The Truth Is My Love (Chapter 1)

The Truth Is My Love

Tittle                      : The Truth is My Love [chapter satu]

Author                  : Park Hanna

Length                  : multi chapter

Genre                   : Romance-Hurt-Fantasy-Thriller

Main Cast            :      –     Xi Luhan a.k.a Luhan EXO

–          Park Hanni (OC)

Additional Cast  :       –     Oh Sehun a.k.a Sehun EXO

–          Seo Joo Hyun a.k.a Seohyun SNSD

–          Kim Joong In a.k.a Kai EXO

–          Kim Joon Myun a.k.a Suho EXO

Disclaimer           :  Annyeong Chingu!! Author Park Hanna in here. Author terkece stok terakhir dari exo planet!!! #plaak

FF yang kudedikasikan khusus untuk Eonni ku yang mendekati hari ulang tahunnya. “Saengil Chukha Hamnida Eonni”. Gamsa karna udah ajarin aku nulis dan ngenalin aku sama dunia sastra 😀

Author juga mau bilang “gomawo” buat temen Author, Park Hanni yang udah setia sama tulisan-tulisan Author. Yang udah bantuin Author saat keringat dingin ngadepin lomba sastra, Gomawo. Uda Author jadiin OC sebagai permintaanmu 😀

Warning               : FF ini adalah murni imajinasi Author.

Para cast EXO adalah ciptaan Allah dan milik orang tuanya. Namun Luhan telah mjd milik Author #LOL .

Mianhae kalo feelnya gak dapet. Karena Author masih menggalau atas kepergian Wu Yi Fan Kris. Banyak FF yang jadi draft coz Author belum sempet ngesahare.

 

Typo bertebaran!! Don’t Copas and Plagiarisme!!!!

 

 

 

 

 

 

The Truth is My Love

 

Hanni masih berdiri terpaku. Layaknya mannequin yang ada di sampingnya. Tak terasa bulir dari mata beningnya telah jatuh membasahi wajah ulzzangnya. Ia tak berniat menghapusnya, membiarkannya terlihat tampak kacau. Kini tak ada lagi yang dapat ia percaya.

Luhan membalikkan badan. Menatap yeoja yang kini tengah menitikkan air mata di depan pintu ruangan kerjanya. Ia membelalakkan matanya dan berlari menuju yeoja yang sedang menatapnya sendu. Namun yeoja itu tampak kecewa. Mungkin terlalu sakit untuk mengakuinya.

“chagiya..” panggil Luhan disela kesibukannya menyusul Hanni. Namun Hanni tetap tak bergeming. Ia tetap pada pendirinnya. Tangisnya sangat jelas terdengar. Namun yeoja itu tak kunjung membalikkan badanya.

“chagi.. mianhae” ucap Luhan menyesal ketika dapat meraih tangan yeojachingunya dan menatap mata sembab Hanni. Ia berusaha menghapus bulir yang jatuh. Namun tangan Hanni menghadangnya.

“tinggalkan aku Oppa” pinta Hanni tak berani menatap namjachingunya.

“chagiya, kumohon maafkan aku” ucap Luhan penuh penyesalan namun ia sangat berharap yeojachingunya mau memaafkannya.

“biarkan aku sendiri dulu Oppa, beri aku waktu” ucap Hanni melepas lembut genggaman namjachingu di tangannya. Lalu berjalan gontai menuju lift untuk kembali keruangannya.

“chagi.. bogoshipeo” teriak Luhan yang hampir tak terdengar oleh Hanni.

 

****

AUTHOR POV

“bagaimana.. apa kau sudah siap?” tanya Seohyun yang berjalan beriringan dengan Hanni.

“ne” jawab Hanni singkat. Ia nampak gugup.

Setelah lulus dari Seoul National University, mereka mendapat tawaran untuk langsung bekerja di perusahaan Kim Corp. Ya, perusahaan yang telah memiliki butik tersebar di mana-mana. Hampir semua warga Korea mengetahui akan keberadaan perusahaan ternama itu.

Mereka—Hanni dan Seohyun—tengah memasuki ruangan kerja mereka. Untuk menjadi desainer di perusahaan Kim Corp memang tak mudah. Hanni memandang takjub pemandangan yang kini dilihatnya. Ia lalu menghambur berlari menuju meja kerja kepunyaannya. Aura bahagia jelas terpancar dari wajahnya yang ulzzang.

“annyeong, Presdir Kim dan Tuan muda Kai sedang menuju kemari. Siapkan diri kalian” kata seorang yeoja yang berdiri di ambang pintu mengagetkan kami—para desainer Kim Corp.

“annyeong Presdir, tuan muda” kata yeoja itu lagi ketika mendapati CEO Kim Corp telah tiba di hadapannya.

“annyeong” jawab seorang namja paruh baya.

“dimana mereka? Cepat, waktu kami terbatas” ucap seorang namja disampingnya yang terkesan angkuh. Namun sangat… kyeopta!!

“Omo!omo! kau ini bersikaplah baik pada mereka” saran seorang namja yang baru saja tiba. Namun namja yang bertage ‘Kim Jongin’ itu justru membuang pandangannya menatap langit ruangan.

“mari.. silahkan” sambut yeoja tadi mempersilahkan para pembesar perusahaan memasuki ruangan kami.

“arasseo” kata namja muda yang terlihat ulzzang itu lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan berjalan mendahului Presdir dan Tuan Muda Kai.

Presdir Kim Joonmyun memberikan pengarahan tentang mekanisme perkerjaan mereka—desainer. Lalu mengangguk menatap para desainer muda dan berbakat di hadapannya. Sebelum berjalan keluar, di ambang pintu ia tampak berbisik dengan yeoja yang sedari tadi berdiri di ambang pintu. Tak lama yeoja itu mengangguk dan para CEO Kim Corp pergi meninggalkan ruangan.  Sedang Tuan Muda yang bertage ‘Xi Luhan’ hanya tersenyum geli melihat Hanni yang sama-sama mentapnya.

“Baboya..” ucap Luhan membalikkan badan dan meinggalkan ruangan.

*****

Hanni berjalan menyusuri koridor perusahaan Kim Corp. Ia memandangi jalan yang akan di susuri. Kini ia nampak lelah. Mungkin akibat pekerjaan yang ia hadapi hari ini. Matanya sayu dan pikirannya kembali tak fokus.

Bruuuk…

Hanni yang masih terpaku menatap bawah pun mendongakkan kepalanya melihat siapa yang baru saja ia tabrak hingga banyak map yang jatuh. Untung namja tadi tak tersungkur.

“m-mi-mian-mianhayo Tuan Muda” ucap Hanni tertunduk. Entah ia mmikirkan hukuman apa yang akan diberikan Tuan Muda dihadapannya.

“gwaenchanayo” ucap Luhan justru mengembangkan senyumnya yang nampak baby face.

Hanni pun mengembangkan senyumnya penuh sukur. Mungkin dewi fortuna kini tengah memihaknya. Lalu membungkukkan badannya dan berlalu meninggalkan Luhan yang masih menatapnya.

Hanni meracau tak jelas. Sesekali mendesah pelan dan mengacak rambutnya. Perutnya telah meraung-raung sejak tadi sore. Ia menatap jalanan. Berharap ada sebuah taxsi yang menghampirinya lalu kembali duduk di Halte.

Sebuah mobil BMW silver datang di hadapannya. Lalu keluar sosok jangkung yang mendekati Hanni yang nampak lesu. Hanni pun menautkan alisnya.

“masuklah” kata namja dingin itu.

“ta-tapi” elak Hanni yang sebenarnya ingin segera masuk ke mobil.

“kau tak ingat ini sudah malam huh?” kata Luhan meninggikan suaranya seolah memaksa yeoja ini masuk.

Hanni pun berjalan gontai. Namun Luhan telah lebih dulu membukakan pintu untuknya. Jantung Hanni bergetar hebat. Keringat dingin mengucur tanpa permisi. Ia menyembunyikan senyum yang sebentar lagi akan mengembang.

“kau sudah makan?” tanya Luhan memevcah kesunyian. Karena sedari tadi tak ada yang memulai pemicaraan. Hanni hanya menggeleng menatap Luhan yang masih fokus menegemudi.

Mereka pun berhenti di sebuah restaurant ramen. Luhan keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Hanni.  Hanni yang masih tak mnegedipkan mata lalu turun beriringan dengan Luhan.

Aigoo.. namja ini jika dilihat dari dekat ternyata jauh lebih Kyeopta. Dia sangat Uzzang…

****

Hanni menghempaskan tubuhnya di sofa. Lalu melempar heels yang tadi dikenakannya sembarangan. Lalu menekan tombol on untuk menghidupkan tv. Ia berbaring smbil mengisi perutnya yang tak lapar dengan camilan diadapannya.

Bel apartement Hanni berbunyi. Ia melirik jam yang masih bertaut dengan dinding. Ia terheran. Ini sudah malam namun masih saja ada yang mengunjunginya. Ia menggeliat lalu beranjak menuju pintu.

“se-seo-Seo Joo Hyun?” ucap Hanni tak percaya akan keadaan yeoja yang ada di hadapannya kali ini. Seohyun nampak kacau.

Betapa terkejutnya Hanni ketika mendapati sosok yeoja tengah duduk lemas di ambang pintu apartementnya. Ia yakin sesosok yeoja ini adalah sahabatnya yang sudah seharian tak dapat dihubungi.

“aigoo..” pekik Hanni. Ia lalu membantu Seohyun berdiri dan memapahnya ke dalam Apartemennya.

Mata Seohyun sayu dan berkantung hitam layaknya mata panda. Pakaiannya berantakan, rambutnya kusut. Semuanya nampak kacau dn berantakan. Kristal bening dari pelupuk Seohyun berhasil meluncur dengan sempurna. Hanni hanya dapat mendekapnya dalam pelukan Seohyun erat dan mengelus surai hitam milik sahabatnya.

Hanni datang sambil meletakkan nampan yang diatasnya terdapat segelas air di atas nakas. Lalu memberikan segelas air pada sahabatnya sambil mendudukannya bersandar di kepala ranjang. Berharap Seohyun akan memnbuka cerita dan meluapkan laranya yang menderu.

****

Hanni berlari kecil menyusuri jalanan kota Seoul yang nampak mulai sepi. Bulu kuduknya kini mulai berdiri lantaran rembulan temgah singgah. Kini malam semakin larut. Akhirnya ia telah sampai di depan butik milik Oh Sehun. Di depan pintu pun tertera nama ‘Kim Corp’ yang berarti butik itu cabang milik Kim Corp.

HANNI POV

“Annyeong.. apa Tuan Muda Oh masih ada?” tanyaku pada yeoja di resepsionist.

“tunggu sebentar” jawab yeoja itu mencari sambungan.

“bagaimana?” tanyaku pada yeoja tadi yang telah selesai menelpon.

“di dalam sedang ada Tuan Oh, jadi lebih baik nyonya tunggu disini” saran yeoja itu kembali duduk bekerja.

Aku kembali duduk menunggu. Tanganku mengepal tak sabar menanti kehadiran Oh Sehun. Ya, dia namja yang telah menyakiti sahabatku, Seo Joo Hyun. Bahkan aku tak bisa merasakan bagaimana keadaan Seohyun yang terluka akibat perlakuan namja ini. Padahal mereka telah menjadi sepasang kekasih sejak bangku kuliah hingga saat ini.

“ada apa?” tanya seorang namja dengan sakartis. Ia menunjukkan aura dingin dan keangkuhannya padaku.

PLAAKK..

Aku menampar pipi ulzzang Sehun. Ia membulatkan mata menatapku tak percaya. Lalu mengendus meraba pipinya yang nampak memerah. Bahkan semua mata kini tengah tertuju pada kami. Sehun menarik paksa tanganku meninggalkan butik.

“apa maksudmu?” tanyanya di luar butik. Hanni tak percaya bahwa Sehun—teman kuliahnya dulu—akan bersikap kasar seperti ini.

“seharusnya aku yang bertanya padamu, Oh Sehun!!” kataku tak lebih marah darinya. Ia tersenyum simetris. Lalu melebarkan tangannya tanda tak tahu.

PLAAKK..

Sehun menampar pipiku kasar. Menandakan kalau dia juga nampak sangat marah terhadap perlakuanku padanya.

“babo!!!” teriakku tepat menatap matanya tajam.

“ada apa ini? Hanni apa yang kau lakukan disini?” tanya seorang namja yang tiba-tiba muncul. Kami—Aku dan Sehun—mencari asal suara.

“aigoo.. Hanni kenapa pipi mu merah?” tanya namja itu mengelus pipiku. Yang tak lain dan tak bukan adalah tuan muda Xi Luhan.

“sudahlah, aku tak apa” kataku mengelak.

“Sehun? Apa yang kau lakukan padanya? Dia ini seorang yeoja!!” teriak Luhan memarahi Sehun yang hanya dapat terpaku mendapati omelan bosnya.

****

LUHAN POV

                “gwaenchana?” tanyaku di dalam mobil memecah kesunyian yang membius malam itu.

“ne” jawab Hanni singkat.

“Hanni, ini sudah sampai” kataku mencoba membangunkan Hanni yang tengah sibuk dengan mimpi indahnya. Aku menepuk pundanya pelan. Namun aku tak sampai hati membangunkan yeoja yang kucintai bangun karena lelah bekerja.

“jebal..” kata Hanni dalam tidurnya sambil merengek manja. Apa ini? Apa dia baik-baik saja? Lebih baik aku tak membangunkannya. Kyaa bukankah dia tinggal sendiri di Seoul, sedang aku tak tahu password Apartemennya.

LUHAN POV END

****

Hanni menggeliatkan tubuhnya. Memeluk erat guling yang ada dipelukannya. Rasanya ingin sekali memanggil rembulan tuk kembali menemani mimpi indahnya. Perlahan manik matanya dapat melihat keadaan sekitar.

HANNI POV

Tunggu.. dimana aku? Aku mengamati jeli menggunakan mata elangku. Namun aku benar tak mengenalinya. Perlahan knop pintu di putar. Menampakkan namja ulzzang yang berjalan ke arahku.

“bagaimana tidurmu?” tanya Luhan meletakkan sarapan di nakas samping ranjang. Lalu mendaratkan tubuhnya di tepi ranjang. Aku menjauh, menarik selimut agar semakin menutupiku.

“tak apa, aku hanya mengantar sarapan.Lebih baik kau tetap istirahat disini.” Saran Luhan menenangkanku. Lagi-lagi senyumnya membuat darahku berdesir mengalir lebih cepat.

“tapi aku harus bekerja Tuan..” elakku yang penggila kerja.

“kau ingin menentang perintahku?” tanya Luhan mengngkat daguku. Aku membuang muka, ia bahkan menatapku sangat dekat. Bahkan aku dapat merasakan hangatnya hembusan nafasnya.

“ani” jawabku pelan.

“istirahatlah. Anggap saja seperti apartemenmu sendiri. Disini ada dua pelayan yang akan melayanimu. Tapi jangan sekali-kali kau memasuki ruangan kerjaku” ucapnya memasukkan tangannya kedalam saku lalu berjalan meninggalkanku terpaku.

****

Aku berjalan keluar di teras kamar. Sesekali ingin merasakan hembusan angin yang singgah mendamaikan hatiku yang semakin berbunga ini. Aku menatap jalanan kota Seoul yang semakin padat. Banyak kendaraan berlalu lalang tanpa menatapku yang tak memiliki beban—untuk hari ini saja.

“permisi.. nyonya” panggil seseorang dari belakang yang kuyakini adalah pelayan di apartemen Sehun yang lebih luas dari apartemenku.

“ne. Wae?” tanyaku setelah membalikkan badan.

“makan siang sudah siap nyonya Park” ujar pelayan itu lagi.

                Bagaiman bisa ia tahu namaku??

“jangan panggil aku Nyonya, aku bukan kekasihnya. Panggil Eonni saja”kataku pelan berjalan mendahului pelayan itu yang menatapku tak percaya.

Aku menarik kursi lalu mendudukkan diriku di meja makan.

“lain kali jika nae kemari berhentilah memasakkan untukku” ujarku yang merasa risih karena pelayan itu berdiri menatapku.

“ne, eonni” katanya menunduk.

“duduklah. Temani aku makan. Sepertinya kimchi buatan mu akan sangat nikmat jika kita bagi dua” kataku yang melihatnya semakin kaku.

“eonni,” kata pelayan itu terlihat ragu.

“ne. Mwo?” tanyaku sedikit ‘memaksa’ untuk mengungkapkan.

“eonni sangat beruntung” kata pelayan itu.

“wae?” tanyaku semakin penasaran.

“semenjak ada eonni, Tuan Muda Xi telah berubah. Dia jadi lebih sabar”

“jinja?” tanyaku membelalakkan mataku.

“ne. Semenjak Appanya meninggal ia selalu bersikap dingin pada Appa barunya. Ia sangat merindukan China. Namun Eommanya memaksa bersaudara dengan Tuan muda Kai” terangnya.

“Tuan Kim maksudmu?” tanyaku lagi.

“ne. Bahkan Tuan Muda sangat marah jika ada seorang yeoja memasuki apartemennya. Bahkan saya saja dilarang membereskan kamarnya” ujarnya setelah menelan makanan.

“aigoo.. apa aku seberuntung itu?” tanyaku meyakinkan diri.

“aku yakin dia mencintaimu, Eonni” kata pelayan itu lagi.

“ba-bagaimana kau bisa tahu?” kataku meremehkan ucapannya. Bagaimana bisa urusan hati seorang pelayan bisa mengetahui hal itu.

“aku pernah tak sengaja memasuki ruangan kerjanya. Disana terdapat banyak foto Eonni dan coretan nama Eonni di papan jika tuan muda sedang lelah” ucapnya terang.

 

*****

“kau sedang apa?” tanya Luhan yang sudah pulang kerja. Bahkan ia pulang lebih cepat dari yang ku kira.

“ani.” Kataku gugup.

“kau ingin pulang tidak? Atau kau ingin menginap satu malam lagi?” tanya Luhan yang menunjukkan mata genitnya yang sungguh Kyeopta.

“tuan muda!!” bentakku menahan tawa. Ia terkekeh renyah. Sungguh, aku tak pernah meliht ia sebahagia itu. Mungkin aku benar beruntung.

“jangan panggil aku tuan muda jika tidak sedang di Kantor” ucapnya sedikit tersinggung.

“ne. Mianhae Lu-Luh-Luhan” kataku yang terdengar sangat gugup. Aigoo..

HANNI POV END

LUHAN POV

Entah mengapa udara dalam mobil ini menjadi sangat dingin. Bukan. Hanya saja tanganku yang gugup mengemudikan mobil. Keringat dingin mengucur dengan sangat sempurna malam ini. Bahkan sunyi telah menyeruak. Terbius kebisuan di dalam mobil. Apa harus aku yang mengawalinya?

“apa kau sudah makan malam?” tanya Hanni tiba-tiba yang membuatku kaget. Untung ia tak tahu bahwa aku sangat gugup.

“ani” kataku singkat.

“kalau begitu kita makan malam dulu saja. Di depan ada restaurant bibimbap yang sangat lezat” usulnya yang langsung kusetujui dalam hati.

“ne” jawabku masih fokus menatap jalanan kota Seoul.

Aku membukakan pintu. Mempersilahkan tuan putriku keluar dengan anggunnya. Lalu kuulurkan tanganku meraih pinggangya yang ramping. Ia menatapku lekat, seolah membutuhkan jawaban atas perlakuanku kali ini. Namun aku tak menghiraukannya. Aku tetap mengajaknya memasuki restaurant layaknya sepasang kekasih yang sangat mesra. Aku yakin ia sedang menatapku lekat. Entah bagaimana wajahku saat ini seperti kepiting rebus atau tomat rebus.

“jadi, kau sangat suka bibimbap?” tanyaku saat seorang pelayan datang membawa pesanan kami berdua.

“ne, Luhan” kata Hanni yang bersemangat untuk makan.

“Hanni-ah” panggil ku disela makannya yang terlihat tak ingin diganggu.

“wae Luhan-nie?” tanya Hanni mengalihkan pandangan. Kini kami—Aku dan Hanni—sukses saling beradu pandangan. Itu sangat membuatku semakin gugup.

Kudekatkan wajahku yang berada tepat disampingnya. Ia memejamkan matanya. Mungkin berharap. Namun aku tak berniat melakukannya di tempat seramai ini.

“aku hanya ingin membersihkan ini, karena kau terlalu lapar” kataku mengulurkan tangan dan mendaratkannya di pipi Hanni dengan tissue. Kini aku melihat wajahnya menahan senyum. Mungkin ia berhasil ku buat gugup dan salah tingkah. Bahkan telah menyerupai kepiting rebus.

“go-go-gomawo Luhan-nie” katanya menyentuh tanganku yang masih menyentuh pipinya—sedang pipinya sudah bersih. Kini tatapan kami beradu lebih lama.

Skak Mat!!

“mian” kataku mengalihkan pandanganku. Kini wajahku juga menyerupai kepiting rebus—sepertinya.

****

HANNI POV

“gomawo Luhan-nie” kataku melepas sabuk pengaman ketika mobil sudah melesat di depan apartemenku.

“ne, panggil aku oppa Hanni-ah” kata Luhan yang berada tepat dibelakang telingaku. Rasanya sangat geli.

“ne Oppa, uulhaeyo” kataku lalu meninggalkan mobil Luhan yang masih belum beranjak dari parkirnya.

Kulangkahkan kakiku gontai. Kini hidupku hampa lagi. Oh ayolah Hanni hanya semalam. Lalu esok kau akan dijemput oleh Oppa lagi. Gumamku tersenyum geli.

“Omo! Darimana saja kau?” tanya Seohyun yang ternyata masih ada di apartemenku.

“Aigoo.. aku melupakan mu Seo” kataku memeluk erat sahabatku.

“kau bahkan tak menghubungiku” kata Seo mengerucutkan bibir manisnya.

“mian. Aku tak membawa charger” kataku menghempaskan tubuh di sofa.

“Omo! Apa Sehun menculikmu?” tanya Seohyun mengecek keadaanku.

“ani. Gwaenchana” kataku mencoba mengingat kejadian semalam.

“lalu, dimana kau semalam? Ku cari di kantor tadi kau juga absen” tanya Seo yang menatap layar tv sambil memasukkan camilan. Aku hanya meringis lalu meninggalkannya sendirian penuh tanya menuju kamar tidurku yang sudah lama tak kutempati.

****

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

25 pemikiran pada “The Truth Is My Love (Chapter 1)

  1. daebakk thor ^-^

    hehe, lain kali next chapternya d pnjangin lagi ne, trus scene luhan-hanni nya d bnyakin, xD

    wuah, gak sbar nunggu chapter slnjutnya, kbtulan luhannie oppa jga biadnya nae, jdi excited bnget nunggu next chaptetnya, *mian commentnya kbnykan, hihi
    #pyyong

Tinggalkan komentar