[Author Tetap]- Finally, I Got You (8)

cover finally i got you post

ByunPelvis

Main Cast : Byun Baekhyun,Park Hyejin (OC/You)

Other Cast : Oh Sehun,Park Chanyeol,Kim Chanri (Oc),Kim Jong In and Seulgi(Cameo).

Genre : Romance,Angst,Friendship.

Leght : Chapter

Rating :General

Disclaimer : This story is mine. No Copy no paste. Sory for typo.

And Don’t be a silent readers. ^^ 

(1)    (2)  |  (3)   |  (4)

(5)  |   (6)  |  (7)


Hampir seharian ini seorang Byun Baekhyun di buat gila hanya dengan memikirkan wanita pujaannya. Ia mirip seperti seseorang yang kehilangan akal karena terus tersenyum. Setelah kemarin  mengantar Hyejin yang kondisi kakinya terkilir membuatnya senang tak karuan, karena secara tidak langsung ia menjadi semakin dekat dengan gadis itu. Dan mungkin selangkah lagi ia bisa mengubah status Hyejin menjadi lebih spesial.

Hari ini ia tidak memiliki jadwal kuliah sehingga membuatnya bisa bersaantai di pagi hari. Sedang asik menyantap sarapannya tiba-tiba Chanyeol duduk di hadapnnya dengan wajah kusut. Baekhyun bahkan hampir tersedak omelet yang sedang dikunyah karena melihat begitu berantakannya seorang Park Chanyeol.

“Yeol, ada apa dengan wajahmu itu?” Baekhyun mencoba bertanya. Chanyeol menghela nafas sembari mengoles roti panggang dengan selai coklat kesukaannya.

“aku sedang pusing. Sepertinya Chanri sangat marah.”

“apa kalian bertengkar? atau kau ketahuan menggoda gadis lain?”

Chanyeol rasanya ingin melempar pisau yang ada di tangan kanannya pada Baekhyun. Untung saja baekhyun tuan rumah di tempat itu.

“enak saja kau bilang. Mana mungkin aku menggoda gadis lain. Tidak ada yang lebih sexy dari Chanri di mataku.” Ujar pria tinggi itu.

“lalu apa?”

“aku masih menjadi Oh Sehun. Dan Chanri marah karena aku masih terus membohongi Hyejin.”

Baekhyun menghentikan kegiatan mengunyah omeletnya. Mendengar nama itu membuatnya tak berselera.

“kalau begitu kau harus berhenti. Aku juga tidak suka kau terus membohongi Hyejin.”

“ya , ini demi gadis itu. Aku tidak mau Hyejin sedih karena-”

“aku bisa membuatnya tersenyum tanpa Oh Sehun. Tunggu saja.”

Keduanya malah saling beragrumen. Chanyeol sejujurnya juga merasa bersalah, bukankah dengan berbohong malah nantinya akan berdampak buruk?. Baekhyun yang merasa jenuh beranjak pergi menuju kamarnya, meninggalkan Chanyeol sendiri di pantri dapur.

“aishh mengapa semuanya jadi kesal padaku?”

Baekhyun langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Tangannya asik bermain  layar ponsel. Jujur saja ia lupa mengirimi Hyejin pesan pagi ini. Dengan semangatnya ia mengetik setiap bait, merangkai kata seindah mungkin.

Walau nanti pesannya tidak di balas oleh gadis itu, namun Baekhyun tak pernah bosan. Ia tetap akan menunggu walau Hyejin membalasnya tahun depan.

Drrttt drrrttt

Matanya langsung melebar tatkala ponselnya menunjukan panggilan masuk. Baekhyun tidak akan terkejut jika bukan nama ‘Hyejin’ yang muncul.

Ini keajaiban baginya. Tidak pernah Hyejin menelfonya terlebih dahulu. Atau dirinya sedang ada di dunia mimpi saat ini?

Tidak, ini benar-benar nyata. Hebat, seorang Park Hyejin menghubungi Byun Baekhyun.

“Ya, Hyejin-ah?.” nadanya terdengar luar biasa semangat. Senyum itu perlahan menghilang seiring  suara di sebrang sana mulai berucap.

“apa?”

.

.

Hyejin maupun jong In sedang fokus pada penjelasan dosen. Sebenarnya Jong In tidak benar-benar fokus. Otaknya sedang di penuhi berbagai pikiran mengenai Baekhyun maupun gadis di sampingnya.

“ya!ya! apa kau dan Baekhyun sunbae berkencan?” bisiknya sembari menyenggol bahu Hyejin. Yang diajak bicara melirik malas dan menggeleng sebagai jawaban singkat.

“lalu apa kemarin itu? kalian jalan berdua kan?”

“pokoknya kami tidak berkencan.”

Jong In menyipitkan matanya karena tak percaya. Di lihatnya pergelangan kaki Hyejin yang katanya terluka. Oh ternyata benar karena di sana ada memar kecil. Tadi saja gadis itu berjalan sedikit pincang.

“jangan-jangan dia berbuat macam-macam. Kakimu sakit karena apa?”

“aku di serang gengster.”

“MWOO?” kaget Jong In sampai berteriak, hingga suaranya menggelegar di ruangan itu. Seluruh mahasiswa maupun Dosen menatap keduanya.

.

.

“gara-gara kau kita di keluarkan dari kelas. Dasar berisik.”

“ya aku reflek berteriak karena terkejut. Ya bagaimana bisa kau di serang gengster?”

Hyejin memutar bola matanya karena Jong In tak mau diam. Walau sahabatnya itu terlihat cool tapi sebenarnya seorang kim Jong In itu sangatlah cerewet.

“ya . Kenapa kau tidak mengirimiku pesan? aku kan bisa menjemputmu.”

“itu masalahnya. Ponselku hilang di tempat  gengster itu. Aku sangat frustasi .”

“hah? aigoo hidupmu sangat sial Park Hyejin.”

Hyemi membenarkan ucapan Jong In dengan anggukannya. Seperti biasa, keduannya memilih menghabiskan waktu di perpustakaan. Karena untuk kembali ke apartement terlalu awal, setidaknya mereka menghabiskan waktu untuk hal yang berguna.

Hyemi langsung di sibukkan dengan membaca sosiologi. Gadis itu hampir menghabiskan satu buku tebal. Jong In bahkan yang sudah membaca sedari tadi baru sampai seperempat saja. Sahabatnya itu memanglah kutu buku. Tak heran Hyejin sangat jarang memiliki teman selain dirinya. Jarang sekali Jong in melihat Hyemi menggunakan waktu untuk bersenang-senang bersama teman. Dulu sewaktu SHS pun Hyemi seperti itu. ia sangat tahu bagaimana awal Hyejin dan pria bernama Oh Sehun bisa pacaran. Itu karena keduanya sama-sama hobi membaca.

Hyemi mulai tidak fokus dengan tulisan di lembaran itu. Otaknya mulai memecah sesuatu.

“Jong.”

“eum?”

“menurutmu apa hadiah yang bagus untuk Sehun. Dua hari lagi dia ulang tahun.”

Jong In menutup bukunya dan terlihat memikirkan sesuatu.

“kau harus membuat kejutan untuknya, mungkin? Tapi sayangnya dia jauh sekali.”

“kejutan?”

“ya. kalian sudah hampir dua tahun tidak bertemu. Kurasa dia akan sangat senang mendapat sesuatu yang spesial darimu.” Tutur Jong In.

Hyemi berfikir keras. Kejutan macam apa yang harus dia berikan mengingat jaraknya dengan Sehun sangat jauh. Andai saja pria itu masih berada satu negara dengannya, mungkin ia akan menyusul Sehun.

Menyusul? Apa itu hal yang mungkin dilakukannya?

“haruskan aku menemui Sehun? Menurutmu bagaimana, Jong In-ah”

.

.

Baekhyun berada di tempat yang sama seperti kemarin. Sebuah gang kecil yang cukup sepi. Seseorang  menelfon lewat nomor Hyejin dan menyuruhnya  datang ke tempat itu.

“oh , kau sudah datang. Makhluk gila ha ha ha.” Sebuah suara mengalihkan fokusnya. Di depan sana ada gengster yang baru kemarin di hajarnya.

Baekhyun mendesis dan mendekati orang itu.

“cepat kembalikan ponsel kekasihku.?” Perintah Baekhyun sembari mengulurkan tangannya.

“hah? benarkah dia itu pacarmu? Bahkan dia menamai kontakmu ‘makhluk gila’.” Orang itu tertawa keras.

“apa itu menjadi urusanmu? Cepat kembalikan sebelum ku patahkan tulang punggungmu.” Ancam Baekhyun dan  gengster itu membuat ekspresi pura-pura takut.

“tidak semudah itu.Kau sudah mematahkan satu gigiku. Kau harus membayarnya!” marahnya sembari mendorong bahu Baekhyun.

Duakk

Baekhyun tersungkur saat merasakan punggungnya di hantam sesuatu. Ia menoleh dan menemukan satu orang lagi menghajarnya secara tiba-tiba. Belum sempat bangun, kerahnya sudah di tarik. Bahkan sekarang kedua lengannya di cekal erat dan sebuah pukulan berhasil membogem keras pipinya.

Baekhyun tidaklah lemah, kemampuannya dalam bermain hakpido membuatnya cepat menangkis serangan itu.

“akhh sial. Kalian berniat membunuhku hah?” erang Baekhyun sembari menahan sakit di sudut bibirnya.

Adegan saling memukul itu berlangsung cukup lama hingga akhirnya gengster itu yang terbaring tidak berdaya. Baekhyun berjongkok untuk mengambil ponsel Hyejin yang  tergeletak di aspal.

“aku masih mengampuni kalian.” Ujarnya lalu berjalan pergi. Baekhyun cukup lega karena ponsel Hyejin aman ditangannya.

Sangat disanyangkan, ternyata yang menelfonnya tadi  adalah gengster tengik itu. Benar kan? mana mungkin Hyejin menelfonnya seperti tadi.

Tak apa. Yang penting ia telah berjasa untuk gadis itu. Apapun akan Baekhyun lakukan demi gadis kesayangannya.

.

.

.

Hyejin bersenandung ria sembari berjalan menuju apartementnya. Kedua tangannya memeluk tumpukan buku yang beberapa jam lalu belum selesai dibacanya. Dan Jong In, sahabatnya itu juga langsung pulang. Sejak pacaran dengan Soojung, Jong In sangat jarang mampir ke apartementnya.

“oh?”

Hyejin menghentikan langkahnya,matanya mengerjap saat menemukan seseorang berdiri di depan pintu apartementnya. Hyejin langsung tahu siapa orang itu, dan dengan sedikit malas ia melanjutkan langkahnya. Cara jalannya di buat sepelan mungkin.

“apa yang kau lakukan di tempatku, Byun baekhyun-ssi?”

Seseorang itu menoleh dan tersenyum saat mendapati gadis yang sedari tadi di tunggunya sudah datang.

Hyejin terpaku meliaht wajah Baekhyun. Bukan karena senyum pria itu namun karena luka memar yang berada di sudut bibr Baekhyun. Ada sedikit  darah yang membuatnya kaget.

“k-kau? Ada apa dengan wajahmu?”

Baekhyun menyentuh lukanya dan terkekeh seolah baik-baik saja.

“ah ini bukan apa-apa.”

Hyejin tidak percaya. Dalam otaknya muncul spesifikasi, mungkinkah Baekhyun habis berkelahi?

“Kau kehilangan sesuatu?” pertanyaan Baekhyun membuat Hyejin tersadar dari lamunan singkatnya. Tanpa sadar ia mengangguk dan Baekhyun langsung merogoh sesuatu.

“Oh ponselku?” girangnya saat melihat ponsel miliknya ada di tangan Baekhyun. Ia langsung menyerobot ponsel itu dan mengeceknya. Syukurlah ponselnya tidak lecet atau apa.

“aku tahu ponselmu sangat berharga.”

“apa kau yang menemukan ini?”

“ya, kau meninggalkannya di tempat gengster itu. Waah mereka sangat-“

“apa kau…. terluka seperti itu karena gengster itu”

Baekhyun tidak melanjutkan ucapannya. Sepertinya ia tak perlu menjelaskannya pada Hyejin.

“tak apa. Ini hanya luka kecil. Aku-“

Hyejin mendekatkan wajahnya untuk melihat detail luka di sudut bibir Baekhyun. Pemuda itu tak bisa  mengedipkan matanya dan nafasnya seperti tersangkut saat mendapati wajah Hyejin tapat 3 cm di gadapannya.

“oh bahkan ini cukup parah.”

Jujur saja, Hyejin paling tidak tega melihat seseorang terluka bahkan sampai berdarah. Tangannya  lincah menekan pasword apartement dan setelah pintu terbuka gadis itu langsung menarik Baekhyun  masuk.

Awalnya Baekhyun tak percaya, namun saat merasakan tangan hangat Hyejin di pergelangannya ia tersadar jika ini nyata.

“tunggu di sini.!” Perintah Hyejin yang langsung berlalu. Baekhyun menyentuh dada kirinya,jantungnya  berdebar sangat kuat.

Senyum simpul mengiasi wajah lebamnya. Hyejin benar-benar lain sekarang. Ia seperti berhadapan dengan gadis lain.

Baekhyun masih tidak menyangka jika Hyejin mengajaknya masuk. Jika tidak salah dengar, tadi gadis pujaannya itu berbicara lebih lembut dari biasanya.

Terluka?

Apa ia harus selalu terluka agar Park Hyejin bersikap baik padanya?

Setelah beberapa menit Hyejin kembali dengan kotak obat. Gadis itu menempelkan kain basah secara perlahan ke luka Baekhyun.

“akhh.” Baekhyun memekik kesakitan sampai menahan tangan Hyejin.

“Ya. lukamu harus di bersihkan sebelum darahnya mengering.” Omel Hyejin. Dalam hati Baekhyun berteriak senang. Ditatapnya waja Hyejin yang sedang serius mengobatinya. Dalam jarak sedekat itu, yang dilihatnya seperti wajah seorang malaikat. Berlebihan memang.

Setelah menyeka luka itu, Hyejin memberi antiseptik dan mengoleskannya ke sudut bibir Baekhyun. Tak sengaja, jari telunjuknya menyentuh bibir atas Baekhyun dan itu sukses membuatnya mematung.

Bibir tipis itu, pernah di rasakannya sekali.

Sekelebat bayangan saat baekhyun menciummnya melintas di otaknya. Hyejin masih terdiam untuk beberapa detik hingga suara Baekhyun menyadarkannya.

Kedua pipinya tiba-tiba saja terasa panas. Hyejin mengumpat dalam hatinya, bisa-bisanya tadi ia mengingat tentang ciuman itu.

Baekhyun menahan senyumnya, Hyejin lagi-lagi membuatnya gila.

“apa sudah selesai?” tanya Baekhyun.

“ah… hanya tinggal memasang plaster luka.”

“tidak usah. Seperti ini saja.”

“ah baiklah.”

Hyejin kini bicara tanpa menatap wajah Baekhyun. Rasa malu sedang menguasainya.

Untuk beberapa saat keduanya hanya saling diam. Sampai saat Hyejin hendak mengembalikan kotak obat ke tempat semula,  Baekhyun menahan tangannya. Hyejin yang tadinya sudah berdiri kini terduduk kembali.

“kenapa kau bersikap berbeda sekarang?”

Maksud pertanyaan Baekhyun tidak begitu di pahami oleh Hyejin. Namun, tentang sikap pastilah Hyejin sadar. Ya, belakangan ini ia jarang menunjukan kemarahannya pada Baekhyun. Lagipula ia lelah terus bersikap kasar. Mau bagaimanapun Byun Baekhyun tetap akan mengusiknya.

“aku hanya ingin berterimakasih karena kau banyak membantuku. Itu saja.” ucap Hyejin pada akhirnya.

Baekhyun semakin mengeratkan genggamannya, iris pekatnya semakin tajam menusuk pupil Hyejin.

“kau membenciku?”

Tidak, bukan itu yang seharusnya Baekhyun tanyakan. Bagaimana jika Hyejin menjawab ‘iya’? . hatinya pasti akan terluka untuk yang kesekian kalinya.

Untuk beberapa detik Hyejin hanya diam.

“tidak. Aku tidak benar-benar membencimu, Baekhyun-ssi.” mulutnya mengatakan itu, sama persis dengan suara hatinya.

“lalu kenapa malam itu kau berteriak sangat membenciku?”

Hyejin seperti kehabisan kata. Netra Baekhyun terus menguncinya.

Baekhyun sadar telah membuat gadis di hadapannya tidak nyaman. Cengkramannya pada lengan Hyejin melemah. Tidak seharusnya ia menanyai Hyejin seperti itu.

“aku…… aku hanya risih karena kau terus mengusikku.”

Akhirnya Hyejin menjawab,hanya itu yang tersisa di otaknya. Pria di hadapannya seperti obat yang melumpuhkan pikirannya.

Baekhyun tersenyum kecut dan semakin tajam menatap mata gadis itu.

“jika aku berhenti mengusikmu. Apa kau akan senang?”

Lagi, Hyejin tak mempunyai kata untuk digunakan sebagai jawaban.

Berhenti? Kata itu terdengar tidak nyaman di pendengaran Hyejin.

“mungkin.”

Hyejin bangkit dari duduknya, ia berjalan pergi. Baekhyun hanya memandangi punggung mungil itu dengan kesedihannya.

“tapi aku tak akan pernah berhenti Hyejin-ah. Sekalipun.” lirihnya.

Sedangkan di balik tembok Hyejin sedang bersandar. Ada perasaan lain dalam hatinya. Jantungnya terlalu lancang untuk berdebar sekencang itu. Tangannya semakin erat memeluk kotak obat yang belum juga diletakkannya.

“mengapa belakangan ini jantungku berdetak tidak normal?”

Hyejin menghirup nafas dalam dan melepaskannya secara perlahan.

.

.

Hyejin kembali ke ruang tengah setelah sekian menit meninggalkan Baekhyun. Gadis itu mendapati Baekhyun yang sedang melihat sesuatu. Hyejin terbelalak,  yang sedang ada di tangan Baekhyun itu album fotonya saat kecil. Gerak kakinya semakin cepat menghampiri pemuda itu. Dengan cekatan ia rebut album foto itu.

“siapa yang mengijinkanmu melihat ini?” nadanya terdengar galak. Baekhyun masih menunjukan sisa senyumnya.

“aku tidak tau kau seimut itu saat kecil.”

Hyejin menyembunyikan album di belakang tubuhnya. Batinnya sekarang sedang mencibir pria di hadapannya.

“aku tidak suka barangku di sentuh tanpa ijin.” Jelas Hyejin. Sebenarnya gadis itu sedang menahan malu. Kebanyakan foto di album itu gambar dirinya yang sangat konyol. Hyejin kecil adalah gadis yang sangat aktif dan centil.

Baekhyun terkekeh dan mengacak rambut Hyejin.

“arraseo. Maafkan aku, Hyejin-ah. Ah, aku tadi meminta seseorang untuk menjemputku. Dan dia sudah ada di bawah. Aku harus pulang.”

“eum. Pergilah!”

“baiklah. Terimakasih sudah mengobati lukaku.”

Baekhyun masih tertawa kecil dan itu membuat Hyejin nertanya-tanya. Sebisa mungkin ia menahan diri untuk tidak melempar pria itu dengan vas bunga yang ada di belakangnya. Bisa saja arti tawa itu sebuah ejekan. Hyejin mebodohi dirinya yang teledor menyimpan barang privasi.

Setelah Baekhyun hilang di balik pintu,Ia duduk dan membuka album itu. Hyejin langsung menutup wajahnya sendiri karena merasa malu.

“ah iya!” hebohnya setelah mengingat satu hal. Hyejin berlari menuju kamarnya dan mengambil sesuatu. Padahal kakinya masih sakit tapi tanpa sadar ia berlari sangat kencang.

Bisa-bisanya ia lupa dengan jaket yang Baekhyun pinjamkan padanya kemarin. Ia akan mengembalikannya kepada si pemilik sekarang. Ia yakin Baekhyun masih berada di luar.

Hyejin berlari sampai di lobi. Matanya menyapu luar untuk menemukan Baekhyun. Netranya menangkap postur yang cukup di hapalnya itu. Hyejin menahan vokalnya saat melihat Baekhyun menyapa seseorang.

Di sana, seorang gadis merangkul Baekhyun dengan manjanya.

“bukankah itu gadis yang ada di Namsan?” celotetnya yang masih fokus memperhatikan dua orang di depan sana.

Hyejin masih sangat ingat wajah gadis yang tiba-tiba saja memeluk Baekhyun saat di Namsan. Ia maju dan sembunyi di balik pintu masuk lobi.

Benar, itu memang gadis yang pernah di lihatnya. Otakanya berfikir keras, siapa gadis yang sangat akrab dengan Baekhyun itu.

“dasar, jika sudah memiliki kekasih kenapa  selalu mendekatiku?” ujarnya tanpa sadar.

Hyejin menatap jaket milik  Baekhyun yang ada di tangannya. Niatnya untuk mengembalikannya sekarang batal. Ia berbalik dan kembali ke apartementnya.

Di dalam mobil Baekhyun terus tertawa kecil mengingat kejadian beberapa menit lalu. Gadis yang sedang mengendarai mobil itu bahkan sampai mengernyit heran.

“Oppa, kau tidak gila kan?” tanya gadis yang sedang fokus pada kemudinya itu.

“eum?. oh tentu saja tidak. sudahlah fokus menyetir saja, Seulgi sayang.”

Seulgi mencibir tanpa suara melihat Baekhyun yang lebih mirip seperti orang tidak waras.

‘aku tidak yakin malam ini bisa tidur’ seru Baekhyun dalam hati.

.

.

Malam sudah berganti menjadi pagi, dan pagi berlalu menjadi siang. Hyejin sedang duduk di depan ruang ganti untuk menunggu Chanyeol.

Hyejin di paksa untuk menemani Chanyeol ke tempat gym setelah jam kuliahnya sama-sama selesai . Sepupunya itu memang biasa berolahraga di tempat itu.

Dan chanyeol pula biasanya bersama Baekhyun ke tempat gym, namun katanya pria kecil itu sedang ada urusan. Dan Chanri? Hyejin sudah menanyakannya namun Chanyeol tak mau menjawab.

“Hyejin-ah. ayo!” tegur Chanyeol setelah rapi dengan pakaiannya.

“Oppa. Dimana Chanri eonni? Kenapa kau tidak mau mengajaknya?”

Chanyeol langsung cemberut, membuat Hyejin mengerutkan dahinya. Tidak biasanya seorang Park Chanyeol semurung itu.

“dia sedang marah padaku.”

“kenapa?”

“ahh kau tidak akan mengerti.”-dan ini juga karena dirimu-lanjutnya dalam hati.

“tentu saja aku tidak mengerti. Kau kan tidak memberitahu. Oppa, kau bodoh.”

“yakkk.”

Chanyeol hendak memukul kepala hyejin namun dengan sangat cepat gadis itu menghindar. Sungguh, sepupunya sangat terlihat tidak bersemangat. Hyejin merangkulnya dan memaksa Chanyeol untuk tersenyum. Chanyeol menyingkirkan tangan Hyejin yang bermain nakal di sudut bibirnya. Keduanya seperti bocah tk yang saling jahil.

Kegiatan menjahili Chanyeol terhenti saat ponsel Hyejin berdering keras.

Hyejin mengambil ponsel di saku celana dan melihat nama si penelfon.

“Byun Baekhyun lagi? aishhh.”

Tidak muncul hari ini, namun Baekhyun terus menelfon dan mengiriminya pesan sedari tadi.

“kenapa tidak di angkat?” tanya Chanyeol. Hyejin mereject panggilan itu dan menyimpan lagi ponselnya.

“ckk dia akan senang jika aku melakukannya. Oppa, dia sudah menelfonku berkali-kali. ”

“ahh padahal Baekhyun sedang bersenang-senang bersama gadis centil itu.”

“apa?”

Tanpa sadar ucapan chanyeol membuat Hyejin terkaget.

“apa sampai harus berteriak seperti itu? auhhh kau kaget ya?”

“tidak. K-kenapa aku harus kaget eoh? . Aaah jadi gadis itu memang kekasihnya?.”

“kekasih? Baekhyun tidak memiliki kekasih. Ia tidak menyukai gadis selain dirimu.”

Hyejin menggaruk kepalanya. Bisa-bisanya Chanyeol berkata seperti itu. Jelas-jelas Hyejin melihat sendiri kemesraan antara Baekhyun dan gadis Namsan itu.

“gadis cantik berambut ikal itu. dia-“

“Dia Kang Seulgi. Sepupu Baekhyun. Mereka sedang bersenang-senang saat ini. Teganya tidak mengajakku.”

Hyejin mengerjap, ternyata perkiraannya salah.

“mereka saudara? Kenapa sangat berbeda?”

“kenapa kau penasaran. Jangan-jangan kau mulai tertarik pada Baekhyun?. Akan ku laporkan pada Sehun jika kau niat berselingkuh.”

“tidaaakkkk. Aku tidak tidak tidak menyukai Byun Baekhyun. Ya Oppa. Andweyo!”

Chanyeol tertawa puas karena berhasil membuat Hyejin panik.

“arraseo. Aku hanya bercanda Hyejin sayang.”

“aku tidak suka kau bercanda seperti itu, Oppa.”

“maaf eum?” sesal Chanyeol sembari memeluk bahu sepupunya.Hyejin menghela nafasnya.

Oh Sehun, oh ya ampun! .Gadis itu melupakan sesuatu.

“oppa, aku harus pulang sekarang. Aku naik bus saja.”

“apa? kau- Ya! Park Hyejin kau mau kemana?”

“MENEMUI JONG IN.”

.

.

.

“aku pulaaang!” suara Baekhyun menggema di sebuah rumah mewah. Pemuda itu masuk dengan wajah gembira. Di sampingnya ada gadis manis yang terus menggandeng tangannya. Ia sedang mengunjungi kediaman keluarganya di Giyonggi.

Baekhyun maupun Seulgi masih saja bercanda setelah sampai di ruang tengah.

“aigo lihat dua saudara ini?” suara lembut seorang wanita paruhbaya membuat keduanya berhenti tertawa.

“Eooma/Immo.” Ucap Baekhyun dan Seulgi secara bersamaan. Keduanya berlomba-lomba untuk memeluk Ny.Byun.

“aigoo uri adeul, Seulgi-ya. Aku kira kalian tak akan datang.”

“immo. Aku jalan-jalan dengan Baekhyun oppa seharian ini. Sangat menyenangkan. Iya kan oppa?”.

Baekhyun mengacak rambut sepupu kesayangannya. Ia sangat menyayangi Seulgi seperti adik kandungnya sendiri. Karena sejak kecil mereka tumbuh bersama. Seulgi dulunya tinggal bersama keluarganya. Lima tahun lamanya ibu Seulgi menitipkan gadis itu pada keluarga Byun. Sampai saat lulus SHS, gadis itu memilih untuk pindah ke Kanada. Baekhyun senang karena sepupunya tumbuh menjadi gadis yang ceria. Susah payah dulu ia membuat Seulgi tersenyum.

“eomma, Seulgi sangat cerewet. Dia bahkan memakai bahasa inggris selama bersamaku. Membuat pusing saja.” keluh Baekhyun.

Ny.Byun tertawa kecil. Selain Baekhyun, beliau juga sudah menganggap Seulgi seperti putrinya sendiri.

“kalian pasti lapar. Eomma sudah menyiapkan makan malam. Appa dan Baekboom sudah menunggu. Ayo!”

“ne!!!” keduanya semangat jika soal makanan, sampai lari-larian menuju ruang makan.

.

.

Makan malam keluarga itu di selimuti kehangatan. Baekhyun bercerita banyak hal hingga membuat tawa tercipta. Sang kakak –Byun Baekboom- tak mau kalah membuat lelucon. Apalagi Seulgi yang cerewetnya tak bisa di ukur. Tuan, dan Ny.Byun sangat bersyukur anak-anaknya berkumpul hari ini.

“Baekhyun-ah. kenapa kau tidak mengajak gadis yang sering kau puji-puji itu huh?” pertanyaan Baekboom membuat semua tatapan menghujam ke Baekhyun.

“Hyuuuuung!”

“apa? gadis? Yakk Oppa kau punya kekasih? Wanita?” tanya Seulgi dengan nada heboh.

“apa maksudmu? Tentu saja wanita.” kesal Baekhyun.

“daebak. Kukira kau  menyukai Park Chanyeol.”

“Yaaa Kang Seulgi!. Aku pria normal.”

“anhiya. Kau aneh Oppa. Kau meminta park Chanyeol untuk tinggal bersamamu, kemana-mana kau selalu mengajaknya. Dan kau sangat senang curhat dengannya kan? aigooo belakangan ini sedang marak  kasus LGBT. Jangan-jangan Kau-”

“Yaaakkk. Aku tidak seperti itu.!”

Tuan Byun tertawa mendengarnya. Mendadak ruang makan itu seperti ruang persidangan.

“ha ha sudahlah. Aduh Seulgi-ya. kenapa kau menilai Baekhyun seburuk itu?” kali ini Baekboom bertanya.

Seulgi hanya menunjukan cengirannya.

“Baekhyun-ah!. Siapa gadis yang Baekboom maksud?” tanya sang Ayah. Baekhyun tersenyum polos dan terlihat gugup untuk mengungkapkannya.

“itu-“

“dia mahasiswa Appa. Dan mungkin Appa tahu gadis itu” Baekboom menumpuk kata-kata Baekhyun. oh sungguh, ia mati kutu di rumahnya sendiri.

“ya Hyung!”

“benarkah? Wahh appa sangat penasaran.”

Baekhyun menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali. Ia mendadak enggan melanjutkan percakapan itu.

Untunglah sekarang ponselnya berdering. Dan pemuda itu ijin untuk menerimanya.

Chanyeol, entah ada apa temannya menelfonnya.

“yoboseyo,ada apa yeol?”

Suara di sebrang sana terdengar panik. Baekhyun mengangkat alisnya karena Chanyeol seperti sedang cemas.

“Baek!. Hyejin mengambil penerbangan China malam ini.”

“apa?”

“Baek.! Apa yang harus aku lakukan? Hyejin ke China untuk menemui Sehun.”

Perkataak Chanyeol membuat Baekhyun seperti kehilangan nyawanya.

“jangan bercanda yeol.”

“aku serius. Aku bertemu Kim Jong In dan dia barusaja pulang mengantar Hyejin ke airport.Aku juga bingung. Mengapa Hyejin tak cerita padaku soal ini.”

Baekhyun langsung menutup panggilan itu dan berlari keluar. Ia tidak memperdulikan makan mala keluarga yang bahkan belum usai.

Sebelum masuk mobil, tangan seseorang menahan lengannya dan  membuatnya berhenti.

“Oppa ! kau mau kemana?”

“lepas!”

Tanpa sadar Baekhyun menghentakan tangan sepupunya. Seulgi yang tak tau apa-apa hanya mengernyit bingung. Baekhyun terburu-buru memasuki mobil dan pergi dalam sekejap.

Pemuda itu menyetir dengan kecepatan penuh. Dadanya bergemuruh tak karuan. Antara takut,cemas dan kesal.

“kenapa kau sangat nekat Park Hyejin?.” Lirihnya.

Tujuan Baekhyun saat ini adalah airport. Ia berharap Hyejin belum meninggalkan Korea. Tapi mungkinkah? Kim Jong In saja sudah pulang setelah mengantar gadis itu.

Baekhyun menyesal karena tak menemui Hyejin hari ini. Baekhyun belum siap untuk kedepannya jika Hyejin tahu sesuatu tentang Oh Sehun.

“tidak boleh! Kau tidak boleh pergi menemuinya Park hyejin! Jebal!”

.

.

TBC

holla readersdeul.

rating ff ini makin buruk aja eaakkk

tapi komentarnya meningkat ^^.

readers, maaf belum munculin Sehun di part ini. soalnya bakal terlalu panjang kakalu di gabungin sama sehun side. So di chapter selanjutnya si Thehun aurhor usahain muncul he he.

terimakasih ya yang sudah mampir baca+komentar. kalian readers terbaik yang author miliki.

maaf jika alurnya semakin lama tambah aneh. Masih belajar ^^.

see you next chapter …..

22 pemikiran pada “[Author Tetap]- Finally, I Got You (8)

Tinggalkan Balasan ke [Author Tetap]-Finally, I Got You (18B END) – EXO Fanfiction Batalkan balasan