Devil Child [PART 7]

Devil Child Part 7 by Z

Author : Z

Title : Devil Child (part 7)

Cast :

☆ Kim Jong In {Kai, nama aslinya di dunia iblis}

☆ Sung Ha Rim (OC)

☆ Oh Sehun

☆ Kim Tae Hyung

☆ Kim Min Ri (OC)

☆ Kim Seo Jin

Lenght : Chapter

Genre : Romance, Mistery, Supernatural, Action, Fantasy, Gore

Disclaimer : FF ini murni ide dan karangan author. No plagiat.

Author’s Note : Mian kalau ff ini tidak seperti ff yang lain(?) karena author memiliki imajinasinya sendiri(?) dan ini genrenya fantasy jadi ya gitu deh :v wkkk

Dan ingat ini hanyalah sebuah Fanfiction jadi jangan di katikan dengan dunia nyata, karena ini sangatlah berbeda. Jadi just for fun, happy reading ^^

。゚ °Devil Child °゚。

Ketika istirahat tiba Minri duduk di bangku yang berada di depan bangku milik Sung Ha. Ia menghadap ke Sung Ha, ingin membicarakan sesuatu dengan yeoja itu. “Sung Ha, apakah kau pulang sekolah ada acara?” tanyanya.

“Ani. Wae?”

“Maukah kau datang ke rumahku? Ada yang harus aku bicarakan denganmu.”

“Kenapa kau tidak bicara di sini saja?”

“Aku tak bisa bicara di sini. Pulang sekolah aku akan menunggumu, Ne.”

“Pulang sekolah dia tak akan kemana-mana.” suara berat Jong In membuat Minri dan Sung Ha menoleh ke arahnya. “Aku tak akan membiarkannya bersamamu. Apakah kau dan kembaranmu itu masih mau membunuh Sung Ha?” sorot mata Jong In tertuju ke arah Minri. Dan sejak bertemu Jong In, ia selalu tak suka dengan tatapan itu.

“Aku tak akan melakukannya. Ada hal yang lebih penting daripada itu.” Minri bangkit dari duduknya. Ia berjalan ke arah Sung Ha dan membisikkan kelu agar Sung Ha mau ikut bersamamu. “Ini berkatian dengan ibumu.” bisiknya dengan suara sepelan mungkin agar tak ada yang mendengarnya.

Mata Sung Ha melebar, dengan cepat ia menoleh ke arah Minri yang berdiri di sampingnya. “Apakah kau mengetahuinya?”

Dengan yakin Minri mengangguk mengiyakan pertanyaan itu.

Jong In menolehkan pandangannya ke arah jendela di sampingnya. Ia bisa mendengar apa yang dibisikkan Minri pada Sung Ha. Apakah Minri akan membawanya pada ibunya?

。゚ °Devil Child °゚。

Pulang sekolah, Minri membawa Sung Ha ke rumahnya. Mereka di sambut oleh sosok namja yang tak lain adalah Seok Jin.

Sung Ha duduk di hadapan Minri dan juga Seok Jin. “Sung Ha aku akan terus terang padamu.” ucap Seok Jin mengawali pembicaraan.

“Ada apa?” tanya Sung Ha sedikit ragu.

“Tinggallah bersama kami. Kami akan menjagamu.”

Sung Ha mengerutkan dahinya, tinggal bersama? “Kenapa kau berbicara seperti itu?”

“Ini demi kebaikanmu. Dan ini perintah dari ibumu.” sambung Minri.

“Ibuku?” Sung Ha menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri mencari sosok lain yang mungkin ada di rumah ini. “Dimana dia?”

“Ibumu tak ada di sini. Dua bulan lagi,ibumu menyuruh kami untuk membawamu ke dunia malaikat. Dan selama itu kami harus menjaga dan mengawasimu agar kau tak berubah menjadi iblis.” jelas Seok Jin.

Sung Ha tediam. Dunia malaikat? Itu dunia yang sama sekali belum pernah dilihat Sung Ha. “Kenapa dia tak menemuiku sendiri?”

“Karena ibumu adalah Ratu. Itu sebabnya ibumu tak bisa menemuimu.”

“Ra-tu? Maksudmu Ratu malaikat?!” Sung Ha menghela nafasnya tak percaya. Kenyataan apa lagi yang harus ia terima setelah ini?

“Ne. Ibumu sangat mengkhawatirkan kekuatan yang ada di dalam tubuhmu.”

“Lalu jika ingin bertemu denganku kenapa harus menunggu dua bulan? Kenapa sekarang kau tak membawaku kesana? Aku sangat ingin bertemu dengannya. Aku..” Sung Ha melihat cincin yang kembali ia kenakan saat ia berubah menjadi iblis kembali. “Aku merindukannya. Dan aku ingin melihat bagaimana waja ibuku.”

Seok Jin dan Minri saling bertuka pandangan. Walaupun mereka tak mengatakannya tapi mereka tau apa yang mereka pikirkan satu sama lain.

“Maafkan kami, kami tak bisa melakukan itu. Misi kami adalah melindungimu dan juga membawamu ke dunia malaikat setelah berusia 18 tahun.”

“Jika kalian tak bisa membawaku sekarang bisakah kalian menyampaikan pesanku kepada ibuku?”

Seok Jin dan Minri kembali bertukar pandangan dan pada akhirnya mereka menggangguk kepada Sung Ha.

Sung Ha menulis setiap kata yang ingin ia sampaikan dan ia tanyakan kepada ibunya. Cukup panjang memang, tapi setidaknya beberapa pertanyaan yang ia tulis bisa mewakili kerinduannya dan rasa penasarannya.

Setelah selesai Sung Ha memasukkan kertas itu ke dalam amplop dan menutupnya. Yeoja itu memberikannya kepada Minri. “Tolong sampaikan surat ini.”

“Baiklah.” Minri menggambil surat itu dan tersenyum kepada Sung Ha.

。゚ °Devil Child °゚。

Jong In masuk kedalam rumahnya dan mendapati Sehun yang sedang berbaring di sofa dengan sebuah majalah dewasa di tangannya. Melihat itu Jong In hanya tertawa geli. “Tak kusangka kau membaca seperti itu.” ucap Jong In sembari berjalan ke kulkas.

“Kau sudah pulang? Di dimana Sung Ha?” Sehun mendudukkan tubuhnya dan menaruh majalah itu di meja.

Jong In mengambil sebuah soda kaleng dari kulkas dan meminumnya. “Dia sedang bersama seseorang.”

“Sayang sekali aku tak bisa melihatnya sebelum pergi.”

Dengan soda kaleng di tangannya Jong In mendekati Sehun dan duduk di sofa di depan namja itu. “Kau mau pergi?”

“Ada yang harus aku urus di dunia iblis.” Sehun bangkit dari duduknya. “Sampaikan salamku pada Sung Ha. Katakan padanya aku akan merindukannya.” ucap Sehun sembari berjalan ke arah pintu keluar.

Mata Jong In menangkap sebuah majalah yang tergeletak di meja. “Ya! Kau tak membawa majalahmu?”

“Itu untukmu saja. Aku sudah selesai membacanya.” Sehun keluar dari rumah itu meninggalkan sang pemilik rumah sendiri. Namja itu menatap langit biru yang terlihat cerah. “Sung Ha? Cepat atau lambat aku akan menjemputmu. Tunggulah aku.” Sehun menuliskan sesuatu di dinding yang ada di sebelahnya. Namja itu memasuki dinding yang seperti air itu dan menghilang.

Dengan ragu Jong In mengambil majalah yang Sehun baca tadi. Dibukanya lembar demi lembar yang ada di majalah itu. Namja itu beberapa kali menelan salivanya saat melihat foto-foto yang terpampang di sana. Ini pertamakalinya Jong In membuka majalan dewasa.

Sung Ha masuk kedalam rumah. Yeoja itu segera melangkah menuju kamarnya tapi sebelum tiba di depan kamar yeoja itu berhenti dan melihat Jong In yang sedang membaca. Jarang sekali Jong In membaca. Batin Sung Ha.

Sung Ha menyipitkan matanya melihat seksama cover majalah yang terpampang di sampul depan yang saat ini Jong In pegang. Sung Ha melihat dadanya dan menyilangkan kedua tangannya tepat di depan dada. “Ya! Jong In! Tak kukira kau ternyata namja yang mesum!”

Jong In tersentak ia segera menoleh ke sosok Sung Ha yang tak jauh darinya. Matanya beralih ke majalah yang ada di tangannya. Ia segera menutupnya dengan cepat dan menaruhnya kembali di meja. Ia tau apa yang saat ini Sung Ha pikirkan terhadapnya. “Sung Ha.. Aku tak seperti itu. Itu milik Sehun.”

“Itu sama saja jika kau juga membacanya.” Sung Ha segera masuk ke dalam kamarnya. Yeoja itu bersandar di pintu yang barusaja ia tutup. “Iblis mesum..” gerutu Sung Ha.

Jong In bisa mendengar itu, ia bisa mendengar dengan jelas saat Sung Ha mengatainya iblis mesum. “Aisshh jinjja!” dengan cepat Jong In membakar majalah itu hingga tak ada abu pun yang tersisa. “Kenapa dia harus meninggalkannya disini?!” gerutunya saat mengingat pemilik majalah itu.

Jong In mengacak rambutnya dan menyandarkan tubuhnya di sofa. Ia menatap langit-langit yang berwarna abu muda. “Aishh!” Jong In kembali mengacak rambutnya saat setiap foto yang ada di majalah itu tergambar di pikirannya.

Jong In segera pergi ke kamarnya dan menutup pintu itu dengan cukup keras. Ia bisa gila jika terus memikirkannya.

。゚ °Devil Child °゚。

Minri memasuki ruangan yang biasa Ratu Savaredia tempati. Yeoja itu membungkuk memberi hormat. Dan kembali berdiri dengan normal. “Ratu, Sung Ha meminta saya untuk memberikan ini.” Minri melangkah maju beberapa langkah dan menyerahkan surat itu yang langsung di terima oleh Savaredia.

Minri kembali mundur, ketempat awal ia berdiri. “Dia ingin bertemu dengan anda.”

Savaredia membuka amplop itu dan mengeluarkan selembar kertas dari dalamnya.

“Sung Ha menyuruh anda untuk membalas surat itu.” Savaredia membaca kalimat yang tertulis di kertas yang ada di tangannya.

“Bisakah kau keluar dulu? Aku akan memanggilmu jika aku telah membalasnya.

“Ne.” Minri membungkuk, dan meninggalkan ruangan itu.

Savaredia kembali melanjutkan membaca surat itu. Setelah selesai yeoja itu menadahkan tangannya dan muncullah alat perekam suara yang diselimuti oleh cahaya yang indah.

Ia mengambilnya dan menekan sebuah tombol untuk merekam suaranya. Setelah selesai yeoja itu memanggil Minri untuk masuk ke dalam ruangannya dan memberikan alat perekam itu pada Minri.

Minri sedikit bingung kenapa Ratunya itu membalasnya dengan perekam suara bukan sebuah surat balasan.

Savaredia tersenyum, ia seperti tau apa yang ada di pikiran Minri. “Dia ingin mendengar suaraku. Tolong berikan itu kepadanya dan dengarkan itu sendirian.”

“Ne. Akan saya sampaikan.” Minri membungkuk memberi hormat dan meninggalkan ruangan itu untuk kembali ke dunia manusia.

。゚ °Devil Child °゚。

Keesokan harinya di sekolah Minri tak lupa memberika rekaman itu pada Sung Ha ia juga tak lupa mengatakan untuk mendengarkannya sendiri.

Setelah tiba di rumah Sung Ha segera masuk ke kamarnya, ia tak peduli dengan Jong In yang masih berada di luar. Yang Sung Ha inginkan adalah segera mendengarkan rekaman itu.

Sung Ha menghempaskan tubuhnya di ranjangnya. Yeoja itu mengambil alat itu dari sakunya dan menekan sebuah tombol yang ada di alat perekam itu.

Sebuah suara yang indah muncul dari alat itu. “Sung Ha.. Ibu juga sangat merindukanmu. Sudah lama ibu tidak bertemu denganmu. Ibu senang kau baik-baik saja. Apakah kau sedang dekat dengan pangeran iblis? Ibu berharap kau menjauhinya, kau tak boleh berhubungan dengan iblis. Ibu takut kekuatan iblismu kembali muncul.” rekaman itu berhenti beberapa detik dan kembali memperdengarkan suara yang sama.

“Sung Ha.. Ibu mau bertanya padamu, kenapa kekuatan malaikat dan kekuatan iblismu bisa bangkit hampir bersamaan? Kau tau itu membuat ibu resah. Jangan pernah keluarkan kekuatan iblismu, jika tidak cepat atau lambat tubuhmu tak akan mampu menahan kedua kekuatan yang besar itu dan kau bisa lenyap. Untuk itu saat kau berusia 18 tahun, ibu ingin membuatmu menjadi malaikat seutuhnya dan tinggal di dunia malaikat. Jangan pernah keluarkan kekuatan iblismu lagi, ibu tak ingin terjadi apa-apa padamu. Dan maaf dulu ibu meninggalkanmu di rumah itu karena ibu tak ingin kau di incar dan kekuatan yang kau miliki bangit, itu semua demi kebaikanmu. Ibu mencintaimu Sung Ha..”

Air mata Sung Ha menetes. Apakah ini benar-benar suara ibunya? Suara itu begitu indah dan menenangkan. Sung Ha memeluk alat perekam itu. Suara yang tak pernah ia dengar akhirnya ia dengar. “Aku juga mencintaimu..”

Dari luar tampak Jong In yang sedang bersandari di dinding diantara pintu kamarnya dan pintu kamar Sung Ha. Namja itu terdiam mendengarkan suara ibu Sung Ha. Bukan karena terharu, ia terdia karena beberapa kalimat.

Dari mulai tubuh Sung Ha yang bisa lenyap kapan saja karena tak bisa menahan kekuatannya. Hingga Ibu Sung Ha akan mengubah Sung Ha menjadi malaikat seutuhnya dan tinggal di dunia malaikat.

Di dalam lupuk hati Jong In yang paling dalam ia tak ingin berpisah dengan Sung Ha. Tapi ia juga tak mau jika tubuh Sung Ha lenyap karena tak bisa menahan kekuatannya.

Jong In masuk ke dalam kamarnya. Apakah ia harus berpisah dengan Sung Ha? Sedari apa ini memang salah. Mereka seharusnya tak sedekat ini, bukan karena mereka adalah keponahan. Tapi karena mereka adalah makhluk yang berbeda. Dan tak akan bisa bersama.

Jong In melepas seragamnya dan menggantinya dengan kemeja coklat bermotif kotak-kotak. Namja itu masih memikirkan. Karena dia kekuatan malaikat Sung Ha terbuka. Dan secara tak langsung dia jugalah yang telah membangkitkan kekuatan iblis yang ada di tubuh Sung Ha.

Namja itu keluar dari kamarnya dan dalam waktu yang bersamaan Sung Ha juga keluar dari kamarnya. Mereka dia sesaat hingga Jong In berjalan menuju pintu keluar.

“Kau mau pergi?”

Jong In membuka pintu itu. “Ne.”

“Kemana?” tanya Sung Ha tapi Jong In lebih dulu keluar dan menutup pintu itu.

Sung Ha mengangkat bahunya. Ada yang lebih penting sekarang, yaitu pergi ke rumah Minri.

。゚ °Devil Child °゚。

Jong In menatap nanar gelas yang ada di tangannya. Namja itu menggoyangkannya pelan, menimbulkan bunyi dari gesekan es batu dan gelas. Jong In meminumnya hingga air berwarna coklat kekuningan itu habis. Itu sudah kelas ke-4 nya untuk sore ini.

Sayap Jong In telah keluar sejak ia meminum gelas pertama. Namja itu mengambil botol yang ada di sampingnya dan kembali menuangkan minuman beralkohol itu.

Ini pertamakalinya Jong In masuk ke tempat seperti ini dan meminum minuman yang berbau menyengat itu. Apakah dia benar-benar harus melepas Sung Ha demi kebaikan mereka berdua? Tapi Jong In mungkin tak bisa melakukannya. Ia sudah jatuh cinta pada Sung Ha.

Jong In kembali meneguk minuman itu. Ia menahan kepalanya saat merasakan pusing di kepalanya.

。゚ °Devil Child °゚。

Sung Ha masuk kedalam rumah Minri setelah pemilik rumah membukakan pintunya dan mempersilahannya masuk.

“Apakah kau sudah memutuskan untuk tinggal bersama kami?” tanya Minri setelah mendudukkan dirinya di sofa.

“Aku kesini untuk bertanya sesuatu padamu.” Sung Ha mengedarkan pandangannya mencari sosok namja yang biasanya ada di rumah itu. “Dimana Seok Jin?”

“Ahh dia? Dia sedang di panggil ke perbatasan dunia malaikat dan dunia iblis. Sepertinya ada sesuatu di sana.”

Sung Ha mengangguk, mengerti. “Jadi apa yang mau kau tanyakan?” sambung Minri lagi.

Sung Ha mengeluarkan alat perekam dari tas kecil yang ia bawa. “Apakah katika aku menjadi malaikat aku sudah tak memiliki kekuatan iblis lagi?”

“Itu sudah pasti. Memang kenapa? Kau tak suka menjadi malaikat seutuhnya?”

“Bukan begitu. Hanya saja jika aku tinggal di dunia malaikat apakah aku masih bisa bertemu dengan Jong In?”

Minri terdiam. Ia meragukan hal itu karena di dunia malaikat memiliki aturan tak boleh meninggalkan dunia kecuali dalam misi tertentu.

Dengan membaca ekspresi Minri, Sung Ha bisa menyimpulkannya tanpa harus Minri mengatakannya. “Apakah benar aku tubuhku akan lenyap jika tak bisa menahan kekuatan malaikat dan iblis yang ada di dalam tubuhku?”

Minri mengerutkan dahinya tak mengerti? “Apa maksudmu?”

Mendengar pertanyaan yang aneh dari Minri Sung Ha menjadi sedikit bingung, apakah Minri tak tau hal itu? “Apakah ibuku tak mengatakan apapun padamu?” tanyanya pada Minri.

“Ratu hanya mengatakan kepada kami untuk menjagamu dan mengawasimu supaya kekuatan iblismu tidak muncul selama dua bulan kedepan.”

Sung Ha terdiam. Jika dua bulan lagi ia pergi ke dunia malaikat itu tandanya ia tak akan bertemu Jong In lagi. Tapi jika ia terus berada di sini maka cepat atau lambat Sung Ha akan lenyap. “Apakah tak ada jalan lain untukku? Aku mencintai Jong In. Dan aku ingin terus bersamanya.”

“Kau tak bisa bersamanya. Kau dan dia berbeda. Apakah kau lupa jika Jong In adalah pangeran iblis? Dan kau, kau memiliki cahaya Ratu malaikat di dalam tubuhmu. Kau tak akan pernah bisa bersamanya, jadi jauhilah dia.”

Sung Ha terdiam. Bukan ini yang ingin ia dengar. “Minri..”

“Ibumu telah melakukan semua ini untuk kebaikanmu. Jadi ikutilah dia. Jadila malaikat dan lupakan Jong In.”

Sung Ha menggeleng. “Aku tidak bisa melakukannya.”

“Kau bisa Sung Ha. Dan kau harus melakukannya.”

。゚ °Devil Child °゚。

“Hai bangunlah. Kau tidak boleh tidur di sini.” seorang namja sedang mencoba membangunkan namja lain yang sedang tertidur di meja bartender. Bisa dilihat namja berbaju coklat dengan motif kota-kotaknya itu telah menghabiskan tiga botol minuman beralkohol.

Namja yang sedari membangunkan itu menghela nafasnya. Namja itu adalah seorang bartender yang bekerja di bar itu. Ia tak ingin namja yang tidur di depannya saat ini mengganggu pemandangan penggunjung lainnya.

Bartender itu kembali berusaha membangunkan Jong In. Ia menepuk pelan pundak Jong In.

Brak!

Bartender itu terpental dan menghantam meja-meja yang ada di sana. Penggunjung yang mendengar ada keributan segera mengerumuninya dan membantu bartender itu berdiri.

Jong In berdiri, ia berjalan keluar dari bar itu karena merasa terganggu. Kepala namja itu terasa berat dan jalanpun seperti hampir terjatuh.

“Ya!” bartender tadi menarik Jong In dan memukul pipi kanan Jong In. Karena tak bisa menyeimbangkan tubunya, dengan mudah Jong In terjatuh menghantam kursi yang ada di dekatnya.

Jong In bangkit dan memukul wajah namja itu. Beberapa penggunjung yang memang mengenal bartender itu segera menolongnya. Dan beberapa yang lain mencoba memukul Jong In. Tapi percuma, Jong In selalu bisa menghindarinya dan membalas pukulan itu jauh lebih keras.

Setelah merasa bosan Jong In berjalan keluar dari bar. Beberapa kali ia hampir terjatuh karena efek alkohol.

。゚ °Devil Child °゚。

Sung Ha mengambil jaketnya dan segera keluar. Sudah 3 jam yang lalu Sung Ha kembali, tapi hingga sekarang Jong In juga belum pulang. Ditambah jam yang telah menunjukkan pukul 11 malam.

“Aisshh kenapa dia selalu membuatku khawatir.” disepanjang jalan Sung Ha mengerutu karena ulah Jong In yang suka pergi dan tiba-tiba terluka. Itu membuat Sung Ha selalu mengkhawatirkannya.

Sung Ha terus saja mengedarkan pandangannya. Yeoja itu menyipitkan pandangannya saat melihat sebuah cahaya biru di sebuah bangku yang masih cukup jauh dari tempatnya berdiri.

Dengan ragu Sung Ha mendekati bangku taman itu. Dan didapatilah sesosok namja dengan sayap iblisnya tengah berbaring di sana. “Ya! Kenapa kau tidur di sini?!”

Jong In mengerjapkan matanya saat mendengar suara yang tak asing baginya. Tangan Jong In meraih tangan Sung Ha dan menarik yeoja itu di pelukannya. Kepala yeoja itu tepat berada di dada Jong In. “Apa yang kau lakukan?” Sung Ha menarik tubuhnya, tapi kepala Sung Ha tertahan oleh tangan milik Jong In.

Jong In memejamkan matanya. “Hanya sebentar..” lirih Jong In. Sung Ha terdiam. Detak jantungnya mulai berdetak tak normal.

Di bawah cahaya bulan kedua sosok itu masih menidurkan dirinya di sebuah bangku yang ada di pinggir jalan. “Mianhae..” ucap Jong In pelan.

“Wae?” tanya Sung Ha karena bingung kenapa Jong In meminta maaf padanya.

Namja itu membuka matanya dan menatap langit malam yang terhiasi banyak bintang. “Bolehkah aku tidur di pangkuanmu?” Jong In membiarkan Sung Ha untuk berdiri.

Dengan sedikit ragu Sung Ha akhirnya mengabulkan permintaan Jong In itu. Jong In terus saja memandangi wajah Sung Ha yang tepat di atasnya. “Apakah kau minum? Kau bau alkohol.” tanya Sung Ha yang memang sudah ingin ia tanyakan kemenjak Jong In memeluknya tadi.

Jong In hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu. “Jangan tinggalkan aku..”

Sung Ha menatap wajah Jong In yang sedari tadi telah menatapnya. “Aku tak akan meninggalkanmu.”

Jong In memejamkan matanya hingga ia tertidur di pangkuan Sung Ha.

Sung Ha terus saja menatap wajah namja yang ada di pangkuannya. Ia tak ingin kehilangan namja itu. Sung Ha menghela nafasnya. Matanya memerah menahan air mata yang mendesak keluar. “Aku.. Akan tetap bersamamu hingga aku berumur 18 tahun.” air mata Sung Ha mulai menetes. Dengan cepat ia menyekanya agar tak jatuh dan mengenai wajah Jong In.

Saat Sung Ha berkunjung ke rumah Minri pada akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti apa yang ibunya mau. Walaupun berat ia harus bisa menerima kenyataan bahwa dirinya berbeda dengan Jong In. Jika dirinya tetap bersama anak mereka akan memiliki penderitaan yang sama dengan yang dimiliki Sung Ha.

Perlahan Sung Ha menyeka rambut Jong In. “Mianhae..” tangan Sung Ha beralih menyentuh pipi kanan Jong In. Apakah dia berkelahi? Terdapat sedikit memar di pipi itu.

Cahaya keluar menyelimuti luka memar yang ada di pipi Jong In. “Kau selalu membuatku khawatir..” ucap Sung Ha pelan.

Hari dimi hari Sung Ha jalani seperti biasa. Ia menuruti nasihat dari Minri maupun ibunya untuk tidak mengeluarkan kekuatan iblis.

Sung Ha melirik Jong In yang duduk di sebelahnya. Dua minggu lagi, Sung Ha akan pergi dari sisi namja itu. Ia tak tau bangaimana cara untuk mengatakannya. Oleh karena itu ia memutuskan akan pergi tanpa memberitau Jong In.

Merasa ada yang sedang memandanginya, Jong In berhenti menulis. Ia melihat ke arah Sung Ha. Jong In merasa ada beberapa hal dari Sung Ha yang berubah. Ia menjadi sedikit pemurung.

Setelah pulang sekolah Sung Ha segera mengemasi barang-barangnya. Minri menghampiri Sung Ha, walaupun belum lama terdengar tanda bel pulang tapi kelas sudah hampir kosong sepenuhnya. “Sung Ha bagaimana jika kau berkunjung ke rumahku hari ini?”

Jong In bangkit sari duduknya ia mengambil tasnya dan mengaitkannya ke pundak kanannya. “Ayo pulang.” ucapnya pada Sung Ha.

“Kau duluan saja aku ingin ke rumah Minri.”

Minri terdiam saat ia merasa sebuah suara terngiang di pikirannya. Ia terbelak saat mengerti suara apa itu. Itu adalah tanda bahaya yang di siarkan untuk para malaikat yang ada di dunia manusia melalui telepati. “Seluruh pasukan! Lupakan misi kalian! Segera pergi ke perbatasan dunia malaikat dan dunia iblis. Ini keadaan darurat!” setidaknya itulah yang dapat Minri dengar.

Melihat Minri terdiam Sung Ha pun menyadarkannya. “Ada apa?”

“Sung Ha. Aku harus pergi. Seluruh malaikat di tarik untuk ke perbatasan. Sepertinya ada sesuatu yang sedang terjadi.” Minri segera berlari meninggalkan Sung Ha dan Jong In. Sedari awal saat Seok Jin depertintahkan untuk ke perbatasan, Minri sudah memiliki firsat bahwa ada sesuatu di sana.

“Perbatasan?” gumam Jong In pelan. Apakah ini ada hubungannya dengan bangsa iblis?

“Jong In ayo pulang. Sepertinya hari ini kau sedang beruntung.” Sung Ha melangkah terlebih dahulu di ikuti Jong In di belakangnya.

。゚ °Devil Child °゚。

Mata Minri terbelak mendapati apa yang ada di hadapannya saat ini. Setelah menerima panggilan darurat tanpa pikir panjang ia segera ke perbatasan. Di samping yeoja itu berdiri Seok Jin yang memang sudah bertugas di sana cukup lama.

“Apa yang terjadi? Apa itu?” tanya Minri yang masih menatap sebuah lingkaran bersar berwarna hitam menempel di dinding perbatasan yang bahkan tak terlihat seberapa tinggi dinding itu.

“Sepertinya bangsa iblis mencoba menjebol dinding. Semakin hari lingkaran hitam itu semakin bertambah besar hingga puncaknya hari ini sesosok iblis api merah muncul dari lubang hitam itu.

“Maksudmu kita di serang?”

“Ne. Seluruh malaikat di kumpulkan untuk menutup dinding itu karena jika tidak makan bangsa iblis akan masuk ke dunia kita.”

Savaredia berjalan mendekat ke lubang hitam itu. Apakah ia tak salah luhat? Kenapa bangsa iblis bisa melakukan sihir itu? “Ini darurat! Seluruh pasukan bersiaga! Lenyapkan iblis yang keluar dari lubang itu! Jangan biarkan satupun iblis masuk ke pemukiman!” perintah Savaredia yang dengan segera di laksanakan para pasukannya.

Percuma. Lubang hitam itu tak akan pernah bisa tertutup sebelum bisa mengalahkan sang pembuatnya. Savaredia masih memikirkan apa tujuan sebenarnya bangsa iblis membuat lubang itu. Apakah mereka benar-benar ingin menyerang dunia malaikat?

Di sisi lain, di dunia iblis. Sehun menyeringai saat mendengar apa yang baru saja di katakan Ratu malaikat. Di hadapannya sekarang sebuah lingkaran hitam besar yang ia ciptakan sejak lama. “Sebentar lagi ini sempurna.” ucapnya pada namja di sampingnya.

Di belakang Sehun, telah berdiri ribuan ah tidak lebih tepatnya jutaan prajurit yang sengaja ia siapkan selama ini. Dan yang terspesial adalah dua iblis yang saat ini berdiri di kiri Sehun. Dua iblis yang Sehun ciptakan dari penemuan yang ia lakukan bersama ayah Tae Hyung dan beberapa peneliti yang bekerja sama dengannya.

“Setelah lubang ini berubah warna. Mulailah mengirim iblis ke sana.” perintahnya pada ayah Tae Hyung. “Dan kalian.” Sehun menatap kedua iblis kesayangannya. “Kalian akan bertindak setelah aku memerintakhanmu.”

“Ne.” ucap kedua iblis itu kompak.

Detik berganti menit, menit berganti jam, dan jam berganti hari. Tepat sehari setelah kemunculan iblis pertama yang melewati lubang itu. Perlahan tapi pasti lubang itu mulai berubah warna menjadi biru keunguan.

Para prajurit malaikat terus berjaga, mengawasi setiap perubahan yang terjadi di dinding di hadapan mereka.

Minri dan Seok Jin yang memang ikut dalam pertempuran itu telah bersiap siaga jikalau ada iblis yang muncul.

Sesosok iblis muncul dari lubang yang telah berubah warna dari warna semulanya. Iblis itu tak sendiri, di belakangnya telah muncul ratusan iblis yang memiliki wujud yang hampir sama.

Satu persatu para malaikat mulai menyerang, mempertahankan dunia mereka yang tengah diserang.

Berjam-jam mereka telah bertarung tapi tetap saja iblis-iblis itu tak kunjung habis. Minri dan Seok Jin berdiri berlawanan, punggung mereka menempel satu sama lain, memperhatikan iblis-iblis yang sedang mengelilingi mereka.

Nafas Minri terengah-engah, ia sudah terlalu lelah dan kekuatannya pun mulai menipis. “Minri bertahanlah. Kita selesaikan ini secepatnya.” ucap Seok Jin memberi semangat bagi Minri.

Dengan pedang yang tiba-tiba muncul dari tangan Seok Jin satu persatu iblis itu tertebas dan berubah menjadi debu.

Minri menebas setiap iblis yang ada di hadapannya. Ia tak boleh menyerah. Ini semua demi dunia yang sangat ia cintai. Di dunia ini Minri dan Seok Jin di lahirkan. Dan menjadi prajurit adalah impiannya sejak kecil.

Minri menurunkan pedangnya saat ia telah selesai memusnahkan iblis yang ada di hadapannya. Ia segera berbalik dan menghampiri kembarannya itu. “Ini tak ada habisnya.”

Seok Jin melihat keadaan sekelilingnya. Begitu kacau. Tak sedikit dari prajurit malaikat telah menjadi korban. “Kita harus ke dunia iblis dan menghentikan lubang itu.”

“Kau gila?! Itu sangat berbahaya!”

“Tapi itulah satu-satunya jalan untuk menghentikan ini.” Seok Jin meluncur ke arah lupang itu.

“Ya! Seok Jin! Jangan lakukan itu!” berulangkali Minri meneriaki namja itu tapi tetap saja percuma. Kembarannya yang meras kepala memang sering tak mendengarkan perkataannya.

Dari kejauhan Savaredia dapat melihat salah satu dari prajuritnya mendekat ke arah lubang. “Mau apa dia?” mata Savaredia sekarang tertuju kepada yeoja yang sedang mengejar namja tadi. Apakah mereka?! “Kalian hentika mereka! Jangan biarkan mereka masuk ke sunia iblis!” perintahnya kepada dua pengawal yang ada di belakangnya.

“Seok Jin!” Minri terbang mengikuti namja itu. Ia tak akan membiarkan namja itu memasuki lubang yang menghubungkannya ke dunia iblis. Itu sangat berbahaya!”

Mata Minri terbelak saat menlihat Seok Jin masuk kedalam luhan biru itu. Dengan cepat ia terbang mengikutinya tapi tubuhnya di hadang oleh dua malaikat. “Hentikan itu berbahaya!”

Air mata Minri tumpah. “Aku harus menyusulnya!” Minri memberontak tapi kedua malaikat itu tetap membawanya menjauhi lubang.

Minri menangis melihat lubang berwarna biru keunguan itu. Ia masih tak percaya jika saudara kembarnya masuk kesana. “Dia terlalu nekat.” gumam Savaredia yang berdiri di dekat Minri.

“Aku akan pergi ke sana.” Minri bersiap akan pergi tapi ia kembali di hadang oleh malaikat yang sama.

“Kau jangan ceroboh.”

Minri terjatuh. Kedua kakinya melemas. Ia tak bisa membayangkan jika ia kehilangan Seok Jin nantinya. Yeoja itu teringat akan sesuatu. Jong In. Dia mungkin satu-satunya iblis yang bisa menolong Seok Jin. Ia tak peduli walaupun ia harus bersujud meminta pertolongan kepada namja itu.

Minri bangkit dari duduknya. “Aku ingin ke dunia manusia.”

“Untuk apa?” tanya Savaredia.

“Untuk menjaga Sung Ha.” jawabnya membuat alasan supaya dirinya bisa pergi. Savaredia menatap Minri. Ia belum lupa akan misi yang ia berika kepada Minri untuk menjaga anaknya.

“Pergilah.”

Minri segera berlari meninggalkan tempat itu untuk pergi ke dunia manusia.

。゚ °Devil Child °゚。

Di dunia manusia. Jong In dan Sung Ha sedang berkeliling di toko buku untuk membeli komik maupun buku bacaan yang bisa membuat Sung Ha tak bosan. Walaupun ia sudah tak lama lagi di dunia ini setidaknya buku-buku itu akan ia bawa dan menjadi penghilang kebosanan.

Jong In menghampiri Sung Ha yang masih sibuk memilih komik yang akan ia beli. “Kau masih lama?”

Sung Ha menganggukan kepalanya. Ia tah selesai memilih 10 komik dan 3 novel. “Aku akan menunggumu di luar.” Jong In pergi meninggalkan yeoja itu untuk membayar buku-buku yang ia beli.

Lima menit kemudian Sung Ha keluar dengan sebuah kantong tas di tangannya. “Kajja.”

Jong In melangkahkan kakinya bersamaan dengan Sung Ha. Mereka berjalan melewati beberapa pertokoan kecil. “Kau suka membaca?” tanya Jong In sembari melangkakkan kakinya.

“Ne.” Sung Ha menahan tawanya saat mengingat ketika Jong In membaca majalah dewasa saat itu.

“Ada apa? Kenapa kau tertawa? Apakah ada yang lucu?”

“Aniya.. Lalu bagaimana dengamu? Apakah kau juga suka membaca?”

“Tidak terlalu.”

“Lalu bagaimana jika membaca majalah dewasa? Apakah kau menyukainya?” Jong In menghentikan langkahnya.

“Ya! Sudah kubilang itu bukan milikku!” Sung Ha hanya tertawa dan tetap meneruskan jalannya. Suatu saat Sung Ha pasti akan merindukan ekspresi malu Jong In.

Jong In berjalan menyusul Sung Ha. “Jong In..” panggil Sung Ha pelan.

“Hmm?”

“Aniya..” Sung Ha tak bisa mengatakannya. Ia tak memiliki kberanian untuk mengatakan yang sejujurnya tentang kondisinya saat ini.

“Jong In!” langkah Jong In dan Sung Ha terhenti takala melihat sesosok yeoja tengah menghampirinya.

“Minri? Apa yang terjadi padamu?” tanya Sung Ha yang melihat penampilan berantakan Minri.

Minri tak memedulikannya. Yang menjadi fokusnya saat ini hanyalah Jkng In. “Ada apa?”

“Aku mohon bantu aku. Seok Jin pergi ke dunia iblis.”

“Apa? Bisakah kau berbicara lebih jelas? Apa yang dilakukannya di sana?”

。゚ °Devil Child °゚。

Seok Jin menatap tajam namja yang ada di hadapannya. Setelah melewati lubang itu Seok Jin dapat melihat banyak prajurit yang berbaris di belakang seorang namja. Dan itu membuatnya yakin bahwa dialah yang meembuat seluruh kekacauan ini.

“Apakah kau yang melakukannya?”

Sehun tersenyum miring. Ia tak pernah menyangka salah satu prajurit malaikat, berani datang ke dunia iblis tanpa satupun teman. “Apakah Savaredia menyuruhmu untuk ke sini?” tanya Sehun.

Seok Jin mengeluarkan pedangnya dan dengan cepat ia menyerang Sehun tapi serangan itu dengan mudah di tangkis oleh salah satu iblis yang berdiri berdiri di kiri Sehun. “Kris, aku belum menyuruhmu untuk menangkisnya.”

“Aku hanya bosan berdiam diri tak melakukan sesuatu.” iblis bernama Kris itu mendorong pedang Seok Jin menjauh dari tubuh Sehun.

“Baiklah, aku serahkan dia padamu.” perintah Sehun, akhirnya.

Kris menyeringai. Ia sudah tak bisa menunggu lebih lama lagi. Seok Jin mengambil kuda-kuda siap menyerang. “Aku akan membereskanmu dan segera membunuhnya!”

“Kau.. Jangan membuatku tertawa!” Kris mengeluarkan sayapnya. Sayap itu memiliki api dengan perwaduan warna yang sangat jelas. Dari mulai hijau bercampur dengan merah dan hitam. Dan di kedua ujung sayap itu terdapat perpaduan waran biru.

Seok Jin mulai menyerang. Berulang kali ia menghunuskan pedangnya kearah Kris namun iblis bernama Kris itu selalu bisa menghindarinya.

Seok Jin terkejut saat Kris tiba-tiba menghilang dari pandangannya. Apa yang terjadi? Kemana dia?

Brak!

Tubuh Seok Jin tersungkur tepat di hadapan Sehun saat ia merasakan ada yang memukul punggungnya.

Sehun berjongkok menatap Seok Jin dengan remeh. “Dia adalah percobaab pertamaku, jadi kau takka bisa mengalahkannya.”

Kris berjalan menghampiri Seok Jin dan mengangkat mencengkram baju namja itu. Dengan mudah tubuh Seok Jin terangkat.

Pukulan demi pukulan ia dapatkan. Cairan kental berwarna merah keluar dari mulut dan hidung Seok Jin. “Membosankan.” ujap Kris dan melemparkan tubuh Seok Jin memasuki lubang berwarna biru keunguan.

Dari kejauhan Kai hanya bisa terdiam melihat apa yang ada di hadapannya saat ini. Kenapa banyak prajurit iblis di sini? Pikir Kai.

Mata namja itu berkilau biru melihat sosok yang tengah berdiri di depan seluruh prajurit. Ia tau itu siapa, yang tidak ia tau adalah untuk apa dia di sana.

Minri menangis melihat Seok Jin terkena pukulan. Ia telah bersiap terbang ke arah lubang setelah melihat Seok Jin dilemparkan ke lubang itu tapi Sung Ha menahannya. Bagaimanapun juga di depan mereka telah berbaris prajurit iblis yang suatu saat jika mereka ketahuan bisa membahayakan mereka.

Kai mengeluarkan sayapnya dan dengan cepat ia segera terbang menuju iblis yang tak asing baginya itu. “Ya! Jong In!” Sung Ha dan Minri pada akhirnya mengikuti namja itu dari belakang.

Merasakan ada sesuat yang datang Sehun membalikkan badannya dan melihat ke atas. Ia terkejut takala saudaranya lah yang ia lihat. “Sepertinya permainan ini hampir selesai.” ucapnya dan tersenyum.

Kai turun tepat tiga meter di hadapan Sehun di ikuti Sung Ha dan Minri yang turun di belakang Kai. Mata namja itu tajam menatap Sehun.

Setelah turun Minri segera masuk ke lubang untuk menemui Seok Jin yang telah terluka.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Kai dingin. Ia berharap bukan Sehun-lah penyebab semua ini.

Tak menghiraukan Kai, Sehun lebih tertarik pada sosok yeoja yang berdiri di belakang Kai dengan sayap putihnya. “Lama tak bertemu, Sung Ha.” Sehun tersenyum pada Sung Ha. Ia tampak senang melihat sayap yang ada di punggung yeoja itu. Jadi dia adalah malaikat. Batin Sehun.

“Hentikan ini semua.” ucap Kai masih menunjukkan tatapan dinginnya.

Sehun akhirnya membalas tatapan itu. “Kenapa aku harus menghentikannya?”

Manik mata Kai kembali terdapat kilatan biru. Api biru yang ada pada sayap namja itu mulai menyebar menyelimuti sayap hitam miliknya. “Apa maksudmu melakukan semua ini?!” tanyanya dengan suara yang cukup tinggi.

“Aku adalah Raja di sini. Jadi aku bebas melakukan apapun yang aku suka!”

Api yang ada di sayap Kai semakin membesar, membuat Sung Ha memundurkan langkahnya. Ini kedua kalinya Sung Ha melihat sayap Jong In seperti itu. Tapi kali ini ia merasa ada yang berbeda dengan api biru yang menyelimuti sayap hitam itu.

“Bukankah kau berjanji kepadaku untuk membuat dunia iblis menjadi lebih baik?!”

“Janji? Bukankah kau yang sendiri yang menyuruhku untuk tidak mempercayai iblis lain? Kenapa aku harus mempercayaimu?”

“Tutup lubang itu SEKARANG!” Sung Ha kembali memundurkan tubunhnya beberapa langkah saat api biru milik Kai membentuk sayap yang lebih lebar.

Di tanah tempat Kai memijak mulai terbentuk busaran angin kecil yang melingkari tubuhnya.

“Apakah kau berani memerintah Rajamu?!” Sehun tersenyum kecut. “Sepuluh tahun yang lalu, setelah kau pergi. Aku mulai menyadari, untuk apa iblis memiliki kebaikan di dalam hatinya? Itu adalah hal tergila yang pernah aku dengar. Dan, iblis seharusnya menjadi penguasa di alam semesta!”

Warna bintik mata Kai telah berubah biru. Perlahan ia berjalan mendekati Sehun. Kris yang melihatnya segera menyerang Kai dari samping tapi tanpa Kai melihatnya kobaran api biru milik Kai dengan cepat menyerang namja itu.

Bertubi-tubi api itu bermuncul dari sisi kanan tubuh Kai dan menghantam mengenai Kris yang telah menggerang karena tubuhnya terasa terbakar. Dan tubuh namja itu dengan mudahnya lenyap.

Kai masih terus menatap Sehun dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Marah? Ya, Kai saat ini sedang marah. Kecewa? Ya, dia juga kecewa dengan namja di hadapannya ini.

“Luhan, kau mau bersenang-senang?” tanyanya pada namja yang sedari tadi berdiri di kirinya. “Kau boleh bersenang-senang dengannya.” ucapnya yang tak langsung ada lah perintah.

“Ne.” Luhan hanya menjawabnya singkat. Ia mengeluarkan sayapnya yang memiliki api berwarna biru.

Luhan memang bukan keturunan iblis kerajaan. Ia adalah salah daru dari dua iblis bercobaan Sehun. Dan Luhan dapat menyerap dengan sempurna kekuatan api biru milik Kai yang memang Sehun kumpulkan hanya untuk menyempurnakan percobaannya.

Luhan berjalan ke depan Sehun, di hadapannya sekarang adalah salah satu pangeran iblis bernama Kai.

Kai menghentikan langkahnya. Bukan karena takut. Tapi karena ia merasakan api yang ada pada iblis di hadapannya itu adalah bagian dari dirinya.

“Siapa kau?” tanya Kai pada iblis yang berdiri di hadapannya.

Sehun berjalan ke sisi kanan Luhan. Ia menyentuh pundak kanan Luhan. “Dia memiliki api yang indah bukan?”

Kai terdiam. Dia kembali mengulang kejadian-kejadian yang ia alami dari mulai kekuatannya di hisap oleh ayah Tae Hyung hingga ia kembali mengingat apa yang pernah Tae Hyung katakan padanya waktu itu.

Ternyata apa yang Tae Hyung katakan waktu itu adalah benar. Sehun benar-benar menghianatinya dan yang telah mengambil kekuatannya adalah Sehun. Kai mulai menyesali kenapa dirinya melenyapkan Tae Hyung waktu itu.

“Apakah itu juga perbuatanmu?” sorot mata Kai beralih menatap Sehun.

Seperti menyerti apa yang dimaksud Kai, Sehun hanya tersenyum yang menurut Kai itu adalah jawaban ‘iya’.

Api biru Kai menyambar cepat ke arah Sehun tapi sebelum mengenai namja itu api itu terhalang oleh dinding api yang dibuat oleh Luhan.

“Lawanmu adalah aku.” ucap Luhan dan menyerang Kai. Kedua namja itu terbang dan saling menyerang di udara. Hanya kilatan biru yang terlihat, kecepatan mereka berdua saling mengimbangi satu dengan yang lain.

Tak memedulikan Kai dan Luhan yang sedang bertarung, Sehun menatap sesosok yeoja yang terus menatap Kai dengan raut wajah khawatir. Namja itu berjalan mendekatinya.

Sung Ha terus saja menatap Kai dengan penuh kekhawatiran. Ia takut akan terjadi sesuatu pada namja itu.

“Sung Ha..” Sung Ha menolehkan pandangannya ke arah namja yang barusaja memanggil namanya itu, Sehun.

Dari pembicaraan yang telah dilakukan Kai dan Sehun, Sung Ha kekacauan ini disebabkan oleh Sehun. Ia tak pernah menyangka Sehun bisa melakukan ini semua. Ditambah menghianati Kai yang selalu percaya padanya.

“Kau punya sayap yang indah.” puji Sehun.

“Sehun. Kenapa kau tega melakukan ini pada saudaramu sendiri?”

“Saudara?” Sehun tersenyum kecut. “Dia bukan saudaraku. Kami hanya memiliki ayah yang sama. Dan bukan berarti kami adalah saudara.”

“Apa maksudmu?! Apakah kau tidak tau dia begitu mempercayaimu?!” Sung Ha kembali mengingat kata-kata Kai saat namja itu memutuskan untuk menyerahkan gelar Raja pada Sehun dan memilik kembali ke dunia manusia.

“Aku tau. Aku tau dia sangat bodoh hingga dia terlalu mempercayaiku!”

Plak!

Sebuah tamparan tepat mengenai kiki kiri Sehun. Namja itu tersenyum kecut. “Kau berani menamparku?”

“Kau yang bodoh!” Sung Ha menatap Sehun tajam. Ia tak suka dengan kelakuan namja di hadapannya itu. Ia tampak sangat berbeda saat pertamakali Sung Ha bertemu dengannya.

“Sehun.. Tutup lubang itu sekarang!” perintah Sung Ha dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.

“Kau sama saja dengan Kai. Tapi.. Siapa kau sebenarnya? Aku yakin kau bukanlah malaikat biasa, karena kau memiliki aura yang berbeda. Siapa kau?”

“Siapa aku, itu tak penting buatmu. Yeang terpenti adalah segera tutup lubang itu!”

Brak!

Tubuh Luhan jatuh membentur tanah saat seranga Kai berhasil mengenainya. Masih dari atas, Kai melihat para prajurit yang masih berbaris menunggu giliran mereka masuk ke dunia malaikat.

Kai mengarahkan tangannya ke arah para prajurit itu dan kobaran api besar menyembur melahap setiap prajurit yang ada di bawahnya. Ia mengarahkan tangannya menyusuri barisan prajurit iblis.

Tiga perempat dari prajurit itu telah lenyap oleh api biru Kai. Nafas namja itu mulai terengah-engah karena cukup banyak kekuatan yang ia keluarkan.

Perlahan Luhsn bangit dan menatap tajam Kai. Dengan cepat namja itu kembali terbang ke arah Kai dan kembali menyerang namja itu.

Menyadari kedatangan Luhan, dengan cepat Kai menangkis setiap serangan yang diluncurkan namja itu. “Kau tak akan pernah bisa mengalahkanku selama kau menggunakan apiku.” ucap Kai disela-sela pertarungan.

“Jangan membodohiku!” Luhan kembali menyerang, walaupun namja itu sudah kelelahan tapi dia akan mempertaruhkan nyawanya untuk melayani Sehun. Jika bukan karena Sehun, mungkin saat ini Luhan sudah lenyap sejak lima tahun yang lalu.

Sehun mengulurkan tangannya. “Ikutlah bersamaku menguasai dunia ini.”

Sung Ha mengeluarkan pedangnya. “Itu tak akan pernah terjadi!”

Sehun tersenyum melihat Sung Ha yang mengeluarkan pedangnya. “Apakah kau akan menebasku?”

Sung Ha mengayunkan pedangnya tepat ke arah leher Sehun. Tapi tiba-tiba pedang itu berhenti saat jarak pedang itu hanya 2 cm. Pedang itu terpental saat sebuah angin muncul dari arah Sehun.

Sung Ha hanya diam tak percaya, bagaimana bisa pedang yang ada di tangannya terhenti dan terlempar begitu saja. “Apakah kau terkejut?”

Tangan kiri Sehun meraih tangan Sung Ha yang masih mengarah ke arahnya. Namja itu menarik Sung Ha lebih mendekat. “Kau tak akan pernah bisa menebasku.” bisiknya di telinga Sung Ha.

Dengan cepat Kai turun ke arah Sung Ha saat melihat Sehun memeluknya, setidaknya itulah yang ia lihat dari atas.

“Dia datang.” bisiknya lagi pada Sung Ha dan dengan cepat Sehun telah berpindah tempat, dua meter dari Sung Ha berdiri.

Kai mendarat tepat di depan Sung Ha yang masih berdiri mematung. “Pergilah.” ucapnya pada Sung Ha. “Di sini berbahaya.” lanjutnya.

Sung Ha mengangkat kepalanya, menatap wajah Kai. “Jong In, kau terluka.” Sung Ha sudah akan menyentuk pipi Kai yang terdapat luka yang di sebabkan pertarungannya dengan Luhan, tapi namja itu menghentikan tangan Sung Ha dan tetap menyuruh yeoja itu untuk segera pergi.

“Biar aku mengobatimu.”

“SUDAH KUBILANG PERGI! APAKAH KAU TAK MENDENGARKANKU?!” Sung Ha diam membeku saat namja di hadapannya itu membentaknya. Bukannya Kai marah atau tak suka karena Sehun memeluk Sung Ha tadi, tapi karena ia tak mau Sung Ha terlibat dengan kekacauan ini.

“Aku bisa menjaga diriku. Apakah kau lupa aku juga punya kekuatan?”

“Pergilah ke dunia malaikat sekarang! Dan jangan pernah kemari!” Kai membalikan tubuhnya menghadap Sehun. Kekuatan Kai sudah cukup terkuras saat melawan Luhan tapi pada akhirnya Kai lah yang memenangkan pertarungan itu.

Dengan ragu Sung Ha melangkahkan kakinya menjauh dari Kai. Tapi yeoja itu menghentikan langkahnya tepat di depan lubang biru keunguan. Ia ragu untuk memasukinya. Jika ia pergi ke dunia malaikat, ia bisa bertemu ibunya, tapi ia tak lagi bisa melihat Kai lagi. Sung Ha berbalik, menatap punggung Kai yang terdapat api berbentuk sayap.

“Kenapa kau membentaknya seperti itu? Tidakkah kau kasian padanya?”

“Itu bukan urusanmu.” ucap Kai dingin. Sehun tersenyum meremeh dan sayap hitam yang di selimuti api biru muncul di pundaknya.

Sehun mengarahkan jari telunjuknya pada Kai dan dengan cepat api biru dengan angin yang mengiringinya menyambar ke arah Kai ahh bukan, api itu bukan ke arah Kai, melainkan ke arah Sung Ha yang berdiri di dekat lubang.

Kai mengerutkan dahinya saat api itu tak mengarah padanya. Ia dapat melihat senyum licik yang di keluarkan Sehun. Dengan cepat ia berbalik dan mendapati Sung Ha yang masih berdiri di dekat lubang.

Wuss!

Api sehun barusaja melewati Kai.

Mata Sung Ha terbelak melihat api biru yang datang ke arahnya. Ia terdiam, kaki yeoja itu terasa membeku dan tak bisa digerakkan. Ia hanya bisa diam menatap api yang semakin mendekat itu.

Wuusss!

Dengan cepat tubuh Kai berpindah ke depan Sung Ha. Ia memejamkan matanya menahan rasa sakit di punggungnya, saat api milik Sehun itu terkena punggungnya.

Melihatnya Sehun tersenyum menang. Namja itu masih mengarahkan telunjuknya ke arah dimana Kai melindungi Sung Ha dari apinya.

“Jong In..” suara Sung Ha terdengar gemetar.

Jong In terbatuk, darah mulai keluar dari mulutnya, namja itu berusaha membuka matanya untuk melihat wajah Sung Ha. “Kau tidak apa-apa?” tanyanya lirih dan tersenyum.

Perlahan api itu mulai menghilang diikuti tubuh Kai yang terjatuh di ke depan, ke dalam peluka Sung Ha.

Air mata Sung Ha menetes saat tubuh namja itu jatuh ke dalam pelukannya. Sayap biru Kai perlahan menghilang. Namja itu masih hidup, Sung Ha masih bisa merasakan nafas Kai yang menyapu lehernya. Tapi Kai tak bisa menggerakkan tubuhnya, rasa sakit di punggungnya memaksanya untuk menutup mata dan berdiam diri.

“Jong In!” air mata Sung Ha semakin deras. Yeoja itu segera mendekatkan kedua telapak tangannya ke punggung Kai dan mengobati namja itu.

Dari kejauhan Sehun hanya menatap kedua sosok itu datar. Ia merasa bosan, benar-benar bosan. Apakah karena serangannya yang menurut Sehun kecil itu Kai sudah tak bisa bertarung? Betapa lemahnya dia.

Sehun beralih melihat sisa prajuritnya yang masih ada di sana. “Apakah hanya ini yang tersisa?” tanyanya pada ayah Tae Hyung yang berdiri tak jauh darinya.

“Ne. Yang lain telah masuk ke dunia malaikat dan sisanya telah dimusnahkan Kai.”

“Pimpin mereka semua masuk ke dunia malaikat.” perintah Sehun yang dengan segera di laksanakan oleh ayah Tae Hyung.

Prajurit iblis dengan dipimpin oleh ayah Tae Hyung mulai memasuki lubang yang ada di dinding itu.

“Jong In.. Bertahanlah..” Sung Ha masih terus berusaha menyembuhkan Kai, entah kenapa ia merasa ini lebih lama dari biasanya. Cincin yang sedari tadi melekat di jari Sung Ha mulai bersinar seiring ia merasakan sesak di dadanya.

“Apa gunganya kau menyembuhkannya dengan kekuatanmu?” Sehun melangkah mendekati Sung Ha dan Kai. “Dia hanyalah iblis yang telah lama tak dianggap keberadaannya. Untuk mempermudah rencanaku, aku sengaja mempertemukannya dengan Raja yang dulu dan membiarkan mereka bertarung. Dan setelah salah satu diantara mereka menang, aku tak perlu membuang-buang kekuatkanku, aku tinggal menghabisi salah satu iblis yang memenangkan pertarungan itu. Bukanlah itu menyenangkan?” oceh Sehun

Sehun menengadahkan tangan kanannya yang perlahan terlihat api biru yang membentuk sebuah bola di atas telapak tangan itu. Namja itu melemparkan bola api itu ke arah punggung Kai yang masih terlupa.

Sung Ha menahan perih di tangannya saat sebuah bola api mengenai tangannya yang sedang mengobati punggung Kai. Cincin itu kembali bersinar, bahkan semakin terang.

Di atas telapak tangan Sehun kembali membentuk sebuah bola api. Dan lagi-lagi namja itu melemparkannya ke punggung Kai.

Entah apa yang terjadi, cincin yang awalnya melekat di jari Sung Ha tiba-tiba terjatuh ke tanah. Yeoja itu menghentika kegiatannya mengobati Kai takala merasakan kepalanya yang berdenyut.

Tubuh Kai terjatuh saat tiba-tiba Sung Ha mencengkram kepalanya yang semakin berdenyut. Jantungnya terpacu dengan cepat bersamaan dengan debu hitam yang mulai mengelilinginya.

Kai menguatkan dirinya untuk bisa membuka matanya, tangannya memegang kaki Sung Ha, menyuruh yeoja itu untuk tenang. “Sung Ha..” ucapnya dengan susah payah. “Tenanglah..” sambungnya.

Sehun menghentikan langkahnya melihat apa yang sedang terjadi. Ia bisa merasakannya, merasakan aura di sekeliling Sung Ha yang menurutnya sangat menarik.

“Sung Ha.. Kau tak boleh melakukannya..” ucap Kai lirih yang mungkin Sung Ha tak mendengarnya, atau mungkin dia mendengarnya tapi ia seperti tak bisa mengendalikan dirinya saat ini.

Nafas Sung Ha memburu diikuti debu hitam yang semakin pekat mengelilinginya. Perlahan tangan yeoja itu turun, ia sudah tak merasakan pusing di kepalanya.

Debu hitam itu dengan cepat menyebar saat sayap iblis Sung Ha muncul menggantikan sayap putihnya.

Sehun yang melihatnya tertawa kecil, ia tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Iblis yang memiliki api biru keunguan.

Bersambung..

Ck ada yang bisa menebak bagaimana endingnya? Tunggu part 8 ne ^^

5 pemikiran pada “Devil Child [PART 7]

  1. Aaaahhh tbcnya gk tepat banget chingu-yaaa, lagi seru-serunya Malah di potong 😦
    Ok deh next chapt di tunggu ya..
    Keep writing^^

  2. temanya ini beda banget sama ff lain yang gitu gitu aja….apa ya…pokoknya ff devil child ini bagus banget…oh ya tng chapter nya di lanjutin dong setelah chapter 8..klo bisa sampai finish

  3. Eon, aku jumpa ff ini dan sumpah ff ni keren bgt (y) jd makin penasaran sama endingnya, chap 8 end y eon? Cpat d post chap 8 y eon and mianhe y bru ngoment d chap ini, soalnya aku buru2 baca smpe chap ini… Hwaiting eon ^.^

Tinggalkan Balasan ke Lily Batalkan balasan