This Love (Chapter 7)

Title                 : This Love (Chapter 7)

Author             : Kim Lizzie

Genre              : Romance, Friendship

Main Cast        : Kim Hyerin (OC)

: Kim Jongin / Kai (EXO-K)

: Xi Luhan (EXO-M)

Other Cast       : Park Chanyeol & Oh Sehun (EXO-K)

: Kim Minseok / Xiumin (EXO-M)

: Choi Minri (OC)

Hyerin berjalan menyeberangi jalanan, tiba-tiba lampu hijau untuk mobil menyala, sementara Hyerin masih menyeberang. Mobil dari jauh sana berjalan ngebut dan terburu-buru lalu… Bruuuk

~~

“Umma…”, Kata Kai tiba-tiba pada umma nya. Mereka sedang menunggu pintu pesawat di buka. “Ne?”, Tanya umma nya yang sedang merogoh tas nya. “Aku boleh keluar dulu?”, Tanya Kai.

“Kemana?”, Tanya umma nya.

“Ke depan bandara”, Kata Kai tanpa dosa.

“Mwo? Ngga bisa Kai. Nanti kamu ketinggalan pesawat”, Kai menghela nafas panjang dan memakai earphone lalu menyetel lagu. Rasa nya ia ingin menelfon Hyerin, tapi ia takut Hyerin berpikir kalau Kai terlalu lebay karena baru sebentar tidak bertemu langsung di telepon. Kai pun mengurungkan niat nya untuk menelepon Hyerin.

Pesawat Kai segera berangkat, keluarga Kai langsung mengantri masuk pesawat. Perasaan Kai masih tidak tenang, ia pun berdo’a agar Tuhan melindungi Hyerin dimanapun ia berada.

***

“Tidak ada luka serius di kepala Hyerin”, Kata dokter. Hyerin berbaring memejamkan mata di kasur rumah sakit. “Aduh… untung lah…”, Kata umma Hyerin dengan muka yang senang. “Tapi… kaki dia…”, Kata dokter, dokter itu tidak melanjutkan kata-kata nya. “Kenapa dok?”, Tanya umma nya yang khawatir. “Kaki nya… lumpuh”, Mendengar itu umma nya langsung meneteskan air mata.

***

Enam bulan sudah berlalu. Hyerin sedang menghirup udara segar di depan rumah nya. “Hye… handphone mu berbunyi”, Kata umma nya lalu memberikan handphone nya kepada Hyerin. “Gomawo”, Kata Hyerin sambil tersenyum lalu mengangkat teleponnya. “Yoboseo?”, kata Hyerin.

“Hye!! Masih inget gue ngga?”, Tanya orang di seberang sana. “Kai?”, Tanya Hyerin. “Yap! Hahaha. Rumah lu masih yang dulu kan?”, Tanya Kai.

“Ne…”, Jawab Hyerin ragu.

“Gue ke sana ya”, Kata Kai dengan senangnya.

“Ah, tapi…”

“udah tunggu aja oke?”, Kata Kai lalu telpon terputus. “Nugu Hye? Kai ya? Dia ke sini? Cie…”, Kata umma nya sambil menyenggol-nyenggol Hyerin. “Tapi umma… apa kata Kai kalo dia melihat aku duduk di kursi roda ini”, Kata Hyerin sembil menunduk.

“Ya mungkin dia prihatin. Tapi ngga apa-apa kok, kamu ngga usah malu ya”, Kata umma nya menenangkan.

“Tapi… Aku takut Kai menertawaiku dan ngga mau berteman sama aku”, Kata Hyerin ketakutan.

“Ngga mungkin… Kai ngga sekejam itu kok. Kamu tenang aja ne?”

Hyerin hanya mengangguk pelan, ia masih sedikit ragu.

~~

Hyerin sedang duduk di kamar nya menulis diary, semenjak dia lumpuh, dia menjadi putus asa. Dia merasa tidak ada guna nya dia hidup, belajar, sekolah, toh di masa kerja nanti pasti dia akan sulit mencari pekerjaan. “Hye…”, Umma nya menghampiri Hyerin yang sedang menulis di meja belajar nya.

“Ne?”, Tanya Hyerin sambil senyum. “Coba tebak siapa yang datang?”, Kata umma nya sambil senyum. “Hyerin!!”, Tiba-tiba Kai muncul di belakang umma Hyerin. Kai langsung memeluk Hyerin. “Bogoshipo…”, Kata Kai sambil memeluk Hyerin. “Aku juga kangen sama kamu, Kai”, kata Hyerin sambil tersenyum.

Mereka melepas pelukannya. Kai terkejut melihat kursi roda yang diduduki Hyerin. “Lu… lu ngapain dudukin kursi roda?”, Tanya Kai sambil memasang muka heran. “Aku… lumpuh Kai”, Kata Hyerin sambil menundukkan kepala nya. “Mwo?! Kok bisa?”, Tanya Kai. “Aku ketabrak saat pulang dari bandara pas kamu mau pergi itu Kai”, Kata Hyerin.

Kai jadi ingat, saat itu memang perasaannya tidak tenang. “Aku juga udah pindah ke sekolah yang isi nya anak-anak cacat. Soalnya setiap hari aku selalu merepotkan Minri, Luhan, Chanyeol, dan Xiumin. Mereka pasti ada yang menggendong ku naik tangga ada juga yang membantu mengangkat kursi roda ku saat menaiki tangga”, Kata Hyerin sambil menghela nafas panjang.

“Jadi… Lu udah ngga sekolah di Seoul International School lagi?”, Tanya Kai. “Ne…”

~~

Malam itu Kai masih ada di rumah Hyerin. Ia sedang menemani Hyerin makan malam. “Hye… Gua kangen lu yang dulu”, Kata Kai. “Maksud kamu?”, Tanya Hyerin kebingungan. “Gue kangen waktu lo sering senyum, sekarang lo udah jarang senyum”, kata Kai sambil mengaduk-aduk makanannya.

Hyerin menghela nafas, “Ya… Aku jadi patah semangat semenjak aku lumpuh. Aku rasa ngga ada guna nya aku sekolah, pasti ujung-ujung nya akan susah juga cari pekerjaan”, Kata Hyerin.
“Ah ngga juga. Lu bisa jadi penulis cerita atau apa kek yang ngga usah repot-repot pergi ke kantor”, Kata Kai lalu melahap makanannya.

“Hmm, iya juga ya”, Kata Hyerin lalu tersenyum. “Ya iya lah, lu bisa buka butik di rumah, ngejait sendiri. Hand made gitu… Kan lu ngga usah repot-repot jalan. Ya kan?”, Kata Kai. Hyerin mengangguk sambil tersenyum. “Gomawo Kai. Aku pikir udah ngga ada pekerjaan nanti nya buat aku”, Kata Hyerin sambil tersenyum.

“Ngga lah. Pasti ada, pokok nya lu tetep semangat sekolah sama belajar ye”, Kata Kai. “Hahaha kamu sendiri gimana di Jepang? Pelajarannya susah ngga?”, Tanya Hyerin. “Ya begitu deh. Terlalu ketat, ngga seenak hidup di Seoul. Ngejar peringkat juga susah”, Kata Kai.

“Semangat ya! Kenapa kamu ngga les aja di sana?”, Tanya Hyerin lagi.

“Beh… Pulang sekolah aja udah capek banget apa lagi di tambah les, ngga kuat gue. Anak-anak di sana juga ngga ada yang se-selengean gue, yang gila kayak Chanyeol jarang ada dah, sekali nya ada juga mereka sibuk, ngurusin urusan sekolah. Di sana soal belajar nomor satu kayak nya”, Cerita Kai panjang lebar.

“Tapi di sana teman-temannya baik ga?”

“Baik sih, pernah lagi hari libur, gue ajak mereka pergi jalan. Tapi pasti mereka bilang: Iya bentar ya lagi di sekolah nih ngerjain tugas ekskul”

Kai melanjutkan, “Apa-apaan tuh. Untung gue ambil eksul futsal jadi ngga ada beban deh selama libur”

“Hahaha. Kamu fasih ya bahasa Jepang?”, Tanya Hyerin. “Iya… Gue sekolah SD di sana sampe kelas empat”, Kata Kai. “Wah hebat. Tapi sampe di sini kok malah jadi amburadul?”, Tanya Hyerin tanpa dosa. Kai hanya tertawa kecil. “Kan gue udah pernah cerita sama lu, masa SD gue suram kerjaannya belajar doang di rumah”, Kata Kai. Hyerin hanya menganggukkan kepala nya.

***

“Appa…”, Kata Kai memanggil appa nya. “Ne?”, Appa nya menengokkan kepala nya. “Lumpuh bisa disembuhin ngga?”, Tanya Kai.

“Susah. Ada sih yang bisa sembuh, tapi jarang. Wae?”, Tanya appa nya.

“Ani… Aku hanya ingin teman ku yang lumpuh bisa sembuh”, Kata Kai sambil pasrah.

“Teman mu ada yang lumpuh? Hmm, biasa nya mereka yang sembuh itu terapi. Tapi biasa nya itu ada di pedalaman dan sulit di cari”

“Appa bantu aku mencari tempat terapi itu ya… Aku benar-benar ingin menolong nya”

“Siapa sih yang lumpuh?”

Kai terdiam sejenak, “Hyerin… Yeoja yang sering aku ceritakan ke appa”

“Astaga… Ya sudah besok appa bantu cari ne”, Kata appa nya sambil tersenyum. “Jinjja? Gomawo ne”, Kata Kai lalu ia tersenyum dan pergi ke kamar nya.

Kai pergi ke kamar nya dan menyalakan computer nya. Ia mulai mencari terapi untuk menyembuhkan orang lumpuh.

Sudah 3½ jam ia mencari tapi yang ia temukan semua berada di Korea Utara. Kai tidak apa-apa jika harus mengajak Hyerin ke Korea Utara, tapi yang ia tau Korea Utara kehidupannya sangat keras dan banyak tentara di sana jadi ia takut kalau sampai Hyerin kenapa-kenapa apa lagi dengan kondisi nya yang seperti itu.

Tiba-tiba terpikirkan oleh nya untuk mengambil buku di ruang kerja appa nya. Kebetulan kedua orang tua Kai sangat menyukai membaca buku ilmu pengetahuan, berbeda sekali dengan Kai. Ia mencari buku tentang penyakit, kesehatan, kedokteran, dan sebagai nya yang berhubungan dengan itu.

Yang ia temukan di buku itu kebanyakan mengatakan bahwa lumpuh tidak bisa disembuhkan. “Elah buku apa-apaan sih nih. Bodoh banget yang nulis”, Kata Kai lalu membaca buku yang lain.

“Kai udah makan belum sih?”, Kata umma Kai ke appa Kai. “Kata nya sih sudah di rumah Hyerin tadi”, Kata appa Kai sambil membaca buku di kasur nya. “Tadi aku lihat dia mengambil beberapa buku dari ruang kerja mu. Dia jadi rajin ya sekarang, mau belajar padahal lagi liburan”, Kata umma Kai sambil menarik selimut.

Appa Kai terdiam sejenak dan berpikir untuk apa dia membaca buku malam hari begini? Appa Kai pun menghampiri Kai ke kamar nya. Terlihat Kai ketiduran di meja nya dengan banyak buku berserakan di sekitar nya. Kamar Kai sangat dingin, kebetulan di Korea sedang musim salju. Appa Kai langsung memasang penghangat ruangan di kamar Kai dan menyelimuti Kai dengan jaket.

***

Keesokannya…

Kai baru bangun dan turun dari kamar nya yang kebetulan kamar nya ada di lantai dua. Saat ia berjalan turun di tangga sambil mengucek-ngucek mata nya ia mendengar sebuah percakapan di telepon, “Pokok nya kamu harus cari, saya tidak mau tau”, Kata orang tersebut. Kai berhenti berjalan dan mendengar pecakapan tersebut.

“Pokok nya kalo bisa ada di Korea Selatan aja ya. Jangan yang jauh-jauh!”, Kata appa Kai. Kai bingung apa maksud appa nya. Ia pun melanjutkan turun dan terlihat appa nya sedang mematikan telepon tersebut. “Kenapa pa?”, Tanya Kai tiba-tiba yang mebuat appa nya kaget. “Ah ini… appa menyuruh beberapa suruhan appa untuk mencari tempat teraphy yang manjur untuk menyembuhkan lumpuh. Ya appa minta supaya jangan jauh-jauh dari Korea Selatan”, Kata appa nya lalu berjalan ke meja makan.

“Gomawo appa! Di internet juga kebanyakan ada di Korea Utara. Aku ngga berani bawa dia ke sana”, Kata Kai lalu duduk di kursi meja makan. “Ne… Tapi, jika pengobatan itu ada di luar Seoul, siapa yang akan mengantar nya dan membayar semua biaya nya?”, Tanya appa Kai. Kai langsung merenung memikirkannya.

~~

Selesai sarapan, Kai langsung mandi dan pergi ke bank. Ia ingin mengecek jumlah tabungannya. Jumlah tabungannya masih sangat banyak. Walapun Kai anak nakal dan cuek, tapi ia bukan tipe anak yang suka berfoya-foya. Ia memakai tabungannya hanya untuk keperluan makan dan game, dan yang ia keluarkan tidak memakan uang banyak karena untuk soal makanan, pembantu nya selalu memasak masakan yang enak jadi ia tidak sering membeli makanan di restoran kecuali ia perlu.

“Waduh masih banyak banget. Hmm, pakai aja deh uang tabungan ku untuk membantu Hyerin”, Kata Kai dalam hati. Drrt drrt, handphone Kai bergetar. “Yo”, Kata Kai. “My baby Kai!! Ngumpul lagi yok. Rencana nya hari ini pada mau ke rumah Hyerin. Ikut ngga?”, Tanya Xiumin. “Ikut ikut!! Jam berapa?”, Tanya Kai. “Sekarang! Langsung otw yo”, Kata Xiumin. “Sip sip”, Kata Kai lalu menutup teleponnya.

Mereka semua sudah berkumpul di rumah Hyerin. Hyerin dan Minri membuat teh untuk mereka yang ada di rumah Hyerin. “Maaf ne hanya bisa menyediakan teh”, Kata Hyerin. “Ngga apa-apa”, Kata Kai, Luhan, Chanyeol, dan Xiumin. Mereka pun menyeruput teh buatan Minri dan Hyerin.

“Wah enak manis… semanis muka gue”, Kata Chanyeol. Xiumin langsung menyemburkan teh yang ada di mulut nya ke muka Chanyeol. “Weh gile lu ndro! Blah”, Kata Chanyeol sambil mengelap muka nya dengan baju nya. Mereka semua yang ada di situ tertawa. Tiba-tiba Hyerin merasa kedinginan dan ia teringat jaket yang ada di tempat tidur nya.

“Aku ambil jaket dulu sebentar ne…”, Kata Hyerin sambil tersenyum. “Ne…”, Jawab mereka semua nya lalu Hyerin masuk ke rumah nya. Sesampai di kamar nya, jaket nya ternyata jauh dari jangkauannya, ia pun berpindah dari kursi roda ke tempat tidur untuk mengambil jaket nya. Karena udara nya yang dingin, ia menjadi ingin buang air kecil.

Setelah jaket itu terambil, ia ingin pergi ke toilet. Tangannya meraih kursi roda, tetapi justru kursi roda itu terdorong dan ia terjatuh dari tempat tidur.

“Hyerin bisa ambil jaket nya ngga ya…”, Kata Minri tiba-tiba. Tiba-tiba Kai langsung masuk ke rumah Hyerin dan menuju ke kamar nya. Terlihat Hyerin sedang terjatuh di lantai. “Hyerin!”, Kata Kai kaget dan berjalan menghampiri nya. Suara Kai terdengar oleh teman-temannya yang lain yang berada di teras, mereka semua langsung menghampiri Kai.

“Jangan ke sini”, Kata Hyerin kepada Kai. “Wae?”, Kata Kai sambil berjalan mendekat kearah Hyerin. “Jangan ke sini!”, Kata Hyerin lalu membentak Kai. Terlihat ada air seni di sekitar Hyerin. “Hye… Kamu…”, Kata Kai, tiba-tiba teman-temannya datang. “Hye?!”, Minri langsung mengampiri Hyerin, Minri terkejut melihat air seni di lantai.

“Kalian ke teras dulu sebentar ya”, Kata Minri. “Tapi kan…”, Kata Kai. “Ke teras sebentar dulu saja ne?”, Kata Minri sambil tersenyum. Kai dan teman-temannya pun keluar dan Minri langsung menghampiri Hyerin. “Ayo Hye berdiri, aku bantu kamu. Kamu ganti baju dulu ya”, Kata Minri sambil berusaha mengangkat Hyerin.

Hyerin tiba-tiba menangis. “Bahkan buang air kecil saja aku ngga bisa Min…”, Kata Hyerin sambil menangis lalu menyenderkan kepala nya di bahu Minri. Minri langsung memelukanya sambil mengusap-usap tangan Hyerin. “Begini saja… Kamu buat jadwal nya. Misalnya setiap tiga jam sekali, kamu buang air kecil, jadi tidak mendadak kayak begini lagi oke?”, Kata Minri menyarankan.

“Ne… kamu betul juga”, Kata Hyerin. “Ya udah kamu jangan nangis lagi ya. Sekarang kamu ganti baju dulu abis itu aku lap air seni nya ya”, Kata Minri sambil tersenyum. “Maafkan aku ya ngerepotin kamu”, Kata Hyerin. “Udah ngga usah minta maaf, aku ambil lap dulu oke”, Kata Minri sambil tersenyum lalu meninggalkan Hyerin.

~~

Selesai ini itu nya, mereka ke teras lagi menghampiri Kai, Luhan, Chanyeol, dan Xiumin. “maaf ya, jadi menunggu lama”, Kata Hyerin sambil tersenyum. “Ne… ngga apa-apa”, Kata Chanyeol. “Eh gue bawa kartu, main yok”, Kata Xiumin. “Yok!!!”, Kata Mereka semua. “Yang kalah diapain nanti?”, Tanya Minri. “Yang kalah nanti buka baju terus guling-gulingan di salju sono noh”, Kata Xiumin sambil menunjuk salju di depan rumah Hyerin.

“Yang yeoja nya gimana weh?”, Tanya Kai. “Yang yeoja lepas kaos kaki sama sepatu terus diemin kaki nya di tumpukan salju sampe satu menit aja”, Kata Xiumin. “Oke!!”, Kata mereka semua serempak. Permainan kartu pun di mulai. Hyerin tersenyum, ia benar-benar senang sekali mempunyai teman seperti mereka. Ia juga pasti akan sedih kehilangan teman-temannya saat ia pindah sekolah nanti.

Sekarang yang tersisa tinggal Luhan dan Chanyeol. “Gua dukung Luhan!”, Kata Xiumin. “Gua juga”, Kata Kai. “Aku juga”, Kata Minri. “Aku juga”, kata Hyerin lagi. “Ini masa ngga ada yang dukung gua?”, Kata Chanyeol marah. Chanyeol pun mengeluarkan kartu king hati. “Makan tuh!”, Kata Chanyeol sambil menyenggol hidung nya dengan jempol.

Luhan mengeluarkan smirk nya. Ia mengeluarkan kartu satu-satu nya yang kebetulan adalah AS hati. Luhan mengeluarkan kartu tersebut. “Makan tuh”, Kata Luhan lagi. Chanyeol melotot kearah kartu yang dikeluarkan Luhan. “Ini curang woi!!”, Kata Chanyeol. “Mane curang? Udah sana buka baju”, kata Xiumin.

Mereka semua tertawa melihat muka Chanyeol yang bete. “Ngga mau ah… Dingin tau. Kalo gue sakit gimana? Pasti kalian semua pada sedih kan?”, Kata Chanyeol mencari alasan. “Mau banget disedihin?”, Tanya Xiumin. Chanyeol mengangguk membuat mereka semua tertawa. Akhirnya mau/tidak mau, Chanyeol membuka baju nya dan meniban tumpukan salju tersebut lalu berguling-gulingan diatas sana.

“Dingin cuy!”, Kata Chanyeol di sana. Xiumin langsung menghampiri Chanyeol dan ikut meniban salju. Kai dan Luhan pun ikutan bermain salju. “Hey nanti kalian sakit!! Hahaha”, Kata Minri sedikit berteriak. “Ngga ape-ape yang penting hepi”, Kata Kai sambil mengolesi salju di badan Chanyeol.

“Dingin, b*go”, Kata Chanyeol. “Weh parah omongannya!”, Kata Luhan. Lalu mereka mengelap muka Chanyeol dengan salju. Hyerin dan Minri hanya tertawa melihat tingkah laku mereka.

~~

Selesai bermain salju, Chanyeol menggigil sambil menggunakan selimut dan menyuruput teh buatan Hyerin. “Brrr ngga ada api unggun penghangat gitu ya di rumah lu?”, Tanya Chanyeol. “Mian Chan… Aku ngga punya”, Kata Hyerin. “Nih gua bawa penghangat”, Kata Xiumin lalu mengeluarkan sebotol bir yang besar dari tas nya.

“Wah! Bisa banget ni orang”, Kata Kai lalu langsung menyambar bir tersebut. “Eh tunggu dulu! Aku ambilin gelas dulu ya”, Kata Hyerin. Drrrt drrt, handphone Kai bergetar. “Yoboseo”, Kata Kai. “Kamu di mana? Papa ada kabar bagus buat kamu”, Kata appa Kai. “Aku lagi di rumah Hyerin. Kabar apa pa?”, Tanya Kai bingung.

“Appa sudah menemukan tempat terapi untuk Hyerin!”, Kata appa Kai. “Mwo?! Yeeey gomawo appa!!”, Kata Kai kesenangan. Luhan, Xiumin, dan Chanyeol bengong melihat tingkah Kai. Tak biasa nya ia seakrab itu dengan appa nya. “Ne… Tapi ada di Jeju Island dan terapi itu memakan waktu tiga bulan. Sepertinya Hyerin harus tinggal di sana untuk sementara”, Kata appa Kai.

“Hmm, ne aku tanya dia dulu ya. Nanti kita omongin lagi di rumah oke?”, Kata Kai. “Oke. Ya sudah kamu jangan pulang terlalu malam ya”, Kata appa Kai. “Sip”, Kata Kai lalu mematikan teleponnya. “Ini gelas nya…”, Tiba-tiba Hyerin dan Minri kelaur dari rumah nya membawa gelas-gelas.

Lalu mereka menuangkan bir ke gelas masing-masing. “Cheers~!”, Kata mereka saat menyentuhkan bibir gelas dengan gelas yang lain lalu mereka meminum bir tersebut. “Hmm Hye, bokap gue udah nemuin tempat terapi untuk nyembuhin kaki lu. Tapi ada di Jeju terus kira-kira makan waktu sampe tiga bulan. Lu mau ngga ke sana? Ya kayak nya sih untuk sementara harus tinggal di sana”, Kata Kai.

“Gila kamu, aku mana punya uang buat ke Jeju”, Kata Hyerin. “Untuk transport pulang-pergi sama pembayaran terapi selama tiga bulan itu gue bayarin. Tapi gue ngga bisa bayarin apartemen lu di sana. Nanti gue coba tanya bokap lagi ya”, Kata Kai. “Aduh… ngga usah deh Kai. Aku juga ngga punya uang untuk ganti uang kamu. Ngga usah deh, aku ngga apa-apa kok”, Kata Hyerin.

“Udah, ngga usah diganti. Gue mah ikhlas”, Kata Kai. “Terima aja Hye, kapan lagi dapet rejeki kayak gini? Udah gitu pergi nya ke Jeju lagi wih”, Kata Luhan. “Makasih banyak ya Kai”, Kata Hyerin sambil tersenyum. Kai hanya mengangguk sambil tersenyum. “Nah! Gimana kalo kita liburan di Jeju aja sekalian nemenin Hyerin. Nanti kalo udah deket-deket mau masuk sekolah, baru kita balik ke Seoul. Gimana?”, Kata Chanyeol mengidekan.

“Boleh tuh!”, Kata Xiumin. “Ngga bisa ah, gue ngga ada duit”, Kata Kai. “Yaelah lu paling Cuma keluarin duit transport, makan, sama oleh-oleh. Kalo nginep, kita nginep di apartemen Hyerin aja”, Kata Luhan. “Nah bener tuh! Apartemen kan kamar nya pasti dua. Gampang deh yang namja satu kamar yang yeoja satu kamar”, Timpal  Minri. “Iye iye. Gue setuju. Fix ya kita?”, Kata Kai. “Fix!”, Kata mereka semua.

Hyerin bergumam sambil tersenyum lalu menatap langit, “Terima kasih Tuhan karena telah mempertemukan aku dengan mereka semua. Walaupun awal nya aku tidak menyukai namja-namja ini tapi ternyata hati mereka baik. Aku percaya Tuhan, semua orang pasti memiliki hati yang baik, begitu juga dengan anak yang nakal seperti mereka”.

TBC

Hohoho, hope you like it guys! ^^

6 pemikiran pada “This Love (Chapter 7)

Tinggalkan komentar