Beautiful Love (Chapter 2)

947378_1586711634980893_8697918713353971669_n

Title : Beautifull Love

Author : Sandra (@sandra_19598)

Cast : Irene RV as Bae Joo Hyun

Park Chanyeol

Oh Sehun

Kim Nayang (OC)

Other cast : Byun Baekhyun

                                                              Song Nara (OC)

Genre : Angst, sad, romance, and marriage.

Length : Chaptered

                                                           Rated : Teen         

 

Author note : semoga kalian senang dengan FF

asli buatanku ini, jangan lupa tinggalkan

komentar ya^^

 

 

Chapter 2

 

 

“Kau!!” pekik Jisoo. Sehun memegang erat tangan Jisoo dan ia tepiskan tangan Jisoo hingga membuat Jisoo kesakitan “Jauhkan tanganmu dari Joohyun karna tanganmu lebih kotor daripada Joohyun!!!” ucap Sehun.

 

“OMO!! Oh Sehun.. Bagaimana kau bisa berubah setampan ini? “ puji Hana. Di sela – sela itu Joohyun berusaha berdiri, Jisoo melipatkan kedua tangannya “Kau melindungi sahabatmu ini? Percuma saja Oh Sehun-ssi kau akan di khianati oleh dia..” tutur Jisoo.

 

“Presdir Oh” lirih Joohyun. Sehun menoleh ke arah Joohyun lalu ia mengambil sapu tangan dan memberikannya kepada Joohyun. Jisoo tersenyum kecut ia mendekati Joohyun tapi Sehun tiba – tiba menghalangi langkah Jisoo.

 

“Wahh… daebakk!! Sepertinya kau mengenal Oh Sehun sekarang hanya dengan sebutan Presdir. Heii Bae Joohyun!!! Dia sahabatmu cupumu dulu yang selalu kau lindungi” Jisoo semakin membuat Sehun semakin emosi “Cukup Jisoo!! Kajja kita pergi saja” Sehun menarik tangan.

 

Joohyun dan Sehun berhenti di depan bar gangnam karna Joohyun tiba – tiba menghentikan langkahnya “Presdir Oh.. Sungguh kau adalah Oh Sehun sahabatku waktu SMA?” tanya Joohyun. Sehun melepaskan tangan Joohyun lalu ia mengambil sapu tangan dari tangan Joohyun dan membersihkan sisa air minum di rambut Joohyun.

 

“Jawab aku, Presdir Oh?” tanya Joohyun. Sehun menghentikan aktivitasnya lalu menatap mata Joohyun “Jika aku memang sahabatmu dulu, kenapa kau tidak bisa mengenal tatapan mata ini?” Sehun berbalik tanya kepada Joohyun. Joohyun menatap mata Sehun, air matanya mulai keluar dari matanya “Sehun..” seketika Joohyun langsung memeluk Sehun.

 

Sehun tersenyum, di balas pelukan Joohyun “Kemana saja kau? Aku sungguh merindukanmu” ucap Joohyun sambil menangis, Sehun mendengarnya hanya tersenyum bahagia. Joohyun melepas pelukannya, ia teringat bahwa ia sedang memeluk seorang CEO di tempatnya bekerja.

 

“Maafkan aku Presdir Oh..” Sehun tertawa melihat tingkah lucu Joohyun, di dekatkan wajah Sehun ke wajah Joohyun membuat Joohyun terkejut “Panggil aku Sehun karna kita teman” tutur Sehun. Joohyun tertawa, ia memukul Sehun karna tak memberitahunya selama ini bahkan Joohyun baru tahu kalau Sehun dari keluarga Chaebol yang memliki banyak perusahaan yang lokasinya di luar Korea.

 

Joohyun merasakan ponselnya bergetar, segera ia meraih ponselnya di dalam tasnya. Sebuah panggilan masuk dari Song Nara.

 

“Yeobseyoo.. Nara-ssii ada apa?” Tanya Joohyun. Terdengar suara isakan tangis di sebrang telepon.

 

“Nara-ssi.. Nara-ssi..” panggil Joohyun.

 

“Bae Joohyun ini aku, jika kau ingin Nara baik – baik saja. Bawa uang 50 juta itu sekarang karna waktumu telah habis jika tidak…”

 

“Jangan.. aku belum mendapatkan uang 50 juta itu, tolong jangan siksa Nara”

 

“Aku tidak peduli.. cepat bawa uang itu atau nyawa Nara dalam bahaya”

 

Tiba – tiba para penagih itu mematikan ponselnya membuat Joohyun semakin ketakutan. Sehun yang khawatir mencoba menenangkan Joohyun “Bagaimana ini, aku belum mendapatkan uang itu?” lirih Joohyun.

 

“Kajja ikut aku” Joohyun semakin bingung dengan tingkah Sehun. Di dalam mobil Joohyun menanyakan kepada Sehun kemana Sehun akan membawanya di sisi lain Joohyun memikirkan keadaan Nara.

 

Mobil Sehun berhenti di sebuah bank “Tunggu disini” Sehun berlari menuju bank. Setelah menunggu sekitar 15 menit, Sehun keluar dengan membawa sebuah tas besar. Sehun masuk kedalam mobil dan menyerahkan tas itu kepada Joohyun.

 

“Apa ini?” Tanya Joohyun. Joohyun terkejut  ketika mengetahui isi tas itu yang berisi banyak uang yang berbendel – bendel “Uang?” lirih Joohyun.

 

“Kita akan selamatkan Nara dengan membayar hutangmu” Sehun langsung mencapkan gas tanpa mendengarkan satu ucapan penolakan dari Joohyun. Selama perjalanan Joohyun memperhatikan Sehun lalu di genggam erat tas berisikan uang ini.

 

…..

 

Seorang gadis nan cantik bagaikan bak bidadari sedang melakukan pemotretan. Tiap shoot foto menunjukan kecantikan aslinya. Gadis itu kini berahli menuju tempat rias, kecantikannya terpantul di cermin hadapannya.

 

“Aigoo… Kim Nayang-ssi kau cantik sekali” Puji perias Nayang. Nayang hanya tersenyum , ponselnya berdering sebuah panggilan masuk menantinya untuk di jawab oleh Nayang. Nayang langsung menjawabnya, selama dalam pembicaraan Nayang nampak bahagia membuat periasnya ikut bahagia.

 

“Ada apa? Pasti perjodohanmu ne?” tanya Perias. Nayang mengangguk

“Eonnie, apakah perjodohan ini akan membawa kebahagiaan untukku?” tanya Nayang tiba – tiba membuat periasnya berhenti dari kegiataannya menyisir rambut Nayang. Perias itu menyentuh pundak Nayang “Jika itu takdir, pasti akan membuatmu bahagia” bisik Perias itu.

 

Nayang menundukan kepalanya sambil menyentuh perut datarnya lalu ia tersenyum.

 

….

 

Joohyun berlari menuju apartementnya dengan di ikuti Sehun di belakangnya, langkah Joohyun terhenti saat melihat Nara terdiam sambil menangis dan para penagih itu merokok sambil menunggu kedatangannya.

 

“Bos, dia datang” bisik salah satu dari mereka. Joohyun segera mendekat dengan di dampingi oleh Sehun “Ini uangnya.. lepaskan Nara..” Joohyun melempar tas itu di hadapan bos mereka. Bos itu menepuk tangannya sambil melihat isi tas tersebut.

 

“Ohh.. Bae Joohyun, bagaimana kau mendapatkan uang ini?” tanya bos.

 

“Itu tidak penting.. serahkan Nara kepadaku” bos itu berdiri dan berjalan ke arah Joohyun, tangannya ingin menyentuh dagu Joohyun tapi Sehun menghalanginya “Jangan mendekat” ucap Sehun.

 

“Wahh.. Bae Joohyun sepertinya kau memiliki pelindung, siapa dia? Apa dia pacar barumu? Pacar lamamu dimana?” bisik bos, setelah itu langsung pergi di ikuti oleh anak buahnya. Joohyun segera beralih ke Nara yang ketakutan lalu ia peluk Nara “Gwenchana.. ada aku di sini” Sehun merasa kasihan dengan kondisi Joohyun dan Nara di lihatnya kondisi apartementnya yang kecil dan tak memadai, Sehun juga takut jika para penagih utang itu datang lagi dan menganggu Joohyun dan takut terjadi apa – apa dengan Joohyun.

 

“Sebaiknya kalian berdua tinggal di rumahku sementara, jika suatu saat para penagih itu datang dan menganggu kalian berdua dan aku tidak ada di sini pasti akan berbahaya” tutur Sehun. Joohyun menatap Sehun, ia ingin sekali menolak tapi ia sadar di katakan Sehun ada benarnya juga dan ia harus membawa Nara ke dokter.

 

“Kajja, biar aku yang membawa Nara ke mobil dan kau ambil baju – bajumu dan Nara” Sehun langsung menggendong Nara, sedangkan Joohyun mengemasi baju – baju dirinya dan Nara.

 

….

 

Chanyeol terdiam di kamarnya, ia bingung harus berbuat apa? Dan apa yang akan ia katakan pada Joohyun? Chanyeol mulai meneteskan air matanya di sela – sela melihat foto kebersamaannya bersama Joohyun selam ini.

 

“Jika aku menikahi wanita lain, akankah aku bahagia seperti harapanku menikahimu? Apakah aku bersamanya akan terasanya nyaman seperti saat aku bersamaamu? Dan jika memiliki anak, apakah aku menerima atau tidak seperti yang aku harapkan denganmu Bae Joohyun” batin Chanyeol.

 

“Apakah kita harus berpisah?” Chanyeol menundukan kepalanya sambil menangis.

….

 

Joohyun terbangun, ia merasakan tidurnya nyenyak sekali tadi malam entah karna tempat tidur atau karna kelelahan. Joohyun bangkit dari tempat tidur untuk memeriksa keadaan Nara di kamar sebelah. Joohyun membuka knop pintu kamar Nara, terlihat Nara masih tidur dengan selang infus yang masih menancap di tangannya.

 

Joohyun  kembali menutup pintu kamar Nara, kini ia melihat sekitarnya. Rumahnya yang begitu mewah dan besar membuat Joohyun terkagum akan rumah ini, Joohyun menuruni anak tangga dan di bawah para pelayan sedang menunggu kehadiran Joohyun.

 

“Selamat pagi, bagaimana tidur anda? Apakah nyenyak sekali?” sapa salah pelayan yang di panggil sebagai pelayan Kim.

 

“Nde..” singkat Joohyun.

 

“Presdir Oh sedang menunggu anda di ruang makan untuk sarapan pagi” Pelayan Kim menunjukan ke arah ruang makan, terlihat Sehun menunggu sambil memainkan ponselnya “Presdir Oh, nyonya muda sudah datang” ucap Pelayan Kim. Sehun meletakan ponselnya dan menyuruh Joohyun masuk.

 

Joohyun terkejut melihat makanan tersaji begitu banyak padahal yang makan hanya dirinya dan Sehun saja “Bagaimana tidur nyenyak?” tanya Sehun. Joohyun masih kebingungan “Hei!! Kenapa kau diam saja?” tanya Sehun lagi.

 

“Ani.. Hanya saja makanannya terlalu banyak Sehun-ssi, bagaimana aku bisa memakan sebanyak ini?” Sehun tersenyum. Pelayan langsung mengambilkan makanan untuk Sehun dan Joohyun.

 

“Sehun, sebaiknya makanan ini kita bagi dengan pelayan di sini”

 

“Tidak Nyonya Muda, kami hanya pelayan di sini tak baik makan bersama dengan majikan” tutur pelayan Kim. Joohyun menoleh ke arah Sehun sedangkan Sehun hanya diam saja.

 

Joohyun melanjutkan makannya, ia masih canggung di hadapan Sehun karna telah merepotkan Sehun. Sehun selesai menyelesaikannya makanannya, Joohyun mencoba berbicara dengan Sehun.

 

“Sehun..”

 

“Tidak, jangan bilang kau ingin mengucapkan terima kasih atau penolakan akan uang itu jika kau membahas itu maka aku tidak akan menjawab karna aku seharusnya membantumu tidak perlu merasa berhutang kepadaku sehingga membuatmu canggung di hadapanku” sepertinya Sehun mengerti maksud Joohyun, Joohyun kembali diam. Sehun langsung berdiri dan memanggil pelayan Kim untuk menjaga Nara sampai dia pulih.

 

Sehun menghentikan langkahnya karna Joohyun masih diam di tempat “Kenapa diam? Apa kau tidak ingin bekerja?” Joohyun teringat, ia segera berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Sehun hanya tersenyum saat Joohyun mendahuluinya, mungkin ia masih malu kepadanya.

 

Joohyun menunggu Sehun di ruang tamu sambil memperhatikan beberapa foto yang terpajang di sisi ruang tamu itu. Joohyun tertawa melihat foto kelulusan Sehun waktu SMA yang terlihat cupu sekali “Aigoo.. My chingu neomu kyeopta” lirih Joohyun. Joohyun beralih ke foto Sehun ketika kuliah cukup berbeda waktu SMA.

 

“Perubahannya drastis sekali, aku hampir saja tak mengenalnya” kemudian di atas tangga, terpampang foto begitu besar tak lain foto keluarga Sehun, terlihat Sehun dewasa berdiri di belakang kedua orang tuanya yang sedang duduk.

 

Pelayan Kim datang memberikan id card Joohyun yang tertinggal di kamar, pelayan Kim lalu tersenyum melihat Joohyun terus memandangi foto keluarga Sehun “Nyonya muda, ini id card anda” panggil Pelayan Kim yang mengejutkan Joohyun.

 

“Nde.. gamshamnida” kemudian Joohyun memandang kembali foto itu. “Pelayan Kim, dimana kedua orang tua Sehun dari tadi aku tidak melihat mereka berdua?” Pelayan tersenyum lagi.

 

“Mereka berdua tinggal di Jepang”

 

“Jepang? Kenapa tidak tinggal bersama dengan anaknya?” tanya Joohyun.

 

“Karna mereka ingin Presdir Oh segera memiliki pendamping hidup setelah itu membawanya kembali ke Jepang”

 

“Jadi mereka berdua menyuruh Sehun tinggal di Korea hanya untuk mencari pendamping hidup” Pelayan Kim tertawa membuat Joohyun semakin kebingungan, Pelayan Kim mendekati Joohyun.

 

“Karna Presdir Oh ingin..” bisikan Pelayan Kim terhenti ketika Sehun mencurigai Pelayan Kim.

 

“Pelayan Kim, jangan sekarang” Pelayan kim mengangguk dan segera beranjak pergi sedang Joohyun kebingungan lagi. Ia melihat Sehun dan segera menjalan ke arahnya “Sehun, aku pergi kerja dulu ne..” Joohyun beranjak pergi tapi tangan Sehun menarik tangan Joohyun.

 

“Ayo berangkat bersama” Sehun langsung berjalan meninggalkan Joohyun. Joohyun terdiam, padahal ia ingin berangkat sendiri. Sehun menyadari Joohyun yang masih diam di tempat “Kenapa diam? Kita bisa terlambat” ucap Sehun.

 

“Ahh nde”

 

….

 

Hari ini adalah hari pertamanya bertemu calon suaminya, Nayang begitu gugup. Eommanya datang untuk memeriksa dirinya.

 

“Aigoo.. Putri eomma cantik sekali” Nayang tersenyum mendengar pujian dari eommanya, ia membalikan tubuhnya dan meraih tangan eommanya lalu ia cium kedua tangan eommanya “Eomma.. aku sangat mencintai calon suamiku ini walau aku tak pernah bertemu dengannya tapi aku sudah menyukainya ketika melihat profilnya yang Appa berikan kepadaku” Eomma menyetuh puncak kepala Nayang.

 

“Bagi Eomma kebahagiaan putri Eomma adalah nomer 1, Eomma tak ingin melihatmu sedih ataupun kecewa, sayang”  Nayang langsung memeluk Eommanya.

 

Chanyeol hanya diam saja di meja makan di salah satu restaurant milik keluarganya, Yoora noonna meremas tangan Chanyeol lalu Chanyeol menatapnya “Aku tahu ini sulit untukmu tapi berusaha menerimanya ini juga untuk kebahagiaan perusahaan dan keluarga kita, Joohyun pasti akan menerima juga” Chanyeol mengangguk, ia kembali menundukan kepalanya.

 

Keluarga Kim datang dan Keluarga Park menyambutnya, Nayang melihat calon suaminya untuk pertama kalinya hatinya langsung berdebar kencang “Anyeong haseyo Kim Nayang imnida” sapa Nayang tapi Chanyeol tak berkutit sedikitpun dari tempatnya.

 

“Yeobo.. calon menantu kita cantik sekali” kagum Eomma Chanyeol. Aboeji Chanyeol mengangguk sambil tersenyum.

 

“Berbicara soal pernikahan, kapan kita akan melaksanakan pernikahan untuk kedua anak kita?” tanya Aboeji Chanyeol.

 

“Bagaimana kalau 2 minggu lagi?” usul Appa Nayang. Kedua orang tua Chanyeol saling bertatapan menandakan mereka setuju “Baiklah, kami setuju” Chanyeol langsung berdiri, matanya memerah “Aboeji!! Apa tidak terlalu cepat, aku juga belum mengatakan kepada Joohyun” bentak Chanyeol. Aboeji Chanyeol merasa seperti di permalukan oleh anaknya.

 

“Chanyeol!!duduk!! beraninya kau menyebut wanita itu!!” bentak Aboejinya, Nayang menatap pelupuk mata Chanyeol sepertinya ia tak setuju dengan pernikahan ini.

 

Chanyeol langsung pergi, Aboeji berniat mengejarnya tapi Nayang mencegahnya dan memintanya untuk mengizinkan Nayang mengejar Chanyeol. Nayang segera keluar untuk mengejar Chanyeol.

 

“Kenapa?? Kenapa harus dia tuhan!!! Kenapa bukan Joohyun!! Kenapa?” teriak Chanyeol, Nayang menghentikan langkahnya. Air matanya jatuh melihat Chanyeol tersiksa seperti ini karna dirinya.

 

“Bae Joohyun!!! Kenapa bukan dirimu?? Jawab aku Joohyun!!” teriak Chanyeol lagi kemudian ia tertunduk lemas “Kenapa hal ini harus terjadi kepadaku” lirih Chanyeol kemudian hujan turun deras mengiringi air mata Chanyeol yang ikut jatuh.

 

Nayang ingin membantu Chanyeol tapi ia menghentikan langkahnya, ia teringat sesuatu kemudian tangannya menyentuh perutnya “Maafkan aku, Park Chanyeol” batin Nayang.

 

….

 

Joohyun mulai mengantuk, pekerjaannya membuatnya terpaksa lembur hingga malam sekali tapi ada yang aneh Sehun juga ikut lembur juga jadi di kantor hanya ada dirinya dan Sehun saja “Aneh, sejak kapan seorang Presdir lembur? Baru tahu” batin Joohyun.

 

Joohyun telah menyelesaikan pekerjaan, di liriknya Sehun juga bersiap – siap untuk pulang “Apa yang sebenarnya terjadi? Apa kebutulan saja?” Joohyun menggelengkan kepalanya lalu meraih tasnya dan beranjak pergi.

 

“Kau pulang dengan apa? Ini sudah malam” Tanya Sehun. Joohyun menunjukan ia akan naik bus tapi Sehun lagi – lagi menariknya tapi di depan Perusahaan terlihat Chanyeol. Joohyun menghentikan langkahnya membuat Sehun juga menghentikan langkahnya.

 

“Chanyeol?” Joohyun segera menepiskan tangan Sehun dan pergi menemui Chanyeol. Sehun hanya diam, ia memperhatikan dimana Joohyun akan pergi.

 

Joohyun terkejut dengan kondisi Chanyeol yang basah kuyub, ia segera menyuruh Chanyeol untuk berganti Chanyeol tapi Chanyeol tetap diam sambil memandang mata Joohyun. Chanyeol langsung memeluk Joohyun “Ada apa?” tanya Joohyun tiba – tiba Joohyun merasakan air mata Chanyeol terjatuh mengenai bajunya.

 

“Jangan tinggalkan aku, jebal” Joohyun semakin khawatir dengan kondisi Chanyeol, ia segera membawa Chanyeol pergi. Sehun dari kejauhan hanya diam, tiba – tiba jantungnya terasa sakit yang luar biasa kemudian Sehun mengambil ponselnya lalu menghubungi seorang.

 

…..

 

PLAKKK!!!!!

 

“Yeobo!!!!” Eomma Nayang segera menolong anaknya, Nayang merintih kesakitan akibat pukulan Appanya yang melayang di wajah cantiknya.

 

“Jawab Appa, siapa yang menghamilimu? Jawab Kim Nayang!!!” Nayang hanya bisa menangis mungkin ini imbalan atas kesalahannya.

 

“Appa mianhae, jeongmal mianhae” Nayang meraih kaki Appanya dan beberapa kali meminta maaf “Pasti yang menghamilimu kekasihmu yang berengsek itu!!” Nayang kemudian terdiam sambil menangis. Appanya berjongkok di hadapan Nayang.

 

“Pernikahan ini akan tetap terlaksanakan, Appa minta kau rahasiakan kehamilanmu yang sudah 2 bulan ini dari keluarga Park” Appa Nayang langsung pergi, Nayang kembali menangis lalu dipeluknya Eommanya.

 

….

 

Chanyeol terdiam lagi, kondisi semakin canggung di mobil. Joohyun masih khawatir, Joohyun meraih tangan Chanyeol dan menggenggamnya “Ada apa hmm?” Chanyeol memandangnya dan memeluk Joohyun kembali “Mianhae, jeongmal mianhae” Joohyun melepaskan pelukannya, lalu menyetuh wajah Chanyeol.

 

“Ceritalah, jika itu membuatmu seperti ini” Chanyeol beralih menatap kearah depan mobil yang sedang di guyur hujan “Ak.. aku akan di jodohkan Bae Joohyun” lirih Chanyeol, Joohyun membulatkan matanya seakan tak percaya dengan ucapan Chanyeol barusan.

 

“Apa? Kau bohongkan? Tidak mungkin” Joohyun terkekeh berharap itu hanya candaan Chanyeol, Chanyeol meraih pundak Joohyun. Kini kedua mata mereka saling menatap “Ini tidak benar kan? Jawab aku Park Chanyeol?!!” teriak Joohyun. Chanyeol hanya diam dengan air mata terus keluar dari matanya.

 

“Bagaimana dengan rencana pernikahan kita? Bukan kita sebentar lagi bertemu dengan Eommaku di Busan untuk meminta restu” Mata Joohyun memerah, Joohyun mulai kehilangan kesedarannya dirinya mulai menggila dan meronta langsung Chanyeol memeluknya.

 

“Mianhae, aku juga tidak ingin perjodohan ini terjadi. Jujur hanya dirimu yang kucintai” Joohyun menangis histeris di pelukan Chanyeol. Chanyeol tak tega melihat Joohyun tersakiti seperti ini. Joohyun memelepaskan pelukan Chanyeol dan keluar mobil, tubuh Joohyun seketika langsung basah karna terkena hujan yang begitu deras.

 

“Joohyun” Chanyeol keluar dari mobil untuk mengejar Joohyun, Joohyun terus menangis bahkan ia tak memperdulikan panggilan dari Chanyeol. Chanyeol meraih tangan Joohyun dan memeluknya kembali “Jangan pergi, kumohon!!”

 

Joohyun kembali melepaskan pelukan Chanyeol dan memukul dada Chanyeol “Kenapa ini harus terjadi dengan hubungan kita? Kenapa?” Joohyun terus memukul dada Chanyeol, Chanyeol menghentikan tangan Joohyun dan langsung mencium Joohyun lalu Joohyun mendorong Chnayeol.

 

“Hubungan kita telah berakhir, kumohon hentikan. Kau sekarang sudah menjadi milik orang lain” Joohyun langsung naik kedalam taksi yang bertepan lewat di hadapan “Joohyun-ssi, Joohyun-ssi” panggil Chanyeol tapi Joohyun tak memperdulikannya.

 

……

 

Sehun membaca bukunya di ruang keluarga, Sehun berkali – kali memandang jam dinding tapi Joohyun tak kunjung pulang. Sehun semakin khawatir, ia tak konsen membaca buku yang ia pegang. Nara keluarnya menanti kehadiran Joohyun.

 

“Apa dia berpamintan denganmu, Sehun-ssi?” Tanya Nara. Sehun menggelengkan kepalanya “Dia langsung pergi dengan kekasihnya” Sehun sudah mengetahuinya dari anak buahnya yang cepat mendapatkan informasi.

 

Suara pintu terbuka membuat Sehun dan Nara menoleh ke arah pintu, terlihat Joohyun masuk dengan kondisi yang sangat memperhatikan. Tubuhnya basah kuyub dan wajahnya sangat pucat, Sehun dan Nara sangat terkejut melihat kondisi Nara yang memperhatikan “Joohyun” Nara menghampiri Joohyun dan Joohyun langsung ambruk di pelukan Nara.

 

“Ada apa?” Joohyun menangis histeris di pelukan Nara sedangkan Sehun hanya memperhatikan saja entah kenapa tiba – tiba jantungnya terasa sakit pasti seseorang telah menyakiti perasaan Joohyun.

 

Setelah menidurkan Joohyun, Nara meninggalkan Joohyun kemudian Sehun masuk ketika melihat kondisi Joohyun, Sehun langsung ambruk dan hatinya terasa sesak sekali lalu ia menghampiri Joohyun dan menggenggam tangannya.

 

“Kenapa aku merasa sakit luar biasa di jantungku saat kau menangis atau tersakiti, jawab aku Bae Joohyun” lirih Sehun. Air mata Sehun jatuh mengenai tangan Joohyun seketika air mata Joohyun keluar ketika ia sedang memejamkan matanya.

 

Rasa sakit di jantung Sehun tak tertahan lagi, ia segera keluar dari kamar Joohyun dengan nafas yang terengah – engah Sehun masuk kedalam kamarnya dan mengambil obat dalam lacinya setelah meminum obat tersebut perlahan – lahan rasa sakit itu mulai hilang dan nafas Sehun mulai kembali normal.

 

“Apa hubungannya jantungku dengan Joohyun?” batin Sehun.

 

….

 

Chanyeol kembali ke rumahnya dengan muka yang penuh emosi, ia tak mendengar sedikitpun panggilan dari Yoora noonna. Chanyeol menutup pintu kamarnya dengan keras lalu ia memukul tembok beberapa kali hingga tangannya berdarah “Jeongmal mianhae Joohyun-ssi” Chanyeol tertunduk lemas.

 

Darah terus menetes dari tangan Chanyeol, ia menangis kemudian ia memandang foto dirinya dengan Joohyun di ambilnya foto tersebut lalu ia peluk dalam kegelapan yang menyelimuti kamarnya.

 

….

 

Joohyun bangun dari tidur, kepalanya terasa pusing sekali mungkin karna dirinya terlalu banyak menangis. Joohyun mengambil air putih dari samping mejanya lalu meminumnya, Joohyun tersadar entah itu mimpi atau kenyataan seseorang sedang menangis sambil menggenggam tangannya. Air matanya terjatuh mengenai tangannya dan di saat Joohyun membuka matanya tak ada siapa pun.

 

Joohyun keluar dari kamar dan menuruni anak tangga dan ingin menuju taman tiba – tiba ia melihat berita yang di tayang di telivisi tentang pernikahan pewaris Chanho grup dengan anak dari perdana menteri Korea. Joohyun langsung ambruk dengan cepat Pelayan Kim membantu Joohyun.

 

“Apa anda baik – baik saja?” tanya Pelayan Kim sambil membantu Joohyun duduk, Joohyun mengangguk kemudian Pelayan Kim menyadari Joohyun sedang menangis. Isakan tangisan Joohyun terdengar di ruang makan membuat Sehun mendadak menghentikan makannya dan merintih kesakitan.

 

Nara yang terkejut dengan Sehun segera memanggil Pelayan Kim. Pelayan Kim datang  dan segera mengambil obat untuk Sehun tapi Sehun menolak, ia berjalan sempoyongan menuju ruangan keluarga. Sehun terengah – engah, ia melihat Joohyun sedang menangis kemudian Sehun berjalan ke arah Joohyun tiba – tiba Sehun tertunduk di hadapan Joohyun namun Joohyun tetap menangis lalu Sehun meraih tubuh Joohyun dan mendekapnya.

 

Joohyun terkejut, perlahan – lahan nafas Sehun kembali normal. Rasa sakitnya tiba – tiba menghilang seiring tangisan Joohyun yang tiba berhenti. Joohyun melepaskan pelukan Sehun lalu menatapnya.

“Kenapa aku langsung berhenti menangis dan merasa nyaman saat kau mendekapku?” tanya Joohyun. Sehun terdiam…

 

TBC…

 

 

6 pemikiran pada “Beautiful Love (Chapter 2)

Tinggalkan Balasan ke ge Batalkan balasan