Detention (Chapter 1)

Title        : Detention Chapter 1

Author    : Bit (@Novita_Milla)

Genre     : Romance, Comedy, Friendship, School life

Cast        : Yoon Yisun, Kim Jongin, Park Chanyeol, No Minwoo (Boyfriend), Tiffany Hwang (SNSD)

a/n          : Annyeonghasehunnn pemirsah~~~ kali ini gue mau bawain semangkok fanfict hasil jualan duren gue sama BangKai di simpang 45 (?)

Fanfic ini sebenernya terinspirasi dari mimpi gue yang ditilang polisi muda nan cakep yang entah siapa dan dimana. Itu polisi minta di kecup waks. Absurd kan tuh? -_- Ya udah deh, dari pada gue terlalu banyak curcol cincong mending lo semua Read, Comment, and Like ni fanfic!

.

.

Author’s side

“Blagu!” Umpat salah seorang namja perperawakan tinggi menjulang memacah langit menembus awan, Park Chanyeol. Chanyeol sedang ngerumpi di sudut kelas bersama geng rapper legendaris Momo High School. Sekolah terelit di jagad kpop. Inget Momo itu bukan vokalis band! Bukan daging ataupun kambing! Momo itu hewan yang ditemukan Aang di ‘Avatar the legend of Aang’ saat berkunjung ke kastil tempat para avatar.

“Tau tuh! Mentang-mentang menang maen kartu domino, dia langsung sok ga kenal kita.” Sahut Minwoo diiringi gelengan dari kedua temennya.

“Itu semua salah lo kali woo! Makanya kalo maen kartu tuh yang bener. Fokus! Jangan sambil lirik-lirik Jihyun noona! Gue sama Chanyeol tau dia cantik kali..!!” Jongin tereak-tereak pake toa. Suaranya seketika membuat gempar penghuni kelas XII-5 yang langsung menoleh padanya. Tak terkecuali Yoon Yisun yang terkenal pendiam.

Jongin meringis. Dia lalu membungkuk dan bilang pada semua siswa, “maaf maaf. Tadi gue tereak-tereak sambil latihan nge-rap. Hehehe..”

“Lo bikin gue malu aja jong!” Sembur Chanyeol yang bertindak sebagai ketua alias leader dari geng rapper legendaris.

“Gue juga malu punya temen kek lo, Jong. Berasa temenan sama setan. Udah item, berisik, suaranya aja kayak nenek lampir.” Minwoo nambahin penuturan Chanyeol sambil manggut-manggut. Seakan dia berkata tanpa dosa, tampa melihat si pemeran terselubung dalam ff ini.

“Oke deh. Cuktao ye cuktao. Lo semua kaga nganggep gue temen lo! Baiklah kalo itu yang kalian minta. Gue bakal menghindar dari elo sama elo.” Jongin menunjuk dengan jari telunjuknya pada Chanyeol yang terduduk bak pangeran di kursi paling pojok ruangan dan Minwoo yang duduk bersila di lantai. “Jadi, lo ga usah khawatir gue bakal menginterupsi kehidupan kalian.” Lanjut Jongin sambil mengambil tasnya yang berada di depan meja Chanyeol lalu beranjak menuju kursi lain di belahan bangku yang lain.

“Napa tuh bocah?” Tanya Chanyeol dengan gaya sok rajanya.

“Tau tuh. Masa-masa pubertas kali. Masa-masa labil. Ntar dia juga balik lagi ke kondisi awal kalo moodnya udah baikan.” Sahut Minwoo cuek.

Jongin menuju bangku nomor tiga dari depan di sisi tengah ruang kelas berkapasitas internasional tersebut. Padahal tuh bangku udah ditempati anak lain.

“Hush, sana minggir! Gue mau duduk disini!!” Bentak Jongin kasar pada seorang namja kalem yang lumayan cakep. Dengan terpaksa namja yang diusir Jongin tadi melangkah ke sisi lain ruang kelas untuk mencari tempat duduk.

Jongin duduk di bangku barunya lalu beringsut. Meletakkan wajahnya pada kedua tangan yang dilipat bersila di meja /posisi orang males kebelet bobok/. Menghadap ke lain arah seolah tak memperhatikan kondisi yang telah ia perbuat.

“Kwang-ah….” Ucap seorang gadis yang berada di belakang bangku Jongin. Pelan sekali. Tapi masih dapat didengar Jongin yang sedang bad mood.

“Sudahlah, aku sudah terbiasa seperti ini.” Jawab namja yang dipanggil Kwang tadi sambil memperlihatkan senyumnya.

Gadis itu, Yoon Yisun – gadis pendiam kalem yang perhatian, membalas ucapan namja tadi dengan anggukan menyemangati.

KRING KRING /bel masuknya ga kreatif. Kayak bel sepedanya Bapak Tukang Pos/

Bel tanda pelajaran dimulai. Jongin masih beringsut malas. Pelajaran jam pertama adalah pelajaran Bahasa Inggris Hwang seonsaengnim. Guru paling cantik di SMA Momo. Cantik sih cantik, tapi galaknya minta diceburin ke empangnya Pak Kepala Sekolah Lee Sooman. Pikir Jongin tiap hari ketika mendapati nilai ulangannya selalu remidi dan selalu dihukum gegara tidak memperhatikan pelajaran Tiffany Hwang seonsaengnim – mantan anggota girlband SDSMPSMAKuliahKuliPanggul (?).

“Good mornong students!” Sapa Hwang saem seperti biasanya. Tatapan galak bak nenek sihir.

“Morning Miss!” Sahut para murid dengan malas-malasan.

“Siapkan selembar kertas! Tutup bukunya masing-masing! Tidak boleh mencontek! Tidak boleh tanya-tanya! Tidak boleh ribut! Kerjakan sendiri-sendiri!” Ujar Hwang saem beruntutan dari a sampe 10000.

‘Sial, kenapa gue bisa lupa kalo hari ini ada ulangannya Pany saem. Tadi malem gue sehabis dari rumah Eunhyuk hyung kan langsung tidur. Mana gue sampe rumah di marahin nyokap lagi -_-‘ batin Jongin meratapi nasib pedihnya di hari Sabtu yang badmood.

“Waktunya 30 menit. Pastikan kalian mengerjakan semua soal dengan benar!” Seru Hwang saem lagi.

Semua penghuni kelas diam mengerjakan ulangan Bahasa Inggris. Tak terkecuali Jongin, rupanya dia terdiam karena tidak dapat mengerjakan soal. Berkali-kali ia menggaruk-garuk rambut yang tak gatal, membolak-balik soal dengan frustasi, dan mengeluarkan suara-suara aneh yang menyerupai bisikan-bisikan pelan.

“Hey..” Jongin berbisik ke bangku belakang. Sesosok gadis sedang berkutat mengerjakan soal dengan tenang. Namun, sosok itu tak menoleh ataupun menanggapi panggilan Jongin.

“Hey!” Jongin menaikkan volume bisikannya. Sosok itu menoleh pada Jongin. Menatap matanya dengan hati-hati – berharap tak bertemu pandang dengan lelaki didepannya itu. Bukan masalah gadis itu gasuka kulit item Jongin.. Bukan! Melainkan ia takut dihukum Hwang saem gegara ngobrol sama ni bocah saat ulangan.

“Wae?” Tanya gadis itu dengan gumaman pelan yang masih bisa di dengar Jongin.

“Apa bahasa inggrisnya berkembang?”

“Develop.” Sahut Yisun sangat pelan. Sangaaaattt pelan. Hampir tak terdengar oleh kuping Kim Jongin

“Apa? Amplop?” Tanya Jongin antara bingung dan sok tau.

“Develop”

“Selop? Selop itu sandal.”

“Develop!!”

“Petelot? Itu basa jawanya pensil!”

“Bukan duh.. Develop!!!”

“Oh.. Depelop. Gue inget gue inget!” Jongin manggut manggut ceria.

“YOON YISUN!! KIM JONGIN!! DETENSI SEPULANG SEKOLAH!!!!” Teriak Hwang saem. Nah, kali ini Pany saem bener-bener mirip nenek lampir. Gue ga bakal ngelupain wajah Pany saem yang udah nunjukkin tanda-tanda penuaan. Batin Jongin setelah melihat ekspresi wajah Hwang saem yang murka. Bukannya berduka atas detensi yang diberikan, Jongin malah sibuk menyimpan kenangan tak terlupakan ini.

Lain Jongin, lain pula Yisun. Detensi adalah hal langka yang akan ia dapatkan selama hidupnya. Dan ini adalah detensi kedua selama masa sekolahnya di SMA Momo.

.

***

.

Yisun melangkah gontai. Ia tak pernah membayangkan akan terkena detensi Hwang saem. Apalagi ia kena detensi dengan Kim Jongin. Bad boy yang paling ditakuti sekaligus dikagumi di seantero sekolah. Ditakuti? Iya karena tampang item, kucel, sebangsa ga pernah mandi. Dikagumi? Karena dia punya banyak fans. Apalagi dengan gaya sok dingin, sok preman, dan sok gantengnya.

“Dari tadi kamu kok ga ngomong. Kenapa? Kamu sariawan ya?” Tanya Jongin mendadak merubah gaya bicaranya yang gue-elo menjadi aku-kamu. Jongin pikir, anak ini bukanlah tipe gadis yang gaul yang kesehariannya pake gue-elo. Walaupun udah sekelas selama hampir tiga bulan, Jongin tidak terlalu mengenal orang-orang dikelasnya.

Yisun hanya menggeleng. Kepalanya ia tundukkan dalam-dalam. Ia belum memiliki mental yang cukup.

“Jadi, ini untuk pertama kalinya kamu kena detensi ya? Hmm, gausah takut. Slow aja. Detensi ga seburuk apa yang kamu pikirin kok.” Ujar Jongin menenangkan.

“Sudahlah.. aku memang pantas dihukum. Kamu ga usah nenangin aku. Aku gapapa kok.” Ujar Yisun pelan.

Mereka sudah sampai didepan pintu kantor Hwang saem. Jongin mengetuk pelan lalu membuka kenop pintu.

“Duduklah.” Hwang saem memberi perintah dari dalam ruangannya. Jongin dan Yisun duduk didepan meja Hwang saem.

“Yoon Yisun dan Kim Jongin. Murid yang berkebalikan.” Hwang saem membuang napas perlahan.

“Yoon Yisun, kau murid yang pintar. Bagaimanapun kau harus selalu menjaga sikap.”

Hwang saem beralih menatap Jongin, “Dan kau Jongin, sudah berapa kali kau kena detensi? Tak pernah belajar, ulangan selalu remidi, bahkan kau tak tau kosakata mudah bahasa inggris.”

Jongin mendengus tertahan. Pidato Hwang saem yang sudah sangat dihafalkannya diluar kepala.

“Yisun, kau ajari Jongin materi bahasa inggris semester ini. Pastikan ia mengerti dan mendapatkan nilai yang bagus. Dan untukmu Kim Jongin, aku akan memberikanmu kesempatan kedua. Lima hari lagi. Pastikan kau mengerti semua materi semester ini. Itu detensi untuk kalian. Semoga kalian menikmatinya~”

.

***

.

“Ya! Lo nyuruh gue kerjain soal-soal ini?” Jongin meledak kesal. Ia hampir menelan vas bunga karena seharian penuh ia dicekoki semua hal yang berbau bahasa inggris. Mulai dari dongeng berbahasa inggris sampai Franklin D. Roosevelt (?).

“Iya. Kamu kerjain semuanya dulu. Nanti aku terangin.” Ujar Yisun santai sambil mencari-cari kamus oxford di meja belajarnya Jongin.

Mereka berada di rumah Jongin. Yisun sempat berdebat dengan Jongin masalah pemilihan tempat untuk belajar. Jongin menolak belajar di perpustakaan karena dia beralasan alergi dengan bau-bau buku yang disimpan di rak-rak tinggi yang menjulang menembus kolong meja. Jongin juga menolak untuk belajar di kelas karena dia menganggap kalo sepulang sekolah kelas pasti rame. Dia juga tak mau belajar ditempat lain karena dia ga mau ribet pulang-pergi naek motor ketjehnya. Akhir kata, Jongin mengajak Yisun ke rumahnya, dengan alasan karena suasana dirumahnya tenang adem tentrem.

“Mana boleh seperti itu? Yang ada guru nerangin dulu baru nyuruh murid kerjain soal.”

“Tapi aku bukan guru. Aku ini temen sekelas kamu! Cepet kerjain! Jangan ngomel terus!!”

“Iya iya deh. Gue tau.” Jongin manggut-mangut nurut.

Jongin mulai mengerjakan 50 soal pilihan ganda sambil garuk-garuk absnya.

Author: Absnya sakit ya bang? Kenapa? Panuan ya? -___-

Jongin: Bukan woy! Gue lagi pake salep pembentuk abs woy!!

Author: Oh, emang bisa ya bang? Aku disalepin juga coba n__n #MODUSWOYMODUS /back to story/

Jongin terus-menerus mengerjakan soal sambil menyalepi absnya (?). Sedangkan, Yisun memegang buku tebal Sejarah di sofa.

Jongin menoleh kebelakang tempat dimana Yisun mengawasinya, “Yoon, gue udah selesai nger….” Ucapan Jongin terputus ketika ia mendapati Yisun tertidur di sofa kamarnya.

Ia mendengus, “Dasar!! Siapa yang nyuruh, siapa yang tidur. Penyu laut -_-”

Jongin beranjak dari kursi belajarnya, ia mendekati Yisun yang tengah tertidur. Ia pasti lelah menunggu Jongin menyelesaikan soal-soalnya.

Jongin mendekati sofa lalu mengambil buku sejarah 700 halaman yang berisi sejarah Kerajaan Sila. Ia meletakkan buku tersebut diatas meja belajarnya dan mulai beranjak menuju si putri tidur.

Jongin membungkukkan sedikit badannya dan memperhatikan Yisun yang tertidur dengan posisi tangan kanan memangku kepala di lengan sandaran sofa. Sedangkan rambut yang selalu ia kuncir kuda menjadi terurai berantakan. Bibirnya setengah terbuka, menampakkan deretan gigi putih yang tertata rapi. Kepalanya setengah tertunduk. Raut wajahnya sangat lesu. Pasti ia jarang beristirahat.

Tanpa ia sadari, Jongin menyibakkan rambut yang terurai menutupi wajahnya.

“Gadis aneh, sejak kapan kau berhasil membuatku seperti ini?” Tanyanya diiringi seringaian di sudut bibirnya.

.

TBC

.

Heyoo!! Gimana ni fanfic karya gue? Baguskah? Ngeboseninkah?

Maaf jikalau chapter awal ini kependekan! Info aja nih, next chapter bakal muncul cast-cast tak terduga. So, tetap setia dengan fanfic buah pena dan imajinasi saya!!!

With Love, Bit (@Novita_Milla) n_n

14 pemikiran pada “Detention (Chapter 1)

  1. bagus..tp kependekan ceritanya,.hbagus..tp kependekan ceritanya,.hbagus..tp kependekan ceritanya,.hbagus..tp kependekan ceritanya,.hehe..

Tinggalkan Balasan ke @apping27 Batalkan balasan