Don’t Kiss Me! (Chapter 6)

Don’t Kiss Me!

dont-kiss-me

 

| Title : Don’t Kiss Me! (Chapter 6) |

| Author : gishafz (@ginashafanm) |

| Main Cast : Milania Kim (OC) & Byun Baekhyun (EXO) |

| Support Cast : Find by Yourself |

| Genre : Drama, Comedy (little), Family, Hurt/Comfort, and Romance |

| Lenght : Multi Chapter (6.002 words) |

| Rating : PG-17 |

| My Personal Blog : gishafz.wordpress.com|

| Credit Poster : Chocolatesoda ©CAFE POSTER ART|

Disclaimer : Baekhyun dan casting yang lain seutuhnya milik Tuhan Yang Maha Esa dan orang tuanya masing-masing. Tetapi fanfiction ini seutuhnya milik author. Cerita ini hanya fiktif belaka, imajinasi dan khayalan author sendiri. Jika ada kesamaan cerita dan ide itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

A/N: Mohon maklum kalau ada typo yang merajalela. Apabila kalian menemukan fanfiction yang ceritanya persis seperti FF ini, kemungkinan itu FF saya. Namun jika bukan, itu namanya plagiat.

“Aku hanya tertarik dengan bibirmu, Milania.”

| DILARANG KERAS UNTUK COPY+PASTE FANFICTION INI TANPA SEIZIN AUTHOR |

~ Selamat Membaca ~

-^- Author’s POV -^-

“Baekhyun, jika benar kau masih mencintaiku. Se-se-sepertinya aku juga memiliki rasa yang sama. Apa perjodohan itu masih berlaku? Apabila iya, maukah kau…”

Baekhyun semakin menajamkan indera pendengarannya. Ia kaget dengan perkataan Milania barusan. Ia kembali memandang Milania dengan sangat lekat,  walau Milania sedang menunduk. Pemuda itu memasang raut wajah yang sangat-sangat polos sekali, senyuman manis yang menyembul dari bibir Baekhyun kini sedikit meluntur.

“Maukah kau menjadi kekasih-ku?” tanya Milania dengan nada bergetar.

Untuk mengatakan kalimat pendek seperti itu saja dapat menguras tenaga Milania. Keringat dingin sudah mulai mengalir melewati pipi gadis itu. Milania merundukkan kepalanya, ia tak kuat jika berkontak mata dengan Baekhyun. Ia sangat malu. Tangan gadis itu tampak ikut bergetar di atas meja. Ujung-ujung jemari gadis itu pun sudah mengeluarkan hawa dingin.

Baekhyun membulatkan matanya, tatkala Milania bertanya seperti itu. Rasanya seperti mendapatkan hadiah yang sangat mahal dan langka. Milania sangat langka untuk mengatakan hal itu. Mulut Baekhyun yang tadinya tertutup rapat, kini sudah menampilkan deretan gigi putih yang rapih, lelaki itu menganga. Dia sangat terperanjat. Sangat-sangat terperanjat.

“Kau serius, Milania-ssi?” tanya Baekhyun untuk memastikan. Ia sangat berharap, Milania tidak sedang berbohong padanya.

Baekhyun sedikit memajukan dirinya, sehingga tidak ada jarak sedikit pun antara tubuhnya dengan meja. Baekhyun terus melihat wajah Milania yang sangat ini tengah menunduk. Karena tidak ingin dihiraukan, dengan tangan kanannya, Baekhyun memegang dagu Milania agar gadis itu dapat mencugatkan kepalanya dan bisa menatap Baekhyun.

“Pandanglah orang yang sedang berbicara denganmu, Milania-ssi.” Ujar Baekhyun dengan lembut sembari menarik dagu Milania.

Dengan usaha itu, Milania akhirnya mengangkat kepalanya dan memandang Baekhyun. Sebetulnya, ia sangat tidak ingin untuk menatap Baekhyun, namun apa boleh buat? Otak gadis itu telah menugaskan matanya untuk memandang pemuda itu.

Baekhyun kembali menaruh tubuhnya di posisi semula. Yaitu, ia sedang terduduk seperti murid teladan yang sedang mendengarkan penjelasan gurunya. Baekhyun sedikit tersenyum manis terhadap Milania, ia meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri.

“E-e..” gumam Milania.

Jantung Milania semakin berdetak kencang. Ia ragu sebenarnya untuk ini. Tapi apa boleh buat? Mungkin ini sudah takdir Milania, yaitu menjadi kekasih seorang Byun Baekhyun.

“Ya..” jawab Milania sambil mengangguk mantap, “A-aku serius, Baekhyun-ssi.” Ujar Milania kemudian.

Sekarang, hati Baekhyun serasa dibanjiri kiriman bunga yang sangat harum sekali. Ia tidak menyangka ada bunga seharum ini yang dialamatkan padanya. Baekhyun terlampau gembira, jika memang benar Milania juga mencintai. Alias, cinta Baekhyun tidak bertepuk sebelah tangan. Ia sangat senang sekali.

Baekhyun memasang ekspresi wajah yang sangat datar, namun menatap Milania dengan tatapan lembut seperti kain sutra. Bibir Baekhyun tak henti-hentinya menonjolkan senyuman manisnya, tidak kalah juga eye smile yang timbul dari senyuman itu. Tetapi, Baekhyun tidak langsung menarik kesimpulan apabila Milania mencintainya, ia akan bertanya untuk memastikan.

“Kau tidak sedang berbohong, kan?” tanya Baekhyun memastikan lagi. Sorot matanya begitu menggambarkan keingintahuan yang sangat dalam.

Dada Milania mendadak sesak, rasanya sangat sulit bernapas hanya untuk mengisi ruangan paru-parunya. Sebetulnya, Milania melakukan ini karena rasa kasihan dan balas budi. Namun semenjak melihat pesona Baekhyun tadi, ia sedikit menyukai Baekhyun. Milania bingung untuk menjawab pertanyaan Baekhyun. Jika ia berbohong pasti, Baekhyun akan mengetahuinya.

“Tentu tidak, Byun baekhyun.” Jawab Milania setenang mungkin. Ini ia lakukan agar nada yang muncul dari mulutnya tidak nada gugup.

Milania memajukan badannya untuk menghapus jarak antara dirinya dengan meja, sehingga ia bisa menatap Baekhyun dengan jelas. Ia menongolkan senyuman lewat bibirnya yang membuat mata gadis itu seketika menyipit. Ini pertama kalinya Milania tersenyum dengan manis ke arah Baekhyun. Ini ia lakukan terpaksa sebenarnya, namun ia merasa sangat jahat bila seperti ini.

Milania memiringkan kepalanya ke kiri dan melukiskan sorot mata yang begitu lembut.

“Jadi apa kau mau menjadi kekasih-ku, Baekhyun-ssi? Dalam artian, aku menerima perjodohan itu.” Tanya Milania dengan mantap tanpa melunturkan senyuman manisnya.

Milania terus memandang Baekhyun dengan tatapan yakin, berbeda dengan tatapan Baekhyun yang terlihat sedang berpikir. Gadis itu sangat bersyukur, nada yang keluar dan gelagat tubuhnya tidak menampilkan seseorang tengah berbohong. Siapa pun yang membuat dirinya seperti ini, Milania sangat ber terima kasih.

Baekhyun tampak berpikir sejenak. Ia berusaha melihat gelagat dan mendengar nada Milania. Pada saat ia terus menelusuri semua itu, ia tidak bisa melihat gelagat dan nada orang yang sedang berbohong pada diri Milania. Gadis itu tidak tengah berbohong rupanya, pikir Baekhyun. Lelaki itu teramat senang apabila betul Milania benar-benar menerima perjodohan itu.

“Tentu saja. Aku mau, Milania-ssi.” Sahut Baekhyun diiringi dengan anggukan mantap dan pancaran ekspresi wajah yang kelewat gembira.

Milania yang mendengar itu lumayan senang. Namun, ada isi hatinya yang tak rela kalau Baekhyun sekarang sudah resmi menjadi kekasihnya. Milania terus berupaya untuk tidak menampilkan sesuatu yang berbau kebohongan didalam dirinya, karena gadis itu tahu, jika ia mengeluarkan ekspresi dustadipastikan Baekhyun dapatmenyimpulkan kalau semua ini hanya akting Milania belaka.

“Jadi mulai saat ini, kita resmi menjadi sepasang kekasih?” tanya Baekhyun dengan lembut.

Milania mengangguk kecil sambil tersenyum ke arah Baekhyun. Jujur, Milania tidak kuat jika harus berbohong seperti ini. Kalian tahu peribahasa, sebau-baunya bangkai pasti akan tercium baunya? Perbahasa itu sangat cocok menggambarkan keadaan saat ini, Milania menutupi tujuannya menerima Baekhyun karena hal kasihan dan balas budi. Gadis itu yakin, suatu saat pasti Baekhyun akan mengetahui semua lakonnya.

Sisi lain hati gadis itu juga ada yang bersuara, kau harus belajar mencintai Baekhyun.

Yes, Baekhyun.” Gumam Milania dengan anggukan kecil.

Detik itu juga raut wajah Baekhyun berubah menjadi bahagia bukan kepalang. Baekhyun tampak sedang tersenyum-senyum sendiri, ia masih belum percaya kalau sekarang ia benar-benar sudah resmi menjadi kekasih Milania. Oh God, senyuman Baekhyun terus dipancarkan ke arah Milania, dan gadis itu hanya membalas dengan senyuman tipis.

Baekhyun berdiri dari sofa yang ia duduki, Milania yang melihat gerakan itu hanya menyambutnya dengan raut wajah kebingungan. Setelah berdiri, Baekhyun berjalan mendekat ke arah Milania. Tujuan pemuda itu adalah ia ingin duduk bersebelahan dengan Milania, karena apa yang harus ditutupi lagi? Mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih, kan?

“Baekhyun, mengapa kau pindah?” guman Milania pelan, hampir tidak ada suara yang terdengar.

Lelaki itu –Baekhyun-, lantas duduk bersebelah dengan Milania. Ia terus tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila. Milania yang melihat itu hanya menanggapinya dengan kaget. Mata gadis itu seketika membulat ketika Baekhyun dengan sengaja mendekatkan wajahnya ke arah wajah Milania. Gadis itu meneguk air liurnya sendiri.

“Aku senang…” desis Baekhyun di telinga kanan Milania.

Bulu kuduk Milania tiba-tiba berdiri saat mendengar suara Baekhyun di indera pendengarannya. Suara Baekhyun begitu menggelitik bagi Milania. Gadis itu hanya bisa memejamkan matanya sejenak lalu menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Suara nyaring mendadak bergema di otak Milania, ketika merasakan deruan napas yang semakin mendekat ke arah pipi kanannya.

Milania lantas menjauhkan dirinya dengan Baekhyun. Gadis itu langsung memandang Baekhyun dengan pandangan tidak suka, ia seketika mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil. Ia terlebih dahulu mencegah gerakan Baekhyun untuk mendekat, sebelum ia bersidekap dada tanpa memutuskan kontak mata antara dirinya dengan Baekhyun

“Baekhyun-ah! Kau memang menjadi kekasih-ku, tapi bukan berarti kau melakukan apapun semaumu. Ingat kita berada dimana sekarang.” Perintah Milania dengan tegas. Mata Milania pun ikut-ikutan menatap Baekhyun dengan tatapan yang lumayan garang.

Milania tidak habis pikir, baru saja mereka menjadi sepasang kekasih, tapi Baekhyun sudah mulai mendekati dirinya semacam ini. Milania sangat tidak suka. Ia tahu bahwa dia dan Baekhyun sudah menjadi sepasang kekasih namun, cara memberi rasa kasih sayang jangan ditempat umum seperti ini. Banyak pasang mata yang melihat adegan tadi, dan itu membuat Milania terlampau malu.

I’m sorry, Baby. Because, I’m very happy for this news.” Balas Baekhyun. “Terimakasih kau sudah memaafkanku dan sudah mau menerima perjodohan itu.” Ujar Baekhyun kemudian.

Baekhyun langsung menjauhkan dirinya dengan Milania, ia berdiri dari sofa dan kembali berjalan menuju sofa yang pertama ia duduki. Pemuda itu terlihat tengah menyeruput habis minuman Hot Asian Dolce miliknya. Setelah habis, ia meletakkan cangkir itu di atas meja, kemudian ia menatap Milania dengan penuh kelembutan.

“Kau ada kelas sore, kan? Aku juga ada kelas sore. Ayo kita pergi bersama, ini sudah pukul 03.00 PM KST.” Ujar Baekhyun sambil melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya.

Milania sedikit mencugatkan kepalanya untuk melihat wajah Baekhyun. Ia hanya mengangguk sebagai balasan atas kalimat Baekhyun tadi. Milania pun refleks menggapai tasnya lalu menyelempangkannya di pundak sebelah kanan, lalu ia berdiri menyusul Baekhyun yang sudah terlebih dahulu berdiri ketimbang dirinya.

“Baekhyun.. Aku sangat bingung, aku itu menerima perjodohan ini karena rasa kasihan atau rasa cinta?” Batin Milania.

 

~(˘▾˘)~***~(˘▾˘)~

 

Sebelum masuk ke dalam kelas, Milania terlebih dahulu mendatangi lokernya. Lantaran ada buku yang tertinggal disana, gadis itu lupa tidak memasukkannya ke dalam tas tadi siang. Buku itu sangat penting sekali. Buku tersebut adalah muatan materi disemester ini. Ia terus mencari buku itu dengan amat teliti, hingga akhirnya ia menemukan buku tersebut terselip disebuah map.

Milania sangat lega dapat menemukan bukunya. Apabila buku itu hilang, Milania harus membelinya kembali ke Belanda. Yeah, karena buku itu hanya ada di Belanda. Huruf-huruf dan kalimat dibuku tersebut semuanya bahasa Inggris, sehingga Milania tidak perlu memacu kinerja otaknya untuk menerjemah tiap kalimat terutama jika kalimat itu bertuliskan huruf hangul.

Gadis itu refleks meraih bukunya, kemudian memasukkannya ke dalam tas. Sebetulnya, tas Milania sudah dipenuhi oleh 3 buah buku yang tebal. Tas gadis itu terlampau berat sekali.

Sesudah itu, Milania menutup lokernya dengan rapat dan merengkuh kunci yang berada di tasnya, kemudian mendekatkannya pada bolongan kunci. Ia memasukkan kunci itu dengan mantap, lantas memutar kunci itu ke kiri sehingga menimbulkan bunyi klek! klek! sebanyak dua kali. Merasa sudah terkunci, Milania kontan memutar tubuhnya ke kanan dan hendak berjalan menuju kelasnya.

Tetapi langkah Milania berhenti mendadak, ketika pengelihatannya menangkap seorang gadis yang sedang menatapnya bengis sembari menempelkan tangan  kanannya pada pintu loker. Milania sedikit terjungkal ke belakang karena saking kagetnya. Namun, ia langsung mengontrol keseimbangan tubuhnya dengan cepat, apabila ia tidak bisa mengaturnya dapat dipastikan tubuh Milania sudah tersungkur menghantam lantai dingin.

“Kau kekasih Byun Baekhyun?” tanya gadis itu tiba-tiba dengan nada yang tajam dan dingin. Tak kalah juga tatapannya empat kali lipat lebih tajam, setajam pisau daging.

Gadis tersebut hanya memampangkan wajah datar dan dingin. Sekarang, gadis itu tengah bersidekap dada dan menampilkan tingkah orang sombong dansok berkuasa.

Milania yang mendengar pertanyaan gadis itu menanggapinya dengan datar, walau sebetulnya, Milania benar-benar terperanjat dengan pertanyaan tiba-tiba gadis yang ia tak kenal. Yang membuat Milania kelewat kaget adalah gadis itu memancarkan ekspresi kesombongan dan sok berkuasa. Milania sangat tidak suka dengan gadis seperti itu.

“Siapa kau?” Milania balik bertanya. Nadanya sangat tajam dan datar.

Milania melirik gadis itu dengan tatapan aneh. Milania melipat kedua tangannya didepan dada, kemudian menilik seluruh tubuh gadis itu dari atas sampai bawah. Fashion yang buruk, batin Milania. Ia –Milania-, tampak menghela napas sembari menyunggingkan senyuman miring yang bisa menggambarkan suatu hal yang sangat menjijikan.

“Tidak penting. Yang jelas, kau jawab pertanyaanku terlebih dahulu.” Sergah gadis itu dengan cepat. Matanya sedikit berkilat-kilat sangar, tak kalah dengan raut wajahnya juga.

Mendengar itu, Milania hanya memutar kedua bola matanya malas. Gadis itu siapa sebenarnya? Baru bertemu saja sudah menanyakan hal-hal yang aneh sekali, terutama gadis itu bertanya tentang hubungannya dengan Baekhyun. Oh God, tidak baik menanyakan hal itu pada orang yang baru dikenal. Sangat tidak sopan, Bung!

Milania bergidik geli melihat gelagat dan nada gadis itu, seolah-olah gadis itu adalah tim yang sedang menintrogasi pelaku pencurian atau pembunuhan. Milania lanjut menatap gadis yang ada didepannya dengan tatapan jijik, entah kenapa Milania sangat nyaman jika memandang gadis di depannya ini dengan pandangan seperti itu. Sangat cocok.

“Apa perlu aku menjawab itu?” desis Milania dengan dingin. Milania berkepanjangan melihat gadis itu dengan pandangan jijik. Ia sengaja melakukan ini, agar gadis itu merasa terhina.

Gadis itu memutar kedua bola matanya. Ia masih menatap Milania dengan tatapan bengis dan raut wajah yang sangat sangar sekali tanpa menggugat tangannya yang hingga kini masih bersidekap dada. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya,

“Kau sangat tidak sopan, Nona.” Desis gadis itu dingin sambil memicingkan matanya sejenak.

Milania terkejut setengah mati mendengar kalimat gadis itu. Matanya –Milania- yang sipit seketika menjadi membulat besar membentuk huruf O sempurna. Milania menggeleng-gelengkan kepalanya dan memandang gadis itu dengan tatapan beringas. Milania sangat berhasrat meninju wajah gadis yang ada di depannya ini sekarang juga. Namun ia memendam itu dalam-dalam karena jika ia melakukannya, pasti ia akan mendapatkan hukuman.

“Tidak sopan katanya? Hey! Kau yang tidak sopan! Bandingkan dengan orang yang belum dikenal tiba-tiba bertanya tentang hubungan seseorang. Apa itu sopan? No, isn’t respectful.” Batin Milania. Jujur, hati gadis itu tengah dilanda kebakaran yang hebat akibat perkataan gadis itu yang menurut Milania, perkataan itu sangatlah menyinggung perasaannya.

Milania membuang napas dengan kasar karena ia kelewat kesal. Ia berkacak pinggang sembari memiringkan kepalanya sedikit, kemudian memandang gadis itu dengan sorotan tajam dan tatapan mengintimidasi.

Eh? Tunggu, kau bilang aku tidak sopan? Astaga, yang pantas dibilang seperti itu adalah kau. Kau siapa, hah? Bisa-bisanya bertanya seperti itu.” Sahut Milania dengan dingin tepat didepan wajah gadis itu. Tinggi Milania dan gadis itu hampir sejajar, namun lebih tinggi Milania 1 sentimeter.

Gadis itu hanya terdiam dengan wajah seram seperti hantu.

Milania merasa tidak penting lagi meladeni gadis itu. Milania mencengkram tali tas selempangnya,  sebelum melangkah menjauh dari gadis jadi-jadian itu, Milania terlebih dahulu mendelik kearahnya. Namun pada saat Milania melangkah, gadis itu mencengkram lengan kiri Milania dengan kuat, kemudian menarik Milania agar berhadapan sejajar dengan gadis itu.

Amarah Milania sudah sampai puncaknya. Andai saja tidak ada mahasiswa berlalu lintas disini, mungkin Milania sudah menampar gadis itu dengan sangat keras.

“APA?! Kau siapa, huh? Kau tidak berhak menanyakan itu pada seseorang. Sangat tidak sopan.” Murka Milania dengan beringas. Kilatan-kilatan api tergambar jelas dimata Milania, menandakan ia tengah marah besar.

“Aku mantan kekasih Baekhyun. Nama-ku Lee Hyo Na.” Jawab gadis itu enteng. Gadis itu melukiskan senyuman sombong yang kelewat batas.

Seketika, Milania membelalakan matanya sampai-sampai kedua bola matanya tersebut keluar dari rongganya. Jadi ini mantan kekasih Baekhyun, batin Milania. Milania menggeleng-gelengkan kepalanya, gadis itu –Milania- masih belum percaya bila dihadapannya ini adalah kekasih Baekhyun dulunya. Milania sangat ingin meremas wajah gadis itu sekarang juga.

“Lee Hyona? Jadi ini mantan Baekyun?Oh My God, pantas saja Baekhyun menerimanya dengan rasa kasihan bukan rasa suka. Kelakuannya saja seperti itu. Bisa-bisa membuat Baekhyun malu.” Batin Milania yang sebetulnua sedang tertawa evil.

“Jadi kau mantan kekasih Baekhyun?” Tanya Milania dengan nada sedikit mencibir sambil menaikan salah satu alisnya ke atas, tidak lupa dengan senyuman miring.

“Kau bukan tipe seorang Baekhyun.” Desis gadis itu tiba-tiba yang membuat raut wajah Milania tiba-tiba penasaran. Apa maksud dari perkataan gadis itu?

“A-apa ma-maksud, mu?” gumam Milania dengan datar.

Sesudah Milania mengakhiri kalimat tadi, gadis itu mendadak menurunkan pandangannya ke bagian bawah. Lebih tepatnya lagi, gadis itu tengah memandang dada Milania. Milania ikut-ikutan mengikuti pengelihatan gadis itu, Milania menurunkan pandangannya dan berakhir pada dadanya sendiri. Spontan Milania menutup dadanya dengan kedua tangannya. Milania refleks menatap gadis itu dengan tajam.

Gadis itu hanya menyeringai dan terkekeh kecil melihat reaksi Milania.

“Lalu apa urusanmu, Huh?” desis Milania seraya mendelik dan beranjak menjauh dari gadis itu.

Pada saat Milania beranjak menjauh, terjadi kontak mata antara Milania dengan Baekhyun. Pemuda itu –Baekhyun-, memandang Milania kebingungan sebab, mengapa gadis itu menutupi dadanya? Pikir Baekhyun. Milania membuang napas kesal dan menggambarkan wajah yang teramat jengkel. Gadis itu –Milania-, kembali melanjutkan perjalannya. Awalnya Baekhyun akan menghampiri Milania dan menanyakan ada masalah apa, namun Milania sudah terlebih dahulu menjauh dan menghilang di balik pintu kelas.

Baekhyun menghela napas pendek. Mulanya, Baekhyun akan kembali masuk ke dalam kelas, tetapi indera pengelihatannya menangkap seseorang yang tengah memandangnya sambil terkekeh kecil di dekat loker-loker mahasiswa. Baekhyun menajamkan pengelihatannya, ia mendekati orang itu. Dan akhirnya ia mengetahui siapa orang itu. Dia adalah Hyona. Mungkin saja, gadis itu –Hyona- yang membuat Milania bersikap seperti tadi pada Baekhyun.

“Hyona-ya, apa yang kau lakukan pada Milania?” tanya Baekhyun dengan tajam. Ia –Baekhyun-, sangat yakin. Hyona-lah yang menyebabkan Milania bersikap dingin seperti tadi.

“Aku tidak melakukan apapun.” Celetuk Hyona dengan datar.

Setelah itu, Hyona pun pergi meninggalkan Baekhyun yang masih berdiri tegak. Hyona tersenyum evilkarena berhasil memanasi Milania. Baekhyun membalikkan badan untuk melihat kepergian Hyona. Baekhyun memicingkan matanya, lantas memijat pelipisnya. Ia takut ada masalah apa-apa antara Hyona dengan kekasihnya.

“Hahaha.. Misi-ku berhasil kali ini. Kerja bagus, Hyona.”

 

~(˘▾˘)~***~(˘▾˘)~

 

“Kau kenapa?” tanya Baekhyun dengan lembut sambil memakai sabuk pengaman.

Setelah keluar dari kelas dan bertemu dengan Baekhyun, Milania tidak mengeluarkan sepatah-kata pun lewat mulutnya untuk berbicara dengan Baekhyun. Wajah Milania sangat kusut sekali. Ingin rasanya, Baekhyun menyetrika wajah Milania agar tidak kusut seperti sekarang. Baekhyun sangat canggung apabila Milania bersikap seperti ini. Ekspresi dan pandangan gadis itu sangat datar.

“Siapa Lee Hyona?” tanya Milania tiba-tiba sembari menjilati Vanilla Chips Ice Cream Cone. Ia menatap lurus ke depan, tidak menengokkan kepalanya ke kiri untuk menatap Baekhyun.

Baekhyun batal menyalakan mesin mobilnya karena mendengar pertanyaan Milania. Baekhyun memutar tubuhnya ke kanan untuk melihat Milania yang kini duduk bersebelahan dengan jok pengemudi. Tidak seperti kemarin, Milania duduk dibelakang. Tapi sekarang, gadis itu duduk bersebelahan dengan Baekhyun.

“Mengapa kau bertanya itu?” Baekhyun balik bertanya. Alis pemuda itu berkerut, membuat alisnya menjadi sebuah garis yang hampir menyatu.

“Baekhyun jawab pertanyaanku.. Siapa Hyona? Apa itu mantan kekasihmu?” sergah Milania dengan cepat. Lidahnya tidak berhenti untuk menjilati es krim yang tengah digenggam tangan kanannya.

Baekhyun kembali mendudukan tubuhnya di letak semula. Lelaki itu tampak menyenderkan kepalanya pada sandaran jok, kemudian memejamkan matanya sejenak sambil menjeramah stir mobil. Akhirnya Baekhyun mengangguk sambil berucap,

“Ya. Hyona adalah mantan kekasih-ku.”

“Apa itu wanita yang kau terima karena rasa kasihan?” tanya Milania lebih lanjut. Ia seperti seorang detektif yang sedang memecahkan sebuah misteri saja.

Anggukan mantap dari Baekhyun adalah jawaban dari pertanyaan Milania tadi.

Benar dugaan Milania, jika gadis itu –Hyona- adalah mantan kekasih Baekhyun yang diterima dengan rasa kasihan. Sebenarnya, Milania sangat ingin mengetahui lebih lanjut mengapa Baekhyun menerima gadis itu karena rasa kasihan, bukan karena rasa cinta atau semacamnya yang berkaitan dengan hati. Tapi pertanyaan itu dikubur dalam-dalam. Lantaran, Milania merasa apabila ia bertanya seperti itu pada Baekhyun, pertanyaan itu sungguh tidak sopan.

“Dia sangat menyebalkan!” desis Milania sambil mempoutkan bibirnya. Gadis itu menundukkan kepalanya jengah. Ia mengingat kembali peristiwa di loker tadi. Sangat menyebalkan!

“Soal tipe seorang Baekhyun?” tanya Baekhyun cepat tanpa merubah posisinya yang saat ini masih mengistirahatkan kepalanya pada sandaran jok.

Baru saja Milania akan bertuturan persis seperti Baekhyun, tapi Baekhyun sudah bertanya terlebih dahulu. Yes, itu betul sekali. Soal tipe seorang Baekhyun. Milania terus menjilati es krimnya dengan kasar, seolah-olah es krim itu adalah tempat pelampiasan kekesalannya yang dipendamnya sejak tadi.

Milania pun menolehkan kepalanya ke kiri untuk melirik Baekhyun melalui kedua ekor matanya, “Apa benar, kau tidak menyukai wanita seperti itu?”Milania balik pertanya pada Baekhyun.

Otak Baekhyun berpikir sejenak, untuk menjawab pertanyaan Milania  yang sekiranya bisa membuat gadis itu sedikit gusar. Ayolah, tipe seorang Baekhyun sangatlah tidak benar seperti yang dikatakan oleh Hyona. Gadis itu –Hyona-, hanya mengada-ngada cerita untuk membuat Milania panas. Baekhyun terus berpikir, hingga akhirnya ia tahu, apa yang harus dijawabnya.

“Ya, aku tidak menyukainya.” Balas Baekhyun dengan nada menggoda dan seringaian kecil menyembul dibibirnya.

Milania seketika membulatkan matanya. Ingin rasanya, ia memuntahkan  seluruh isi perutnya untuk diarahkan pada wajah Baekhyun, namun itu tidak bisa. Milania sedikit tersedak karena saking terkejutnya akan kalimat Baekhyun tadi. Milania akhirnya membalikkan tubuhnya menghadap Baekhyun. Memandangnya dengan tajam, seperti singa betina yang kelaparan.

Ya! Baekhyun, jika aku bukan tipe mu mengapa kau menyukaiku? Aissh.. Padahal aku batalkan saja perjodohan itu.” Geram Milania sambil mengerucutkan bibir terhadap Baekhyun.

Milania mengembalikan kembali posisi tubuhnya ke semula. Ia memandang ke sebelah kanan, lebih tepatnya ia memalingkan wajahnya menghadap ke kaca. Milania merasa terjebak. Ia benar-benar kecewa, ternyata Baekhyun membohonginya. Astaga, Milania ingin menangis sekarang juga.

“Aku hanya tertarik dengan bibirmu, Milania.” Ujar Baekhyun menggoda sambil mencolek dagu Milania. “Tidak lebih.” Ujar Baekhyun kemudian.

Gadis itu mendecih tak suka sambil menampik tangan Baekhyun yang sudah menyentuh dagunya. Ia kembali menajamkan pendengarannya, kalau tidak salah itu menyangkut bibir. Detik itu juga, Milania memukul lengan kanan Baekhyun dengan brutal, namun pelan.

Ya! Kau sudah berpikiran mesum lagi!! Kau harus menghilangkan pikiran kotoran mu itu, Byuntae!” perintah Milania dengan keras. Ia menghentikan kegiatan memukul lengan Baekhyun.

Milania kembali mempoutkan bibirnya, kemudian melirik Vanilla Chips Ice Cream Cone-nya yang sudah mulai meleleh dan bulir air akan menetes mengenai tangannya. Dengan sigap, Milania menjilati seluruh lokasi yang dianggapnya sudah tidak aman, alias lokasi yang sudah mulai meneteskan zat berwujud air yang akan mendarat pada kulit tangannya.

Baekhyun hanya tertawa kecil melihat reaksi dan tingkah Milania. Sangat kekanakkan sekali. Baekhyun tak henti-hentinya menggigit bibir bawahnya untuk menghalau tertawa keras yang bisa saja bergema tiba-tiba di mobil ini. Agar Milania tak marah, Baekhyun cepat-cepat memberitahu bahwa ini hanya gurau belaka.

Baby, listen tome..” sahut Baekhyun dengan sangat lembut. Baekhyun memutar badannya menghadap Milania, kemudian mencengkram bahu gadis itu dengan sangat lembut.

Merasa sentuhan dibahunya, mau tak mau Milania pun akhirnya membalikkan badannya dan menengok kepalanya ke kiri menghadap Baekhyun. Kontak mata pun terjadi antara sepasang kekasih ini. Baekhyun menatap Milania dengan sangat lembut, namun tidak dengan Milania, ia menatap Baekhyun dengan tatapan datar.

“Semua yang dikatakan Hyona tidak benar. Aku tidak mementingkan tipe dada atau semacamnya.” Ucap Baekhyun meyakinkan Milania. Ini semua ia lakukan agar Milania tidak masuk ke dalam permainan Hyona. Gadis itu –Hyona-, tergolong gadis yang licik dalam hal yang berkaitan dengan hati.

Baekhyun terus memandang Milania dengan lembut seperti kain sutra. Milania tidak berkedip sama sekali mendengar perkataan Baekhyun. Oh God, ini romantis sekali.

“Dan masalah mengenai bibir. Aku hanya bercanda.” Ujar Baekhyun kemudian sambil mengedipkan mata kirinya. Lalu Baekhyun tersenyum manis.

Melihat Baekhyun mengedipkan matanya membuat Milania sangat sulit bernapas. Oh God, ini benar-benar membuat Milania jatuh hati. Dada Milania tiba-tiba sesak. Astaga, Milania sangat sulit untuk meraup oksigen, paru-parunya serasa seperti akan kehabisan suplai oksigen. Milania tidak mengedipkan matanya sama sekali.

Yang membuat Milania teramat kaget, ketika Baekhyun mendekatkan wajahnya dengan wajah miliknya. Milania sangat ingin mendorong Baekhyun sekarang juga, namun anggota tubuhnya tidak dapat digerakkan seakan-akan tidak ada darah sama sekali yang mengalir. Yang membuat Milania terkejut setengah mati adalah matanya sudah mulai menutup. Astaga, Milania terbawa suasana.

Baekhyun semakin menghapus jarak antara wajahnya dengan wajah Milania. Lelaki itu tertawa evil dihatinya, Milania terbawa suasana ternyata. Buktinya, gadis itu terlebih dahulu memejamkan matanya.

“Makanlah es krim dengan perlahan, Baby. Lihat bibirmu dipenuhi kotoran es krim.” Ujar Baekhyun lembut sambil menyeka kotoran es krim disudut bibir Milania menggunakan punggung ibu jari kanannya.

Baekhyun mendekatkan wajahnya hanya ingin memperjelas pengelihatannya pada bibir Milania. Baekhyun tidak bermaksud untuk menciumnya, sungguh. Ia hanya berniat menyeka kotoran es krim yang berada di pinggir-pinggir bibir Milania.

Milania membuka matanya dengan cepat. Karena mendengar perkataan Baekhyun tadi cukup membuat suara nyaring diotaknya bergema untuk membangunkannya dari peristiwa terbawa suasana. Gadis itu –Milania-, langsung menjauhkan dirinya dengan tubuh Baekhyun. Ia memalingkan wajahnya kemana saja, asal tidak menghadap Baekhyun. Karena, sungguh! Semburat merah tomat sudah mulai menjalari pipi gadis itu. Milania kelewat malu.

Milania merutuki kebodohan dirinya sendiri. Merutuki dalam arti, mengapa ia bisa terbawa suasana? Padahal Baekhyun belum tentu akan menciummnya. Astaga, Milania benar-benar harus menutupi malunya setengah mati. Milania sangat ingin berteriak sekarang, karena gerakan Baekhyun sangat sulit untuk ditebak.

“Kau jangan malu, Baby. Benar kok, kau pantas melakukan itu karena kau berpikir aku akan menciummu. Tidak apa-apa, kau tidak perlu malu, Baby.” Ujar Baekhyun berusaha meyakinkan Milania. Sekarang, Baekhyun sudah mulai memandang lurus ke depan.

Baekhyun tidak ingin karena hal ini, Milania kembali bersikap datar dan dingin padanya. Okay, Baekhyun mengakui ini salahnya. Tapi tak apa kan hanya untuk menggoda kekasihnya? Oh God, kekasih? Tentu saja!

Milania hanya mengangguk pelan sambil terus memalingkan wajah. Bukan karena marah atau apa, Milania sangat malu sekali atas kejadian tadi. Gadis itu benar-benar malu. Sangat malu.

Baekhyun menyalakan mesin mobilnya dengan cepat. Milania pun refleks memasang sabuk pengamannya. Es krim tadi sudah dilahap habis oleh Milania. Kali ini, ia memakannya dengan perlahan karena takut lelehan es krim itu menempel pada sudut bibirnya. Milania membereskan rambut coklat panjangnya dan merapihkan dress pendeknya yang terlihat kusut dan berantakan.

“Milania-ya, bagaimana jika kita pergi ke Han River? Suasana malam disana nikmat sekali. Bagaimana kau mau tidak? Lagi pula, ini masih jam 06.49 PM KST. Kau belum pernah kesana, kan?” tawar Baekhyun sambil menoleh ke kanan melihat Milania melalui sudut matanya, senyuman manis terpancar dari bibir Baekhyun.

Sebuah anggukan dengan senyuman, itulah jawaban dari Milania.  Seperkian detik itu juga, Baekhyun memijak pedal gas dan mobil itu meluncur menuju Sungai Han/ Han River. Baekhyun yakin, Milania akan takjub jika melihat itu. Siapa bilang berkencan di sungai sangat kuno? Astaga, jika di Korea berkencan di pinggiran sungai itu sangatlah romantis. Bukan sungai kumuh maksudnya.

->>>>> DISISI LAIN <<<<<-

“Aku punya misi untukmu.” Ujar seorang gadis dengan nada dingin yang sedang bercakap dengan seorang lelaki bertubuh kekar dan tinggi. Gadis itu tampak bersidekap dada.

“Apa itu, Nona?” tanya lelaki itu.

“Ikuti kendaraan mobil itu.” Tutur gadis tersebut dengan nada penuh penekanan sembari menunjuk mobil tersebut dengan dagunya.

“Satu lagi, aku ingin kau mencelakakan gadis yang menumpangi mobil tersebut.” Ucap gadis itu kemudian.

“Baiklah, Nona.”

“Jika kau berhasil dalam misi ini, aku akan menaikan gajihmu lima ratus ribu won. Dan ingat! Jangan sampai lelaki yang ada di dalam mobil itu mengetahuinya!”

Lelaki itu mengangguk lalu membungkukkan badannya, “Siap, Nona. Permisi.” Lelaki itu kemudian melangkah jauh dan menghilang dibalik pintu mobil.

“Hahaha, aku sangat senang dengan permainan ini.” Gadis itu mendesis dengan nada yang terdengar mengerikan dan menatap mobil targetnya itu dengan bengis.

 

~(˘▾˘)~***~(˘▾˘)~

 

Read this first ->BaekMil Side Story(PROTECTED)

 

~(˘▾˘)~***~(˘▾˘)~

 

Baekhyun dan Milania telah tiba di halaman depan rumah Tuan Kim/ Ayah Milania. Awalnya Baekhyun dan Milania akan bersama masuk ke dalam rumah, namun karena kejadian di Sungai Han tadi membuat Milania memperintahkan Baekhyun masuk terlebih dahulu karena Milania belum membereskan diri. Baekhyun pun menuruti perintah Milania.

Baekhyun berjalan santai menuju pintu yang menghubung langsung ke dalam rumah Milania. Setelah sampai di depan rumah tersebut, Baekhyun langsung membuka pintu tersebut, karena sebelumnya Baekhyun sudah diperbolehkan Tuan Kim untuk masuk tanpa menekan bel. Pemuda itu membuka pintu dengan sangat pelan.

Ketika pintu sudah terbuka lebar, penglihatan Baekhyun menangkap tangan kanan seorang pria paruh baya yang sedang melambai ke arahnya. Pria paruh baya itu tengah terduduk di sofa berwarna hijau toska. Tangan kanannya tampak memegang cangkir. Baekhyun hanya mengangguk lalu beranjak menghampiri pria paruh baya itu yang diyakini Baekhyun adalah Tuan Kim.

“Selamat Malam. Ada hal apa yang ingin paman bicara’kan?” tanya Baekhyun sambil tersenyum, yang sebelumnya membungkukkan badannya terlebih dahulu kemudian duduk di seberang sofa Tuan Kim.

Tuan Kim hanya mengangguk dengan ekspresinya yang datar. Ia meletakkan cangkir tersebut di atas meja. Lalu menghela napas dengan panjang dan menatap Baekhyun dengan sangat tajam.

“Mengapa anakku bisa membatalkan perjodohan tersebut, Byun Baekhyun?”

.

.

.

(“¬_¬)TBC (˚☐˚!!)

 

A/N :

Hi! Ketemu sama aku lagi ^^

Hayoloh :v kira-kira Baekhyun jawab apa? Dan apa reaksi Baekhyun? Hahahah *evil-laugh*

Maaf lama update T^T aku tahu banyak hari libur, tapi gak setiap hari aku ngerjain fanfic DKM ini.. Soalnya aku banyak tugas banget -_- padahal udah mau UKK!! Fix nyebelin! Dan ditambah lagi kalau share FF di EXOFF itu harus ngantri dulu kan?? Harap bersabar..

Kayaknya aku bakal lama update untuk Chapter 7 ._. soalnya aku mau HIATUS dulu hffft -=-

BaekMil Side Story(PROTECTED) <- Yang mau minta password bisa kontak author di :

(Invite BBM : 749BDC04), atau (Add LINE : ginasnm), atau (follow twitter : @ginashafanm) |MINTA PASSWORD WAJIB PUNYA ID KOMENTAR (: kalau yang gak punya Author minta maaf sebesar-besarnya, Author gak bakalan ngasih password tersebut.

Next Chapter? Comment.

Special Thanks : Admin EXOFF yang udah mau share FF ini makasih^^, buat temanku –Felira A.S.A- makasih bantuannya buat part Hyona & Milania (:

Bye~ Sampai jumpa! Ketemu lagi di chapter 7 ^^~

Copyright © 2014 gishafz.  All rights reserved.

 

142 pemikiran pada “Don’t Kiss Me! (Chapter 6)

Tinggalkan komentar