The Forgotten One (Chapter 1)

Title : The Forgotten One (Part 1)

Author : Catharina Griselda

Facebook / Twitter : Catharina Griselda / @almighty_rina

Genre : AU, romance, marriage life, sad

Rating : PG-13

Main Cast : Kim Jeon Myeon (Suho EXO-K)

Hwang Seul Mi (OC)

No Min Woo (ex – TRAX)

Support Cast : Choi Seung Hyun (T.O.P BigBang)

Note : Cerita pertamaku tentang marriage life, jadi maaf kalau ada sesuatu di dalam ceritanya yang tidak berkenan. Author juga akan memastikan bahwa akhir dari fanfic ini happy ending karena mengingat teman author yang selalu protes mengenai fanfic author yang lain yang katanya sad ending.

Jika ada keluhan atau apapun, kontak author via Twitter (@almighty_rina) atau Facebook (Catharina Griselda).

Fanfic ini juga akan dipost di wp pribadiku http://kloversfamilies.wordpress.com

Jangan jadi silent readers ya!!!

***

“Eomma memutuskan untuk menikahkanmu dengan…”

“Andwae!!! Aku tidak mau dan tidak akan pernah mau!”

“Anggaplah ini kewajibanmu sebagai seorang anak. Menikahlah dengan…”

ARRRGGGHHHHH!!!!

Seul Mi langsung terbangun dari tidurnya. Sungguh…ini adalah mimpi terburuk yang pernah dialaminya sejak kelas 6 SD. Mimpi buruknya ketika itu adalah memimpikan Jeon Myeon, sunbaenya yang hanya terpaut setahun, melemparnya dengan sebuah bola tenis. Di dalam mimpi, hidungnya patah karena lemparan itu dan rasanya sungguh sakit seakan nyata. Tapi syukurlah, semua itu hanya mimpi belaka.

Entah darimana sampai bisa mendapat mimpi seperti itu. Terasa begitu nyata juga, senyata tangan yang melingkar di pinggang Seul Mi. Tangan yang begitu hangat tapi entah tangan milik siapa.

Ini pasti tidak mungkin, batin Seul Mi. Ia melirik sekilas ke samping kanannya dan menemukan sesosok wajah yang terasa tidak begitu asing di dalam kegelapan ini. Tunggu dulu…pemuda itu dalam keadaan topless!!! Apa yang terjadi?!

Seul Mi mengecek kondisi dirinya sendiri. Masih mengenakan pakaian lengkap, tapi…hanya gaun tipis? Bisa jadi mereka telah melakukan sesuatu di luar kesadaran Seul Mi.

Ini tidak mungkin dan tidak akan pernah mungkin terjadi kepadaku, batin Seul Mi lagi. Seul Mi melepaskan tangan yang melingkari pinggangnya, perlahan-lahan lalu menyalakan lampu meja yang berada di atas meja kecil di samping ranjangnya.

“Omona!!!”

Sial! Pemuda topless itu…tak lain dan tak bukan memang Kim Jeon Myeon, si diktator kejam yang tak segan-segan menyiksanya tiap bertemu di sekolah.

Sedikit penjelasan tentang Jeon Myeon. Jeon Myeon adalah siswa idaman di sekolah. Jeon Myeon si anak ajaib, pemenang olimpiade Kimia berturut-turut sekaligus anggota tim basket bersama anggota ganknya yang sangat-sangat menyebalkan. Belum lagi predikatnya sebagai mantan ketua OSIS sekaligus mantan ketua club Science. Sungguh anak ajaib, sayangnya hatinya begitu dingin. Seul Mi pernah mendengar kabar ketika ia pertama kali masuk ke sekolah di mana Jeon Myeon berada bahwa Jeon Myeon adalah seorang gay dan ia hanya mau berdekatan dengan Kris, si kapten tim basket yang terkenal playboy. Tapi berita aneh itu cepat mereda karena banyaknya kabar yang menyusul bahwa Jeon Myeon sering bergonta-ganti pasangan, bahkan ada yang mengatakan bahwa Jeon Myeon pernah menghamili gadis yang merupakan tetangganya sendiri dan tidak bertanggung jawab setelahnya. Sungguh mengerikan.

Hari pertama Seul Mi masuk sekolah, Jeon Myeon terus-menerus memperhatikannya. Saat masa orientasi siswa pun, tak ada satupun di antara puluhan OSIS yang berani menjahili Seul Mi. Alasannya hanya satu-Jeon Myeon seakan sudah menandatangani dahinya dan menyatakan bahwa Seul Mi hanya miliknya, tak ada seorangpun yang boleh mengganggu Seul Mi jika masih ingin hidup.

Hari kedua dan hari ketiga merupakan hari terburuk bagi Seul Mi. Bagaimana tidak, Park Chan Yeol dan Byun Baek Hyun yang notabene adalah 2 OSIS paling bengis, tiba-tiba menyeretnya hingga ke atap sekolah begitu bel tanda istirahat pertama dibunyikan. Mereka langsung pergi begitu berhasil membawa Seul Mi ke atap di mana Jeon Myeon sudah menunggunya sambil tersenyum. Senyum yang manis tapi hanya untuk sesaat sebelum rumor aneh itu kembali menyeruak ke dalam pikiran Seul Mi.

Kalian tahu apa yang mereka berdua lakukan di atap? Untuk Jeon Myeon, hal ini layaknya sebuah reuni tapi untuk Seul Mi, hal ini sangat menakutkan. Berulangkali Jeon Myeon menanyakan kepadanya apakah ia mengingat Jeon Myeon dan berulangkali juga Seul Mi mengatakan bahwa ia sama sekali tidak mengenal Jeon Myeon. Jeon Myeon terus memaksa hingga akhirnya bel kembali dibunyikan dan Seul Mi lekas berlari kembali ke kelasnya. Semenjak saat itu, Jeon Myeon memusuhinya dan terus-menerus menyiksanya. Mulai dari membersihkan ruang latihan kelas balet seorang diri, mengantarkan makan siang untuk rapat OSIS, hingga meminjamkan buku catatan untuk persiapan olimpiade Jeon Myeon.

“Sudah bangun rupanya?”

Jeon Myeon sibuk menggosok matanya seperti seorang anak kecil yang baru bangun dari tidur siangnya. Rambutnya begitu berantakan, tidak seperti ketika di sekolah. Jika para siswi tahu bagaimana penampilannya saat ini, mereka pasti tidak akan menjadi fansnya lagi. Tapi coba lihat tubuhnya. Wow…terbentuk sempurna! Ia pasti mementingkan latihan jadi tidak begitu tinggi. Oops…aku menghinanya, tanpa sengaja.

“Kenapa aku bisa ada di sini? Apa kau menculikku?” tanya Seul Mi sambil memasang wajah sedatar mungkin. Ia tidak ingin Jeon Myeon mengetahui ketakutannya dan berbuat yang aneh-aneh kepadanya.

“Menculikmu? Huh…” Jeon Myeon malah balas meremehkan. Lalu tanpa aba-aba, Jeon Myeon mendekati Seul Mi. Seul Mi yang bingung dan takut, malah tidak terpikir untuk turun dari ranjang. Ia menarik selimut yang dikenakannya hingga sebatas dada dan mencengkramnya erat-erat. Memasang mimik ketakutan seakan melihat mahkluk buas yang siap menerkamnya.

“Lihat ini.” Jeon Myeon memperlihatkan tangan kanannya tepat di hadapan wajah Seul Mi. Tatapan Seul Mi langsung terarah pada jari manis Jeon Myeon di mana melingkar cincin yang terbuat dari titanium dengan batu saphire kecil sebagai matanya. Terlihat cantik, sangat cantik.

“Aku sekarang suamimu, jadi aku berhak untuk tidur seranjang denganmu.”

Seul Mi melihat tangannya sendiri dan kedua matanya langsung terbuka lebar seakan hendak melompat keluar. Astaga! Ia juga mengenakan cincin yang sama dengan Jeon Myeon dan tidak ada penjelasan masuk akal yang bisa merasuki otaknya saat ini.

“Tidurlah lagi, kurasa ini baru jam 3 pagi.” Jeon Myeon kembali berbaring, memumunggungi Seul Mi. Tanpa aba-aba, ia menarik selimut yang Seul Mi kenakan. Meributkan dingin tapi ia topless, benar-benar keputusan yang bodoh.

Seul Mi sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri. Duduk tegak sambil menjaga jarak dari Jeon Myeon di atas ranjang. Dengkuran halus Jeon Myeon adalah satu-satunya teman berpikir untuknya.

Oh ayolah Seul Mi…ini pasti hanya main-main. Mana mungkin Eomma tega melakukan hal seperti ini pada gadis kecilnya. Usiamu bahkan baru 17 tahun, Jeon Myeon pasti mempermainkanmu.

 

_The Forgotten One_

 

Seul Mi datang ke sekolah dalam keadaan benar-benar kacau, paginya. Sebelum berangkat, ia baru menghabiskan sarapan di rumah Jeon Myeon dengan ditemani begitu banyak pelayan yang seakan mendewakan atau takut akan Jeon Myeon. Belum lagi karena Jeon Myeon melarangnya naik bus ke sekolah jadi ia terpaksa mengikuti ajakan Jeon Myeon, menaiki motor sport-nya dengan kecepatan di atas rata-rata. Seul Mi hampir lupa untuk bernapas saat Jeon Myeon melewati tiap lampu merah.

“Wajahmu kusam pagi ini…”

Seul Mi menoleh ke arah kanannya dan menemukan keponakannya, berjalan beriringan dengannya. Sejak kapan pemuda berwajah tegas itu berjalan di sampingnya?

“Kusam, seperti nasibku yang gelap.” jawab Seul Mi, lalu melambatkan langkahnya.

Hari ini hari Rabu, Seul Mi baru ingat. Rabu adalah hari di mana guru Fisika killer seperti Choi Seung Hyun, menjadi pembuka pelajaran kemudian menjadi penutup pada jam pelajaran ke-15 nanti. Biasanya Seul Mi akan pulang bersama dengan Seung Hyun pada hari Rabu, mengingat mereka yang tinggal serumah.

Tanpa sadar, Seung Hyun mendahului Seul Mi lalu sesaat sebelum masuk ke kelas XI-A, kelas Seul Mi, Seung Hyun berhenti sejenak dan menunggu Seul Mi untuk masuk lebih dulu, jika ia tidak ingin dianggap telat.

“Kim Seul Mi, ppali!!!” bentak Seung Hyun tiba-tiba.

Kim Seul Mi? “N-ne, saem.”

Sepanjang pelajaran, hanya Seul Mi yang sepertinya tidak memperhatikan. Jeon Myeon, pernikahannya, dan apakah mereka sudah melakukan sesuatu, menjadi bahan pikiran yang begitu berat seakan ingin membuat kepala Seul Mi pecah. Seul Mi memikirkan semua itu, sembari menatap kosong keluar jendela. Mungkin ia berpikir karena Seung Hyun adalah keponakannya, jadi tidak berani menegurnya. Ternyata salah, lebih parah dari teguran malah.

Seung Hyun melemparkan kapur yang daritadi dipakainya untuk menulis dan tepat mengenai pipi sebelah kanan Seul Mi. Memaksa Seul Mi untuk kembali ke alam sadarnya dan langsung disuruh keluar. Istirahat nanti, Seung Hyun memintanya ke ruang guru untuk menemuinya. Baguslah, kesempatan untuk bicara empat mata dengan Seung Hyun dan memperjelas semuanya, meskipun sangat memalukan rasanya mendapat hukuman dari keponakan sendiri dan diketahui oleh teman-teman yang bukan saja seangkatan, tapi kakak kelas dan adik kelas juga.

 

_The Forgotten One_

 

Begitu masuk ke dalam ruang guru, beberapa guru langsung menertawai Seul Mi. Apalagi guru yang dicari Seul Mi adalah Guru Choi yang statusnya sudah begitu jelas di antara mereka semua. Memalukan, benar-benar memalukan.

“Saem, aku sudah datang,” ucap Seul Mi sambil berdiri dengan enggan di hadapan meja Seung Hyun. Seung Hyun sedang sibuk berkutat dengan laptopnya, saat ini.

Seung Hyun menoleh sejenak kepada Seul Mi lalu kembali mengetik dengan laptopnya. Mungkin Seung Hyun sedang membuat soal ujian untuk para siswa kelas XII. Dahinya tak bisa berhenti berkerut.

“Saem, apa hukumanku?” tanya Seul Mi tak sabar.

“Ok…ok…”

Seung Hyun meninggalkan pekerjaannya sejenak lalu mengambil sesuatu dari lacinya. Sebuah kotak kecil berwarna hitam yang entah berisi apa.

“Ambillah.” Seung Hyun kembali fokus dengan laptopnya.

“Apa isinya? Apa kau sengaja membelikannya untukku?” tanya Seul Mi, berbisik.

“Ne… Apa yang berada di dalam kotak itu akan membantumu untuk mengingat hari-harimu. Kau tidak akan lupa lagi.”

Seul Mi segera mengambil kotak itu dan memeriksa apa yang berada di dalamnya. Ternyata sebuah pin seragam sekolah, hanya saja di belakangnya ada seperti chip yang bisa dikeluarkan untuk dibaca melalui komputer.

“Pin barumu akan berfungsi sebagai perekam juga… Jadi kau bisa melewati hari-harimu dalam tenang, mulai saat ini.”

Seul Mi hanya tersenyum mendengar penjelasan Seung Hyun. Tak salah untuk mengambil jurusan elektro saat kuliah dulu. Ia benar-benar hebat dalam menciptakan barang-barang yang selama ini berguna. Padahal, baru setahun Seul Mi mengenal Seung Hyun.

“Gomawo.”

“Tidak perlu berterimakasih…aku sengaja membuatkan itu karena keluhan Jeon Myeon. Katanya dini hari tadi kau berlaku aneh, tidak mengingat apapun.” Cibir Seung Hyun. Keponakan gila, rutuk Seul Mi.

“Mwo?! Aku ingin bicara denganmu di rumah nanti…Choi Seung Hyun!!!” Seul Mi berteriak lumayan keras, membuat seisi ruang guru menoleh ke arah mereka berdua.

“Ya!!!” bentak Seung Hyun tidak terima. Bagaimana bisa Seul Mi yang merupakan muridnya di sekolah, memanggil nama lengkapnya. Kurang ajar…eommanya harus tahu akan hal ini, umpat Seung Hyun dalam hati.

Takut akan hukuman tambahan, Seul Mi segera bergegas mengundurkan diri. Seul Mi membungkukkan tubuhnya kepada Seung Hyun sebelum pergi keluar dari ruang guru. Di luar, kebetulan Seul Mi bertemu dengan seorang guru yang berwajah manis. Guru yang tanpa sengaja telah menarik perhatiannya sejak pertama kali masuk SMA.

“Saem…” sapa Seul Mi, malu. Ia membungkukkan tubuhnya dengan kaku.

“Oh…Seul Mi.” balasnya. “Nilai ulanganmu yang terbaik kemarin.” sambungnya lagi.

“Benarkah?” tanya Seul Mi, antusias. Semakin banyak nilai tambah bagi Seul Mi untuk menarik perhatian guru yang satu ini.

“Ne… Hampir sempurna tapi belum. Jumat nanti akan kuberitahu hasilnya.” Lalu guru itupun masuk ke dalam ruang guru.

Seul Mi hanya memperhatikan pintu ruang guru yang masih sedikit bergoyang. Tanpa ia sadari, kedua sudut bibirnya menarik senyuman kecil.

Guru itu, Pak No… Min Woo.

 

To Be Continued

Bagaimana? Lanjut? Kalau ingin lanjut jangan lupa untuk comment ya!!!

 

16 pemikiran pada “The Forgotten One (Chapter 1)

Tinggalkan Balasan ke iea Batalkan balasan