When The Key Of Problem Need A Solution (chapter 1)

Author : Cherrykim18

Title : When The Key Of Problem Need A Solution [Chapter 1]

Cast : Song Eun Hyun (fiction), Byun Baekhyun, Kim Joon Myun, Kim Ji Hyun (fiction)

Genre: school-life, friendship, romance

Length: chapter

Rating: T

[Author PoV]

“52..53..”

Jari-jari lentiknya dengan lihai menghitung beberapa kertas berwarna-warni yang tertempel di ujung buku catatannya. Ia kembali membenarkan letak kuncir kuda di rambutnya karena sedikit turun dan membuat rambutnya terlihat berantakan.

Kursi kosong di sebelah kanannya sedikit berderit menandakan ada seseorang yang duduk disana.

“sudah berapa?” tanya sosok itu terlihat tak tertarik, mungkin.

Si penghitung kertas berwarna tadi melirik ke arah suara,

ah sahabat baiknya.

“untuk kemarin sekitar 50 dan masih ada sisa 3 lagi, Baekhyun-ah” jawabnya sambil meletakkan buku catatannya kasar. Lelah, itu yang gadis itu rasakan sekarang. Bahkan tangan kanannya pun lelah karena terlalu sering menulis daftar permasalahan yang dikeluhkan ‘klien’nya

“sudah kubilang, kau ini masih bocah ingusan, tidak usah berlaga menyelesaikan masalah orang” nasihat Baekhyun sambil membuka kemasan permen karet yang baru saja ia keluarkan dari saku celana seragamnya.

Lawan bicara Baekhyun hanya mengangguk acuh,

‘cih tidak pernah berkaca rupanya

“Byun, Kau juga bocah. Perlu kaca untuk menyadari betapa bocahnya kau dengan permen karet di saku setiap hari?” balas Eun Hyun –gadis penghitung kertas warna warni tersebut-

“oh, menjadi konsultan tenar dengan praktek asal sudah membuatmu berani mencemoohku dan permen karet kesayanganku? Tidak bisa dipercaya, oh tuhanku” pekik pria itu menaikkan 1 oktaf suaranya.

Eun Hyun hanya melirik sahabat baiknya itu dengan malas,

Pria centil –apa apaan? Permen karet kesayangan?!’

memang sih sahabat baik, tetapi tetap saja, kadang pria itu juga membuatnya lelah. Pria bermarga Byun itu kadang bersikap terlalu berlebihan menanggapi segala sesuatu. Bahkan kadang, Eun Hyun heran, sebenarnya ia bersahabat dengan siapa? Gadis atau pria?

Baekhyun yang suka bergosip, yang terlalu mengikuti mode, yang bersuara nyaring saat menanggapi sesuatu, dan sepengetahuannya, tidak pernah menyukai seorang gadis pun.

Nah yang terakhir itu, yang membuat Eun Hyun bergidik ngeri. Tidak pernah menyukai seorang gadis? Oh ayolah, kini mereka sudah berumur 16 tahun, dan itu berarti sudah cukup matang untuk seorang pria remaja menyukai seorang gadis. Jangan-jangan sahabatnya itu..tidak normal?

Eun Hyun menampar pipinya sendiri,

Tidak, ia tidak boleh berprasangka buruk kepada sahabatnya sendiri.

Baekhyun yang keheranan melihat sahabatnya menampar diri sendiri hanya mengendikkan bahunya asal.

Eun Hyun melirik sekilas jam tangan putihnya, masih pukul 7. Dan di kelas hanya ada dirinya sendiri, Baekhyun dan seorang lelaki berkulit putih bersih yang sedang membaca novel serialnya yang tidak pernah habis itu.

Pelajaran akan mulai 15 menit lagi dan hanya ada 3 dari 30 orang di kelas ini? Gila!

***

Kelas mulai ramai, dan tentunya salah satu meja di kelas itu juga mulai ramai, siapa lagi kalau bukan meja seorang Song Eun Hyun? Si konsultan terpercaya seluruh sekolah.

“baiklah apa masalahmu?” tanya gadis itu sambil menyiapkan selembar kertas berwarna violet dan sebuah pulpen, bersiap mencatat masalah ‘pasien’ terakhirnya pagi ini.

“ini masalah percintaan, bisakah kau rahasiakan ini?” jawab pasien cantiknya, Kim Ji Hyun.

“tak masalah, lanjutkan”

“aku menyukai––Byun Baekhyun”

Seketika Eun Hyun tersedak dengan air ludahnya sendiri.

“Apa? Pria Centil itu? Byun Baekhyun? Sahabatku?” tanya Eun Hyun memastikan. Gadis primadona di depannya itu mengangguk mantap.

Eun Hyun merasa dunianya akan segera hancur. oh Byun Baekhyun, ternyata kau masih mempunyai pesona untuk memikat wanita!

Siapa yang tidak kenal Kim Ji Hyun? Primadona sekolah dengan kulit putih bersih dan rambut lurus setengah pirangnya yang menjuntai indah ke bawah bahu.

Dan gilanya,

ia-menyukai-seorang-Byun-BaekHyun

kali ini, Eun Hyun merasa tak perlu mencatat permasalahan pasiennya. Ia langsung hapal dengan masalah ini.

“baiklah, kuusahakan kau dengan Baekhyun” ujar Eun Hyun putus asa. Jujur saja, ini masalah terberat yang ia tangani selama ini. Eun Hyun melirik sedikit kearah orang yang sedang mereka bicarakan,

Baekhyun sedang asyik berfoto di depan kelas,

Eun Hyun lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Ia gusar.

Seorang Byun Baekhyun bisa disukai oleh gadis secantik itu? Eun Hyun pikir dunia sudah terbalik.

“hei, konsultan Song! Kenapa melihatku seperti ingin membunuhku huh?” tanya lelaki yang dijuluki ‘pria centil’ oleh Eun Hyun itu tersadar sedang diperhatikan.

“tidak, perasaanmu saja” elak Eun Hyun sambil memalingkan pandangannya kearah pasiennya lagi.

“bagaimana? Bisa membantuku?” tanya Ji Hyun sambil menatap si ‘konsultan’ penuh harap.

“tak ada masalah lain selain dengan makhluk itu?” balas Eun Hyun sambil melirik Baekhyun dengan ekor matanya. Ji Hyun yang sedang duduk di depan meja prakteknya –yang sebenarnya hanya meja belajar di kelas- menatapnya ragu.

“Makhluk?”

Oh, demi kawasan bawah laut bikini bottom! Bahkan gadis cantik itu tak tahu siapa yang dimaksud ‘makhluk’ oleh Eun Hyun. Siapa lagi kalau bukan pria bermarga Byun yang memiliki jemari yang lebih cantik dari wanita itu!

Sebelum Eun Hyun menjawab semua murid sudah berlarian menuju kursinya masing-masing, dan penyebabnya pasti Guru Nam, guru dari pelajaran fisika mereka sudah hadir di depan kelas.

“Ji Hyun-ssi, kita lanjutkan pada jam istirahat pertama. Kembali lah ke kelasmu” titah Eun Hyun sambil bergegas memasukkan semua catatan ‘praktek’ nya pagi ini ke dalam sebuah map plastik berwarna birunya.

“tapi––”

“Kim Ji Hyun, sedang apa di meja Song Eun Hyun?” tanya Guru Nam menginterupsi. Tentu saja, itu bukan termasuk kalimat pertanyaan, tetapi itu kalimat ancaman.

Dengan sigap Ji hyun langsung berjalan keluar kelas tanpa memandang apapun lagi. Eun Hyun menghela napasnya pelan,

 kadang-kadang guru Nam membantu juga.

***

Tuk.

Gadis itu kembali memungut pesawat kertas yang mengenai kepalanya kemudian membuka lipatan-lipatan kertas itu dan segera membaca tulisan yang ditorehkan dengan tinta biru diatas kertas itu.

‘Konsultan picisan, tadi kenapa ada Kim Ji Hyun disini? Cepat ceritakan’

Eun Hyun kembali mengabaikan pesan itu dan menyobek kertas itu hingga menjadi sobekan kecil-kecil. Si pengirim pesan lagi-lagi memutar bola matanya sebal.

Pengirimnya siapa lagi kalau bukan Byun Baek Hyun.

Baekhyun kembali merobek kertas di buku catatannya dan menulis beberapa patah kata diatas kertas tersebut, namun dengan perlahan goresan pulpen bertinta birunya mulai memudar.

“sial, tinta pulpen mahalku habis” ucap pria itu pelan sambil mengucapkan beberapa sumpah serapahnya. Ia membalikkan badannya ke kursi bagian belakang.

“Joonmyun-ah” panggilnya dengan suara pelan, karena guru Nam masih menjelaskan materi di dalam buku fisika setebal 680 halaman tersebut. Ya, antisipasi saja lah  kira-kira.

Merasa dipanggil, lelaki bermarga Kim itu menolehkan kepalanya dan mengangkat dagunya. Bahasa tubuhnya seolah-olah menanyakan apa tujuan pria eyeliner itu memanggilnya.

“tinta pulpenku habis, bisa pinjam?”

Joonmyun mengerutkan alisnya, hanya karena itu dia memanggil?

“pinjam? Pinjam pulpen maksudmu?”

Baekhyun mendelikkan matanya, merasa tak perlu menjawab pertanyaan bodoh Joonmyun dengan kata-kata.

“Tentu saja Kim Joonmyun!” itulah yang seharusnya dikatakan Baekhyun, tapi ia memilih untuk mengangguk cepat karena ia merasakan pandangan guru Nam sesekali mengarah kepadanya.

Joonmyun mengeluarkan 5 pulpen berbeda warna dari dalam tempat pensilnya. Mata Baekhyun membulat sempurna. Jadi selama ini benar yang dikatakan orang-orang, kalau Kim Joonmyun ini orang kaya? Dapat dilihat dari pulpen dan semua barangnya benar-benar dari merk terkenal.

“pilih saja. Pakai semaumu, jangan ganggu aku dulu. Guru Nam memperhatikanmu dari tadi, aku takut akan kena ocehannya”

Baekhyun mengangguk dan memilih pulpen berwarna hitam dan segera berbalik menghadap ke depan, dan benar saja tatapan tajam guru Nam menusuk tepat di depan wajahnya.

“Byun Baekhyun, sepertinya kau belum mengerti aturan di kelasku bahwa saat pelajaran berlangsung, tidak ada yang boleh mengobrol. rapikan semua dokumen pembahasan rapat guru di ruanganku sore ini, tepat setelah jam pulang sekolah. Tidak boleh pulang sebelum tuntas” titah guru Nam padat dan jelas lalu segera mengakhiri pelajaran dan keluar dari kelas.

Baekhyun masih menganga, entah masih mencerna perintah hukuman guru itu atau masih tidak percaya pada kenyataan pahit yang diterimanya.

“sialan, dia tak pernah sadar kalau dokumen rapatnya sangat banyak, apa? Lebih baik aku dihukum berlari keliling lapangan berkali kali dibanding merapikan dokumennya yang bertumpuk. Ah bagaimana jika jari-jariku yang manis ini tak dapat digerakkan karena kelelahan? Oh, aku harus apa?”

Gerutuan Baekhyun terdengar sampai tempat duduk Eun Hyun. Tadinya gadis itu hanya ingin diam acuh tak acuh dan lebih memilih untuk memeriksa catatan ‘praktek’nya. Tetapi, gerutuan  pria itu semakin jelas terdengar saat ia mulai berjalan mondar-mandir keliling kelas dengan menghentakkan kakinya dengan mengeluarkan beberapa sumpah serapah dan racauan tidak jelas.

“Byun Baekhyun! Diamlah sedikit, berhentilah berlebihan menggerutu. Lebih baik kau nikmati saja hukumanmu, salah sendiri mengobrol saat pelajaran guru ganas itu”  hardik Eun Hyun sambil menendang kaki bagian belakang Baekhyun membuat lelaki itu hampir tersungkur.

“kalau tidak bisa membantuku tidak usah bicara! Kau tau? Itu malah menambah kadar kekesalanku. Ya tuhan, kenapa hidupku sangat sulit dijalani? Aku dihukum dan malah kau anugerahi aku dengan teman yang lebih mementingkan prakteknya sebagai konsultan kelas teri daripada sahabatnya sendiri. Oh ya ampun.” Gerutunya lagi.

Eun Hyun menutup telinganya dan mendorong punggung baekhyun dengan ujung kakinya, sungguh lelaki ini benar-benar menyusahkan jika sedang kesal

“enyah kau dari hadapanku pria centil”

“apa? Pria centil? Halo Song Eun Hyun, aku ini lelaki sejati, dan kau lihat tidak ada unsur-unsur dari diriku yang menandakan kecentilan” bantah Baekhyun lalu berjalan keluar kelas.

Pasti merajuk lagi

Eun hyun menghembuskan napasnya kasar, masih memikirkan masalah klien cantiknya, yaitu Ji Hyun. Bagaimana bisa ia mendekatkannya dengan Baekhyun? Pria itu saja sedang merajuk.

Bel istirahat berdering, dengan sigap Eun Hyun berlari keluar kelas mencari Baekhyun sebelum, ia kembali meneruskan prakteknya yang tertunda dengan Ji Hyun tadi.

Ji Hyun berlari menaiki anak tangga menuju atap sekolah, tempat biasanya ia dan Baekhyun menenangkan diri. Dan benar saja, punggung lelaki itu terlihat. Ia sedang menikmati tamparan angin lembut yang mengenai wajahnya dan sesekali menggerakkan rambutnya, bibirnya terlihat bersenandung kecil. Ya, bisa diakui suara pria itu memang bagus jika sedang menyanyi. Bagaimana tidak? Dulu ia pernah hampir direkrut oleh sebuah perusahaan entertaimen untuk menjadikannya penyanyi kelas dunia. Tapi, pria itu dengan bodoh menolak tawaran itu, hanya karena alasan ia tak ingin terlibat skandal.

Memang dia pikir siapa yang mau membuat skandal dengannya?

“Baekhyun-ah”

Baekhyun yang baru menyadari ada suara yang sangat familiar di belakangnya langsung berbalik badan. Ia mendengus kasar dan memajukan bibirnya

“ada apa? Mau memanggilku pria centil lagi?”

Eun Hyun berjalan mendekati Baekhyun dan mendaratkan pukulannya di kepala pria yang lebih tinggi beberapa senti darinya itu. Dan dibalas dengan teriakan sumbangnya

“sialan, kenapa malah menoyorku?”

“jangan merajuk padaku, karena itu malah membuatku semakin yakin kalau kau memang centil, sangat sangat sensitif seperti gadis-gadis” jawab Eun Hyun sambil melipat tangannya di depan dada.

“baiklah-baiklah, sampai kapan pun juga aku tak akan bisa merajuk dengan konsultan kelas teri sepertimu, Song Eun Hyun” ucap Baekhyun sambil kembali menopangkan tangannya di   tiang pembatas yang melingkari atap gedung sekolah.

“Baek, mau tahu kenapa Kim Ji Hyun datang ke kelas tadi?” tanya Eun Hyun sambil ikut menopangkan tangannya di tiang pembatas, membiarkan poninya ditiup semilir angin.

“kalau itu sih aku sudah tahu”

Eun Hyun membelalakkan matanya, tahu darimana kalau Ji Hyun menyukainya?

“memangnya apa?” tanya Eun Hyun memastikan, gelagatnya sudah terlihat khawatir.

“ha..ha..hahaha tentu saja untuk berkonsultasi denganmu kan, Hyun?”

Huft.

Eun Hyun memukul dahinya pelan, dia merasa lega. Ternyata masalah kliennya tidak terbongkar dari orang lain. Karena motto Eun Hyun adalah ‘menjaga rahasia masalah klien apapun resikonya’.

“Baek, menurutmu Kim Ji Hyun menarik tidak?” tanya Eun Hyun hati-hati. Takut masalah utama kliennya terbongkar.

“tidak––”

“tidak? Orang secantik itu kau bilang tidak menarik? Oh, Baek, kau tidak punya selera dengan Kim Ji Hyun, ya?”

“bukan tidak tertarik, tapi tidak-akan-pernah-tertarik”

“a-apa? Kenapa?”

“dia mantan–”

“mantan? Oh Byun Baekhyun yang bodoh, jangan terlalu tinggi berimajinasi. Kau tahu? Semakin sering kau berimajinasi maka kadar kegilaanmu semakin tinggi! Dia mantan pacarmu? Cih, berkaca lah Baek. Dia gadis baik-baik, cantik, hidupnya sempurna dan ia mantan pacarmu? Jangan membuatku pening dan muntah di depanmu, Baek.”

‘mantan pacar? Cih’

“berisik. Dia bukan mantan pacarku” elak Baekhyun sambil mengacak rambutnya kesal.

Eun Hyun berhenti melakukan kegilaan bicaranya. Bukan mantan kekasih? Lantas?

“dia—mantan istriku”

To be continued..

3 pemikiran pada “When The Key Of Problem Need A Solution (chapter 1)

  1. Anyeong
    huaa jihyun mantan istrinya siapa?? :O
    baekhyun?? :O
    nahloh
    suka bgt karakternya baekhyun kkk~
    keep writting thor 😉

  2. Author… aku langsung nepuk kening pas baca ‘Baek Hyun sedang asyik berfoto di depan kelas’ -__- karakter centil Baek Hyun bener-bener nempel banget. Dan ada apa dengan mantan istri… bagaimana bisa jadi mantan istri? Baek Hyun masih kecil author, masih 16 tahun.
    Bagus… aku sukaaa pokoknya. Aku tunggu kelanjutannyaaaa…

Tinggalkan komentar