Penguin, Dinosaur, and You! (Side Story of Moonlight Destiny)

Title                 : [Side Story MD] Penguin, Dinosaur, and You!

Author             : Azumi Aozora (@AzmiWiantina)

Main Cast       : Park Chan Rin (OC), Oh Sehun (EXO-K)

Support Cast  : Han Hee (OC),  Kris (EXO-M), Chanyeol (EXO-K),  Henry (Suju-M), Kai (EXO-K), Jonghyun (SHINee)

Length            : Oneshoot

Genre              : romance, fantasy, family

Rating               : PG+15

Summary        : Park Chan Rin merasa jatuh cinta pada seorang vampire tidaklah terlalu menyebalkan seperti yang ia kira sebelumnya. Meskipun di saat musim dingin tiba Chanrin harus memakai baju tebal berlapis-lapis agar tetap bisa memeluk sang vampire (Oh Sehun) yang membuat tubuhnya semakin beku, tapi Chanrin merasa kencannya bersama Sehun tidak pernah terasa membosankan. Apa yang terjadi bila suatu hari Chanrin dan Sehun bertengkar karena suatu alasan konyol dan Chanrin tidak mau memaafkan Sehun sebelum Sehun memenuhi 3 keinginan Chanrin?!

poster-side-story-hunrin

“Since that unforgettable day, I change. Now I’m blind because I can only see you. Now I’m deaf because I can only hear your sweet voice. Now I’m just an idiot who just think of you day and night. I’m a fool who is trying to get your forgiveness”. (Oh Sehun to Park Chanrin)

 

 

Ada kata-kata pepatah yang sangat terkenal : Men are from Mars, Women are from Venus. Siapapun yang menciptakan kalimat itu, rasanya aku ingin memberinya penghargaan. Kata-katanya sangat tepat!

Selama 5 bulan, hubungan aku dan Sehun baik-baik saja. Mulus tanpa hambatan apapun. Yah, hambatan ada sih, tapi hanya hambatan-hambatan konyol seperti Kris, Chanyeol, dan Henry. Maksudku.., antara aku dan Sehun tidak pernah ada masalah. Kami saling memahami. Kami tidak pernah bertengkar, seolah kami bisa membaca pikiran satu sama lain. Tanpa perlu berbicara, kami mengerti apa yang dipikirkan satu sama lain hanya lewat bahasa tubuh ataupun hanya lewat tatapan mata.

Selama 5 bulan, Sehun tidak pernah membuatku marah, kesal, apalagi bosan. Aku juga menikmati semua kencan kami. Kalian tahu, memiliki pacar seorang vampire sangatlah berguna. Kau bisa pergi ke manapun hanya dalam sekejap mata tanpa perlu memikirkan masalah ongkos perjalanan, visa, dan tentu saja tidak perlu merasakan kemacetan saat bepergian!

Kami sudah bepergian ke berbagai negara. Dengan kekuatan teleportasi-nya, Sehun bisa membawaku kemanapun yang kuinginkan hanya dalam hitungan detik! Aku masih ingat, kencan pertama kami adalah ke kutub utara. Aku tahu saat itu aku konyol sekali karena ingin pergi ke sana. Saat itu musim dingin. Pergi ke tempat paling dingin di saat musim dingin bukanlah pilihan yang tepat, apalagi ditambah memiliki pacar seorang vampire yang memiliki suhu tubuh dingin!

Tapi aku sangat ingin melihat penguin! Seumur hidupku, aku belum pernah bertemu penguin dan berinteraksi dengan hewan-hewan menggemaskan itu. Saat aku masih kecil, aku pernah sengaja datang ke kebun binatang yang memiliki koleksi penguin, tapi sial sekali karena saat aku datang ke sana tak ada satupun penguin karena penguin yang terakhir telah mati.

Karena itulah, di kencan pertama kami, aku meminta Sehun membawaku ke kutub utara. Aku masih ingat saat itu aku sampai memakai 30 lapis pakaian tebal. Saat itu Sehun menertawakanku karena aku terlihat seperti penguin saat berjalan.

Aku senang Sehun bisa membawaku ke sana hanya dalam beberapa detik perjalanan, menikmati pemandangan hamparan putih salju dan es yang membentang luas sepanjang mata memandang, menikmati berbicara dan bermain dengan penguin untuk yang pertama kalinya, dan saat itu untuk pertama kalinya aku sadar bahwa pelukan dan ciuman Sehun terasa lebih hangat dibanding sebelumnya. Ya, mungkin karena suhu di sekitar kami jauh lebih dingin dibanding suhu tubuh Sehun.

Selama 5 bulan, semuanya terasa normal dan menyenangkan. Kupikir dalam waktu 5 bulan itu aku sudah mengenal Sehun cukup baik, tapi ternyata tidak. Sehun juga ternyata tidak mengenalku dengan baik. Bagaimana mungkin Sehun tidak tahu kapan ulang tahunku! Tidakkah dia mencari informasi sebelumnya dari kakak-kakakku? Atau kenapa dia tidak bertanya langsung padaku?

Kalian pasti berpikir Sehun melewatkan ulang tahunku. Bukan. Dia tidak melewatkannya, tapi justru merayakannya terlalu cepat 1 bulan.

Seandainya saja dia tidak bersikap bodoh seperti itu, mungkin aku akan merasa terharu dengan kejutan “ulang tahun” yang dia berikan. Tapi bagaimana mungkin dia sampai tidak tahu kapan ulang tahunku?! Sejak kapan ulang tahunku menjadi tanggal 16 Mei?!

Saat itu aku merasa sangat kecewa pada Sehun. Aku langsung pergi dari rumahnya, dan tidak memedulikan makanan yang sengaja dimasak oleh Sehun untukku. Sehun mengejarku dan membentakku. “Kenapa kau bersikap childish seperti ini?! Meskipun ini bukan ulang tahunmu, setidaknya hargai usahaku untuk belajar memasak dan memasak semua makanan itu untukmu.” Sehun mengacak-acak rambutnya dengan kesal.

Aku menatap Sehun dingin. “Bagaimana mungkin aku berselera makan bila pacarku sendiri tidak ingat kapan ulang tahunku dan membentakku di tengah jalan seperti ini.”

Sehun menatapku tajam. Aku balas menatapnya dengan tak kalah tajam. Selama beberapa saat kami hanya terdiam, tidak memedulikan tatapan heran orang-orang di sekitar kami. Apalagi saat itu sudah lewat tengah malam. Seharian aku dan Sehun menonton DVD di rumah Sehun, lalu saat pukul 8 malam ketika aku merasa lapar dan ingin memesan pizza, Sehun melarangku. Sehun berkata ia akan memasak. Tentu saja aku terkejut. Sejak kapan Oh Sehun yang benci memasak tiba-tiba saja ingin memasak?! Dia memasak lama sekali dan melarangku mengintipnya di dapur. Karena terlalu lama, aku ketiduran di sofa, dan Sehun membangunkanku pada pukul 12 malam.

Saat itu aku melihat sudah tersedia banyak sekali makanan favoritku, dan ada seloyang besar cheesecake greentea dengan lilin angka 17 di atasnya.

Aku tahu saat itu seharusnya aku tidak bersikap keras kepala. Seharusnya aku menghargai usaha Sehun untuk memasak makanan-makanan itu hanya untukku. Tapi entahlah, saat itu aku merasa sangat kesal pada Sehun. Apalagi itu adalah pertama kalinya Sehun membentakku!

“Apakah kau sengaja ingin membuatku kesal, Park Chan Rin?” tanya Sehun dingin.

“Apa maksudmu? Kau kan yang membuatku kesal!”

“Dua hari lalu kau mengirimiku message. Kau mengingatkanku agar tidak melupakan ulang tahunmu hari ini. Aku sudah melakukan hal yang tidak kusukai yaitu memasak, hanya demi kau, Park Chan Rin. Aku bahkan belajar memasak mati-matian pada D.O hyung seharian kemarin. Kenapa kau mempermainkanku?”

Aku mendengus. “Kau bicara apa? Aku tidak pernah mengirimimu message itu. Coba mana tunjukkan message itu padaku!”

Sehun mengeluarkan ponselnya. Keningnya berkerut dalam saat tidak menemukan message itu. Aku menyeringai. “Mana? Mungkin kau hanya bermimpi. Ini, di folder pesan terkirim ponselku pun tidak ada message seperti itu.” Aku menunjukkan ponselku pada Sehun.

Sehun menatapku lekat-lekat. “Kau menghapus message itu dari ponselku ya?”

“Mwo? Yah! Oh Sehun! Kau tidak mempercayaiku?”

Sehun hanya terdiam dan terus menatapku tanpa ekspresi. Malam itu kekesalanku pada Sehun semakin berlipat-lipat.

Maka, setelah saling menatap dengan tanpa ekspresi itulah, aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Aku berharap setidaknya Sehun mengantarku dan tidak membiarkanku jalan kaki sendirian di tengah malam. Se-marah apapun seorang pria, harusnya tetap berusaha menjaga wanita-nya. Bagaimana kalau ada orang jahat yang melakukan hal jahat padaku?

Yah, begitulah, pertengkaran konyol di malam itu membuat hubunganku dan Sehun terasa aneh. Sudah 3 hari berlalu dan kami belum saling menghubungi. Aku tidak mengerti apa yang Sehun pikirkan! Kupikir selama ini aku sudah memahaminya dan dia juga memahamiku. Kupikir kami memiliki banyak kesamaan dan saling mengerti, tapi ternyata pada dasarnya kami hanyalah dua makhluk yang sangat berbeda. Seolah kami berasal dari planet yang berbeda.

Hari ini ada festival Korean Music Wave di Seoul Olympic Stadium. ChanYeol Oppa sudah memberiku tiket VIP gratis sejak seminggu yang lalu. Tentu saja aku harus datang bila tidak ingin mendengar omelan Chan Yeol Oppa sepanjang hari besok.

Tapi aku malas bertemu Sehun! Kami seperti sedang melakukan gencatan senjata saat ini. Aku tidak mau akulah yang harus lebih dulu berbaikan dengannya, karena semua ini diawali oleh tingkah konyolnya! Tidak mempercayaiku sama dengan tidak mencintaiku. Bagiku, kepercayaan itu sangat penting dalam sebuah hubungan. Bagaimana mungkin aku bisa bersama dengan seseorang yang tidak mempercayaiku?!

Aku pergi ke konser bersama Han Hee. Tapi berbeda dengannya, aku tidak membawa banner dan light stick EXO, melainkan CN Blue! Bukan karena aku dan Sehun sedang bertengkar, tapi aku memang seorang Boice. Aku sudah mengidolakan CN Blue jauh-jauh hari sebelum aku mengenal Sehun!

Sehun sering merasa cemburu karena hal ini. 5 bulan lalu, saat menonton acara Gayo Daejun –pun aku membawa banner CN Blue, membuat Sehun terus menatapku dengan tajam selama ia tampil di panggung. Ia bahkan sampai memberiku towel bertuliskan namanya setelah acara selesai dan memintaku mengangkat towel itu kapanpun aku menontonnya tampil secara live.

Tapi sekarang, untuk apa aku membawa towel bertuliskan namanya?! Banner & light stick CN Blue sudah cukup bagiku. Lagipula Chan Yeol Oppa dan Kris Oppa tidak pernah mempermasalahkan hal ini. Mereka cukup dewasa dengan tidak memintaku mengangkat towel bertuliskan nama mereka seperti yang Sehun lakukan! Bagi mereka berdua kehadiranku sudah cukup.

Saat EXO tampil membawakan lagu Wolf, ekspresi wajah Sehun yang dingin tidak mempengaruhiku. Aku tetap menikmati penampilan live EXO. Di bagian akhir lagu, saat Sehun berjongkok, Sehun tidak lagi mengedipkan sebelah matanya padaku seperti biasa. Dia hanya menatapku tajam dengan poker-face nya yang khas.

Han Hee yang duduk di sebelahku menyadari hal itu. “Chanchan…, kau bertengkar dengan si vampire?”

Aku mengangguk satu kali. Han Hee membelalakkan matanya. “Bukankah ini pertengkaran pertama kalian? Kapan kalian bertengkar? Tadi pagi? Atau kemarin?”

“4 hari lalu.”

“Mwo??!! Yah! Kenapa lama sekali? Aku dan Kai tidak pernah bertengkar selama itu! Kau yakin semuanya baik-baik saja? Apa kau ingin aku dan Kai membantu kalian?”

“Tidak usah.” Jawabku singkat. Han Hee terus menatapku dari samping dengan tatapan tak yakin.

*********

 

Kris masih datang ke kamarku setiap malam seperti biasa. Menceritakan berbagai kisah menarik dari berbagai zaman sebelum aku tertidur. Kisah-kisahnya sangat mengagumkan. Kadang aku mengajukan berbagai pertanyaan, membuat Kris kesal karena “dongeng-nya” dipotong oleh pertanyaanku.

Aku jadi memiliki wawasan yang lebih luas mengenai sejarah berbagai dunia. Kris bahkan tahu sejarah dunia manusia dari zaman ke zaman, membuatku menguasai pelajaran sejarah di sekolah dengan mudah dan mendapatkan nilai sempurna di ujian sejarah.

Di hari ke-7 pertengkaran kami, Sehun akhirnya menemuiku. Tapi kenapa dia harus menemuiku di sekolah?! Dia kan tahu aku benci menjadi pusat perhatian. Selama ini tidak ada fans EXO yang tahu mengenai hubungan kami, dan aku tidak ingin mereka tahu sampai kapanpun. Hidupku tidak akan pernah tenang!

Saat jam pulang sekolah, Sehun sudah menungguku di depan gerbang sekolahku. Dia memang memakai penyamaran, tapi tetap saja para fangirls masih bisa mengenalinya.

“Chanrin~ah.., mianhae….” Sehun mencegatku, berdiri di hadapanku.

“Kyaaaa…itu Sehun EXOOOOOO!!!” para fangirls mulai berteriak keras.

Aku berjalan meninggalkan Sehun yang dikerubungi fans. Bodoh! Kenapa dia meminta maaf dengan datang ke tempat umum seperti sekolah?! Dia kan bisa menungguku di rumah! Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Dasar Sehun si old vampire! Sepertinya dia terlalu banyak menonton drama abad ke-18.

Sungguh, aku tidak perlu permintaan maaf yang berlebihan. Bagiku, bila Sehun menemuiku di rumah dan memelukku sambil meminta maaf saja sudah cukup bagiku. Aku tidak perlu cara-cara berlebihan. Justru cara-cara berlebihan Sehun dalam meminta maaf itu malah membuatku semakin kesal karena dia menimbulkan kehebohan di mana-mana.

Kemunculannya di depan gerbang sekolahku tidak ada apa-apanya dibanding apa yang dia lakukan kemudian. Pagi hari, ketika aku tiba di sekolah, semua orang berbisik-bisik padaku sambil terkikik geli. Ternyata begitu aku masuk ke dalam kelas, aku tahu apa sebabnya!

Meja dan kursi-ku dipenuhi banyak sekali mawar putih. Semua teman sekelasku menggodaku dan bertanya banyak hal padaku. Tak cukup sampai disitu, 10 menit sebelum bel masuk berbunyi, tiba-tiba saja datang seorang pria tinggi memakai topi fedora hitam dan masker hitam sambil membawa se-tangkai mawar putih dengan selembar kertas kecil terselip di antara kelopaknya. Kertas itu bertuliskan huruf “I”.

Pria itu keluar dari kelas dan langsung muncul pria kedua, gaya berpakaiannya sama seperti pria pertama, tapi aku tahu mereka orang yang berbeda. Pria itu juga membawa se-tangkai mawar putih dengan kertas kecil bertuliskan “am”.

Tentu saja hal ini membuat seisi kelasku heboh. Ditambah lagi anak-anak dari kelas lain kini mulai berkerumun di depan kelasku. Penasaran dengan apa yang terjadi dan menatap pria-pria berpakaian serba hitam yang berbaris rapi di depan pintu masuk kelasku sambil membawa setangkai mawar putih dengan tulisan, masuk satu persatu ke dalam kelas.

Setelah pria ke-7 menyerahkan mawar putih dan tulisan huruf “Y”, semua orang (tidak hanya anak-anak di kelasku, tapi anak-anak kelas lain yang tadi hanya menonton di luar jadi ikut masuk) menanyaiku berbagai macam hal.

“Chanrin, siapa yang mengirimimu bunga-bunga ini?”

“Apa ini pernyataan cinta?”

“Eh lihat, tulisan ini kalau digabung jadi I’m sorry.”

“Chanrin, siapa yang meminta maaf padamu?”

“Chanrin, kau punya pacar? Sejak kapan? Siapa? Apa dia sekolah di sini?”

“Siapa pria-pria bertopi dan bermasker hitam tadi? Tubuh mereka sangat atletis, jangan-jangan mereka dancer! Atau idol! Kyaaaaa…..seperti 2PM! Mereka siapa sih Chanrin?”

“Chanrin, jangan-jangan kau punya 7 pacar!”

“Pria-pria tadi pacarmu? OMO~~~”

Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara bersamaan, membuat kepalaku menjadi pusing.

“Ada apa ini ribut-ribut?” tiba-tiba terdengar suara guru kami, semua orang kembali ke kelas mereka dan teman-teman sekelasku pun duduk di kursi mereka masing-masing begitu melihat Mr.Cho, guru matematika kami yang terkenal killer masuk ke dalam kelas.

Mr.Cho membelalakkan matanya padaku. “Park Chan Rin, kenapa meja dan kursimu dipenuhi bunga? Bersihkan sekarang juga dan temui aku sepulang sekolah nanti untuk detensi!” bentak Mr.Cho. Dia duduk di kursi-nya sambil menatapku galak. “Dasar remaja! Pelajaranku jadi terganggu. Bersihkan yang cepat, Park Chan Rin!”

“Ne.” aku hanya bisa menuruti kata-kata guru killer itu agar tidak semakin menambah masalah. Teman-teman sekelasku malah terkikik dan tidak membantu.

Oh Sehun! Kali ini dia benar-benar kelewatan!

Apa dia berpikir dengan melakukan hal ini aku akan merasa terpesona dan luluh? Justru aku malah kena omel guruku, mendapatkan detensi, dan diolok-olok teman-temanku. Sejak kejadian itu semua anak di sekolahku (kecuali Han Hee) memanggilku “White Rose Princess”. Benar-benar menyebalkan!

Han Hee menganggap apa yang Sehun lakukan sangat romantis, meskipun berlebihan. Tapi menurutku hal itu sama sekali tidak romantis. Yah, pendapat setiap orang kan berbeda. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggap hal itu romantis. Bagaimana mungkin aku menganggap “penyebab” detensi-ku bersama Mr.Cho yang killer selama 5 hari sebagai hal yang romantis!

********

 

Akhirnya hari ini Sehun datang dengan “normal” ke rumahku. Tapi aku sudah berubah pikiran. Tadinya aku memang akan langsung memaafkannya bila ia datang ke rumahku dan meminta maaf. Ya, itu kan dulu, sebelum Sehun melakukan kehebohan! Kali ini, aku ingin sedikit menjahilinya.

Maka, hari minggu pagi, ketika Sehun datang ke rumahku dan meminta maaf secara langsung sambil memelukku, aku sengaja bersikap dingin padanya, meskipun sebenarnya dalam hati aku sudah memaafkannya, tapi aku berpura-pura belum memaafkannya. Kali ini aku hanya ingin menjahilinya sedikit. Dia pikir enak ya jadi pusat perhatian, ditertawakan, diolok-olok, dan terkena detensi?!

Aku duduk di sofa ruang TV di lantai 1. Sehun masih berjongkok ala kesatria di hadapanku setelah memelukku dan meminta maaf. Aku berusaha menahan tawa dan memainkan peran “dingin-ku” dengan baik.

Oh, tentu saja hari ini Sehun sangat sial karena semua keluargaku ada di rumah. Ayahku baru pulang dari Tokyo tadi malam. Ibu tiriku, Han Hee, Chan Yeol Oppa, dan Henry Oppa juga ada di rumah. Mereka semua melihat ke arah Sehun. Chan Yeol Oppa dan Han Hee malah tak tanggung-tanggung menyembunyikan tawa mereka yang menggelegar, membuat Sehun semakin malu.

Akhirnya, setelah 10 menit terdiam dan membiarkan Sehun “di-bully” oleh Chan Yeol Oppa, Henry Oppa, dan Han Hee, aku pun akhirnya mengajak Sehun pergi ke kamarku di lantai dua. Sehun memang tidak bisa berteleportasi ke kamarku karena Kris memasang “pengaman” agar tidak ada yang bisa berteleportasi ke dalam kamarku selain Kris. Tapi Sehun tetap bisa masuk ke dalam kamarku dengan berjalan masuk lewat pintu seperti manusia normal.

Aku duduk di meja belajarku. Sehun berdiri di depanku. “Jadi, apakah kau memaafkanku?” tanyanya penuh harap.

Aku menyeringai dan menggeleng. Pura-pura belum memaafkannya. “Oh Sehun, aku baru akan memaafkanmu setelah kau memenuhi 3 keinginanku.”

Sehun mengangguk. “Arrasseo. Aku akan melakukan apapun, Chanrin~ah.” Sehun meraih tanganku dan menggengganmya.

Aku melepaskan genggaman tangannya. Pura-pura kesal.

Aku melipat kedua lenganku di depan dada dan menatap Sehun dengan tajam. “Pertama, aku ingin penguin. Bawakan seekor penguin padaku sekarang.”

Sehun membelalakkan matanya. “Mwo? Tapi….”

“Kau bisa pergi dan kembali lagi dalam beberapa detik, Oh Sehun. Hal itu tidak masalah kan?” aku menyeringai.

“Tapi penguin itu bisa mati.” Kata Sehun.

Aku menggeleng. “Tidak akan, karena kau akan terus memeluknya selama di perjalanan, dan selama penguin itu ada di sini pun kau harus terus memeluknya. Suhu tubuhmu hanya beberapa derajat lebih tinggi daripada suhu di kutub utara, Oh Sehun. Aku ingin bermain bersama penguin itu seharian, tapi aku tidak ingin pergi ke kutub.”

Sehun menghela nafas. “Oke.” Ia pun pergi keluar dari dalam kamarku dan berteleportasi tepat di depan pintu masuk kamarku. Beberapa detik kemudian, Sehun datang sambil membawa seekor penguin lucu di dalam gendongannya.

Aku langsung tersenyum. “Omo~ lucu sekali…” aku mendekati penguin dalam gendongan Sehun. Aku mulai berbicara pada penguin itu dengan kemampuanku berbicara pada binatang. Aku memberitahu penguin itu tentang apa yang terjadi antara aku dan Sehun, aku juga meminta maaf pada penguin itu karena menyuruh Sehun membawanya kemari. Penguin itu bergerak-gerak lucu dalam gendongan Sehun.

Aku meraih kamera dan mengambil foto penguin itu bersama Sehun yang memberenggut kesal. Aku tertawa melihat ekspresi Sehun.

“Sekarang, kembalikan lagi penguin ini ke tempat asalnya.” Kataku.

Sehun menatapku tak percaya. “Kau bilang….kau ingin bermain bersama penguin seharian!” protes Sehun.

Aku menggelengkan kepalaku. “Aku berubah pikiran. Cepatlah Sehun, agar aku bisa mengajukan permohonan ke-2.” Aku menahan tawa lagi. Ternyata menjahili Oh Sehun sangat menyenangkan.

Aku tahu Sehun tidak suka ber-teleportasi ke tempat yang jauh sampai berkali-kali dalam satu hari. Tapi biar saja, aku kan memang berencana mengerjainya.

Sehun berteleportasi lagi untuk membawa penguin lucu itu pulang. Dalam beberapa detik Sehun sudah kembali. “Permintaan ke-2?” tanya Sehun sambil tersenyum, tapi sorot matanya terlihat kesal, membuatku semakin susah menahan tawa.

Aku berdehem dan mencoba mengontrol ekspresi wajahku agar tetap datar. “Aku ingin dinosaurus.”

“MWO???” Pekik Sehun. “Yah! Park Chan Rin! Apakah kau gila? Aku tidak mungkin bisa kembali ke zaman dinosaurus dan membawa dinosaurus kemari! Aku juga tidak mungkin diam-diam mencuri kerangka dinosaurus di museum dan membawanya kemari! Bagaimana kalau polisi mengetahuinya? Bagaimana kalau susunan kerangka-nya jadi rusak? Lagipula, ukuran kerangka-nya tidak akan cukup di kamarmu! Permintaan lain saja…”

Aku menggeleng. “Tidak mau. Aku mau dinosaurus!” kataku keras kepala.

“Chanrin~ah….” Sehun membujukku dengan panggilan lembut.

“Aku mau dinosaurus. Aku tidak memintamu membawakanku dinosaurus asli. Pikirkanlah Oh Sehun! Bawa barang atau hal apapun yang berhubungan dengan dinosaurus. Aku akan memilih mana yang paling kusukai.”

Sehun menatapku dengan ngeri. “Semua barang yang berhubungan dengan dinosaurus? Semuanya?”

Aku mengangguk. “Hmmm.”

Sehun mengacak-acak rambutnya. “Aiish!! Jinja! Hhhh…, baiklah. Asal kau berjanji mau memaafkanku, Park Chan Rin! Dan permintaan ke-3 jangan aneh seperti ini.”

“Oke.” Kataku.

Aku tidak bisa lagi menahan keinginan untuk tertawa, maka aku pun tertawa terbahak-bahak setelah Sehun pergi. Aku tahu kali ini Sehun akan kembali dalam waktu yang lama. Tidak mudah mengumpulkan banyak barang tentang dinosaurus. Tapi aku yakin Sehun bisa memenuhi keinginanku.

Aku berbaring di tempat tidurku sambil mendengarkan lagu. Sudah 1 jam berlalu tapi Sehun belum juga kembali. Aku menghela nafas panjang. Apa kali ini aku keterlaluan ya menjahilinya?

Tepat ketika mataku hampir menutup karena mengantuk, Sehun datang. Dia membawa banyak sekali kardus besar di tangannya. Ia mengangkat kardus-kardus itu dengan mudah.

“Pilihlah mana yang kau sukai. Ada 1 lagi yang berhubungan dengan dinosaurus, tapi masih di jalan, mungkin sebentar lagi datang.” Sehun menempatkan kardus berisi beraneka macam barang dinosaurus itu di tempat tidurku.

Aku mengernyitkan dahiku. Satu hal lagi yang berhubungan dengan dinosaurus sedang di jalan dan sebentar lagi datang? Jangan-jangan dia menyewa orang untuk memakai kostum dinosaurus! Aku tertawa pelan. Kenapa tidak dia saja yang memakai kostum dinosaurus? Pasti lucu sekali.

Aku mulai melihat-lihat barang yang dibawa Sehun. Ada banyak sekali barang dinosaurus! Boneka dinosaurus yang lembut dengan berbagai ukuran dan jenis, replika dinosaurus mini yang terbuat dari plastik, poster bergambar macam-macam dinosaurus, buku cerita dinosaurus untuk anak-anak, tempat makan dan tempat minum bergambar dinosaurus, tas bergambar dinosaurus, kaus bergambar dinosaurus, lampu tidur berbentuk dinosaurus, robot dinosurus yang bisa berjalan karena memakai baterai, dvd Jurassic park, dvd kartun dinosaurus, dan masih banyak lagi. Sampai-sampai hal-hal kecil seperti gantungan kunci, strap ponsel berbentuk dinosaurus, dan sticker dinosaurus pun ada!

Aku merasa senang sekaligus terharu. Bukan karena barang-barang dinosaurus ini, tapi karena Sehun rela berkorban banyak hal (waktu, tenaga, dan uang) hanya untuk membawakanku barang-barang ini. Hanya agar aku bisa memaafkannya.

“Sehun~ah…” aku menatap Sehun yang duduk di sampingku. Ia terlihat lelah. Pasti karena mencari berbagai barang ini. Aku menduga bahkan dia mencari semua ini dari berbagai negara. Aku menggigit bibir bawahku. Merasa bersalah.

Sebelum aku melanjutkan kata-kataku, pintu kamarku diketuk. “Ya.., masuk.” Kataku. Mungkin Han Hee atau Chan Yeol Oppa?

Aku terkejut begitu melihat siapa yang membuka pintu.  Jonghyun SHINee!

Sehun berdiri, menghampiri Jonghyun Oppa dan merangkul bahunya dengan sebelah tangan membawa Jonghyun Oppa masuk ke kamarku.

Aku menatap Sehun dan Jonghyun oppa bergantian. Bingung.

“Semua yang berhubungan dengan dinosaurus sudah datang.” Kata Sehun. “Sekarang pilih mana yang paling kau suka.”

Aku membuka mulutku lebar-lebar. “Jonghyun oppa?”

Jonghyun nyengir lebar padaku sambil membentuk tanda peace dengan kedua jari tangannya. Kemudian aku ingat! Shawol terkadang menyebut Jonghyun Oppa “Dino”. Jonghyun Oppa juga menyukai dinosaurus kan? Dia pernah beberapa kali memakai kostum dinosaurus saat konser.

Aku tertawa. Ya ampuuun. Aku tidak menyangka Sehun memikirkan hal ini! Aku saja tidak kepikiran.

“Aku suka semuanya.” Kataku. “Terutama Jonghyun Oppa. Oppa, maaf….. gara-gara aku kau jadi harus kemari.”

Sehun malah menatapku dengan kesal. Jonghyun oppa tersenyum. “Tidak apa-apa, lagipula aku sedang tidak ada jadwal.” Jonghyun Oppa menepuk-nepuk pundakku hangat.

“Oppa, kau mau kan menyanyikan sebuah lagu untukku?” tanyaku.

Jonghyun mengangguk. “Tentu.” katanya riang. Sehun menatapku dengan galak.

Jonghyun mulai menyanyikan lagu ‘nothing better’. Aku terpesona mendengar suara merdu-nya. Aku tidak memedulikan tatapan tajam dan menusuk Sehun di sampingku. Siapa suruh dia membawa penyanyi hebat seperti Jonghyun oppa kemari?!

Aku bertepuk tangan senang begitu Jonghyun selesai menyanyi. Jonghyun tertawa. Ia melirik Sehun, lalu berkata padaku. “Sudah ya, kalian berdua jangan bertengkar lagi.” kata Jonghyun oppa, membuatku malu.

“Gomawo, hyung.” Kata Sehun. Mereka berpelukan brotherly.

“Aku turun sekarang ya. Aku barusan melihat Chanyeol dan Henry hyung menyiapkan pemanggang. Katanya mereka mau pesta barbeque.”

“Jinja?” Sehun terlihat bersemangat. Dia sangat menyukai daging, terutama daging sapi. Berbeda denganku yang vegetarian.

Jonghyun pun pergi dan menutup pintu kamarku. Aku membereskan barang-barang dinosaurusku ke dalam kotak kardus lagi. Sehun duduk di tempat tidurku sambil menyilangkan kedua lengannya di depan dada. “Permintaan ke-3?” tanyanya sambil mengangkat sebelah alis matanya.

“Kau.” Kataku.

“Apa?” Sehun tak mengerti.

“Permintaan ke-3 ku adalah kau, Oh Sehun.” Ulangku. “Mianhae Sehun~ah. Aku sebenarnya sudah memaafkanmu. Aku hanya pura-pura meminta 3 permohonan itu. Aku kesal karena permintaan maaf-mu yang sangat heboh beberapa hari lalu. Mianhae…., aku jadi membuatmu lelah dengan pergi bolak balik ke kutub utara untuk membawa penguin, dan memintamu membawakanku barang-barang dinosaurus.” Aku menundukkan kepalaku.

Sehun tersenyum tipis dan menarik tanganku sehingga kini aku berdiri tepat di hadapan Sehun yang sedang duduk di ujung tempat tidurku. Sehun melingkarkan lengannya di pinggangku. Ia mengangkat wajahnya dan menatapku lekat-lekat.

“Park Chan Rin, kau membuatku gila.”

“Mianhae….”

Sehun tersenyum. Ia memelukku. Kepalanya yang dingin bersandar di perutku. Aku balas melingkarkan kedua lenganku di kepalanya.

Sehun mengangkat wajahnya lagi. Aku menundukkan kepalaku agar bisa menatap kedua matanya yang bening.

“Since that unforgettable day, I change. Now I’m blind because I can only see you. Now I’m deaf because I can only hear your sweet voice. Now I’m just an idiot who just think of you day and night. I’m a fool who is trying to get your forgiveness.” Kata Sehun lembut. “Kau membuatku gila, Park Chan Rin. Aku memikirkan banyak sekali hal yang sebelumnya tidak pernah kupikirkan. Aku menyesali semua kata-kataku waktu itu. Meskipun aku tidak tahu apakah pesan di ponselku itu nyata atau mimpi, tapi aku menyesal karena telah tidak mempercayaimu.”

“Aku juga seharusnya tidak cepat marah padamu, Sehun~ah. Seharusnya aku berpikir lebih realistis dan dewasa. Maafkan aku…” kataku.

Tanpa kuduga, dalam sekejap mata, Sehun sudah menarikku dan membaringkanku di tempat tidur. Sehun menatapku dalam-dalam. “Aku tidak bisa hidup tanpamu, Park Chan Rin…”

Aku tertawa pelan. Sudah kuduga, kata-kata Sehun memang old fashioned. Tapi aku suka. Aku menyukai apapun tentang Oh Sehun.

Sehun mendekatkan wajahnya padaku. Perlahan Sehun mulai mencium bibirku dengan lembut dan dalam. Aku melingkarkan lenganku di lehernya dan balas menciumnya. Rasanya seperti sudah se-abad aku tidak menciumnya dan memeluknya seperti ini. Padahal hanya 11 hari kami tidak bersama!

Tiba-tiba saja terdengar pekikkan suara berat dan suara pintu yang menjeblak terbuka. “OH SEHUN! APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIKKU?!” suara berat dan menggelegar Chan Yeol terdengar. Bukan hanya Chan Yeol saja yang kini berdiri di depan pintu kamarku, tapi ada Henry, Kris, Han Hee, dan Kai juga. Kris Oppa dan Henry Oppa menatap kami berdua dengan tatapan super galak, sementara itu Han Hee terkikik geli dan Kai menyeringai dengan seringaiannya yang menyebalkan.

Sehun duduk dan menatap kakak-kakakku. “Aku hanya….”

Sebelum Sehun menyelesaikan kata-katanya, ChanYeol langsung menghampiri kami dan menjewer telinga Sehun. “Hanya apa, hah?”

“Oppa! Kami hanya ciuman. Kami tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh.” Kataku.

Chanyeol oppa menatapku dengan mata besar-nya yang membelalak lebar, membuatnya terlihat mengerikan. “Hanya ciuman? Kau bilang hanya?” kemudian Chanyeol menatap Sehun kesal. “Sudah hampir 2 jam kalian tidak keluar dari kamar. Kalian pikir aku akan percaya, hah?”

Tiba-tiba saja Kai mendekati kami dan menepuk-nepuk punggung Chanyeol. “Sudahlah hyung. Mereka tidak melakukan apa-apa. Lihatlah, mereka masih pakai baju lengkap.”

Chanyeol memukul kepala Kai. “Dasar kau pervert, Jong In! Awas kalau kau berani-berani melakukan hal yang aneh pada Hanhee!”

“Woaahhhh….tenang…tenang, hyung. Kenapa aku jadi ikut-ikutan kena bentak?” Kai mengangkat kedua tangannya. Hanhee masuk dan menarik tangan Kai menjauhi Chanyeol yang sedang emosi. Sebelum keluar dari kamarku, Han Hee mengedipkan sebelah matanya padaku.

Henry Oppa mendekati kami dan kini ikut-ikutan menjewer telinga Sehun. Jadi Chanyeol menjewer telinga kanan Sehun, sementara Henry telinga kiri Sehun. Aku jadi merasa kasihan pada Sehun, tapi aku tidak bisa melakukan apapun. Bukan salah mereka bila mereka berpikiran yang aneh-aneh. Padahal sebenarnya kan aku dan Sehun lama berada di kamarku karena penguin dan dinosaurus! Kami hanya berciuman sebentar. Kami tidak melakukan yang aneh-aneh seperti yang kakak-kakak super protective-ku pikirkan.

“Oh Sehun, kau akan kami hukum.” Kata Chanyeol.

Henry mengangguk. “Benar. Sekarang kau potong-potong daging sapi dan panggang daging itu. Tapi kau tidak boleh makan.” Henry dan Chanyeol saling bertukar pandang dengan senyum evil.

“Hyuuuung…” rengek Sehun.

Chanyeol dan Henry pun membawa Sehun keluar dari kamarku. Kini tinggal Kris yang ada di kamarku. Sejak tadi dia hanya diam terus.

Aku menatap Kris galak. “Kenapa? Kau mau memarahiku? Kau mau menceramahiku lagi?”

Kris mengangkat bahunya. Ia pun duduk di sampingku.

Kris menatapku lekat-lekat. “Kau tidak penasaran siapa yang mengirimi Sehun message itu?” tanya Kris.

“Hah? Apa?”

“Message itu. Yang Sehun yakin nyata, tapi dia tidak bisa membuktikan kalau itu nyata.”

Kemudian aku mulai menyadari sesuatu. Aku menatap Kris dengan tajam dan dingin. “Jadi, lagi-lagi kau menjadi biang keladi, Yang Mulia Kakek Buyut Kris?!”

Kris terkekeh. “Kau harus berterima kasih padaku.”

Aku memukuli lengan dan dada Kris sekuat tenaga dengan kesal, tapi aku tahu tidak ada gunanya karena Kris tidak akan merasa kesakitan hanya dengan sebuah pukulan.

“Dasar pembuat onar! Menyebalkan!”

Kris tertawa terbahak-bahak. “Saat kau tidur, aku diam-diam mengetik message itu untuk Sehun memakai ponselmu, lalu menghapus pesan terkirimnya. Saat di dorm EXO, aku juga diam-diam mengambil ponsel Sehun dan menghapus pesan yang kukirim lewat ponselmu setelah Sehun membacanya.”

“Dasar aneh! Kenapa kau melakukan hal itu, hah? Kau ingin aku dan Sehun putus? Kami bisa saja putus, kau tahu?!”

Kris menggeleng dan tersenyum. “Itu adalah ujian.”

“Mwo?” aku tak mengerti.

Kris membelai rambutku dengan lembut. “Bagaimana mungkin kau dan Sehun akan melewati puluhan, ratusan, bahkan ribuan tahun ke depan bersama-sama bila hanya menghadapi ujian kecil seperti ini saja kalian tidak sanggup? Aku hanya ingin mengetes kalian. Aku ingin tahu se-kuat apa hubungan kalian. Kau harus tahu Chanrin~ah, di depan sana banyak sekali ujian bagi kalian berdua yang lebih berat dibanding saat ini.”

Aku memeluk Kris. “Aku merasa kesal. Tapi aku ingin berterima kasih.”

Kris terkekeh. “Sifat kalian terlalu mirip. Karena itulah kalian tidak pernah bertengkar. Tidak kuduga rencanaku untuk membuat kalian bertengkar berhasil.”

“Nappeun Oppa!”

“Chanrin~ah, kau harus mengungkapkan apa yang ada dalam pikiranmu pada Sehun. Apapun itu. Jangan takut melukai perasaannya. Kau tahu? Dalam sebuah hubungan, pertengkaran-pertengkaran kecil diperlukan untuk semakin memperkuat suatu hubungan. Kalau hubungan kalian selalu mulus, manis, dan tanpa masalah – maka suatu hari, bila datang masalah besar secara tiba-tiba, kalian akan merasa syok.”

Aku tertawa pelan. “Gomawo, Bad Oppa but Good Oppa.”

Kris membelai punggungku sambil tertawa. “Kurasa aku bisa mempercayai Sehun.”

Aku mengangkat wajahku dan menatap mata Kris. “Bohong. Kalau kau mempercayai Sehun, kau tidak akan memasang pengaman di kamarku. Kau akan membiarkan Sehun bisa berteleportasi ke kamarku.”

Kris menggeleng. “Tidak. Aku tidak akan melepas proteksi ini sebelum kalian menikah.” Kata Kris keras kepala.

“Aneh sekali. Kau menasehatiku tentang cinta dan pernikahan, Oppa. Padahal kau sendiri tidak pernah jatuh cinta! Cepatlah menikah, Yang Mulia Kakek Buyut Kris, umur-mu sudah sangat tua! Sudah 10 ribu tahun lebih!” aku menjulurkan lidahku pada Kris.

Kris menatapku kesal. Dia mulai menggelitiki pinggangku, membuatku tertawa kegelian. “Yah! Berhenti! Hahahaha….hahaha…Kris!”

Kris menyeringai lebar, sudah berhenti menggelitikiku dan kini malah memukul keningku pelan. Aku menatap Kris sambil menyipitkan mataku. “Oppa, jangan-jangan.., selama 10 ribu tahun ini kau pernah jatuh cinta! Ya! Pasti pernah!” aku bertepuk tangan sambil tersenyum senang.

“Sok tahu!” tukas Kris ketus.

Aku menusuk pinggang Kris dengan jariku, tapi dia bukan tipe orang yang mudah geli. “Tentu saja aku tahu. Kau jatuh cinta pada The Great King Xi kan? Tapi kau patah hati karena cintamu tidak terbalas, karena King Xi straight. Kau merasa senang Luhan Oppa lahir, karena Luhan Oppa sangat mirip dengan King Xi. Karena itulah kau selalu mengikuti Luhan Oppa kemanapun, bahkan sampai rela menjadi idol di dunia manusia! Benar kaan? Kau mencintai Luhan Oppa kaaan?”

“Otak-mu sepertinya harus direparasi di bengkel otak, Park Chanrin!”

Aku tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Kris. Aku menyikut lengannya dan menatapnya jahil. “Benar kaan? Kau menyukai Luhan kaan? Apa nama pairing kalian? KrisHan?”

Kris menghembuskan nafas panjang. “Dengar, kuberitahu kau rahasia.”

Aku langsung menamjamkan pendengaranku. “Apa?” tanyaku tak sabar.

“Aku tahu kau menuliskan kisah hidupmu ini dalam blog pribadimu, Park Chan Rin.” Kris menyeringai.

Aku memukul lengannya. “Itu bukan rahasia, tapi kenyataan! Memangnya kenapa? Banyak pembaca yang menyukainya. Mereka menganggap apa yang kutulis itu sebagai fanfiction. Mereka tidak akan mungkin menebak semua itu nyata.”

“Bukan itu rahasianya. Tapi…” Kris berhenti sejenak. “Kau tahu kan, aku juga membaca cerita di blog-mu itu saat aku punya waktu luang. Aku…sepertinya aku menyukai salah satu pembaca blog-mu.”

“MWOOO????”

Kris mengangguk. “Hmm. Ada pembaca blog-mu yang memuji-muji aku. Entahlah.., aku menyukai komentar-komentarnya tentang diriku. Soalnya…. Dia mengomentari diriku yang asli, bukan hanya aku sebagai seorang idol.”

Aku tertawa terbahak-bahak. Tidak menyangka ternyata Kris se-konyol dan se-polos ini! “Pembaca itu kan mengira apa yang kutulis hanya fanfiction! Hahahaha. Dasar aneh!”

Kris mendelik kesal padaku. Mulutnya terkatup rapat.

“Chanrin~ah, Kris-hyung~” tiba-tiba saja Kai melongokkan kepalanya dari balik pintu kamarku. “Cepatlah turun! Sebentar lagi makanan siap. Oh, Kris hyung, terutama kau! Cepat turun, atau siap-siap saja Chanyeol hyung dan Henry hyung datang kemari dan menjewer telingamu seperti yang mereka lakukan pada Sehun!” Kai tertawa terbahak-bahak.

Kris menatap Kai galak. Aku ikut terkekeh membayangkan kedua telinga Kris dijewer Chanyeol dan Henry Oppa. Ya, mereka berdua kan tidak tahu apa-apa tentang dunia angel, dunia devil, maupun tentang Kris yang sebagian gen-nya diwariskan padaku. Chanyeol oppa dan Henry Oppa hanya manusia biasa, tidak tahu apa-apa tentang kami, jadi kemungkinannya besar mereka akan menjewer Kris Oppa kalau Kris oppa tidak turun juga.

Kris sepertinya mengerti hal ini. Dia pun segera bangkit berdiri dan berjalan keluar. Aku dan Kai masih tertawa.

Aku merasa sangat bahagia. Ditengah segala perbedaan yang kami miliki, kami masih bisa hidup berdampingan dengan rukun. Kuharap kami bisa terus bahagia selamanya. Oh, bagi siapapun pembaca blog-ku yang dimaksud oleh Kris oppa, kuharap kau meninggalkan komentar, karena aku tidak tahu siapa namamu. Kau beruntung sekali karena Kris oppa menyukai komentarmu dan akhirnya menyukaimu. Maukah kau bergabung dengan dunia kami yang unik ini?

Takdir belum berakhir sampai di sini. Takdir akan terus terurai dan menampakkan dirinya seiring waktu yang kami lalui. Selama kami hidup, berbagai takdir akan menghampiri kami dan akan kami jalani dengan penuh percaya diri. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih banyak pada semua reader yang telah membaca tulisan di blog-ku ini sejak chapter pertama sampai akhir, bahkan cerita sampingan ini. Kuharap kalian menyukai Moonlight Destiny dan tidak melupakan Moonlight Destiny sampai kapanpun.

Yap, kisah ini adalah nyata dan bukan hanya ada di dalam imajinasi kalian.

 

====== The End ======

 

21 pemikiran pada “Penguin, Dinosaur, and You! (Side Story of Moonlight Destiny)

Tinggalkan komentar