FULL MOON [Part 3]

Title: FULL MOON [Part 3]

Author: Myka Reien (@mykareien)

Main Cast: KaiSoo, HunHan, ChanBaek (other couple will appear later)

Genre: Drama, Supernatural

Rate: T, GS

Lenght: Multichapter

Note: No bash, no flame, no peanut please~^^ Let’s be a good reader and good shipper~^^

HAPPY READING 뿅~뿅~

.

.

.

FULL MOON

[Part 3]

.

.

.

Tluk, tluk, Baekhyun berjalan sambil menendang kerikil-kerikil kecil di depan sepatunya. Beberapa kali dia menghela napas berat. Dia kepikiran dengan reaksi Kyungsoo tadi waktu di toko. Dia tahu jika kata-katanya cukup tajam dan mungkin bisa membuat Kyungsoo tersinggung bahkan menangis. Dia benar-benar menyesal sekarang.

Aku harus segera minta maaf pada Kyungsoo, batin Baekhyun sedih.

Krrsk, krsk, mendadak semak-semak di belakang Baekhyun bergerak-gerak. Yeoja itu berhenti berjalan dan menoleh. Tak ada apapun yang keluar dari dalam semak-semak. Baekhyun tampak tidak peduli dan berbalik.

Krsk, krsk, semak-semak tadi kembali bergerak. Baekhyun menoleh lagi.

Pats! Kali ini terlihat ada bayangan hitam yang melompat keluar dari dalam semak-semak dan masuk ke semak-semak yang lain.

Krsk, krrsk, krsk, batang-batang rendah pohon penghias jalan setapak itu bergoyang-goyang seperti ada yang lewat di bawahnya. Baekhyun mengikuti gerakan makhluk tak dikenal tersebut dengan sorot mata tenang, wajahnya tidak menampakkan rasa takut sedikitpun.

“Grrr…” terdengar suara geraman dan desaha napas seekor binatang buas dari kejauhan. Baekhyun masih berdiri di tempatnya semula tanpa bicara, tanpa gentar.

“Grrr…” makhluk itu kembali menggeram. Dalam kegelapan, Baekhyun bisa melihat ada warna merah yang samar di sela-sela kerimbunan dedaunan.

“Grrooarr!” sesosok makhluk melompat keluar sambil meraung keras. Dalam satu gerakan dia sudah membuat Baekhyun jatuh ke tanah.

“Auw!” Baekhyun mengerang ketika kedua sikunya membentur tanah menyangga tubuhnya yang ambruk tanpa pertahanan. Baekhyun meringis sambil memegang sikunya yang terasa nyeri. Sementara bayangan yang menabraknya kembali bersembunyi di balik rimbunnya semak-semak.

“YA, PARK CHANYEOL! SAKIT!”

Plak! Spontan Baekhyun melepas sepatunya dan melemparkannya ke semak-semak, ke bayangan yang tadi menabraknya hingga terjatuh.

“AYA!” sebuah suara bass berteriak kesakitan sambil memegang kepalanya yang kena timpuk sepatu kets Baekhyun.

“Baekie-ya, kenapa kau begitu serius melemparku?” erang Chanyeol sambil keluar dari balik rimbunnya dedaunan dengan tangan mengusap-usap kepalanya yang nyut-nyutan.

“Kenapa kau menabrakku!?” balas Baekhyun galak. Dadanya naik turun saking marahnya.

“Aku cuma mau menggodamu…” cicit Chanyeol antara merasa bersalah dan takut. Bersalah karena Baekhyun terlihat benar-benar kesakitan dan takut karena yeoja itu terlihat benar-benar marah besar.

“Kau pikir permainan menakut-nakutimu itu masih mempan padaku!? Kau pikir sudah berapa lama kita bersama, hah!?” Baekhyun meledak.

“Mianhe, mian…” rajuk Chanyeol dengan mulut melengkung ke bawah.

“Sudahlah, bawa kemari sepatuku.” Baekhyun menurunkan nada suaranya kemudian.

“Kau sudah tidak marah?” tanya Chanyeol dengan tangan memegang sepatu pacarnya.

“Bawa itu kemari, kakiku kedinginan,” ketus Baekhyun.

“Jawab dulu kau masih marah atau tidak padaku?” desak Chanyeol tidak mau bergerak dari tempatnya duduk.

“Aissh…kalau kau tidak membawa itu kemari aku akan marah padamu selamanya!” ancam Baekhyun membuat Chanyeol langsung melompat mendekatinya.

“Apa kau terluka?” tanya Chanyeol sambil memakaikan sepatu ke kaki kecil Baekhyun.

“Tidak. Cuma kaget,” jawab Baekhyun.

“Tapi kau tadi begitu tenang, apa kau tidak takut kalau kau mungkin terluka?” Chanyeol ingin tahu.

“Aku tahu itu pasti kau. Jadi aku tidak takut,” jawab Baekhyun. Chanyeol mengangguk-angguk.

“Tapi lain kali, setidaknya kau harus berpikir kalau itu bukan aku dan berlari kabur. Hari ini kau beruntung karena tebakanmu benar. Tapi bagaimana kalau lain kali bukan aku yang mengincarmu?”

“Kalau bukan kau, paling Tao, Kai, atau Sehunie.” Baekhyun sudah mulai tersenyum.

“Geez, kau bisa bilang begitu karena kau tahu hanya ada kami berempat di negara ini. Bagaimana kalau ternyata ada yang lain?” cibir Chanyeol.

“Maka kau akan memberitahuku sebelumnya dan akan menjagaku 24 jam tanpa tidur sama sekali,” jawab Baekhyun mantap.

Chanyeol mendesis keras.

“Aigoo~ lihat betapa beraninya pacarku ini. Caramu hidup seperti kau akan hidup selamanya, Agasshi,” decak Chanyeol.

Baekhyun hanya mengangkat bahu sambil tersenyum lucu membuat Chanyeol tertawa. Namja itu memegang kedua pipi Baekhyun yang terasa dingin karena cuaca yang kurang bersahabat.

“Kau sudah makan, Gudae?” tanya Chanyeol sambil mendekatkan wajah pada wajah Baekhyun yang masih memakai make up artis.

Baekhyun mengangguk. “Ne, Gudae. Aku baru pulang dari toko Kyungsoo tadi,” jawabnya.

“Pantas saja kau bau ramyun,” desis Chanyeol.

“Ramyun di sana benar-benar enak, kau harus mencobanya sekali-sekali,” ujar Baekhyun.

“Temani aku ke sana lain kali, Gudae?” pinta Chanyeol dibalas anggukan oleh yeoja mungil di depannya. Chanyeol tersenyum lebar.

“Kau mau pulang ‘kan? Ayo aku antar.” Chanyeol menarik tangan Baekhyun supaya bangun dari tanah dan membersihkan pakaian gadis itu dari debu yang menempel.

“Aku belum mau pulang. Aku kabur dari manager dan bertengkar dengan Kyungsoo. Suasana hatiku sedang buruk sekarang,” ujar Baekhyun.

“Kau bertengkar dengan Wakil Ketua? Karena masalah apa?” tanya Chanyeol heran. Setahunya Baekhyun dan Kyungsoo adalah teman dekat yang sealiran dan jarang berseteru. Sangat menyenangkan setiap melihat mereka bersama-sama. Begitu rukun, ceria, dan sama-sama kecil.

“Ada masalah…” cicit Baekhyun.

Chanyeol mengangguk-angguk. Melihat Baekhyun yang enggan bercerita, tidak ada alasan baginya untuk mengorek informasi lebih lanjut.

“Kalau begitu, kau mau berjalan-jalan, Gudae?” Chanyeol menawarkan midnight tour.

“Benarkah, Gudae? Kau mau menemaniku?” tanya Baekhyun senang.

“I am yours tonight, Baby,” jawab Chanyeol singkat membuat kekasihnya bersorak.

“Ayo ke karaoke! Ke Game center juga. Ah, bagaimana kalau ke midnight mall sekalian?” ajak Baekhyun bersemangat.

“Siap, Agasshi!” Chanyeol memberi hormat dan langsung meraih tubuh mungil Baekhyun ke dalam pelukannya. Diangkatnya badan ringan itu ke udara beberapa kali membuat Baekhyun tertawa terbahak-bahak.

-o0o-

So baby don’t go

Yeah, take me to a place which will have you,

where we’ll be together for eternity

Oh we will fly to the center of the world together

You are just in my eyes, you can’t fly away from anywhere

Oh it’s like the you I have once dreamed,

you are that beautiful butterfly in my life[1]

Lamat-lamat suara lagu terdengar, menggema hingga ke alam bawah sadar Luhan. Mengayun-ayunkan jiwanya di atas lembutnya kasur awan, memanjakan dirinya serupa belaian penuh cinta dari tangan hangat yang sedang mengusap rambutnya dengan sayang.

Sepasang mata Luhan terbuka sedikit, antara sadar dan tidak gadis itu menyunggingkan senyuman begitu melihat wajah Sehun yang berada dekat di hadapannya.

“Sehunie…kau datang…?” desis Luhan lalu kembali memejamkan mata.

Sehun hanya tersenyum sambil terus mengusap rambut Luhan dengan lembut, dia sudah terbiasa dengan kebiasaan mengigau gadisnya. Itu adalah satu dari beberapa kebiasaan lucu Luhan yang hanya dia yang tahu karena Luhan sendiri tidak akan membiarkan orang lain melihatnya mengigau ataupun tidur dalam posisi lasak.

Tiba-tiba kedua alis Luhan mengerut dan dia membuka mata lebar-lebar. Butuh waktu beberapa detik untuknya sadar dan bangun dari tidur sepenuhnya. Begitu kesadarannya sudah terkumpul 80%, dia memelototkan mata melihat sosok Sehun yang menyandarkan kepala di meja tepat di depannya.

“YA, Oh Sehun! Kapan kau datang?” tanya Luhan kaget. Dengan panik dia membersihkan wajah, daerah sekitar mulut, dan menata rambutnya.

Sehun masih meletakkan pelipisnya di permukaan meja dan hanya tersenyum menikmati kehebohan Luhan.

“Sejak tadi,” desis remaja itu. Dia meraih tangan Luhan yang masih sibuk menata rambut dan mendesis.

“Isshh…tanpa harus dandan pun kau sudah cantik. Jangan melakukan hal yang merepotkan begitu di depanku. Ini aku, bukan orang lain, Xi Luhan,” protes Sehun.

Wajah Luhan memerah. “Aku…aku tidak berdandan…aku cuma…cuma…” kalimatnya berubah gagap mendadak. Menatap mata Sehun selalu menjadi sebuah kesalahan fatal untuk Luhan karena itu akan membuat dia speechless saat itu juga.

Kembali, Sehun tersenyum. Dengan gerakan cepat dia bangun dan menempelkan bibirnya ke bibir Luhan membuat yeoja mungil itu makin membeliakkan mata dan sebelum Luhan mendorongnya, Sehun lebih dulu melepaskan ciuman mereka.

“YA!” bentak Luhan frustasi dengan tangan menutup mulutnya sendiri.

Sehun tergelak karena ekspresi wajah gurunya yang mixing antara marah, kaget, dan malu menjadi satu.

“Wae? Bukankah dulu kau sangat suka berciuman denganku?” Sehun mengedipkan sebelah matanya.

“Jangan ungkit-ungkit masa lalu!” teriak Luhan kesal lalu mengalihkan perhatian dengan membalikkan diri, menata kertas-kertas hasil ulangan siswa yang tadi dibiarkan berceceran di atas meja karena dia ketiduran waktu mengoreksinya.

Sehun tidak bersuara dan ikut membantu Luhan menyusun lembar demi lembar kertas penuh coretan di atas meja. Namun mendadak Luhan merebut semua kertas di tangan Sehun.

“Ya, apa yang kau lakukan? Kau tidak sedang memata-matai nilai teman sekelasmu ‘kan?” tuduh Luhan.

Sehun menyeringai. “Untuk apa aku melakukan itu? Aku sudah tahu nilaiku pasti jadi yang terbaik lagi semester ini.”

“Aku tidak heran, Tuan Sehun yang punya ‘banyak pengalaman’. Kau begitu suka membaca buku pantas jika pengetahuanmu lebih baik dari orang lain. Kenapa orang sepertimu bisa-bisanya masih menjadi murid SMA. Benar-benar orang yang kurang kerjaan.” Akhir kalimat Luhan berubah jadi gerutuan panjang.

Terdengar suara desisan Sehun.

Brak! Namja itu menggebrak meja dan mendekatkan dirinya pada Luhan yang kaget setengah mati.

“Ya, Sehun-ah. Wae?” tanya Luhan menatap mata merah Sehun dengan bingung.

“Berhentilah bicara. Caramu marah hanya membuatku bergairah,” desis Sehun dengan mata berkilat tajam. Udara di sekitar tubuhnya menjadi lebih hangat pertanda jika suhu tubuhnya mulai naik. Melihat gelagat kurang baik dari Sehun, Luhan hanya mencoba untuk mundur dan menjaga jarak di antara mereka.

“Sadarlah, Oh Sehun!” seru Luhan sambil membenturkan kepalanya ke kening Sehun.

Duagh! Begitu keras sampai Luhan merasa tulang tengkoraknya akan retak. Sementara Sehun ambruk ke lantai berkarpet dengan tangan menutupi kening yang terasa nyeri hebat.

“Umma, sakittt…” erang Sehun sambil tengkurap di lantai.

“Jangan kau kira aku akan selalu takut padamu. Itu hukuman untukmu karena sudah mengganggu gurumu bekerja,” ujar Luhan dengan tangan mengelus-elus keningnya. Melihat sosok Sehun yang merintih kesakitan di lantai seperti anak kecil mau tak mau membuat Luhan menyimpan senyum geli juga. Meski sudah menginjak bangku SMA, sikap Sehun masih se-childish wajahnya. Lucu sekali.

“Umma, Luhanie menyakitikuuu…” rengek Sehun tiada henti.

“Ya, diamlah! Jangan ganggu konsentrasiku,” ujar Luhan dengan nada kesal sekaligus geli.

“Ummaaa~” Sehun mulai menangis.

-o0o-

Malam semakin pekat membuat Kyungsoo semakin mempercepat jalannya. Alarm jam tangan yang dia setting tepat pukul 12 malam, sudah bergetar sedari tadi dan biasanya Lay juga akan segera tiba di rumah tak lama kemudian. Perjalanan ke rumah tinggal melewati tiga bangunan gedung lagi.

Kyungsoo menghentikan sepasang kaki pendeknya ketika tiba di wilayah bangunan gedung yang masih dalam pembangunan. Kondisi yang belum sempurna, sepi, dan gelap membuat Kyungsoo berpikir sejenak untuk mengambil jalan memutar. Tapi jika dia mengambil jalan memutar sekarang, Lay akan keburu sampai di rumah dan dia akan ketahuan pergi kerja part time. Kyungsoo mencengkeram genggaman tangannya pada tali tas yang menggantung di bahunya.

Lari saja! Tekadnya dalam hati.

Yeoja itu mengambil ancang-ancang dan langsung melesat melewati gang gelap tanpa berpikir untuk berhenti ataupun menoleh ke belakang. Kyungsoo berusaha untuk berlari secepat yang dia bisa tapi naas, karena terlalu gelap matanya tidak dapat melihat jalan dengan baik dan dia malah tersandung batu lalu jatuh ke tanah dengan sukses.

“Sakitt…” desis Kyungsoo sambil mengusap-usap kedua lututnya yang sepertinya berdarah.

“Grrr…” mendadak samar terdengar suara geraman binatang.

Kyungsoo mengedarkan mata dengan jantung berdegup sangat keras. Udara sangat dingin tapi entah kenapa keringat dingin malah mulai merembes di keningnya.

Tap, tap, tap, terdengar suara langkah kaki yang mendekat. Kyungsoo kembali memutar pandangan dan melihat sesosok orang berjaket yang baru saja memasuki gang. Kyungsoo berdiri diam, mengamati orang itu, dan mencoba memastikan jika orang itu adalah manusia.

“Permisi,” celetuk Kyungsoo membuat langkah orang yang berjalan ke arahnya berhenti.

“Apa anda ingin ke sana juga?” Kyungsoo menunjuk arah jalan pulang ke gang apartemennya.

Sosok itu terlihat mengangguk. Kyungsoo tersenyum lega.

“Bolehkah aku berjalan bersama anda? Gang ini terlalu gelap dan sepi untukku,” pinta Kyungsoo lagi-lagi dijawab anggukan oleh orang asing tersebut.

“Apa anda baru pulang kerja?” Kyungsoo mencoba menghidupkan suasana yang kaku.

“Benar. Kau sendiri? Kenapa malam-malam begini masih di luar? Sendirian pula,” jawab pria dengan usia kira-kira 25 tahunan itu.

“Aku baru selesai bekerja. Aku bekerja sepulang sekolah,” jawab Kyungsoo.

“Pekerjaan apa? Gadis penghibur?”

“Anneyo, anni. Aku bekerja di sebuah toko makanan yang buka 18 jam.” Kyungsoo mencoba menjelaskan. “Tapi karena masalah waktu belajar aku tidak bisa setiap hari ke sana.”

“Ah, begitu. Pantas saja aku tidak pernah melihatmu di tempat ini,” ujar Ahjussi berjaket kulit tersebut dengan senyum ramah.

“Ne, biasanya aku lewat jalan yang lain. Tapi karena aku buru-buru jadi aku memotong lewat sini.” Kyungsoo memainkan jari-jari tangannya.

“Kau cantik.” Ahjussi yang berjalan di sebelah Kyungsoo mendadak memberikan pujian.

“Ne?” Kyungsoo nampak terkejut sesaat.

“Kau cantik, imut lagi. Jarang-jarang ada gadis sepertimu yang begitu berani lewat di tempat ini. Apa kau masih perawan?” tanya Ahjussi itu dengan seringai yang aneh.

“Anuu…apa maksud anda?” Kyungsoo mundur perlahan.

Brrm! Brrm! Brrrmm! Mendadak belasan lampu sepeda motor menyala menyorot bersamaan ke tubuh Kyungsoo. Sekarang yeoja itu berada di titik center lighting geng motor yang ternyata sudah sejak awal menyembunyikan diri di bawah bayangan gedung yang benar-benar gelap.

Kyungsoo memandang sekeliling dengan nanar. Seluruh badannya gemetar dalam sekejab dengan ekspresi wajah pucat nyaris menangis.

“Aigoo, apa kau takut? Wajah ketakutanmu itu terlihat benar-benar kyeoo…” puji Ahjussi yang ternyata adalah bagian dari geng motor yang memang punya kebiasaan menjebak korbannya di tempat sepi lalu menyerang secara beramai-ramai.

“Andweyo…” desis Kyungsoo dengan suara memohon. Kakinya tetap bergerak mundur meskipun dia tahu dia sudah terkepung dari segala arah.

“Coba lihat dia, Chingu. Yeoja ini bicara formal pada kita,” celetuk Ahjussi disambut gelak tawa teman-temannya.

“Kemarilah, Manis. Tidak apa-apa, jangan takut. Aku akan melakukannya dengan lembut, ne?” Ahjussi tadi mencoba membujuk sambil mengulurkan tangan mencoba meraih Kyungsoo.

“ANDWE!” Kyungsoo memukulkan tasnya tepat di muka Ahjussi dan berbalik mencoba lari tapi dengan mudah dia tertangkap oleh anggota geng lain. Kyungsoo menjerit keras saat tubuhnya dibanting ke tanah dan tangan-tangan beringas itu mencoba membuka bajunya dengan tanpa ampun.

“Grrr…”

Dalam tangisan dan upaya memberontak, lamat-lamat Kyungsoo mendengar lagi suara geraman serupa geraman binatang buas itu. Kyungsoo menolehkan kepala dan entah pemandangan yang terlihat oleh matanya yang ketika itu blur karena air mata adalah pemandangan yang nyata atau hanya halusinasi. Dalam kegelapan, Kyungsoo melihat dua cahaya merah yang menyala seperti bola api. Suara geraman semakin lama semakin keras dibarengi dengan tarikan napas yang berat seperti orang sedang menahan amarah.

Drap, drap, setapak demi setapak langkah kaki terdengar menjejak tanah dengan kuat. Bulan yang nyaris purnama mendadak menyembunyikan cahayanya di balik awan, membuat keadaan gelap menjadi semakin gelap. Kini mata Kyungsoo sudah tidak bisa melihat apa-apa lagi, terlalu gelap. Tenaganya juga sudah mulai habis, hanya air mata yang masih deras mengalir meneriakkan jeritan pilu hatinya. Kyungsoo kehabisan tenaga, tinggal satu tarikan lagi maka seluruh kemeja sekolahnya akan terbuka.

“GRROAARRR!” mendadak terdengar suara raungan keras seekor binatang yang membuat kaget seluruh orang di gang sepi itu.

“Apa itu? Apa itu anjing?” mereka saling bertanya dengan panik dan memutar-mutar lampu motor mencari sumber suara.

Prang! Prang! Prang! Satu per satu lampu motor pecah dan mati seperti ada yang memukulnya dengan sangat kuat. Belum selesai mereka kaget karena insiden lampu yang pecah, teriakan kesakitan terdengar bersahut-sahutan dari arah Kyungsoo dikeroyok. Bahkan ada suara benda terjatuh yang sepertinya itu adalah tubuh orang yang dilempar dengan kuat. Seorang anggota geng yang membawa senter, mencoba menyalakan senter meski tangannya gemetar hebat. Butuh waktu lama agar benda itu mau bersinar. Senter menyala tepat ketika awan melambaikan tangan meninggalkan bulan. Cahaya senter ditambah cahaya bulan sekaligus menerangi tempat yeoja mungil tadi hampir diperkosa, tapi keadaan yang ada adalah sebaliknya.

Sosok Kyungsoo sudah tidak terlihat, bahkan tas sekolahnya juga sudah tidak ada. Yang ada hanyalah orang-orang yang tadi merubungnya dan kini mereka semua tergeletak di tanah tak sadarkan diri dengan beberapa bekas pukulan parah di wajah dan bagian-bagian tubuh mereka. Ada beberapa yang bahkan terlempar jauh dan berbaring dengan napas-napas pendek, sekarat.

“Apa yang terjadi? Mana yeoja itu? Siapa yang melakukan ini?” anggota yang selamat hanya bisa saling memandang dengan binar ketakutan memancar kuat dari mata mereka.

“Tadi itu…apa ada monster yang datang?” celetuk salah seorang dari mereka, membuat suasana semakin mencekam.

-TBC-

Will be continued in [Part 4]❤

Let me know if you have something to say about this story, through review or mention @mykareien is OK^^

And please support me with your comment and review^^

Hamsahamnida~ *bow*

NB: FF ini pernah di-publish di www.fanfiction.net a/n author Myka Reien


[1] “Don’t Go (Butterfly Girl)” by EXO (english translate).

9 pemikiran pada “FULL MOON [Part 3]

  1. Tuh kan bener pasti pacarnya chanyeol itu baekhyun..
    Jadi hanya kyungie nih yg tidak tau siapa sebenarnya jongin dkk?
    Aku tercengang-cengang(?) lohh thor baca yg bagian kyungie akan diperkosa..
    Pasti yg menyelamatkan kyungie itu kai, hehe
    Seru deh, lanjut baca dulu ya thor.. 😉

Tinggalkan Balasan ke Asshafa adzkiyal Batalkan balasan