuskan pandangannya pada namja yang membuat sahabatnya bertingkah aneh.

“Oppa? Apa yang sebenarnya terjadi antara  kau dan Young  ra? Kenapa sikap kalian aneh seperti ini?”

“N..ne? Ani.. bukan apa-apa. Sudahlah, kau baru datang pasti belum mandi kan? Mandi dulu sana. Baumu sampai kesini tau” Joonmyun berdalih lalu masuk kekamarnnya dengan sikap yang aneh dan membuat seribu pertanyaan muncul dipikiran Hana.

“Mereka benar-benar aneh. Ckckck” ucap Hana sambil menggelengkan kepala lalu masuk kekamarnya.

“Pasti ada yang mereka sembunyikan dariku..dasar!” Hana mengumpat sambil membersihkan kotak-kotak yang baru dia dan Kai dapatkan hari ini, kotak itu sedikit berdebu karna terlalu lama terlantar di alam bebas tak terurus.

“Sudahlah.. jangan mencampuri urusan orang lain” Kai menanggapi dengan santai sambil merebahkan tubuhnya dikasur Hana.

“Iyaa lupakan soal mereka berdua” Hana membersihkan ke-4 kotak itu satu persatu dengan saput tangan yang selalu ada diatas meja belajarnya.

 

∞∞

 

Setelah beberapa detik hanyut dalam keheningan, akhirnya Hana selesai membersihkan kotak itu lalu kembali membuka pembicaraan.

“Umhh.. si pengendali air.. telekinesis..pembeku atau..terbang. Bagusnya buka yang mana dulu ya?” Hana bergumam sambil memainkan jari telunjuknya didepan ke-4 kotak yang dijejerkannya dimeja belajarnya.

“Kurasa..telekinesis! Yak..dari dulu aku sangat ingin bisa mengendalikan apapun dengan pikiranku. Baiklah kau yang pertama..”

Hana mengambil salah satu kotak yang bertuliskan “12 the Olymopians..Hera division..Lu Han” yang adalah sang telekinesis. Dia mengambil kunci kotak yang digunakannya saat membuka kotak milik Kai dari dalam lacinya. Bermaksud untuk membuka kotak milik Lu Han, Hana mengarahkan ujung kunci itu kearah lubang kunci di kotak berwarna hijau muda itu. Saat jarak antara lubang kunci dengan ujung kunci sudah semakin dekat…

“Chamkanman!”

“Tsk! Aisshh! Ne… ada apa?” umpat Hana kesal karna Kai mengganggu kesenangannya.

“Jangan dibuka dulu.. aku pikir lebih baik kita membukanya bersamaan setelah ke-11 kotak sudah terkumpul. Kurasa.. itu akan jadi lebih seru. Bagaimana?”

“Ahh dasar kau ini mengganggu saja.. Ya sudah kalau begitu. Geure.. kita buka kalau sudah lengkap kesebelasnya” Hana menjentikannya jarinya lalu kembali menumpukkan ke-4 kotak tersebut diatas meja disamping lampu belajarnya.

 

 

*****

 

 

“MELIHAT MATAHARI TERBENAM?? Hana..kau..” teriak Young ra tepat didepan wajah Hana sampil memegang bahu gadis itu.

“Iyaa..memangnya apa yang salah?”

Dua sahabat yang terkenal selalu menempel seperti lem itu sedang duduk di kantin sekolah menikmati waktu istirahat mereka. Tapi mereka tidak hanya berdua, disana terlihat seorang namja berambut hitam juga duduk didepan kedua yeoja manis itu. Kim Jong dae adalah sahabat mereka semenjak masuk ke sekolah menengah atas. Tetapi berbeda dengan persahabatan Hana dengan Young ra yang sudah seperti hubungan kakak beradik. Hubungan mereka dengan Jong dae lebih kearah teman bermain dan teman nokrong (biasa anak gaol XD)

 

“Dengan siapa Hana? Apa..dengan Wu fan oppa?” Young ra melotot didepan Hana. Dia seperti orang kerasukan setan saat gadis itu bilang dia akan melihat matahari terbenam saat senja nanti.

“Te..tentu saja tidak. Aku ke..kesana sendirian”

“Ye? Sendirian? Tidak dengan seoranng namja? Yaahh.. sayang sekali” mendengar Hana bilang bahwa dia pergi sendirian, ekspresi Young ra mendadak berubah kecewa dan dia juga melepaskan genggamannya dari bahu kurus Hana.

“Hah? Sayang sekali? Memangnya apa yang kau pikirkan Park Young ra?”

“Dia pikir kau akan berkencan Hana’ah”

“MWO KENCAN??Tsk.. kau lucu sekali Young ra.. mana mungkin aku berkencan. Aku kesana untuk mencari sesuatu. Lagi pula memangnya apa hubungannya melihat matahari terbenam dengan berkencan?”

“Karna kebanyakan sepasang kekasih yang ingin membuat suasana romantis dalam kencan mereka pasti memilih untuk melihat matahari terbenam” Jongdae berusaha menjelaskan maksud Young ra

“Benar.. melihat sang surya terbenam diufuk barat bersama sang kekasih adalah hal yang sangat romantis. Banyak pasangan yang kullihat pergi melihat matahari terbit dalam menghabiskan waktu kencan mereka” Young ra menggenggamkan tangannya lalu menempelkannya dipipi chubinya sambil melihat kelangit seperti membayangkan sesuatu.

“Jadi karna itu kau berpikir kalau aku melihat matahari terbenam berarti aku akan berkencan.. begitu?”

“Iya..tapi kau malah mengecewakanku. Aku kira kau sudah mengalami perkembangan” Young ra mengaduk-aduk jus jeruknya dengan sedotan sambil mempoutkan mulutnya.

“Apa maksudnya itu.. kau pikir aku setidak laku itu eoh? Kalau aku mau sekali menjentikkan jari aku bisa dapat kekasih”

“Yaang benar?? Kalau begitu kenapa tidak kau lakukan? Dari pada kau terus mengharapkan Wu fan oppa yang tidak pernah menanggapi perasaanmu.. lebih baik kau cari namja lain. Jangan sampai kau jadi perawan tua Hanie” Young ra mencibir kearah Hana lalu mencolek dagu sahabatnnya.

“Hey Park Young ra? Sebelum kau bicara seperti itu padaku lebih baik kau berkaca dulu pada dirimu sendiri. Memangnya kau sudah punya kekasih? Dan mengenai masalah cinta bertepuk sebelah tangan, coba ingat lagi prince angelmu itu kau sudah mendapatkan hatinya belum? Hah? Jangan sampai kau jadi perawan tua Young ra’ah” Hana membalas cibiran Young ra dengan mehrong kearah sahabatnya yang lagi-lagi mempoutkan bibirnya.

“YA YA YA! Sudah berhenti bertengkar soal kekasih. Kalian berdua itu sama saja, tidak usah saling menjelekkan satu sama lain. Lebih baik kalian bekerja sama untuk mendapatkan prince angel dan prince mandarin kalian itu kan. Dari pada bertengkar seperti ini” Jong dae bicara disela-sela kegiatannya memakan sushi yang dibawanya dari rumah.

“YA Kim Jong dae! Jangan sok menasehati kami. Kau itu bahkan jauh lebih buruk dari kami”

“Betul! Lebih baik segera kau benahi dandanan mu itu agar setidaknya ada yeoja yang melihatmu. Sudah 3 kali pernyataan cintamu ditolak kan?”

“Uhuk..uhuk.. Ka..kalian jangan membuka aibku se..seperti itu dong. Uhuk..” Mendengar cibiran kedua sahabatnya itu membuat namja yang memiliki suara melengking itu tersedak seketika.

“Jong dae kau tidak apa-apa kan?” Young ra terkejut jika ucapannya membuat sahabatnya tersedak. Dia pindah dari tempat duduknya dengan Hana ketempat duduk Jong dae didepannya lalu membantu Jong dae dengan menepuk-nepuk punggung namja itu. Membantunya berhenti tersedak.

“Makanya kalau makan hati-hati Jong dae” Hana masih santai sambil melipat tangannya didada. Dia pikir mungkin itu sebuah pelajaran untuk namja yang pandai dalam nada tinggi itu karna sudah mengejeknya.

“Hey! Teman macam apa kau? Temanmu sedang kesakitan kau malah terlihat santai. Bahkan seperti mensyukuri. Benar-benar tidak pantas dianggap teman” akhirnya Kai buka mulut setelah sejak tadi diam menyaksikan 3 serangkai itu beradu mulut disiang yang hangat.

“Diam kau” Bisik Hana sambil menyenggol lengan Kai dengan sikunya tanpa disadari oleh kedua sahabatnya yang masih sibuk mengurusi aksi tersedaknya Jong dae.

“Ya appo!”

“Hihihi tapi lucu juga ya. Mereka kira kau kesana untuk berkencan padahal kita pergi untuk mencari Baekhyun. Kkkkk”

“Sudah diam” bisik Hana lagi memperingatkan karna Kai belum juga menutup mulutnya.

*****

 

Sudah 3 hari berlalu sejak Hana menyetujui ketentuan yang dikatakan Kai. Dan sudah 3 hari pula dia dan Kai mencari ke11 kotak tersebut. Hingga saat ini mereka baru menemukan 9 kotak, tinggal tersisa 2 kotak lagi. Mereka tidak terlalu mendapat banyak tantangan dalam menemukan kotak-kotak itu. Terbukti dalam waktu singkat mereka sudah hampir menemukan semuanya. Dan mereka bertekad untuk menemukan 2 kotak lagi hari ini juga.

Hari ini adalah hari minggu, yaitu hari dimana para pelajar mendapatkan waktu bersantai mereka. Begitu juga dengan Hana, dia biasa menghabiskan waktu hari minggunya untuk bangun siang lalu bersenang-senang dengan kedua sahabatnya. Tapi berbeda untuk hari minggu kali ini, karna dia sudah berencana dengan namja yang sepertinya sekarang juga sudah menjadi salah satu teman dekatnya untuk pergi mencari 2 kotak bagian dari 12 kotak Olympians itu.

Pagi ini tidak seperti biasanya Hana bangun pukul 5.30 pagi. Mungkin karna semalam dia tidak begadang memainkan video gamenya karna itu dia tidur lebih awal dan membuatnya bangun lebih awal juga. Karna melihat Kai tidak ada dikamarnya Hana keluar lalu turun ke ruang tamu. Sepertinya sudah jadi kebiasaan Kai semenjak dia tinggal dirumah Hana. Setiap hari atau bisa dibilang setiap subuh jika ada siaran pertandingan sepak bola ditivi dia dan ayah Hana pasti akan menonton bersama, walaupun memang tanpa ayah Hana sadari. Kebetulan juga club sepak bola favorit ayah Hana sama dengan club favorit Kai jadi mereka akan sangat kompak saat menonton bersama. Kebetulan pagi ini club favorit namja muda dan namja paruh baya itu adalah club yang bertanding, jadi Hana tau Kai pasti sedang menonton televisi dengan ayahnya.

“Hoaaamm.. appa masih menonton?” tanya Hana sambil masuk keruang tamu dan mencari tempat duduk diantara Kai dan Ayahnya.

“Oh Hanie? Tumben kau sudah bangun sepagi ini? Waahh.. anak ayah sudah mulai ada kemajuan” tuan Kim bicara dengan nada suara gembira dan mengusap puncak kepala putrinya tetapi tetap memfokuskan pandangannya pada pertandingan yang sedang berlangsung.

“Hey beruang tukang tidur? Kau kerasukan setan apa hah? Bisa bangun sepagi ini? Hihihi” ejek Kai heran pada gadis yang dijulukinya si beruang tukang tidur itu.

“Diam kau!” bisik Hana seperti biasa pada Kai jika dia mulai berulah mengejeknya, tapi kali ini Hana juga menginjak kaki namja yang duduk disebelah kirinya itu.

“Ya Appo! Kenapa kau suka sekali seperti ini” ucap Kai sambil meringis kesakitan.

“Jadi ini club sepak bola yang appa banggakan itu?” tanya Hana santai pada ayahnya tanpa memperdulikan Kai yang sedang menggerutu kearahnya.

“Iyaa.. mereka adalah tim sepak bola yang memiliki banyak pemain berprestasi”

“Chelsea? Kenapa namanya seperti nama perempuan?”

“Hey! Apa maksudmu? Kau menghina club kebanggaan kami?” Kai marah karna Hana mengejek nama club sepak bola yang begitu dia jagokan. Tapi gadis itu hanya diam dan tetap menonton dengan tampang tak bersalah. Tentu saja! saat ini sedang ada ayahnya disana mana mungkin ia berbicara dengan Kai. Dia bisa dianggap orang gila.

“Iyaak..yaakk.. ayo cepat giring bolanya!” teriak tuan Kim melihat salah satu pemain Chelsea yang mulai berhasil menggiring bola hingga kedepan gawang.

“Cepaaat! Ini kesempatan emas!” tak kalah dengan tuan Kim, Kai juga berusaha memberi semangat.

Hana yang tidak terlalu tertarik dengan sepak bola hanya diam dan menutup telinganya yang tergannggu karna teriakan kedua namja disebelah kanan dan kirinya.

“AYO! AYO! GO..GO…YAHH! SIAL!”

“AISSHH..Padahal itu sedikit lagi bisa goal. Bodoh sekali”

Kedua namja itu berteriak kecewa karna ternyata apa yang diharapkan tidak terjadi. Kesempatan emas yang dimiliki tim jagoan mereka ternyata tidak digunakan dengan baik, akhirnya goal ketiga pun gagal diraih.

“Hahaha.. mereka payah sekali. Waktu tinggal 15 menit dan skor masih 2 sama. Apa mereka bisa menang?” ucap Hana meremehkan tanpa memperdulikan kedua namja disebelahnya yang sedang memasang ekspresi kekecewaan.

“Diamlah kau” ucap Kai dengan nada datar. Sepertinya namja itu pasrah pada pertandingan kali ini.

Berbeda dengan Kai, tuan Kim tiba-tiba bangun dari bersandar pada bagian sandaran sofa lalu kembali memasang ekspresi bersemangat. Sepertinya namja berumur 49 tahun itu masih belum putus asa dan percaya bahwa tim jagoannya akan menang.

“Ayo! Pasti bisa terkejar” ucap tuan Kim bersemangat sambil mengepalkan tangannya. Namja paruh baya yang ketampanannya belum pudar itu memang sangat tergila-gila pada sepak bola.

“Appa sangat bersemangat ya kalo sudah menonton pertandingan sepak bola..ckckck memang apa serunya? Membosankan” gadis itu melipat kedua tangannya didada.

“Selera setiap orang itu kan berbeda-beda Hanie. Sama seperti dirimu, kau sangat suka main video gamekan? Memang apa serunya? Menurut appa itu juga membosankan”

“Karna itu appa sangat ingin punya teman dirumah ini yang juga suka dengan sepak bola. Jadi appa tidak akan kesepian seperti ini setiap menonton. Kakakmu Joonmyun juga tidak tertarik dengan sepak bola, padahal banyak pemuda seumuran dia yang sekarang ini sedang gila sepak bola. Tapi appa heran kenapa dia tidak” keluh tuan Kim panjang lebar sambil sesekali menoleh kearah putrinya.

“Hahaha.. appa ini bagaimana, Joonmyun oppa itu kan buka namja dia itu lebih suka main boneka..hahaha”

“Hey! Siapa yang berani bicara seperti itu?” Joonmyun tiba-tiba muncul dengan rambut bangun tidurnya yang berantakan.

 

 

“YA! Ha..Ha..Hanie? Kau..kenapa bisa duduk disitu jam segini?” namja berambut hitam kemerahan itu tiba-tiba berteriak sambil menunjuk kearah adiknya. Ditambah dengan matanya yang melotot karna terkejut.

“Kau kan ratu tidur..kenapa jam segini kau sudah bangun? Tidak.. apa mungkin setelah ini akan terjadi bencana alam. Biasanya jika kebiasaan yang sudah mendarah daging tiba-tiba berubah itu tandanya akan terjadi bencana alam”

“Hmmpph…Hahahah” Kai tertawa terbahak saat mendengar Jonnmyun bicara seperti itu.

“YA! Kim Joonmyun oppa! Kau kira aku ini binatang hah?!” Hana membalas teriakan Joonmyun tidak kalah keras. Dia malu kakaknya bicara seperti itu didepan Kai.

“Yang aku katakan benar kan. Banyak ilmuwan yang bicara seperti itu”

“Oppa!” teriak Hana merengek.

“Kurasa apa yang dikatakan kakakmu itu ada benarnya juga Hana..hihihi” ucap Kai sambil berusaha menahan tawanya. Dia tau jika Hana akan memberinya pelajaran jika dia tidak berhenti menertawainya.

“Hanie? Apa kau merasa tidak enak badan? Apa kau demam atau merasa sesak nafas? Kenapa jam segini kau sudah keluar dari zona tidurmu?” Joonmyun meletakkan telapak tangannya didahi Hana. Mengecek apakah adiknya demam atau tidak.

“Oppa! Hentikan! Memang salah jika hari ini aku bangun pagi?” teriak Hana sambil menyingkirkan tangan kakaknya dari dahinya.

“Joonmyun… sudah hentikan. Bukankah bagus kalau adikmu bisa bangun  pagi. Jadi jangan mengejeknya” tuan Kim  berusaha melerai pertengkaran antara kedua anaknya.

“Iya ayah.. memang bagus kalau dia sudah bisa bangun pagi. Tapi ini sungguh kejadian langka”

“Lihat itu! MU mencetak goal!” teriak Hana tiba-tiba saat melihat tim lawan berhasil memasukkan bola kedalam gawang Chelsea. Sedetik itu juga semua orang disana mengalihkan perhatian mereka kembali ketelevisi setelah sempat teralihkan karna kedatangan Joonmyun.

“Aisshh..Sial!” teriak Kai kecewa.

“Haah..padahal tadi ada kesempatan..andai saja bisa goal” ucap tuan Kim sambil merebahkan tubuhnya kesandaran sofa.

“Chelsea kalah dari MU 2-3 ya. Itu berarti ayah harus mentraktir paman Park” ucap tuan Kim kecewa.

“Paman park? Ayah Young ra?” Hana mengalihkan pandangannya pada ayahnya yang terlihat pasrah.

“Iya..MU adalah club jagoan ayah Young ra. Dan ayah sudah terlanjur menyetujui taruhannya kemarin. Siapa yang kalah harus mentraktir”

“Oiya.. kemarin aku juga mendukung paman Park kan. Karna dia menang aku akan  minta dia mentraktirku. Hihihi” ucap Joonmyun sambil tersenyum bangga.

“Hhh..untung saja Lu Han hyung belum bebas. Kalau sudah dia pasti menodongku juga” Kai mengelus-elus dada bidangnya bersyukur karna Lu Han belum dibebsakan. Luhan juga penggila sepak bola sama sepertinya dan MU club yang menang adalah tim jagoan namja yang memiliki kekuatan telekinesis itu.

Hana menoleh kearah Kai yang terduduk dan terlihat kecewa. Hana menyenggol kaki Kai dengan kakinya lalu beranjak kemudian berjalan menaiki tangga bermaksud kembali kekamarnya. Mengerti dengan maksud Hana, Kai kemudian juga beranjak dan mengikuti Hana dari belakang. Sedangkan Joonmyun yang melihat Hana naik kelantai dua pun mulai berulah mengejek gadis itu lagi.

“Hey Hanie? Kau mau kemana? Mau kembali kezona tidurmu lalu bermimpi indah ya?” ejek namja berumur 22 tahun itu kepada adiknya.

“Diam kau!” teriak Hana kesal.

 

*****

“Apa benar hari ini akan ada hujan badai didaerah gangnam?” tanya Kai sambil memutar-mutar kotak Lu han diatas meja belajar Hana. Sepertinya dia masih kesal karna club jagoan Lu han mengalahkan club jagoannya.

“Menurut ramalan cuaca yang kutonton diTv sih seperti itu. Tapi.. apa harus disaat hujan badai?”

“Iyaa..karna kekuatannya angin, dan apa yang membuat angin begitu kuat jika bukan badai. Dan hujan badai didaerah gangnam ini adalah hujan badai pertama yang terjadi sejak kami diturunkan ke bumi. Jadi bisa dipastikan kotak itu bisa kita temukan didaerah gangnam”

“Tapi aku takut petir”

“Mwo? Gadis seram sepertimu takut pada petir? Tsk..Yang benar saja”

“KAI! Jangan ikut-ikutan kakakku!”

“Ne..baiklah..kau tenang saja, hujan kali ini tidak akan ada petir”

“Apa? Kau lucu sekali Kai. Mana mungkin hujan badai tidak ada petirnya”

“Karna itulah kami semua ada disini. Untuk mengambil kembali petirnya dari para Lucifer” Kai menghentikan kegiatan putar-memutarnya lalu mengalihkan pandangannya kearah jendela.

“Mwo? Kau bilang apa? Lucifer?”

“Sudahlah..nanti malam saat semua temanku sudah terbebas, leader kami akan menjelaskannya. Baiklah! Kau sudah siap? Ayo pergi” Kai bangkit dari kursi lalu berjalan mendekati Hana yang berdiri didekat lemari pakaiannya.

“Aku benar-benar penasaran dengan apa yang akan terjadi setelah aku membebaskan semua temanmu” ucap Hana sambil menatap seksama kemata Kai yang kini ada tepat dihadapannya.

 

DEG

 

DEG

 

DEG

 

Dan sedetik itu juga dia merasa detak jantungnya berdetak begitu kencang. Merasa akan keanehan yang terjadi pada jantungnya, gadis itu memegang dadanya berusaha menetralkan detak jantungnya.

“Kau akan tau semuanya malam ini” Kai bicara dengan nada suara sangat lembut lalu perlahan menggerakkan tangannya menggenggam tangan gadis yang masih belum berkedip memandangnya. Kemudian berteleportasi ketempat dimana mereka bisa menemukan 2 kotak yang tersisa.

 

*****

 

 

ZRREP

 

“Haah..haah..” nafas Hana terengah setelah berjuang melewati badai bersama Kai. Mereka berdua baru saja kembali dari petualangan ke4 mereka dalam misi menemukan 11 kotak Olympians itu.

“Hhhaah..Hampir saja..haaah..kau terbawa angin tadi” Kai berusaha menetralkan nafasnya.

“Baiklah ayo duduk dulu..haah..hhaah..”

Mereka berdua pun duduk dipinggir tempat tidur dikamar itu. Mereka sedang berusaha menenangkan pikiran dan nafas mereka setelah melawan hujan badai yang begitu menyeramkan. Tangan mereka tertaut satu sama lain tanpa mereka sadari.

Ini berawal saat Kai berusaha menyelamatkan Hana dari terjangan badai yang hampir menerbangkannya saat mereka sedang berusaha mengambil salah satu kotak Olympians yang tersembunyi di semak-semak yang begitu lebat. Hana begitu takut jika badai menerbangkannya lagi setelah Kai berhasil menyelamatkannya, dia menggenggam tangan Kai selama hampir setengah jam selama perjuangan mengambil kotak itu dari semak-semak tanpa pernah berpikir untuk melepaskannya. Lagi pula Kai juga tidak mengijinkannya jika gadis itu melepaskan genggaman tangan mereka karna jika Hana terbawa badai lagi dia juga yang akan repot. Tetapi tanpa mereka sadari genggaman tangan itu belum mereka lepaskan padahal mereka sudah aman berada didalam kamar Hana.

“Ini pertama kalinya aku melihat hujan badai sehebat itu” ucap Hana sambil masih berusaha menetralkan pikirannya setelah kejadian menegangkan yang baru saja dia alami.

“Ini pasti karna kotak Sehun. Mungkin dia mengamuk kita menyelamatkannya yang paling terakhir”

“Apa sehun itu oranng yang tempramental?”

“Tidak juga..dia hanya tipe orang yang dingin pada orang baru”

“Jadi dia akan bersikap dingin padaku setelah apa yang aku lakukan untuk membebaskannya? Aku sudah mepertaruhkan nyawaku. Aku—“

 

DEG

 

Kata-kata Hana terhenti saat jari-jemari Kai menjalar didahinya. Tatapan mereka terpaut satu sama lain. Seakan terikat oleh sesuatu yang membuat mereka tidak bisa berpaling.

 

DEG

 

DEG

 

Ya tuhan.. apa lagi ini? Kenapa akhir-akhir ini sering seperti ini? Tatapannya..membuatku tidak bisa memalingkan pandanganku

 

DEG

 

DEG

 

Oh tidak! Kenapa jantungku berdetak seperti ini? Rasanya kencang sekali. Jangan sampai Kai mendengarnya. Aku harus menghentikan adegan ini

 

“Mi..mian..maafkan aku” Kai melepaskan tangannya dari dahi Hana kemudian mebenarkan arah duduknya yang semula menghadap Hana.

“Ti..tidak apa-apa” Hana pun melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Kai.

“Aku..melihat luka didahimu..”

“Be..benarkah? disebelah mana?” Hana berusaha meraba dahinya untuk menemukan luka yang dimaksud Kai. Dia berusaha melakukannya dengan menggunakan tangan kirinya, tapi karna tangan kirinya masih menggendong 2 kotak yang baru mereka temukan membuatnya sulit untuk menjangkau dahinya sendiri.

“Disebelah sini..” Kai membantu Hana menemukan luka tersebut dengan menggunakan tangannya. Tanpa gadis itu sadari semburat merah mulai muncul diwajahnya. Dia rasakan hangat tangan Kai menjalar dari luka didahinya kemudian mengalir ke organ tubuhnya yang disebut dengan jantung.

 

DEG

 

DEG

 

Jantungnya mulai berdetak kencang lagi. Seperti listrik yang mampu memacu detak jantungnya, sentuhan tangan Kai membuat detak jantungnya tidak normal.

“Biar aku obati” Kai melepaskan tangannya kemudian beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil plester luka yang biasa Hana simpan dilacinya. Tidak heran jika Kai sekarang tau seluk beluk dari kamar Hana kecuali lemari pakaian Hana. Bahkan Kai tau dimana tempat Hana menyimpan foto namja yang dia sukai, ulangan jebloknya, dan tempat-tempat rahasia lainnya.

Baru saja Kai bangun dan mulai berjalan kearah laci-laci meja belajar, tapi seketika langkah kakinya terhenti karna ada sesuatu yang seakan tidak mengijinkannya pergi.

 

DEG

 

“Maaf! Aku tidak bermaksud melakukannya..Mianhae..” Kai gelagapan, sedetik itu juga ia lepaskan genggaman tanannya. Dia sendiri terkejut kenapa tangannya masih menggenggam tangan Hana.

“E..e..Tidak! Tidak apa-apa..aku juga salah. Sejak kau menyelamatkanku tadi aku sama sekali tidak berani melepaskan gengggamanku. Tanpa sadar aku malah masih melakukannya sampai disini” Hana juga salah tingkah, wajahnya bahkan sudah lebih merah dari tomat sekarang.

 

AISSSHH.. KIM HANA PABO! APA YANG KAU PIKIRKAN HAH? KENAPA KAU MASIH MENGGENGGAMNYA? BODOOOHHH!!!

 

“Oh iya lukamu! Biar aku ambilkan plester”

“Tidak! Tidak usah..aku akan mengambilnya sendiri hehe”

 

Tidak..kalau dia yang mengambilkannya untukku..lalu menempelkannya didahiku..tidak bisa kubayangkan apa lagi yang terjadi. Wajahku mungkin akan merah terbakar.

 

 

*****

 

Setelah mengalami kejadian menegangkan melawan hujan badai lalu mengalami kejadian aneh yang berhubungan dengan perasaan akhirnya mereka sampai kepuncak acara hari itu.

Waktu menunjukkan pukul 9 malam, jam 9 malam dihari minggu biasanya Hana akan bermain game bersama Joonmyun kakaknya. Tapi karna dia akan membebaskan 11 orang malaikat yang sudah susah payah dia cari malam itu, dia pun mencoret bermain game dari daftar kegiatannya untuk hari minggu kali ini. Kata-kata ejekan Joonmyun benar-benar masih terngiang jelas ditelinganya.

“Apa? Tidak main game untuk malam ini?Ya tuhan apa yang terjadi padamu? Bangun pagi, tidak pergi bersenang-senang dengan Jong dae dan Young ra. Lalu tidak main video game..Kau..sungguh..aneh hari ini Hanie” Hana mengumpat sendiri sambil menirukan gaya bicara kakaknya tadi saat dia bilang kalau dia tidak main game untuk malam ini

“Tsk..memangnya salah jika aku tidak melakukan kegiatan yang biasanya aku lakukan? Namja menyebalkan itu..Jjinja..” gerutu Hana sambil merapikan ke11 kotak yang akan dibukanya malam ini. Dia menjejerkannya dilantai sesuai dengan urutan yang diberikan Kai. Kai sedang membersihkan dirinya kesuatu tempat jadi gadis itu harus menyiapkannya sendirian.

“Selesai! Dia belum juga kembali..Huh aku penasaran sebenarnya kemana dia pergi untuk membersihkan diri? Dimana dia mendapatkan baju untuk baju ganti? Dan dimana biasanya dia tidur? Dia tidak pernah memberitahuku” Hana bicara sendiri sambil mempoutkan bibirnya. Kai memang tidak pernah memberitahu Hana tentang semua hal pribadi yang dia lakukan. Lagi pula Hana juga tidak pernah bertanya padanya.

 

ZRREP

 

“Aku datang~”

“Akhirnya kau datang juga, aku sudah tidak sabar membuka kotak-kotak ini tau”

“Ne..mian..aku lama. Tadi aku lupa menaruh bajuku ini dimana, jadi aku sedikit bingung mencarinya tadi. Tapi untung saja ketemu hehe”

 

Dia memakai baju putih itu lagi..dia sangat… tampan..

 

“Itu baju yang kau pakai pertama kali kan?”

“Benar sekali. Aku hanya ingin kompak dengan yang lainnya. Karna itu aku berusaha menemukan baju ini kembali”

“Ohh..baiklah..kaja! ayo kita mulai”

“Ne! ayo mulai!” Kai berteriak semangat sambil mengepalkan kedua tangannya. Sepertinya dia begitu senang bisa bertemu dengan kesebelas temannya.

“Baiklah..aku akan buka satu..per..satu..” ucap Hana sambil duduk bersila dilantai lalu meraih kotak berwarna ungu yang berada diurutan pertama.

 

CEKLEK

 

Hana sudah memutar kuncinya dan kotak pertama terbuka dengan sempurna. Sama seperti saat ia membuka kotak milik Kai.. cahaya putih itu juga keluar dari kotak berwarna ungu tersebut dan disertai juga dengan getaran  yang sama yang cukup membuat kamar gadis itu menjadi berantakan. Hana menyipitkan matanya karna silau akan cahaya putih tersebut serta sedikit berpegangan pada rak buku dibelakangnya.

“Lanjutkan saja kekotak kedua..mereka akan keluar secara bersamaan nanti” ucap Kai yang berdiri disebelah Hana.

“Ne..baiklah”

Sesuai intruksi Kai, Hana pun melanjutkannya kekotak pada urutan kedua. Kotak berwarna cream susu itu dia raih dan mulai melancarkan aksi untuk membuka kotak tersebut. Sama seperti kotak pertama..kotak kedua juga mengeluarkan cahaya putih yang sama. Begitu seterusnya hingga kotak kesebelas.

 

∞∞

 

Cahaya putih itu pun memenuhi seluruh ruangan dikamar Hana dan getaran tersebut juga lama-kalamaan menjadi semakin kuat. Hebatnya cahaya itu tidak keluar dari kamarnya, kamarnya seakan memiliki perisai pelindung yang mengunci cahaya itu agar tidak keluar dari zona yang seharusnya. Dan getaran itu pun hanya terjadi dibagian kamar Hana. Sehingga tidak ada yang menyadari apa yang terjadi dikamar gadis itu.

Semakin lama cahaya dan getaran itu semakin besar dan semakin kuat bahkan menutupi serta menggetarkan seluruh ruangan. Cahaya bulan dan gelapnya langit malam pun tidak terlihat dari dalam ruangan itu. Barang-barang yang semula tertata rapi ditempat masing-masing menjadi berantakan tidak karuan bahkan lebih berantakan dari pada saat Hana membuka kotak Kai waktu itu. Setelah selama 5 menit, cahaya itu semakin memudar dan mengurangi kapasitasnya dan getaran hebat itu juga mulai mereda.  Dalam hitungan detik secara perlahan cahaya dan getaran itu menghilang dan..

 

 

 

[Hana Pov]

 

Peralahan tapi pasti..aku membuka mataku. Mungkin efek dari memejamkan mata cukup lama, membuat lensa mataku tidak mendapatkan perbesaran yang baik. Walaupun belum terlalu jelas tapi bisa kulihat bahwa kamarku sekarang sudah berubah menjadi pasar tradisional yang mulai dipadati pengunjung yang ribut dengan aksi tawar-menawar mereka. Ramai dan berisik sekali..

“Oh tuhan terima kasih.. akhirnya aku bebas!”

“Hyung~ aku merindukanmu”

“Kai kau berhasil membebaskan kami”

“Hehe..itu butuh kerja keras hyung”

“Sehun..Kau tidak apa-apa kan?”

 

Beberapa detik berlalu perbesaran mataku sudah kembali normal. Sekarang terlihat jelas ke-12 namja yang ada dihadapanku, beberapa dari mereka saling berpelukan dan saling mencemaskan satu sama lain. Mungkin tidak mereka sadari kalau ada seorang gadis yang sejak tadi memandangi mereka dengan tatapan tak percaya, lalu sesekali mengucek matanya untuk memastikkan bahwa yang dilihatnya bukanlah fatamorgana.

 

12???? Bukan 1 atau 2 tapi.. 12??? Ya tuhan!

 

Aku kembali mengucek-ngucek mataku lalu mencubit pipiku sendiri. Aku masih belum percaya atas apa yang baru saja keluar dari kotak-kotak itu.

Perlahan satu persatu dari 12 namja itu sadar bahwa ada seorang gadis dihadapan mereka yang sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri karna memikirkan mereka.

“Hana? Apa yang kau lakukan?”

“Eh?” Aku menghentikan kegiatanku setelah mendengar salah satu dari mereka bicara padaku. Aku menoleh dan memperhatikan wajah namja-namja tampan nan mempesona yang ada dihadapanku sekarang. Mulai dari namja yang disebut Kai sebagai leader..dikotaknya tertullis “The 12 Olympians..Poseidon division..Suho”

Aku memperhatikannya.. aku mulai dari ujung kakinya..lalu naik kearah tubuhnya..dadanya..dan sampailah aku pada bagian tubuh yang paling mudah dikenali..wajahnya.

Sangat tampan.. senyumnya begitu manis. Mengingatkanku pada Joonmmyun kakakku yang akhir-akhir ini mulai menyebalkan. Dan lagi rambutnya, matanya, hidungnya, seluruh wajahnya benar-benar persis seperti kakakku. Aku bahkan tidak dapat menemukan sesuatu yang berbeda diantara mereka…

 

TUNGGU!

 

“JOONMYUN OPPA! KAU..!” teriakku setelah sadar bahwa orang didepanku bukanlah orang yang mirip kakakku, tapi dia memang kakakku. Aku sangat tau seperti apa sosok dirinya.

Sedetik itu juga aku alihkan pandanganku kearah kesebelas namja yang lainnya. Dan aku kembali menemukan kenyataan yang sangat..sangat..sangat..sangat..mengejutkan..

 

Oh Tuhan! Apa-apaan ini! Apa yang terjadi disini?

 

“WU FAN OPPA? JONG DAE? KA..KALIAN..TUNGGU! APA YANG SEBENARNYA TERJADI?”

“Hanie tenanglah.. kami akan menjelaskan semuanya padamu” ucap Joonmyun oppa atau sesuai namanya dikotak itu yang berubah menjadi Suho berusaha menenangkanku.

“TENANG? BAGAIMANA BISA TENANG? KENAPA KALIAN BERTIGA BISA ADA DISINI DAN KELUAR DARI KOTAK ITU? KAI JELASKAN PADAKU!” Aku mulai takut dan panik. Aku bahkan tidak bisa mengindahkan instruksi pikiranku yang juga menyuruhku untuk tenang.

“Ne..ne aku atau..kami semua akan menjelaskannya padamu.. tapi kau harus tenang dulu arrachi?” Kai mendekat dan memegang pundaku.

“Iya Hana..kau harus tenang dan menetralkan pikiranmu dulu. Kami pasti akan menjelaskannya untukmu”

Suara bass itu..suara yang paling aku ingin dengar disaat seperti ini. Itu sungguh memberikanku sedikit ketenangan dan aku mulai bisa mengontrol pikiran dan nafasku

“Gadis manis tenanglah..kami takkan menyakitimu” ucap namja pada urutan ke 6 itu padaku. Namja itu memiliki senyuman angel versi kedua setelah Joonmyun oppa atau yang mereka panggil Suho.

Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Aku lihat mereka semua tersenyum manis padaku, membuatku semakin merasa lebih tenang, Tidak!  tapi tidak untuk satu namja yang memasang wajah datar kearahku. Baiklah..lupakan dia! mungkin dia si Oh Sehun itu.

 

Sekarang nafas dan pikiranku sudah kembali normal dan aku siap mendengarkan semua penjelasan mereka.

“Kau sudah lebih baik?” Suho bicara sangat lembut padaku

“N..Ne..aku sudah lebih baik sekarang. Lalu bisakah kalian jelaskan semuanya padaku?”

“Tentu! Tapi sebelumnya biarkan kami memperkenalkan diri kami secara resmi”

Kai dan orang yang mirip Joonmyun oppa itu mundur lalu menyetarakan posisi mereka seperti membentuk formasi.

“Baiklah.. Hana..Dul..Set..”

“We are one! Annyeonghaseyeo! Kami adalah kelompok khusus yang dibentuk dari 12 divisi Olympus. Kami EXO!”

 

 

 

 

 

 

 

 

−−−To Be Continue−−−

 

N/B : NO SIDERS! NO PLAGIAT! HARGAI KARYA ANAK BANGSA!!

Sipp bye~~

30 pemikiran pada “The Twelve Power Of Olympians (Chapter 2)

Tinggalkan komentar