Reborn (Chapter 4)

Title                       : Reborn [Chapter 4]

Author                  : Niki Pinastika Fahira (cym121)

Genre                   : Romance, Friendship, Sad, Family

Rating                   : PG-17

Length                  : Chapter

Main Cast            :

~ Choi Youngmi (OC/YOU)

~ EXO-K Kai

~ EXO-M Luhan

~ SNSD Sooyoung

Other Cast: temukan sendiri

Twitter: @nikipfff

Disclaimers: Semua cast punya Tuhan dan orangtuanya masing-masing! *kecuali Luhan punya author juga XD*

cool-wallpapers-for-desktop

Happy Reading^__^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

_Sooyoung POV_

 

“Luhan..a-aku..” kataku gugup

“Kenapa? Kau sakit?” tanya Luhan. Aku menggeleng keras

“Aku..ak-aku..berjanji jangan kaget, tertawa atau marah dan menjauhiku setelah ini” ucapku

“Aku janji” ucapnya

“Nan..na-nan..nan jeongmal..sa-rang-hae” entah apa yang merasukiku sehingga aku berani mengatakan ini. Luhan menatapku kaget. Sudah kuduga. Mulutnya tak bergerak, diam membisu.

 

“Ayo kita kembali ke rumah sakit. Youngmi pasti sudah menunggu” dia..dia tak menjawab pernyataanku tadi

“Ck~ ayo!” kata Luhan lagi

“Kau..kau belum menjawabku” kataku. Mataku mulai memanas

“Itu bukan sebuah pertanyaan” jawab Luhan datar. Dia..dia berubah. Aku tak tahan, mataku mulai tergenangi dan akhirnya air mataku tumpah

“Kau ini! Ayo!” Luhan mencoba meraih tanganku tapi aku menjauhkannya.

“Uljima Sooyoung-sshi” lagi-lagi..lagi-lagi dia memanggilku Sooyoung-sshi. Dia..dia berubah. Nan jeongmal paboya! Kenapa aku mengatakan itu tadi. “Kajja!” Luhan berhasil meraih tanganku dan menarikku

.

.

“Kami kembali” ucap Luhan saat memasuki ruang rawat

“Oh! Luhan-ah!!” seru Youngmi. Dilihat dari raut wajahnya, seperinya ia sangat senang Luhan kembali. Kulihat Luhan tersenyum pada Youngmi.

“Apa itu?” tanya Youngmi seraya menunjuk kantung plastik yang dibawa Luhan

“Ah ini, ini beberapa buah kue yang kubeli dan ini beberapa botol banana milk dan roti yang Sooyoung beli” jawab Luhan. Kulihat bibir Youngmi membentuk huruf O.Hmmffthh~

 

“Ah, sepertinya aku harus pergi untuk latihan. Luhan, Sooyoung, aku titip Youngmi. Tolong jaga dia ya? Annyeong” Kai tersenyum pada kami dan tentu saja pada Youngmi lalu ia keluar dari ruang rawat ini.

Luhan menghampiri Youngmi dan meletakkan katung plastik itu di meja yang berada di sebelah ranjang Youngmi.

“Kau mau makan kue atau minum banana milk?” tawar Luhan

“Aniya! Banana Milk ini bukan untuk Youngmi” aku membawa kantung plastik tersebut

Youngmi tersenyum “Ah, nanti saja. aku masih kenyang” ucap Youngmi.

 

Aku sudah buta, aku benar-benar tak bisa mengendalikan emosiku. Aku tak tahu kenapa aku bisa berbuat seperti ini. padahal di minimarket tadi banana milk ini untukku dan untuk Youngmi. Aku..aku cemburu. Aku cemburu dengan kedekatan Youngmi dan Luhan. Padahal, Youngmi itu orang amnesia! Oh, Choi Sooyoung, sadarlah! Youngmi adalah sahabatmu. Youngmi yang dulu menemanimu disaat semua orang memusuhimu. Kenapa aku seperti ini pada Youngmi sekarang?

 

“Hari ini ada yang kauingat dari masa lalumu Young?” tanya Luhan seraya duduk di pinggir Youngmi

“Hngg~ tadi aku sedikit melihat bayangan masa lalu” jawab Youngmi

“Seperti apa?” tanya Luhan lagi

“Ngg~ seorang namja menghiburku lalu menggendongku sampai rumah disaat aku sedang sedih” jawab Youngmi

“Bagus. Kau tau siapa orangnya?” sekali lagi Luhan bertanya

“Molla. Bayangannya tidak terlalu jelas” ucap Youngmi seraya mengerucutkan bibirnya. Kulihat Luhan tersenyum.

 

“Sooyoung-ah, bergabunglah dengan kita. Mungkin kau bisa membantuku untuk mengingat masa laluku” ajak Youngmi. Aku mendekati ranjang Youngmi dan duduk di sebelah Youngmi, berseberangan dengan Luhan.

“Sooyoung-ah, apa kita seorang sahabat?” tanya Youngmi. Aku mengangguk

“Luhan-sshi..” aku memanggil Luhan. Luhan menoleh kearahku dan menatapku

“Kau belum menjawabku sedari tadi. Jawab pernyataanku yang di taman tadi” ucapku. Ucapanku tadi berhasil membuat Luhan bungkam

“Luhan-ah, kenapa kau tak menjawabnya?” tanya Youngmi

“Eh? Ah itu..itu bukan sebuah pertanyaan kok Young-ah” jawab Luhan

“Aku tau itu bukan pertanyaan, itu sebuah pernyataan yang real! Tolong jawab ‘ne’ atau ‘anio’ saja sudah cukup” kataku. Hening sebentar. Youngmi tampak bingung dan ia menatap bergantian aku dan Luhan

“Anio, mianhae” jantungku serasa berhenti. Mataku kembali memanas. Mataku mulai tergenang lagi, aku menumpahkannya lagi dan aku berlari keluar ruang rawat itu. kau tau Luhan? Betapa sakitnya aku!

 

_Youngmi POV_

 

Aku benar-benar bingung apa sebenarnya yang mereka berdua bicarakan. Aku hanya menatap bergantian antara Luhan dan Sooyoung.

“Anio, mianhae” ucap Luhan kemudian. Kulihat mata Sooyoung mulai memerah lalu matanya yang indah itu berhasil mengeluarkan butiran mutiara bening. Ya, dia menangis. Aku semakin bingung karena ia langsung berlari keluar dari ruanganku.

“Apa yang kalian bicarakan sebenarnya?” tanyaku pada Luhan

“Anio, eobseoyo!” jawab Luhan

 

“Luhan-ah, gomawo. Aku selalu merepotkanmu saat kau menemaniku disini. Mianhae” ucapku seraya tertunduk

“Anio, aku tak pernah merasa kau merepotkanku. Tak usah meminta maaf” jawab Luhan. Tunggu, kurasa aku pernah mendengar seseorang yang persis mengatakan yang sama seperti yang tadi Luhan katakan. Oh, orang yang ada di bayanganku. Apa itu-

“Akh!” rintihku

“Young-ah! Young-ah gwaenchana?” tanya Luhan.

Aku melihat bayangan itu lagi. Tapi, sekarang agak sedikit jelas. Bayangan dimana seorang namja menggendongku sampai ke rumah. Dan namja itu adalah…Luhan? Jinca? Apa bayangan ini tidak bohong? Dalam kesakitan aku melihat bayangan itu. sementara Luhan khawatir padaku. perlahan bayangan itu hilang. Aku melepaskan tanganku dari kepalaku.

“Gwaenchana?” tanya Luhan. Aku mengangguk

“Kau…kau yang menggendongku waktu itu. Apa itu benar Luhan?” tanyaku sedikit gugup. Luhan tersenyum

“Kau benar” jawab Luhan. Ja-jadi..Luhan..apa ia begitu dekat denganku sampai ia melakukan itu padaku?

“Luhan..aku..aku..” kataku gugup

“Wae?” tanya Luhan. Ia masih mengembangkan senyumnya

“Anio, gomawo” aku memeluknya

“Untuk apa?” tanyanya

“Untuk semuanya. Oh ya, bantu aku untuk mengingat kenangan denganmu, mengingat semuanya kembali” jawabku. Ia tersenyum dan mengangguk

.

.

.

12 days later @ School

 

Aku kembali masuk ke sekolah meski ingatanku belum terlalu pulih.

“Young-ah!!” seru seorang namja. Aku menoleh kebelakang dan kulihat Luhan menghampiriku. Aku tersenyum.

“Ayo kita berangkat bersama” ajak Luhan. Aku megangguk. Baru saja kami sampai di depan rumah Sooyoung, Sooyoung keluar dari rumahnya.

“Oh, Sooyoung-ah kajja! Kita berangkat bersama” ajakku. Sooyoung menatapku dan Luhan bergantian lalu ia mengangguk.

 

Selama perjalanan ke sekolah kami saling membisu. Apalagi antara Sooyoung dan Luhan. Sebenarnya ada apa dengan mereka? Hftt~ aku bosan kalau lama-lama seperti ini.

“Ah! Aku jalan duluan kalau begitu!” kataku lalu berjalan di depan Luhan dan Sooyoung. aku mendengar Luhan memanggilku tapi aku tak berhenti, malah semakin menjauh. Kenapa mereka jadi membosankan seperti itu?

 

_Luhan POV_

 

Akh! Kenapa Youngmi meninggalkanku dengan Sooyoung? sudah tau aku mejadi canggung dengannya sejak kejadian 12 hari lalu. Ya, aku tak percaya dia menyatakan perasaannya padaku. Yaaa bayangkan saja coba seorang yeoja yang menembak namja duluan?

“Luhan-sshi, mianhae..” Sooyoung tiba-tiba membuka mulutnya. Aku menatapnya

“Apa? untuk apa?” tanyaku

“Kumohon jangan seperti ini padaku” pintanya

“Lupakan aku, baru aku akan seperti biasa padamu” ah, kurasa perkataanku ini menusuknya

“W—wae?” tanyanya kaget

“Aku tak ingin kau terluka hanya gara-gara seorang namja. Hanya karena kau menyukaiku” jawabku. Ia menundukkan kepalanya.

 

Aku berjalan di depannya dan berusaha mengejar Youngmi. Hah! Anak itu awas saja akan kubalas atas perbuatannya meninggalkanku.

“Ya! Kau jahat” aku menepuk pundaknya dan berhasil membuat Youngmi menoleh padaku dan tertawa

“Kenapa tertawa?” tanyaku aneh

“Walaupun kau lari, kau juga harus menjaga image-mu. Lihat rambutmu berantakan Luhan-ah” Youngmi menyentuh rambutku dan mencoba merapikannya. Kulihat ia berjinjit untuk meraih rambutku. Aku menekukkan sedikit lututku agar ia dapat meraihnya.

“Ah, sudah rapi..” kata Youngmi

“Gomawo, kau cantik memakai bando putih itu Young-ah” aku mengedipkan sebelah mataku pada Youngmi lalu berlari menjauhinya

“Ya!! Luhan kau genit!!!”

.

.

“Youngmi-ah!” panggil seseorang. Aku dan Youngmi menoleh kearah suara, itu Kai. Yeah, namjachingu Youngmi. Tapi ia belum tau itu, ia belum mengingatnya.

“Oh, Kai-sshi” Youngmi tersenyum padanya dan menghampiri Kai. Agak lama. Aku memperhatikan gerak-gerik mereka sedari tadi. Sampai Kai melambaikan tangannya pada Youngmi dan pergi.

“Apa yang kau bicarakan dengannya?” tanyaku

“Apa aja boleh! Hahaha~” tawa Youngmi

“Hey~ kau! Awas ya?” ancamku

“Memang kau mau apa berani mengancamku” Youngmi mehrong. Aku mendekatkan wajahku pada wajah Youngmi, sangat dekat. Kulihat pipinya bersemburat merah tetapi matanya menampakkan kalau ia kaget. Aku tersenyum dan menjauhkan wajahku.

“Kau memerah Young-ah. Haha~” ucapku. Youngmi tak menimpali omonganku, mukanya masih memerah dan  memalingkan wajahnya dariku. Sepertinya ia tak ingin aku melihatnya.

 

“Young-ah..mianhae” ucapku kemudian melihat Youngmi yang sedari tadi membungkam mulutnya

“Aku takkan mengulangi itu lagi” janjiku

“Hyaa~ Luhan pabo pabo! Kenapa kau lakukan itu padaku?! akukan jadi gugup!!” Youngmi memukul-mukul dadaku. Aku tersenyum

“Hahaha~ mianhae mianhae” ucapku. Jujur sebenarnya juga aku melakukan itu sangat gugup karena aku dapat melihatnya lebih dekat dan aku merasakan hembusan nafasnya.

“Luhan! Kau dipanggil sonsaengnim!” ucap salah seorang temanku

“Baiklah, kau tetap disini dan tunggu aku Young-ah” pintaku. Ia mengangguk

 

_Sooyoung POV_

 

Aku baru saja menuju kelas vocal dan kulihat Luhan baru saja keluar dari kelas itu. kulihat Youngmi yang duduk sendiri di kelas itu. hhh~ apa yang telah mereka lakukan? Ya! Apa yang kau pikirkan Sooyoung! Aku masuk ke kelas itu dan secara otomatis Youngmi melihat kedatanganku.

“Ah, Sooyoung” sapanya seraya tersenyum. Aku duduk di depan bangkunya

“Youngmi apa kau ingat?” tanyaku

“Ingat apa?” Youngmi malah bertanya balik

“Ingat kalau kau mempunyai seorang namjachingu” jawabku. Ia bungkam beberapa saat

“Anio. Apa betul aku mempunyai namjachingu?” tanya Youngmi lagi

“Tentu, dia sangat khawatir saat mengetahuimu amnesia. Sebaiknya kau cepat ingat pada namjachingumu atau namjachingumu itu akan sakit hati” jawabku

“Aku akan berusaha..” ucapnya

 

Beberapa saat kemudian Luhan masuk ke kelas membawa susu kotak 2 buah dan juga roti. Ia sedikit terkejut melihatku dan dengan cepat ia menghilangkan rasa terkejutnya itu dan kembali duduk di samping Youngmi.

“Igeo” Luhan menyodorkan salah satu dari susu kotak itu

“Untukku?” tanya Youngmi

“Kalau bukan untukmu aku takkan menyodorkan ini, pabo!” Luhan tersenyum. Sesangui, aku rindu senyuman itu yang ditujukan padaku.

“Gomawo” ucap Youngmi

 

“Oh, igeo! Aku membelinya untukmu” Luhan menyodorkan lagi sebuah tiket nonton bioskop

“Aish~ aku bisa beli sendiri. Kenapa kau membelikannya untukku. Padahal untuk kau saja beli satu lalu nanti aku beli sendiri” ucap Youngmi

“Eyy~ ini bukan untukmu dan untukku, tapi untukmu dan untuk Kai. Jadi kau nontonlah bersamanya hari ini setelah pulang sekolah” jawab Luhan. Di-dia..dia meminta Youngmi untuk menonton bersama Kai. Tak kusangka.

“Tapi..kenapa harus Kai? Kenapa tidak kau?” tanyanya sedikit kecewa

“Suatu saat kau akan tau. Igeo!” Akhirnya Youngmi mengambil tiket itu walau dengan ekspresi cemberut.

.

.

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring, aku masih tetap di kelasku. Aku menunggu siswa-siswa itu bubar semua. Saat semuanya sudah pulang aku keluar dari kelas dan kulihat Kai, Youngmi dan Luhan. Aku melihat Kai dan Youngmi pergi berdua dan melambaikan tangan mereka pada Luhan. Aku tetap berjalan sedikit lagi aku melewati Luhan, kumohon jangan terjadi apapun. Tetapi, saat aku menuruni tangga kakiku tidak seimbang dan kaki kananku keseleo.

“Akh!” seruku

“Sooyoung-ah, gwaenchana?” Luhan menghampiriku setengah berlari dan menatapku khawatir. Dia..dia memanggilku Sooyoung-ah lagi..

“Gwaenchana” jawabku sambil menahan rasa sakit dan bangkit. Tapi kakiku tak bisa melakukan itu, akupun kembali duduk di tangga.

“Appo?” tanya Luhan. Aku mengangguk, ia berjongkok membelakangiku

“Naiklah, aku akan menggendongmu sampai rumah” ucapnya. Aku sedikit ragu tetapi akhirnya aku menaiki punggungnya.

 

Aku merasakan punggungnya yang nyaman dan hangat. Selama perjalanan ke rumah aku dan Luhan saling membisu. Tak ada percakapan yang kami keluarkan.

.

.

Luhan menurunkanku di depan rumah. “Kamsahamnida, kau pasti berat menggendongku sampai sini” ucapku

“Anio, gwaenchana. Aku sudah biasa menggendong seperti itu” jawabnya

“Kalau begitu..emm~ sampai jumpa” ucapku. Aku berusaha berjalan ke dalam rumah tapi aku kembali jatuh. Ternyata kakiku masih sakit.

“Gwaenchana?” Luhan menghampiriku lagi “Aku antar kau ke dalam ya?” lanjut Luhan

“Anio, gwaenchana. Kau pulanglah. Aku bisa sendiri” aku bangun dan memegang tembok sebagai tumpuanku.

 

Sesampainya di dalam rumah, eomma melihatku yang berjalan tidak biasanya. Eomma menghampiriku.

“Aigoo~ kenapa Sooyoung-ah?” tanya eomma

“Ah, hanya keseleo saat menuruni tangga sekolah” jawabku

“Lalu kau kesini dengan seperti ini?” tanya eomma khawatir

“Ngg~ ada yang mengantarku sampai sini eomma” jawabku

“Yasudah, kemarilah. Eomma akan mengobatimu”

.

.

10 PM KST

 

Aku keluar dari rumah dengan kaki yang sudah sembuh. Kulihat juga Luhan yang di luar rumahnya, ia menatap keatas. Bukan..bukan kelangit, tapi kearah kamar Youngmi. Ia tersenyum. Apa ia menyukai Youngmi? Tapi..tapi mana mungkin ia membiarkan Youngmi dengan Kai menonton bersama jika ia sendiri menyukai Youngmi. Luhan menoleh kearahku dan tersenyum. Dia..dia tersenyum padaku. Apa yang terjadi padanya?

“Sooyoung, kau belum tidur?” tanya Luhan. Aku menggeleng

“Kau..melihat kearah kamar..Youngmi?” tanyaku hati-hati. Ia mengangguk

“Tadi Youngmi memintaku untuk keluar untuk melihatnya dari balik jendela kamarnya” jawabnya

“Dia sudah menonton dengan Kai ya?” tanyaku lagi. ia mengangguk

“Kau..kau menyukai Youngmi-ah?” tanyaku. Ia menunjukkan ekspresi terkejut padaku. apa aku salah menanyakan seperti itu?

“Anio..aku tak pernah menyimpan perasaan pada Youngmi. Wae? Kau cemburu melihat kedekatanku dengan Youngmi, Sooyoung-ah?” tanya Luhan

“Bu..bukan seperti itu. Aku hanya bertanya” jawabku

“Baguslah! Aku masuk duluan kalau begitu” Luhan beranjak dari tempatnya dan masuk ke rumahnya. Hmmpphh~ kalau begitu aku juga harus  segera masuk ke rumah.

 

_Youngmi POV_

 

Sooyoung bilang aku mempunyai namjachingu. Hajiman..nugu? sooyoung juga bilang ia khawatir saat mengetahuiku amnesia. Hah! Seharian ini aku memikirkan tentang itu tapi tak ada bayangan yang datang menghampiriku sampai-sampai saat tadi menonton bersama Kai aku tak konsentrasi pada film. Tiba-tiba aku menemukan sebuah diary, itu punyaku? Aku mengambilnya dan sepertinya itu masih baru. Kuharap ini membantuku. Aku membacanya satu-satu.

.

Ba..bagaimana bisa? Bagaimana bisa isi diary ini tentang Luhan semua? Apa…apakah..Luhan orangnya? Tapi, kenapa tadi ia membiarkanku dengan Kai menonton berdua? Ia bahkan tak bilang padaku tentang ini semua. Akh! Aku bisa gila gara-gara memikirkan ini.

.

.

6.45 AM

 

Aku segera berangkat ke sekolah, pas sekali saat aku keluar rumah, Luhanpun melakukan hal yang sama denganku. Oh, ada apa ini? kenapa tiba-tiba jantungku berdetak kencang? Aku memegang dadaku, merasakan detakan jantungku. Ia tersenyum padaku.

“Selamat pagi tuan putri” ucapnya. Aku tak membalas sapaannya

“Apa ada yang salah denganku? Atau denganmu?” Ia menghampiriku dan meletakkan telapak tangannya di dahiku. Kuharap ia tak mendengar detakan jantungku saat ini.

“Kau normal-normal saja. Ada apa Young-ah?” tanya Luhan

“Nggg~” aku menggumam dan menggeleng. Ah, kenapa aku menjadi aneh seperti ini? Luhan menggenggam sebelah tanganku.

“Ayo berangkat” Ia menarikku.

 

Kami berjalan dengan saling menggenggam sebelah tangan satu sama lain. Kenapa aku menjadi canggung padanya? Oh kumohonlah jangan seperti ini!

“Ke..kenapa kau membiarkan aku dan Kai berdua kemarin?” tanyaku gugup. Ia menatapku

“Untuk menyatukan kalian” jawab Luhan. Aku menatapnya dan pandangan kami saling bertemu.

“Kenapa? Apa aku bermusuhan dengannya sebelumnya?” tanyaku. Ia menggeleng

“Bukan itu pabo!” Luhan mencubit pipiku

“Luhan-ah..apa kau tau namjachinguku?” tanyaku

“Eh? Apa?” tanyanya balik

“Namjachinguku kau tau?” tanyaku lagi. hening sesaat, ia tidak menjawabku.

 

Sesampainya di depan gerbang sekolah, aku melepaskan genggaman tanganku. Aku memintanya untuk menjawab pertanyaanku tadi. Tapi, ia masih tak ingin menjawabnya.

“Baiklah!” ucapku. CUP~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~To Be Continued~

 

 

 

14 pemikiran pada “Reborn (Chapter 4)

  1. Oh myyyyyy! Demi apapun thor aku nyesek banget pas sooyoung di tolak luhan!!!! Aarghhhhhhhhhh!!!! Sakit banget ituu sooyoungnya:””

Tinggalkan komentar