Sing For You [Oneshot]

| Sing For You |

©2017 HyeKim’s Fanfiction Story

Baekhyun x OC`s Nathalia Jung as the main cast

with Park Chanyeol

Story with Friendship, Sci-fi, Sad, AU rated by PG-13 type in Oneshot

Poster By Alkindi

`Definsi sahabat baik bagi Nathalia ialah Baekhyun—robot manusia ciptaan ayahnya yang merupakan seorang ilmuan. Namun kian lama waktu bergulir, eksitensi Baekhyun tergantikan oleh sosok Park Chanyeol—lelaki yang dikagumi Nathalia. Serta diwaktu bersamaan, Baekhyun merasa dirinya mulai usang dan mesinnya tak sanggup hidup lebih lama. Sebelum mesinnya benar-benar mati, Baekhyun ingin mempersembahkan lagu terakhirnya untuk Sang Sahabat, Nathalia Jung`

standart disclaimer applied, copy-paste without permission and plagiat are prohibited


I will sing for you


HAPPY READING

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

“Bu, apa ibu pernah punya sahabat?” lontar tanya gadis belia berusia lima tahun yang tengah dikuncir dua oleh Sang Ibunda.

Nathalia—ibu dari gadis belia bernamakan Park Nasya itu, terkesiap mendengar tanya yang diutarakan putrinya. Masih sembari menata surai Nasya, Nathalia pun bersajak.

“Tentu saja,” dan menyelipkan sebuah senyum diakhir aksara.

“Aku punya sahabat baru tadi di sekolah. Namanya Jung Hanna!” Nasya mulai berdongeng dengan semangat akan hari pertama sekolahnya barusan.

Gaungan kekeh lolos dari Nathalia, dia pun mengencangkan ikatan pada rambut putrinya tuk terakhir kali.

“Bagus, kamu bisa mulai banyak bicara bahasa Korea dengan Hanna nanti,” respon Nathalia. Mengingat keluarga kecilnya baru pindah dari Barcelona ke Seoul—tanah kelahiran suami Nathalia juga negara mendiang ayahnya.

Anggukan beberapa kali dilakukan Nasya sampai poninya bergoyang-goyang lucu. “Bagi Ibu sahabat itu apa?” kepala putri kecilnya menoleh ke belakang tepat ke arah Nathalia.

Tanya kedua Nasya membuat kegemingan terjadi pada diri Nathalia. Pikirannya menerawang jauh hingga hinggap pada memori beberapa tahun silam tatkala dirinya masih berusia enam belas tahun.

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

Buahan bunyi bell pulang sekolah sudah layaknya dentingan surga bagi para murid yang telah kelewat penat menjalani proses pembelajaran. Tungkai siswa-siswi tersebut menyeruak membelah koridor, sesekali bercengkrama juga bersanda gurau dengan para kawannya yang lain. Tetapi ditengah murid-murid berdarah asli Spanyol, nampak seorang gadis bersurai legam dengan kepala menerawang ke lantai, wajahnya lusuh seakan tertekan. Pun bisa ditilik bahwa Si Gadis bukanlah anak berdarah murni Eropa. Blasteran, bisa dibilang melekat pada Nathalia Jung—dara yang terlihat tertekan, sekaligus anak campuran berdarah Korea dan Spanyol. Well, dari namanya bisa ditelaah bahwa Sang Ayah berasal dari Korea sementara ibundanya berwarga negara Spanyol.

“Nathalia!” tahu-tahu, vokal ayu menyapa salaput Nathalia, menyebabkannya membelokan kepala dan logam irisnya menyapa figur gadis sebayanya yang tengah menarik kurva bibir sangat lebar.

Setelah menggali ulang ruang memorinya untuk mengetahui gadis di depannya, dengan mimik bingung serta kerutan dahi, “Lucia? Ada apa?” Natahlia bertanya demikian.

“Ingin pulang bersama? Kita menaiki bus yang—“

Belum sempat untaian ayat kata itu tuntas, gelengan Nathalia membungkam gadis bernama Lucia ini. “No, perdone, [1]” potong Nathalia dengan sunggingan tipis.

Gadis berdarah campuran tersebut menstir tubuh berbalik, lantas alat berjalannya ia geret tuk meninggalkan Lucia yang nampak tak terkejut kala diberikan penolakan begitu oleh Nathalia. Malahan gadis belia bernamakan Lucia Fernandez itu hanya melukis senyum maklum.

“Mungkin dirinya masih takut berteman.”

Sekon selanjutnya, manik Lucia menangkap sosok yang dikenalnya tengah berjalan beberapa jengkal tak jauh darinya. Kakinya ia bawa berlari guna mengejar sembari berseru.

“Noa, tunggu aku!”

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

Setidaknya, Barcelona tidak sepadat Madrid. Juga masih tergolong nyaman untuk disinggahi dengan tenang, sama halnya dengan Busan—kota besarnya seorang Nathalia. Gadis yang mengikat surai kecoklatannya itu, membungkukan punggungnya dengan netra menyisir bawah meja yang ia tengok.

“Papa!” Nathalia bersua kala tak mendapati apa yang ia cari, badannya pun ia tegakan seperti semula, pun kepalanya menelaah mencari eksetensi paruh baya yang dia panggil.

Buahan derap langkah menyapa gendang Nathalia, diikuti munculnya Sang Ayah yang terlihat berantakan—ditandai corak-corak hitam bernamakan oli yang mengotori pergelangan tangan. Tanpa menampilkan ekspresi heran lantaran penampilan ayahnya yang sering kali demikian, Nathalia mengikis spasi lebar dengan melangkah ke arah ayahnya.

“¿Dónde está Baekhyun?[2]” putrinya mengutarakan tanya dengan mata agak melebar.

Kuluman senyum tercipta dikurva Jung Huikyung—ayah Nathalia yang baru merangkap menjadi orang tua tunggal beberapa tahun silam kala malaikat kematian memanen istrinya dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Tangan Huikyung menepuk-nepuk membersihkan debu-debu yang hinggap.

“Maksudmu robot mainan kesayanganmu itu?” imbuh Huikyung. Spontan anggukan dicetuskan gadis belianya yang berusia enam belas tahun ini.

“Iya, Baekhyun di mana, Pa? Aku ingin bermain dengannya,” dwimanik Nathalia masih melebar dengan tampang serius.

Baekhyun adalah nama robot-robotan yang ayahnya ciptakan untuk Nathalia—mengingat Huikyung berprofesi sebagai ilmuwan, perkara membuat robot mainan biasa ialah hal yang bisa ia lakukan dengan sekali jentikan jari. Gadis belianya tak suka bergaul, lebih tepatnya tak percaya diri. Nathalia lahir di Barcelona dan mengisi kehidupannya dari lahir sampai sembilan tahun di sana. Namun, suatu masa, Huikyung  dipanggil kembali ke Korea dan membuat keluarganya bermigrasi ke sana.

Lingkungan baru dengan medan baru menyambut Nathalia. Bahkan bahasa Korea acap kali tersendat bila ia lafalkan, pun kala mendengar tutur kata orang Korea, ia harus meload lama otaknya. Berawal dari darah campur, sulit komunikasi, dan shock culture antara Asia dan Barat. Nathalia menjadi samsak bully di sekolah tempatnya bernaung. Ditambah pula nyawa ibundanya terengut, serta ayahnya yang kelewat sibuk di laboratorium tempat beliau mencari nafkah. Itulah bibit awal mula Nathalia menutup diri dan hanya sering berbicara menyurahkan suara hatinya pada robot mainan bernama Baekhyun.

“Papa?” lagi, Nathalia bersua, menuntut jawaban akan keberadaan robot mainan kesayangannya.

Tanpa meloloskan jawaban, Huikyung  memutar tubuh diiringi titahan. “Ikuti papa bila ingin tahu di mana Baekhyun.”

Kemisteriusan jelas tergambar dalam manik juga muka ayahnya, namun Nathalia tetap mengekori figur Sang Ayah  yang menguntai langkah menuju satu titik.

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

Aroma kimia menyapa pangkal hidung dara berusia enam belas tahun tersebut. Tempat Nathalia bernaung detik ini ialah laboratorium pribadi berkepemilikan ayahnya, yang merajut langkah menuju satu bibir tempat dan masih diekori oleh tubuh ramping Nathalia. Heran menyelimuti Nathalia, curiga juga membelengungi. Pemikiran yang merayapinya adalah; jangan-jangan ayahnya menghancurkan Baekhyun atau semacamnya.

“Nathalia,” saat pemikiran negatif merayapinya, aksara namanya dicetuskan Huikyung, sambil menengok sekilas ke arahnya.

Biasan cemas terpatri jelas pada muka Nathalia, tangannya terpaut dengan remasan kuat-kuat didalamnya. “Baek… hyun…” giginya memberikan gigitan keras pada ranum bawahnya, aksaranya juga tercekat.

Huikyung mengulas senyum, “, Baekhyun es aquí,[3]” imbuhnya dengan lengan tejulur pada satu objek yang tertutupi oleh selimut berwarna putih.

Tanpa berpikir ulang, Nathalia mengiring langkah tergesa campur resah kepada objek yang ayahnya tunjukan. Netranya lantas menyensor rapi selimut berwarna putih yang menutupi sesuatu yang malahan membuat rasa cemas merayapi Nathalia. Memperhatikan tak ada gerakan yang tercetuskan oleh putrinya, Huikyung menggeser posisi agar berpijak tepat di sebelah Nathalia, selanjutnya, lengannya terulur dan menarik selimut putih yang Nathalia perhatikan sedari tadi.

Selimut tersingkirkan, yang kemudian menyajikan satu objek yang ditutupi rajutan kain beberapa sekon kebelakang. Segera tanpa komando, mulut Nathalia menciptakan celah dengan mata membola. Seorang manusia—ralat, humanoid, tengah berbaring di atas ranjang operasi ayahnya.

Berpindah haluan lah kepala Nathalia guna memandang langsung Huikyung yang berpijak tepat di sebelahnya. Wajah serta maniknya membiaskan kekagetan nan belum luntur sejak disajikannya humanoid—robot manusia, di atas ranjang operasi penelitian ayahnya.

Humanoid… ini… siapa?” tanya terlolongkan dari Nathalia, membuat Huikyung menoleh dan menjatuhkan manik padanya dengan sematan senyum.

“Dia Baekhyun, Nak,” tepukan ditorehkan Huikyung dipuncuk mahkota legam Sang Putri yang masih diserang kekagetan. Tangan Huikyung tersingkir dari puncuk kepala Nathalia, kembali ia menyambung sajakan frasanya. “Baekhyun akan benar-benar menjadi temanmu sekarang.”

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

Ada kata yang pernah Nathalia pelajari di dunia kelam ini. Ditengah kegelapan pasti adanya cahaya. Setidaknya, Nathalia merasa Tuhan masih menyayanginya. Meski dahulu menjadi samsak penindasan serta berakhir menjadi pribadi introvert, dirinya mempunyai ayah seorang ilmuan yang lantas menciptakan robot manusia yang bisa menjadi temannya. Aksara menusuk dari belakang sepertinya tak akan terjadi diantara persahabatan Baekhyun dan Nathalia.

“Nah, Baekhyun, aku akan mengajarimu bahasa Spanyol sekarang,” sajak kata bernada ayu dari Nathalia menyeruak runggu Baekhyun. Keduanya kini berada di sebuah pavilion di halaman luas rumah milik Nathalia, memposisikan diri dengan duduk melipat.

Anggukan kaku Baekhyun tercetuskan. Humanoid yang diciptakan oleh Jung Huikyung tersebut memang hanya bisa berfrasa Korea. Dan dengan ringannya lah, Huikyung memikulkan kewajiban pada Nathalia tuk mengajari Baekhyun berbahasa Spanyol.

Hola, mellamo Nathalia, ¿Como tellamas? [4]” distart lah oleh gadis berkeluarga Jung tersebut, bahasa dasar yang mesti Baekhyun pelajari.

Perlahan namun membuahkan hasil, Baekhyun mulai memahami kiat-kiat kata yang Nathalia lontarkan menggunakan bahasa Spanyol. Sang Dara pun terlihat bersemangat juga ceria mengajari Baekhyun yang cepat menyerap apa yang ia ajarkan. Well, bisa dibilang, Huikyung sudah mensettign Baekhyun seperti begitu.

“Baiklah, sekarang aku akan memberikanmu soal dan dirimu akan menjawabnya, oke?” ujar Nathalia dengan senyum lebar tersemat. Tanpa menunggu respon Baekhyun, Si Gadis Jung sudah menari-narikan pensilnya di atas lembar kertas, menorehkan soal-soal untuk Baekhyun kerjakan.

Dimasa Nathalia terlarut akan torehan soal-soalnya untuk Baekhyun, robot di sebelahnya ini malahan memfokuskan penuh kelereng matanya pada Nathalia. Ditiliklah paras Sang Gadis dengan saksama, dari netra, hidung, bibir, segalanya yang melekat pada gadis bermarga Jung ini.

Guapa, [5]” tahu-tahu, Baekhyun bervokal dengan menelengkan kepala, matanya menghunuskan kelekatan pada profil samping Nathalia dengan binar polos.

Terkejut, Nathalia menoleh pada Baekhyun yang masih meniliknya. Obsidian humanoid lelaki ini tertancap lurus-lurus pada Nathalia. Detik berikut, kekehan lolos dari Si Gadis Jung, dan hal tersebut membuat Baekhyun makin tak mau mengalihkan tatapan darinya.

Jajajaja, gracias, Baekhyun, [6]” kata Nathalia seraya mengacak surai Baekhyun. Sejurus kemudian pun, Baekhyun menguntai senyum yang tak terlihat kaku seperti sebelum-sebelumnya.

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

Kian waktu bergulir, pun hari berganti sampai tak terasa sudah terinjaknya satu bulan. Selama itu jua, persahabatan yang terikat antara Nathalia dan Baekhyun kian mengerat layaknya tak bisa diputuskan. Pekarangan luas di belakang rumah Nathalia ialah tempat keduanya sering kali menghabiskan waktu. Sekon ini pun begitu, kedua insan tersebut duduk di pavilion dengan senyum lebar dengan lukisan wajah bahagia.

“Nathalia! Nathalia!” Baekhyun memanggil, merengut atensi Nathalia ke arahnya dengan alis berjungkit. “Dengar, aku ingin bernyanyi.” ujarnya penuh hasrat semangat.

Posisi duduk Nathalia dibetulkan oleh Sang Dara, atensi obsidiannya terpaku pada Baekhyun dengan saksama. “¿En serio? [7] Terakhir kali kamu bernyanyi ‘kan, suaramu sumbang sekali,” terselip pita suara sarkastik didalamnya, bahkan hunusan dari mata Nathalia juga meledek Baekhyun.

Spontan saja wajah Baekhyun berubah datar, begitupula dengan obsidiannya nan menyipit. “Nyanyianku sudah lebih baik sekarang!” selaknya membela diri. Namun dihadiahi tawa dengan kepala mendongak dari gadis Jung di dekatnya.

Vale, vale,[8 ] kalau begitu menyanyilah,” ucap Nathalia dengan senyum menahan tawa dan tangan menutupi mulut guna agar gelak tawanya setidaknya bisa ditahan oleh aksinya tersebut.

Kelereng irisnya sempat berputar dulu, sebelum akhirnya Baekhyun menarik oksigen dan menghembuskannya. Dia pun berdehem membersihkan tenggorokannya. Ranumnya mulai membuka, melolongkan nyanyian yang tersuakan. Baru saja nyanyian tersebut mencapai lima detik, Nathalia sudah terbahak bahkan sampai memegangi perutnya.

“Ahahahah, ya Tuhan, Baekhyun! Demi Dewa! Janganlah menyanyi lagi, suaramu kacau!” aksara campur tawa itu dikumandangkan Nathalia dengan kepala mendongak, bahkan kristal bening bernamakan air mata sampai nampak diujung kelopaknya.

Paras Baekhyun membingkai kejengkelannya, ranumnya turut mengerucut. “Terserah! Tertawalah sampai mulutmu tidak bisa menutup, Nathalia Jung!” dituntun tubuhnya tuk berdiri dengan sentakan keras bertanda kesal, kemudian Baekhyun berbalik dengan hentakan kaki sebal meninggalkan Nathalia yang masih terbahak.

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

Malam pekat dengan hiasan bulan juga bintang menyinsing. Angin malam menelisik pori-pori kulit yang lantas menghantarkan rasa dingin. Namun, Baekhyun tidak merasa demikian, bagian-bagian tubuhnya tak mendapati rangsangan berupa rasa dingin nan menggelitik. Tubuhnya terduduk di sebuah ayunan yang berada di taman bermain, kilatan logam irisnya menerawang ke pasir-pasir taman, dan tungkainya berayun-ayun tak menentu namun tak berefek akan ayunan yang bergerak.

Derapan langkah menyapa liang dengar Baekhyun, tepat di depannya tapi Baekhyun memilih tak acuh dengan pandangan yang tidak ia tarik pada oknum yang berderap mendekatinya.

“Heh, Baekhyun!” kelakar sosok yang berderap ke arahnya. Masih dipilih oleh Baekhyun untuk tak menatap figur gadis yang mencetak wajah kelelahan dengan berkacak pinggang. Setelah sebelumnya membuang napas, Nathalia bersua dengan oktaf lebih tinggi, “Baekhyun!”

Mendongak, paras kesal dengan kurva mengerucut menyapa obsidian Nathalia yang masih berkacak pinggang lantaran kewelahan mencari-cari batang hidung Baekhyun. “¿Que? [9]” pita suara Baekhyun layaknya menghardik, sehabis itu pun dengusannya tercetuskan.

Nathalia menuntun diri mendekati ayunan tempat Baekhyun sekon ini. Dara manis ini membawa tubuh berjongkok di hadapan sahabatnya, obsidiannya melayangkan tatapan lembut, serupa dengan sematan kurvanya.

“Maaf, aku tahu kamu marah soal yang tadi,” sajakan aksara maaf yang menyentil gendang Baekhyun, memanglah tulus apalagi paras Nathalia yang mengonfrimasi bahwa Si Dara serius mengemis maaf sekarang.

Tapi, realitanya, belitan kesal Baekhyun masih terikat dalam runggunya. Si Pria membuang wajah ke objek lain dengan cetakan wajah kesal yang tak terganti. Disajikan lakon begini oleh Sang Sahabat, Nathalia membuang napas.

“Baekhyun, maaf, aku tahu aku keterlaluan barusan,” Nathalia mengemis maaf kesekian kalinya. Kepalanya sedikit  dimiringkan dengan binaran mata memohon.

“Aku tidak akan memaafkanmu, Nath. Pulanglah, Huikyung samchon pasti mengkhawatirkanmu. Aku bisa pulang setelah kamu pulang,” tidak berniat menatap Nathalia dengan berposisi setia membuang wajah, Baekhyun berkata begitu.

Sepertinya bendera putih berkibar dalam diri Nathalia. Gadis berdarah campuran Korea-Spanyol itu menuntun diri berdiri, sekilas dirinya menatap Baekhyun yang masih membuang pandang darinya.

Seraya mengangguk Nathalia bervokal, “Baiklah, aku pulang duluan. Jaga dirimu, Baek.”  sekon mendatang, melayangkan tungkai menjauhi Baekhyun.

Beberapa timing terbuang, Baekhyun menatap lurus ke depan setelah kepergian Nathalia, hanya ada panorama kegelapan dengan hiasan cahaya lampu taman yang agak remang. Dia pun menarik napas memasuki paru-parunya dan membuang karbondioksida setelahnya. Saat hasrat beranjak menyapa Baekhyun, sebuah penggerakan membuat dirinya tersentak dengan manik melebar.

Ya!” pekikan nyaring Baekhyun terlolongan lantaran ayunan yang ia duduki bergerak secara tiba-tiba. Berayun ke depan dan ke belakang oleh intruksi seseorang yang mendorong ayunan Baekhyun sembari mengeluarkan kekehan yang bisa ditelaah rapi di ruang otaknya. Kekehan khas Nathalia.

“Nathalia! Hentikan ayunannya!”

Masa bodoh malam kian larut juga orang-orang sibuk bertamasya ke alam mimpi, Baekhyun mengaungkan teriakan yang lantas menggema ditengah malam sepi. Dengan tidak menghentikan aktifitasnya, Nathalia tertawa senang meski berbanding balik dengan Baekhyun yang pias.

“Tak mau sebelum kamu memaafkanku!” balas Nathalia. Tangannya mendorong kembali punggung Baekhyun agar ayunan yang ditaungi Si Lelaki terus bergerak.

Semilir angin menyambut wajahnya yang pias, eratan tangan Baekhyun pada besi ayunan pun makin dikuatkan. Sialan, Nathalia mendorong ayunan ini tinggi-tinggi demi mengemis maaf. Namun sayangnya, pamor Baekhyun lebih tinggi, ia tak memaafkan gadis itu begitu saja sehingga acara mendorong ayunan tersebut terus terjalin.

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

“¿Hola? ¿Señorita? [10]” bass seseorang menyapa runggu Nathalia yang tengah bergelut dengan kiat kata pada novel yang dibacanya.

Merasa panggilan nan menyapanya tertuju untuknya, kepala Nathalia terangkat, segera logamnya disapa figur lelaki yang setengah menunduk menatapnya dengan senyum kaku. Tak tahu awal mulanya, rasanya adrenalin Nathalia memuncak, maniknya tak bisa beralih dari sosok rupawan berdarah Asia ini—terbingkai jelas dari paras sekaligus kiat aksara bahasa Spanyol yang kaku.

Mendapati dara di depannya termangu, Jaka Asia ini melafal kata kembali, “Em, annyeong?” adalah kata kedua dengan bahasa Ayah Nathalia, Korea.

Terkejut, kelopak mata Nathalia mengedip beberapa kali. “Hangguk sarami? (Orang Korea)” imbuh Si Gadis Jung, akhirnya.

Pemuda tersebut mencetuskan anggukan mewakili kata ya. Kemudian, pria Korea ini menarik kursi di sebelah Nathalia dan ikut duduk bersama gadis tersebut, yang masih termangu.

“Namaku Park Chanyeol,” dimulailah sebuah konversasi, Chanyeol menatap Nathalia dengan lengan terulur, terpatri jua sebuah senyum. “Aku baru pindah ke sini dan katanya ada siswi berdarah Korea bernama Nathalia Jung yang bisa membantuku.”

Otak Nathalia mencerna penuturan Chanyeol, deheman ia lolongkan terlebih dahulu sebelum lidahnya bercakap, “Em, ya, namaku Nathalia Jung,” tangannya menyambut tangan Chanyeol tuk berjabat dengan kepala menunduk. Rasanya semburat merah muncul dari sentuhan tersebut.

Sematan dikurvanya kian tertarik bahkan gigi putihnya ikut nampak, masih dengan menggoyang-goyangkan tangan berjabatan, Chanyeol bersua lagi.

“Salam kenal, Nathalia. Semoga kita bisa berteman baik, ya!”

Menarik kepala tuk menyapa paras Chanyeol yang sedang tersenyum, dirasakan dirunggunya sebuah getaran mini. Ditambah pula dwimanik yang menghunus paras Chanyeol tanpa bisa beralih, banyak orang menamai ini cinta pandang pertama.

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

Oranye mulai menggeluti ufuk barat, pertanda sore menjelang. Humanoid dengan nama Baekhyun itu sedang duduk di teras lebar kediaman Jung Huikyung. Dilengannya yang dibuka, terdapat rakitan-rakitan listrik, dari dalam sana pun nampak sebuah kabel yang terhubung pada saklar yang kebetulan ada di teras. Dalam keterpakuannya, Baekhyun menunggu dirinya yang sedang dicharge.

“Baekhyun,” bariton paruh baya khas Huikyung menyapa, membuat Baekhyun mengadahkan kepala pada Sang Ilmuan yang merajut langkah dan berakhir duduk di sebelahnya.

Sambil melekati muka Baekhyun yang menghunus tatapan lurus-lurus padanya, Huikyung mencetuskan tanya, “Bagaimana dengan mesinmu?” juga obsidiannya tersita pada lengan Baekhyun yang terbuka.

Humanoid ciptaannya ini menghela napas yang mengeluarkan kupalan asap kehitaman, kepalanya jatuh menunduk ke bawah, pun bahunya melorot lesu.

Samchon, aku rasa karena aku dibuat dari robot mainan yang mesinnya sudah tua, aku jadi cepat usang. Akhir-akhir ini aku merasa ada aliran aneh dalam tubuhku, lalu aku sering kali mengeluarkan asap hitam,” kepedihan terpancar jelas dari kiat ranumnya nan bergetar, begitupula logam beririsnya yang seakan-akan ingin memecah tangis.

Huikyung menepuk pundak besi Baekhyun dengan kurva menenangkan, dirinchi olehnya profil paras samping Baekhyun yang setia menunduk.

“Jangan sedih, Baekhyun. Setidaknya akan ada Nathalia yang menemanimu, ‘kan?”

Layaknya tersapu semilir angin, rasa sedih yang membelitnya hilang. Baekhyun mengangkat kepala juga pandang kepada Huikyung yang masih setia mengelus bahu serta menyungging senyum.

Seakan panjang umur, dara yang barusan dibawa dalam konversasi, muncul dengan tampang ceria dan bibir melengkungkan kebahagiaan. Lolongan ayunan tungkai itu menyebabkan Huikyung dan Baekhyun menstir kepala ke pintu masuk, lantas disajikan pemandangan Nathalia bersama seorang lelaki asing tengah bergandengan.

“Chanyeol, ini rumahku, kali-kali bermain saja ke sini,” ucap Nathalia sambil menatap jaka di sebelahnya dengan senyuman.

Chanyeol balas menatap lalu mengangguk. “Baiklah, rumahku juga tak jauh dari sini. Sampai jumpa, Nath.” dan cetusan gerak yang Chanyeol lakukan adalah mengacak surai Nathalia. Si Gadis tampak menunduk dengan semburat rona dipipi.

Melihat hal itu, Baekhyun memasang wajah tanpa ekspresi dalam keterpakuan yang tiba-tiba mendatanginya.

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

Makin masa berlalu, kian jua Nathalia layaknya melupakan eksitensi Baekhyun. Sosok Park Chanyeol hadir, pria yang dikagumi oleh Nathalia. Baekhyun tak pernah mempersalahkan jikalau Nathalia menyukai seorang pria, namun, diabaikan oleh sahabat sendiri tetap saja ada nyeri membelengungi.

“Nath,” disatu pagi, Baekhyun memanggil tatkala Nathalia hendak beranjak dari meja makan.

Logam mata juga kepala Nathalia terfokus pada Baekhyun dengan alis berjungkit, tangannya menyampirkan tas gendong dan tubuhnya sudah berdiri, siap menggas langkah pergi.

“Ya, Baek?”

Sejenak, Baekhyun menatap Nathalia dalam. “Nanti jangan pulang terlambat, oke?” wajah Baekhyun dipenuhi harapan.

Dahi perempuan marga Jung ini makin mengerut tak paham. “Kenapa?”

Dan lantas menyebabkan Baekhyun menunduk, saat itu juga netranya tak sengaja mendapati kupalan asap dari kakinya. Mesinnya makin usang dan tak bisa hidup lebih lama.

“Kamu bilang hari ini hari ulang tahunku,” melupakan realita mesinnya yang kian tua, Baekhyun mengangkat pandang kembali pada Nathalia dengan seulas senyum yang nyatanya dipaksa.

Tepukan diberikan oleh Nathalia didahinya serta ia pun menatap Baekhyun bersalah. “Aduh, maafkan aku, Baek. Baiklah aku akan pulang cepat nanti.” adalah janji Nathalia yang menyebabkan seulas kurva lebar terpatri pada Baekhyun.

“Oke, aku akan menunggumu. Dan aku juga mempunyai sebuah hadiah untukmu.”

Alis Nathalia berjungkit kembali saat Baekhyun berfrasa begitu ditambahi senyum misteriusnya. Namun lantaran waktu yang menunjukan ia bisa berpotensi terlambat, Nathalia berpamitan untuk berangkat ke sekolah.

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

“Nathalia!”

Kepala yang dipanggil pun terangkat, menelaah oknum yang barusan memanggil namanya. Seuntas senyum lebar terlukis saat melihat Chanyeol berjalan menghampirinya.

Sambil membetulkan tas gendongya, Nathalia membalas sapaan Chanyeol. “Hola Chan, ada apa?”

Sekon selanjutnya, tungkai keduanya sama-sama merajut langkah di koridor sekolah. “Aku ingin mengajakmu jalan-jalan, mau?” tawar Chanyeol dengan tatapan melekat pada paras samping Nathalia.

Nyaris saja Nathalia menjatuhkan buku-buku yang ia pegang, dirinya menstir kepala menoleh dengan mata membelalak. Di sisi lain, Chanyeol hanya membingkai senyum lebar. Dengan pipi semerah apel, Nathalia mengangguk sebagai jawabannya. Setelah itu, rasanya jantungnya berdisko ria tatkala Chanyeol mengamit tangan keduanya untuk bergandengan.

Menanti ialah yang dilakukan Baekhyun, dirinya bersenandung merdu dengan satu perekam suara ditangannya. Dirinya melirik alat perekam tersebut, kemudian mencetak senyum. Sudah beberapa hari terakhir ini dirinya berlatih bernyanyi yang lantas ingin ia persembahkan untuk sahabat baiknya. Tatapan Baekhyun mengedar, mencari tanda-tanda munculnya Nathalia. Fajar makin meninggi, pertanda sore mulai habis, tetapi batang hidung Nathalia tak kunjung nampak.

“Ke mana Nathalia?” akhirnya Baekhyun bergumam pada dirinya sendiri, menengok ke sana-ke mari kembali.

‘Tet! Not!’

Suara yang berasal dari tubuhnya terdengar disela kegiatan menantinya. Baekhyun menghela napas yang mengeluarkan kupalan asap hitam yang kian pekat—pertanda mesinnya makin lama tak bisa bertahan. Beranjak, Baekhyun meraih kabel yang merupakan chargernya dan mencolokannya pada saklar serta membuka penutup lengannya yang lantas menyajikan rakitan kabel-kabel, untuk ia colokan kabel charger di dalamnya.

“Baekhyun?” sebuah panggilan mengaum. Nyaris Baekhyun bahagia lantaran mengira Nathalia sudah pulang, tetapi setelah menilik, suara tersebut milik seorang lelaki. “Mesinmu makin drop, Baekhyun. Ini pasti karena dirimu terlalu banyak memakai tenaga untuk bernyanyi,” benar, Huikyung lah yang baru pulang kerja sekaligus menatap Baekhyun khawatir.

Baekhyun sudah kembali duduk di atas teras, wajahnya lesu dengan senyum tipis. “Aku hanya ingin bernyanyi untuk Nathalia, samchon. Nathalia menyukai lagu yang kunyanyikan untuknya, aku ingin menyanyikannya untuknya meski jadinya mesinku makin drop.”

Torehan kelereng mata dalam diberikan Huikyung pada Baekhyun. Didapati pula olehnya humanoid ini mengukung satu perekam suara ditangan kanan. Tahu-tahu, entah bagaimana, seluruh tubuh Baekhyun bergetar disertai percikan-percikan api kecil sekaligus kupalan asap hitam. Dwimanik Huikyung melebar melihat pemandangan tersebut.

“Baekhyun!” teriakan dioktaf tertinggi itu lolos, Huikyung berjalan mendekati Baekhyun yang seakan kejang-kejang.

Selayaknya malaikat maut tengah merengut nyawa manusia, Baekhyun merasa kesakitan menerjang organ dalamnya yang terbuat dari besi. Ingin kali menumpah ruahkan likuid membanjiri pipi, akan tetapi Baekhyun tak bisa menangis selayaknya manusia. Di sebelahnya, Huikyung mencetak muka panik sembari menutupi besi-besi badan Baekhyun yang lepas dari persarangannya—serta lantas menampakan rakitan-rakitan listrik di dalamnya, yang mana rakitan tersebut mengeluarkan pula percik api ditambahi kupalan asap meluap.

Samchon,” walau bergetar, Baekhyun berfrasa. Ada hasrat ingin menengok ke sebelahnya di mana tempat Huikyung berada, tapi kekakuan menerjang lehernya, pun tubuhnya terus bergetar hebat. “Tolong berikan lagu ini untuk Nathalia.”

Susah payah mencetus gerak, Baekhyun menjulurkan perekam suara yang berada dalam genggam tangannya yang terus-menerus bergetar. Tak lama, timingnya tuk menyapa duniawi pun tamat, kelopak mata Baekhyun mulai menutup untuk bergeliat dalam gulita. Setelahnya, tubuh besinya tumbang sekaligus membeberk hancur dengan besi berserakan ke sana-sini. Hanya obsidian berserta tampang memancarkan kesedihan yang Huikyung torehkan pada Baekhyun yang sekarang sudah tak berbentuk.

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

“Terima kasih,” seorang wanita mengucap demikian disaat serah terima barang paket yang ia lakukan selesai. Pengirim paket pun tersenyum seadanya dan mengangguk, setelah itu pun, Nathalia menutup pintunya.

Rajutan langkah Nathalia terarah ke ruang keluarganya, dibanting bokongnya untuk duduk di sofa empuk yang ada di situ. Ditatap lekat-lekat paket yang baru ia terima. Paket dari Barcelona yang merupakan sisa barang-barangnya. Mulailah Nathalia mengomando tangannya membuka kotak coklat tersebut. Timbul terlihatlah isi paket tatkala kotak coklat tersebut telah diloloskan. Sebuah perekam suara dan beberapa rakit besi juga listrik.

Ranum Nathalia bergetar dengan refleks, berkaca-kaca jua kelereng matanya. Labirin otaknya memutar ulang untai memori saat Baekhyun terakhir hidup. Hari itu ialah hari yang diklaim Nathalia sebagai ulang tahun Baekhyun—dimana saat Sang Ayah memberikannya robot mainan untuk pertama kali. Namun, penyesalan selalu timbul diakhir, dirinya memilih pergi bersama Chanyeol yang tahu-tahu menyatakan perasaan padanya dan hari itu pula keduanya menstart jalinan kasih asmara. Ketika pulang, Nathalia hanya disambut oleh besi-besi usang yang ayahnya rapikan. Aksara tanya terucap, Sang Ayah pun membisu. Lantaran mendesak, satu fakta pahit lantas menerjangnya. Besi-besi itu ialah Baekhyun, sahabat terbaiknya.

Banjir sungai likuid hangat terlaksana dipipi Nathalia, maniknya turut andil terpejam. Dicengkram sangat kuatlah perekam suara yang tempo itu ayahnya berikan dengan tatapan dalam bersirat pedih padanya yang tengah terisak-isak.  Kelereng maniknya mulai membuka tapi setia bergetar membias kaca-kaca. Perlahan, Nathalia menekan tombol play pada rekaman suara dalam kuasa genggamnya, disambutlah liang pendengarannya oleh petikan gitar serta vokal merdu Baekhyun yang membuatnya terpaku. Walau faktanya, inilah kali kedua runggunya disapa nyanyian tersebut, hati Nathalia bergetar hebat layaknya pertama kali dirinya mendengar nyanyian Baekhyun untuknya.

—♫—

Nae nalkeun gitareul deureo haji moshan gobaegeul

Hogeun gojipseure samkin iyagireul

Norae hana mandeun cheok jigeum malharyeo haeyo

Geunyang deureoyo I’ll sing for you

Neomu saranghajiman saranghanda mal an hae

Eosaekhae jajonsim heorak an hae

Oneureun yonggi naeseo na malhal tejiman

Musimhi deureoyo I’ll sing for you

The way you cry the way you smile

Naege eolmana keun uimiin geolkka?

Hagopeun mal nohchyeobeorin mal

Gobaekhal tejiman geunyang deureoyo

I’ll sing for you sing for you

Geunyang hanbeon deutgo useoyo

Jogeum useupjyo naegen geudae bakke eopsneunde

Gakkeumeun namboda moshan na

Sasireun geudae pume meorikareul bubigo

Angigo sipeun geonde marijyo

The way you cry the way you smile

Naege eolmana keun uimiin geolkka?

Doraseomyeo huhoehaessdeon mal

Sagwahal tejiman geunyang deureoyo

I’ll sing for you sing for you

Amureohji anheun cheokhaeyo

Maeil neomu gamsahae geudaega isseoseo

Sinkkeseo jusin nae seonmul

Oneuri jinamyeon nan tto eosaekhae haljido

Hajiman oneureun kkok malhago sipeo geureoni deureoyo

The way you cry the way you smile

Naege eolmana keun uimiin geolkka?

Hagopeun mal nohchyeobeorin mal

Gobaekhal tejiman jom eosaekhajiman

Geunyang deureoyo I’ll sing for you sing for you

Geunyang deureoyo I’ll sing for you

(With my old guitar I’ll take all the confessions I couldn’t say

All the things I swallowed inside

And tell you right now as if I made it into a song

Just listen, I’ll sing for you

I love you so much but I don’t tell you that I love you

It’s awkward, my pride won’t allow me

I’ll take courage and tell you today

But just listen without much thought, I’ll sing for you

The way you cry, the way you smile

Do you know how much you mean to me?

Words I wanna say, words I lost

I’ll confess to you but just listen

I’ll sing for you, sing for you

Just listen and smile

It’s kind of funny, I only have you

—♫—

“Baekhyun,” runggunya disapa oleh suara ayu, membuat Baekhyun mengadah lantas tersenyum dari atas ayunan yang ia duduki.

“Nathalia!” sapanya riang.

Yang disapa terkekeh dan menggeret langkah sampai membanting diri duduk ke ayunan di sebelah Baekhyun. Taman bermain yang mereka taungi ramai, namun nyatanya keduanya serasa menggeliat didalam sepi.

“Tidak ada yang mau berkenalan denganku saat aku ke tempat bowling bersama ayahmu tadi,” tahu-tahu Baekhyun buka suara dengan kepala menunduk. Layaknya kondisi saat ini, Baekhyun merasakan sepi.

Atensi Nathalia langsung tertuju padanya dengan satu alis terangkat. “Mengapa?”

“Karena aku robot manusia,” jawab Baekhyun diselipi dengan kentara nada sedihnya.

Tangan Nathalia terjulur ke arah rambut Baekhyun, kemudian mengacak-acaknya. “Aku juga dulu dibully dan tidak mempunyai teman. Bukankah kita hanya punya satu sama lain, Baek sebagai sahabat?”

Teralihlah kepala Baekhyun menoleh ke sebelahnya, obsidiannya disapa senyum Nathalia yang masih setia berada dirambutnya dan sekarang mengusap-usap surainya lembut. Baekhyun mencetus angguk dengan senyum lebar.

“Benar, kita hanya memiliki satu sama lain sebagai sahabat.”

Definisi itu memang berarti demikian tatkala berduanya saling lempar senyum ditengah taman nan ramai tetapi serasa menggeliat dalam sunyi.

—♫—

But sometimes, I’m worse than a stranger to you

When in truth, I just wanna put my head in your arms

And be held by you

The way you cry, the way you smile

—♫—

“Nathalia, kenapa menangis?” Baekhyun bertanya dengan kepala merunduk kepada Nathalia.

Gadis enam belas tahun itu sesegukan dan mengusap kasar air matanya. “Karena ayah membentakku barusan.” kemudian kembali menenggelamkan wajah dalam lipatan tangannya yang terpangku di atas lutut kaki yang ditekuk.

Tahu-tahu, Baekhyun menyarangkan elusan lembut dikepala Nathalia, menyebabkan sahabatnya itu mengangkat sedikit kepalanya. “Jangan menangis, cantikmu nanti luntur.” ujarnya dengan senyuman manis. Dan secara magis, Nathalia mengangkat kepala dengan senyum lebar serta menghentikan tetesan air matanya.

—♫—

Do you know how much you mean to me?

Words I regretted as I turned around

I’ll apologize but just listen

I’ll sing for you, sing for you

Just pretend that nothing’s happening

I’m so thankful every day that you are here

You’re a gift from God

When today passes, I might get awkward again

But I wanna tell you today, so listen

The way you cry, the way you smile

Do you know how much you mean to me?

Words I wanna say, words I lost

I’ll confess to you though it might sound awkward

Just listen, I’ll sing for you, sing for you

Just listen, I’ll sing for you)

—♫—

║█║♫║█║♪ ║█║♫ ║█║ ♪ ║█║

EPILOG

Manik kaku tersebut mengenali rangsangan nan nyatanya timpaan sinar lampu sebuah ruangan. Tubuh yang terbuat oleh rakitan besi itu setia berbaring dengan kelopak mengerjap-ngerjap, menelaah tempatnya sekon ini. Sekon berikut kepalanya menoleh dan segera disapa dengan figur wanita berusia dua puluhan sedang menyematkan senyum lebar. Wanita tersebut merupakan ilmuan—mengingat tubuh rakitan besi tersebut berada di sebuah laboratorium dan Sang Wanita mengenakan jas putih panjang. Wanita tersebut seakan dikenali sensor memorinya, lalu humanoid yang baru sadar itu pun menjatuhkan pandang pada name tag yang terjuntai pada tubuh Sang Wanita, aksara nama yang tertera diname tag itu ialah—

Hola Baekhyun. Akhirnya aku bisa menghidupkanmu kembali.”

—Nathalia Jung, sahabat terbaiknya.

—END—


GLOSARIUM BAHASA SPANYOL :

[1] No, perdone, (baca; No, perdon) = Tidak, maaf

[2] ¿Dónde está Baekhyun? (kata tilde atau yang ada garis atas seperti; ó, é, í. Dimaksudkan pengucapan agak tinggi. Tak lupa bila ada tanda seru dan tanya harus diawali ¡ dan ¿) = Di mana Baekhyun?

[3] , Baekhyun es aquí (baca; Sii, Baekhyun es akii. Í = dibaca agak tinggi) = Ya, Baekhyun di sini

[4] Hola, mellamo Nathalia, ¿Como tellamas? (baca; Ola, meyamo Nathalia. Komo tejamas? H diawal tidak dibaca. Ll atau double l dibaca dengan huruf y atau j. C dibaca dengan huruf K. Sering sekali orang-orang menulis Holla bukannya Hola. Holla dibaca menjadi hoja dan hal tersebut benar-benar salah) = Hallo, nama saya Natahlia. Siapa namamu?

[5 ]Guapa = Cantik

[6]Jajajaja, gracias, Baekhyun (baca; Hahaha, gracias, Baekhyun. J dibaca dengan H. Maka maksud jajaja disini ialah tertawa) = Hahaha, terima kasih, Baekhyun

[7]¿En serio? = Serius?

[8]Vale, vale (baca; bale, bale. V dibaca dengan B) = Oke, oke

[9]¿Que? (baca; kee) = Apa?

[10]¿Hola? ¿Señorita? (baca; Ola, senyorita. Ñ dibaca dengan ny) = Hallo? Nona?

 

PIBESDEY BYUN CABE. ADOH INI PROJECTNYA TELAT YA, WKWKWKW. Maklum ngebut, pasti banyak typo dan alurnya datar LOLOL :”’D ini ide udah ada dari 2016 tapi baru bisa realisasi sekarang, emang udah mantap buat besdeynya si bekyun. Maaf kalau terkesan buru-buru. Seperti kataku, ini buatnya buru-buru, gaes hiks. Untuk byuncabe yang semenjak main Scarlet Heart menjadi love-hate friendship diri ini (karena di SHR itu pacar-pacar ane semua. Tapi ane gak mau jadiin Bekyun bebeb kayak pangeran-pangeran yang lain LOL) semoga umurmu berkah ya nak, kalau mau dating sama Z.Hera boleh kok /korban Scarlet Heart/

DAN ACIEEE AKU AKHIRNYA NYELIPIN SPANYOL-SPANYOLAN DALAM FFKU, AKU SENGAJA KASIH DI BAWAH ARTINYA SEKALIGUS CARA BACA BIAR KALIAN GAK SESAT KAWAN TROLOLOL.

Komen selalu kutunggu yaa, jangan takut. Aku baik kok

HyeKim World

[ http://www.hyekim16world.wordpress.com ]

—Jodoh sejatinya Luhan, HyeKim—

4 pemikiran pada “Sing For You [Oneshot]

  1. Keren! Sedih sekalee…baca ff rasa film tuh gini. Ntar yg buat suho ada gk eon? Dia disiksa aja ya..
    Btw samsak itu apa? Gk pernah denger..

    • Eheh makasih yaa XD XD suho buat tapi disiksa gimana maksudmu? Aku nuansa buat ff suho itu fluff-comedy :3 sama aku minjem OC temenku buat bday Suho, spin off dari FF yang dia buat pas ultah aku XD XD XD

      Duh kususah jelasin, coba tanya kakek gugel yak XD XD

    • Tapi masalahnya Nathalia kan udah punya anak sama nikah sama chanyeol, jadi gak bisa ahahah 😂😂 btw thanks sudah baca, komen, dan pujiannya 😄😄😄

Tinggalkan Balasan ke lithaexolovercom Batalkan balasan