[Author Tetap] Finally, I Got You (13B)

Untitled

 

 

ByunPelvis

Main Cast : Byun Baekhyun,Park Hyejin (OC/You)

Other Cast : Oh Sehun,Park Chanyeol,Kim Chanri (Oc),Kim Jong In and Kim Taerin (OC).

Genre : Romance,Angst,Friendship.

Leght : Chapter

Rating :General

Disclaimer : This story is mine. No Copy no paste. Sory for typo.

And Don’t be a silent readers. ^^

*

‘aku cemburu? Itu tidak mungkin’-Hyejin

Previous : (13 A)


Chapter 13 B

Pagi yang sangat cerah di hari minggu. Burung-burung menyerukan kicaunya menyambut sang mentari yang semakin meninggi.Chanyeol yang sudah terbangun sejak subuh tadi  sedang sibuk membantu bibinya menyiram tanaman di halaman samping.Baekhyun juga ada disana, membantu ibu Hyejin memupuk benih sayuran. Mereka berencana akan kembali ke Seoul siang nanti, walaupun sebenarnya keduanya sangat betah di tempat itu. Daerah tempat tinggal Hyejin sangat menyejukan karena berbatasan dengan desa. Apalagi pemandangan pegunungan tersaji di depan mata. Sungguh membuat rileks dari hiruk piruk kota yang amat bising.

“Baekhyun-ssi, apa kau pernah melakukan hal seperti ini?” tanya ibu Hyejin yang cukup senang melihat anak muda seperti Baekhyun mau membantunya memupuk sayuran. Baekhyun menunjukan cengirannya dan menggeleng ringan.

“tidak pernah ajhuma, ternyata melakukan hal seperti ini menyenangkan.” Jawabnya dengan nada kagum. Baekhyun terlihat seperti anak desa dengan kaus oblong dan juga sarung tangan karet. Namun siapa sangka ketampanannya tidak berkurang sama sekali, hingga banyak gadis remaja yang mengintip kegiatannya dari balik pagar kayu.

“Benarkah? Aigo, apa tidak apa kau kotor-kotoran seperti itu?” Ibu Hyejin sedikit merasa tidak enak, bagaimanapun Baekhyun itu adalah anak konglomerat yang pastinya tak pernah melakukan pekerjaan seperti mengurus tanaman. Apa kata suaminya nanti jika beliau ketahuan membiarkan Baekhyun membantunya bermain pupuk kandang yang bau itu. Baekhyun pastinya harus dihormati mengingat keturunan pemilik perusaan tempat suaminya bekerja.

“Tak apa. Sungguh, ini sangat menyenangkan. Ini akan menjadi pengalaman baru untukku, ajhuma.” Baekhyun berujar sembari sibuk menaburkan pupuk. Ibu Hyejin membuat eksresi suram dan menghela nafas.

“harusnya aku mengajak kalian ke tempat wisata dekat sini. Bukan malah berkebun.” Sesal ibu Hyejin.

“Immo, biarkan saja Baekhyun berkebun. Biar dia tahu bagaimana susahnya merawat sayuran. Dia kan selalu menyisihkan sayuran saat makan. Tidak menghargai sama sekali.” Tutur Chanyeol yang masih sibuk dengan selang air. Kata-katanya itu sukses mendapat lemparan tanah dari Baekhyun.

“YaK! Yeol, apa kau harus mengungkapkannya sejelas itu?. Aisshh.” Protes Baekhyun, ia kesal karena temannya membongkar kebiasaan buruknya.  Ibu Hyejin tertawa mendengarnya. Menurutnya Baekhyun terlihat sangat imut dengan bibir manyun.

.

.

Hyejin langsung terduduk setelah membuka kedua matanya. Ia barusaja memimpikan apa yang terjadi tadi malam. Rasanya sangat ingin menangis karena hal memalukan itu terus berputar di otaknya.Gadis itu mengacak rambutnya, merasa sangat frustasi.

“okay, anggap saja tadi malam hanyalah mimpi semata.” Ujarnya santai, Hyejin memilih untuk melupakannya. Ia turun dari ranjang dan berjalan menuju jendela kaca besar. Sinar mentari menyambutnya saat jendela kamar terbuka lebar. Kakinya melangkah menuju balkon, kepala Hyejin menengadah untuk melihat awan cerah pagi ini.

Hyejin tersenyum simpul dan mulai melakukan sedikit peregangan tubuh agar ototnya yang kaku sedikit lentur.

“uwahh pegalnya.”

Ia memutar kepalanya kesamping dan pemandangan yang didapatinya adalah Byun Baekhyun yang sedang bercanda bersama Chanyeol. Hyejin kelimpungan, kakinya berjalan mundur hingga tubuhnya tertutup tembok. Hyejin berharap Baekhyun tidak melihatnya dari bawah sana.

“sial, kenapa aku harus melihat wajahnya sepagi ini?”rutuknya. Ia menyembulkan kepalanya untuk mengintip kegiatan tiga orang dari bawah sana. Dikiranya Chanyeol dan Baekhyun sudah kembali ke Seoul pagi ini, tapi ternyata dua orang itu masih berada di rumahnya.

Hyejin melihat Chanyeol dengan jahilnya menyemprotkan air ke wajah Baekhyun. Dua pria itu terlihat seperti bocah tk yang sedang bermain perang air.

“mereka tak sadar umur. Ck ck ck.”

Hyejin masih memperhatikan, terlihat sangat serius. Lalu sekian menit ia mengerjap, memalingkan pandangannya dari wajah Baekhyun. Kilat bayangan kejadian semalam lagi-lagi terlihat jelas.

Hyejin merasa pipinya tiba-tiba panas, sampai mengipaskan tangannya ke wajah. Ia memilih untuk masuk, menutup tirai dan duduk diranjangnya. Tangannya menepuk kedua pipinya, bertujuan agar kesadarannya kembali. Ia berusaha mengingat wajah Sehun agar bayangan Baekhyun bisa menyingkir.

“hahh..”

Hyejin membaringkan badannya kembali. Lebih baik ia tidur lagi dan menunggu dua orang itu pergi dari rumahnya.

Tok tok

Hyejin baru lima menit memejamkan matanya saat pintu kamarnya di ketuk. Setelah itu suara ibunya terdengar menyerukan namanya. Hyejin bangkit dengan rasa malas dan membuka pintu, membiarkannya terbuka hanya setengah.

“ada apa eomma?”

“keluarlah dari kamarmu, sayang. Kenapa kau tak mau membantu eomma  berkebun? Biasanya kau suka sekali.” Ujar ibunya. Beliau sebenarnya sudah membangunkan putrinya itu sejak satu jam yang lalu tapi Hyejin tak juga keluar kamar.

“aku sedang malas eomma.”

“kau ini. Ya sudah, kalau begitu keluarlah! Bantu eomma menyiapkan sarapan.”

Hyejin ingin sekali mengeluh namun ia tau itu tidaklah sopan. Ia menghela nafas dan membuangnya dengan berat.

“eum. Aku akan menyusul.”

.

.

.

Acara berkebun sudah selesai, Baekhyun langsung membersihkan tubuhnya dan kini telah rapi dengan pakaiannya. Ibu Hyejin kemarin langsung mencucikan bajunya sehingga pagi ini sudah kering. Sembari mengaca, Baekhyun terus menarik sudut bibirnya, bahkan bersenandung ria.

Ada yang aneh saat Chanyeol melihat temannya itu. Baekhyun yang terus tersenyum membuatnya penasaran.

“Ya! Kau ini kenapa Baek?” tanya Chanyeol pada akhirnya.

“ah? tidak apa-apa, Yeol.” jawab Baekhyun sembari  merapikan rambutnya.

Siapa lagi jika bukan Park Hyejin yang membuat Baekhyun terlihat seperti orang gila sekarang ini. Baekhyun sebenarnya melihat Hyejin dibalkon tadi. Gadis manisnya itu terlihat sangat imut dengan wajah bangun tidur walau dari jarak jauh. Dan tentu saja, kejadian saat Hyejin menciumnya tadi malam selalu diingatnya setiap detik. Jika Hyejin menganggap semalam adalah sejarah buruk, namun bagi Baekhyun saat Hyejin menciumnya adalah hal yang paling bahagia. Baekhyun rasanya sangat ingin mengumumkannya pada semua orang di dunia ini.

“stop,stop,stop! Kau membuatku takut Baek. Ya? Kenapa kau terus tersenyum tanpa alasan?” Chanyeol semakin penasaran dan mendesak sahabatnya itu. Sebenarnya sejak bangun tidur dirinya mendapati Baekhyun sudah tersenyum seperti orang gila, namun sebelumnya Chanyeol hanya mengabaikannya. Sekarang senyum tidak jelas itu malah berlanjut setelah selesai menyibukan diri dengan berkebun.

“Kau akan kena serangan jantung jika aku mengatakannya.” ujar Baekhyun.

“aku tidak punya riwayat penyakit jantung bodoh!” jawab Chanyeol tidak terima, bahkan ia melempar bantal pada Baekhyun.

“ok, akan kuberi tahu.-” Baekhyun memberi jeda, dan Chanyeol terlihat atunsias untuk menyimaknya.

“Yeol, semalam Hyejin menciumku.”

“APA?”

————–

Hyejin menoleh pada pintu sebuah kamar saat mendengar suara teriakan Chanyeol dari dalam. Ia barusaja keluar kamarnya untuk membantu ibunya menyiapkan sarapan.

“Heol, kenapa mereka sudah ada disana?” herannya, padahal ia berharap Chanyeol maupun Baekhyun masih di luar rumah. Ah , sudahlah ia tak perlu pusing memikirkannya. Hyejin melanjutkan kakinya menuju dapur. Disana terlihat ibunya sudah menata semua makanan.

“kenapa lama sekali?”  tanya ibunya. Hyejin memasang wajah menyesal karena telat membantu ibunya menyiapkan sarapan.

“maaf eomma, aku mandi terlebih dahulu tadi.”

Ibunya hanya menghela nafas dan menarik kursi untuk duduk.

“Eomma, kapan mereka kembali? kenapa kau tak menyuruhnya pergi?” tanya Hyejin sembari menyomot roti panggang.

“mereka akan kembali nanti siang? Ya, tidak sopan jika eomma menyuruh mereka pergi, lagipula Chanyeol kan saudaramu. Bukan orang lain. ”

“shhh tapi eomma-“

“panggil Chanyeol dan Baekhyun untuk sarapan. Pasti mereka lelah lelah dan juga lapar setelah membantu eomma berkebun.” Perintah Ibunya membuat Hyejin menggeliat kesal.

Hyejin selalu menuruti perintah ibunya, jadi ia bangkit untuk memanggil dua pria menyebalkan itu.  Setelah sampai di depan kamar, Hyejin mengetuk pintu dengan sangat keras.

“Keluarlah sekarang untuk sarapan, atau kami tidak akan menyisakannya untuk kal-“

Pintu terbuka sebelum Hyejin menyelesaikan ucapan,  ah bukan lebih tepatnya teriakannya. Suara Hyejin seperti tersangkut di pangkal tenggorokan setelah melihat wajah Baekhyun terpampang dihadapannya.

Tak mau berinteraksi, Hyejin berbalik dan berjalan cepat menuju dapur. Sebenarnya gadis itu sedang menghindari pria itu lantaran masih ‘malu’ perihal kejadian semalam. Baekhyun terkekeh setelah Hyejin menjauh, walau samar ia bisa melihat rona merah di kedua pipi tirus Hyejin.

“auhh kenapa dia sangat imut?”

.

.

.

Hyejin terus menunduk selama menyantap sarapannya. Diam-diam Baekhyun melirik gerik Hyejin, lalu berpindah pada bibir mungil gadis itu. Ia tersenyum samar tanpa ada yang mengetahuinya.

Belum ada yang berbicara selama sarapan, semua sibuk menikmati roti bakar buatan Ibu Hyejin.

“Immo, kami akan kembali setelah sarapan saja.” akhirnya Chanyeol berujar dengan mulut mengembung karena mengunyah roti.

“apa? ya, kenapa buru-buru sekali huh?” tanya ibu Hyejin, dengan nada tidak rela. Mendengar itu, Hyejin berteriak senang dalam hatinya. Baguslah jika dua orang menyebalkan itu pergi dari rumahnya setelah ini.

“maaf, immo. Ada sesuatu yang harus ku selesaikan.”

“ckk, baiklah. Hyejin-ah, kau ikutlah dengan mereka!”

Hyejin menoleh pada ibunya dan menggeleng keras.

“tidak mau. Aku akan kembali nanti sore dengan kereta.”

“kau ini. Jika bersama Chanyeol, eomma tidak akan khawatir.”

“aku tidak mau bersamanya.” Ketus Hyejin. Ia masih sangat marah dengan Chanyeol, sungguh dirinya tak mau berinteraksi dengan sepupunya itu apalagi kembali ke Seoul bersama.

Mendengarnya Chanyeol hanya bisa menghela nafas. Ia pun sedang tidak mau berdebat dengan Hyejin. Ada baiknya ia mengunci bibirnya..

“Hyejin, jangan seperti itu. Chanyeol-“

“sudahlah immo. Tidak usah memaksanya.”

Hyejin bangkit dari kursi, nafsu makannya menjadi hilang. Ia memilih menyudahi sarapannya dan berjalan pergi dari ruang makan. Baekhyun yang sedari tadi hanya bisa diam mendengarkan kini bertindak. Ia ikut bangkit dari kursinya dan mengikuti langkah Hyejin.

“Chanyeol-ah, sekarang immo mengerti. Temanmu itu menyukai Hyejin kan?”

“eoh? Bagaimana Immo bisa mengetahuinya.?” Heran Chanyeol, ia bahkan belum bercerita tentang hal itu. Ibu Hyejin mendekat dan berbisik pada Chanyeol.

“tatapannya saat melihat Hyejin, terlihat berbeda.”

.

.

.

Setelah jauh dari ruang makan, Baekhyun memblokir jalan Hyejin dengan berdiri tepat didepan gadis itu. Hyejin memejamkan matanya, mencoba bersabar dengan hatinya yang sedang membara. Ia bergeser ke kanan, namun Baekhyun mengikuti. Bergeser ke kiri, masih saja Baekhyun mengikuti.

“YA!” pada akhirnya ia berteriak kesal.

“Hyejin-ah. Kembalilah ke Seoul bersama kami.” Ujar Baekhyun, ucapannya terdengar memerintah. Hyejin berdecak, menatap pria dihadapannya dengan malas.

“Apa kau tidak mendengar tadi? aku tidak mau.”

“apa karena Chanyeol? kau masih marah padanya?”

“maybe”

Baekhyun mengangguk mengerti. Ia punya ide, mungkinkah ia harus meninggalkan Chanyeol di sini dan ke Seoul hanya bersama Hyejin? oh, tapi sudah pasti gadis itu juga tidak mau.

“k-kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Hyejin saat Baekhyun terdiam menatapnya. Baekhyun semakin mendekat dan mengulurkan tangannya, namun  Hyejin langsung menepis .

“bibirmu,-“

“jangan mengungkitnya! A-anggap saja tadi malam itu tidak pernah terjadi!” secepatnya Hyejin memotong ucapan Baekhyun sebelum pria itu membahas tentang ciuman tadi malam. Hyejin 100% yakin jika Baekhyun akan membahasnya saat ini.

“hei, justru kau yang sedang  mengungkitnya sekarang.”balas Baekhyun sembari terkekeh.

Kena, Hyejin mengigit bibir bawahnya dan menggerutu dalam hati karena ceroboh. Otaknya pasti sedang tidak beres. Harus di letakan dimana mukanya yang sejak tadi malam sudah hilang itu.

Baekhyun mengulurkan lagi tangannya dan menggunakan ibu jarinya untuk mengelap  noda coklat di sudut bibir Hyejin.

“aku hanya ingin membersihkan bekas selai.” Ujar Baekhyun. Lucu sekali menurutnya, pasti Hyejin mengira yang bukan-bukan.

Gadis itu mengerjap dan mengelap bibirnya, eoh memang benar ada sisa selai coklat disana. Ia berdehem untuk mencairkan kegugupannya. Rasa malunya kini bertambah lagi, dan ia lebih baik kabur daripada pria menyebalkan itu membuatnya mati kutu.

“Sepertinya aku harus mengancammu.”

Hyejin menghentikan lajunya dan menoleh pada Baekhyun. Pria itu sedang tersenyum miring padanya, membuat Hyejin mendelik.

“shh.. Ya tuhan, pria ini benar-benar.” Hyejin berusaha untuk tidak meneriaki Baekhyun.

“Kembalilah ke Seoul bersama kami, jika tidak aku akan membuat pengumuman ‘Park Hyejin mencium Byun Baekhyun dan mengajaknya untuk pacaran’ .” Baekhyun menekan setiap kata-katanya.

“hanya itu? hah, silahkan saja! aku tidak takut. Lagi pula tidak ada bukti.”

“hemm.. kalau begitu-“ Baekhyun berfikir sembari menggantungkan ucapannya. Setelah mendapat ide, pria itu tersenyum miring.

“aku akan membuat sebuah bukti.” Lanjutnya.

Baekhyun mengambil ponsel di saku celana dan mengotak-atiknya dengan serius. Hyejin mengangkat sebelah alisnya karena tidak mengerti. Kaki Baekhyun maju tiga langkah, menghapus jaraknya dengan Hyejin dan langsung menarik tengkuk gadis itu.

Cup

Ckriikkk…

Hyejin tersentak dan membulatkan matanya, ia langsung mendorong tubuh Baekhyun.

“Y-ya! dasar gila!”

Suara camera? Mungkinkah Baekhyun memotret?

“aku membalas apa yang telah kau lakukan padaku tadi malam.” Tutur Baekhyun dengan senyum evilnya. Wajah Hyejin memerah karena emosi sekaligus malu.

“Heol, kemarikan ponselmu Baekhyun-ssi!” pinta Hyejin dengan nada marah. Ia yakin tadi Baekhyun mengambil gambar.

“tidak mau.”

Sungguh, Hyejin sangat ingin membunuh pria itu. Hyejin mengurunkan niatnya untuk menampar Baekhyun, ia lebih tertarik untuk merebut ponsel Baekhyun dan menghapus foto yang sudah tersimpan di memori.

Sedangkan Baekhyun meninggikan tangannya agar Hyejin tidak mencapai ponsel miliknya. Terus mengangkat ponselnya samapai Hyejin lelah sendiri.

“aku akan menempelkan foto ini di mading universitas juga menyebarkannya ke blog jika kau menolak perintahku.” Ujar Baekhyun. Berusaha tenang, Hyejin tidak mau sampai Chenyeol dan Ibunya tahu keributan itu.

“dasar licik. Apa hobimu mengancam?”

Baekhyun tahu tindakannya tadi sangat kelewatan. Namun tak ada cara lain lagi untuk membuat Hyejin menurut selain membuat sebuah ancaman.

Hyejin mengepalkan kedua tangannya, masih berusaha menahan diri untuk tidak memukul Baekhyun. Kakinya masih meloncat-loncat agar tangannya mencapai ponsel Baekhyun.

“Apa yang sedang kalian lakukan?”

Baekhyun dan Hyejin menoleh, dan di sampingnya ada Chanyeol yang sedang menatap keduanya.

Hyejin yang tadinya berjarak sangat dekat dengan Baekhyun kini mundur dan mengatur ekspresinya. Baekhyun sedikit kikuk, ia bahkan terlihat salah tingkah.

“A-ah hahaha… aku hanya sedang membujuknya untuk kembali ke Seoul bersama kita.” Ujar Baekhyun beralasan. Hyejin melirik Baekhyun yang mulai berekting. Hyejin berdecih, pria yang menggilainya itu memang sangat licik. Chanyeol menyipitkan matanya tidak percaya.

“jadi bagaimana Hyejin-ah? kau mau kan pulang bersama kita? Heum?” tanya Baekhyun selembut mungkin.

Hyejin memikirkannya lagi, jika foto itu tersebar pastinya ia akan berada dalam ribuan bentuk masalah.Tak terbayangkan saat nanti ia di serang fans Baekhyun atau bahkan di bunuh.

“Baiklah. Aku mau bersiap.”  Jawab Hyejin dengan penuh penekanan. Gadis itu menatap Baekhyun seperti sedang menyampaikan pesan kematian. Baekhyun hanya menimpalinya dengan menjulurkan sedikit lidahnya. Gadis itu berlalu, menuju kamarnya dan masuk dengan membanting pintu.

“Kau berhasil membujuknya, baek?” tanya Chanyeol yang terheran. Ia tidak menyangka saja Hyejin menuruti  Baekhyun.

“eoh.Kurasa kesempatanku semakin besar, Yeol”

 

.

.


Ini sudah sehari setelah kembalinya Hyejin dari Daegu. Sekarang semuanya sudah menyibukan diri dengan tugas kuliah. Seperti pagi ini, Hyejin sudah sibuk sendiri menyalin beberapa file yang ia pinjam dari rekannya.

Sedang sibuk mengetik tiba-tiba ada yang duduk disampingnya.

“Park Hyejin!”

Hyejin mengenali suara itu, ia menoleh dan tersenyum pada sahabat yang sudah hampir satu minggu ini tak dijumpainya.

“hai, Jong.”

“Yaa! Kenapa kau tak membalas pesanku? Dan kau kembali ke Seoul tanpa mengabariku ckkk sangat tega.” Kesalnya. Hyejin terkekeh dan merangkul bahu sahabatnya itu.

“Aigo, apa kau merindukanku?”tanya Hyejin dengan nada penasaran.

“eum. Aku merindukanmu,mencemaskanmu, dan juga kesepian.”

“benarkah? Bukankah kau asik bersama Soojung?”

Jong In menghela nafas,Ia menjatuhkan kepalanya di meja.

“hah, wanita itu melarangku ini itu. sangat meropotkan.” Keluh Jong In. Hyejin tertawa mendengarnya.

“begitulah wanita.”

“eoh? Hyejin-ah, Bagaimana kabar Sehun?”

Senyum Hyejin lenyap saat Jong In menyebut nama itu. Benar, ia belum memberitahu sahabatnya jika kekasihnya sudah tiada. Hyejin tak yakin sanggup untuk bercerita, ia sudah berjanji untuk tidak menangis.

“dia baik-baik saja.” lirihnya diselingi senyum terpaksa.

“benarkah? Kenapa ekspresi wajahmu begitu?” tanya Jong In, ia sudah lama mengenal Hyejin jadi sangat mudah untuk mengetahui arti raut sahabatnya.

“Jong, Sehun meninggalkanku.”

“Hah? apa maksudmu? Ya! apa dia memiliki wanita lain?”

Dukk

Kepala Jong In langsung dihadiahi pukulan buku, Hyejin sangat hobi melakukannya. Ia mengaduh dan menatap sahabatnya sembari mengelus bagian yang sakit.

“akhh kenapa memukulku?”

“karena kau bicara ngawur.”

“maaf. Lalu kenapa? Jangan bilang Sehun-“

“aku mungkin akan menangis jika menceritakannya sekarang. Maukah kau menunggu sampai aku benar-benar sudah merelakannya?”

Jong semakin mengerutkan keningnya karena tak mengerti. Kali ini Hyejin sangat ambigu, tidak berbicara to the point. Tapi Jong In akan berusaha menuruti sahabatnya itu.

“baiklah, terserah kau saja. hei mau ku bantu untuk menyalin tugas?”

“kau memang yang terbaik Jong.”

Jong In menyerobot laptop yang sedang Hyejin gunakan untuk mengetik. Dengan senang hati Jong In mengetik dan Hyejin yang membacakan rangkumannya.

“Hyejin-ah, beberapa hari yang lalu ByunBaekhyun sempat mencarimu di kampus. Dan sepertinya saat itu kau masih di China.”

Hyejin tak begitu fokus mendengarkan karena ia sibuk menggaris materi dosen yang menurutnya penting.

“heum, bahkan dia mengunjungi rumahku dan cari perhatian pada eomma.”

“rumahmu? Daegu?”

“ya” singkat Hyejin, matanya hanya tertuju pada rentetan kalimat di buku.

“DIA KESANA?”

Jong In bicara sangat keras membuat Hyejin terlonjak. Ia menutup mulut Jong In dengan telapak tangannya.

“stttt… kau berteriak sangat keras Jong! Dasar bodoh!” bisik Hyejin, ia melihat sekeliling dan mahasiswa yang sedang belajar menatap keduanya tidak suka. Jong In melepas tangan Hyejin dan menggeleng heran.

“ya ampun. Dia sudah kelewatan. Kau punya penggemar yang menakutkan.”

“tidak juga.” Setelah mengatakannya Hyejin mengerjap, mengigit bibirnya karena  merasa salah bicara. Jong In menyipitkan matanya dan melihat wajah Hyejin yang kini menunduk.

“Hyejin-ah, kau-“

“aa.. cepatlah, lima belas menit lagi dosen Jeon masuk.”

Jong In memiringkan kepalanya, mungkinkah tadi itu salah dengar? Pasti telinganya mulai tak beres. Hyejin membaca rangkuman namun otaknya menjadi tidak sefokus tadi.Ia memikirkan kata-kata Jong In soal Baekhyun yang mencarinya sampai kampus hari itu. Sekhawatir itukah Baekhyun padanya? Hei, mengapa ia menjadi merasa bersalah sekarang?

‘Jong In-ah, pernahkah kau menyesal karena membenci orang yang tidak kau sukai?’ tanya Hyejin dalam hati. Ia tidak yakin untuk mengucapkannya secara langsung.

‘arggg apa yang kufikirkan. Ckk sadarlah Park Hyejin.”

 

.

.

.

Baekhyun berjalan di koridor untuk menuju kelasnya. Ia hanya sendirian lantaran Chanyeol sedang bersama Chanri sekarang. Sepasang kekasih itu sedang menyelesaikan masalah, dan Baekhyun tak mau mengganggunya.

Ia tersenyum senang saat mengingat akhir-akhir ini semakin dekat dengan Hyejin, walaupun hanya karena sebuah keterpaksaan. Kemarin ia satu mobil dengan Hyejin selama berjam-jam saat kembali dari Daegu. Bayangkan saja, Baekhyun mengantar Hyejin sampai depan apartement gadis itu, hanya berdua karena ia sempat menurunkan Chanyeol terlebih dahulu di apartementnya.

Tadi saat baru sampai di kampus, bahkan Hyejin menghampirinya. Gadis itu memperingatinya untuk tidak menyebarkan foto ‘ciuman’ yang ada di ponselnya.

Baekhyun menyuruh Hyejin untuk tidak khawatir selama gadis itu menuruti kemauannya. Tak apa lah dia selalu menggunakan ancaman, itu salah satu motifnya untuk mendapatkan Hyejin.

Sedang asik berjalan dan sibuk dengan pikirannya, Baekhyun tak sadar seseorang sedang berjongkok membenarkan highhills. Dan saat orang itu berdiri, keduanya bertubrukan.

“akhh”

Baekhyun terkejut saat melihat seorang gadis terduduk dihadapannya. Ia membantu menariknya sampai berdiri.

“oh, maafkan aku nona.” sesal Baekhyu, sadar ia yang salah karena melamun sembari berjalan.

Gadis itu sempat terdiam saat melihat wajah pria yang menabraknya. Tadinya ia hendak mengomel, namun saat melihat orang itu adalah Baekhyun, rasa kesalnya surut.

“o-oh tak apa. Aku juga salah karena berjongkok di tengah jalan.” Ujar gadis itu.

“benarkah? .”

Gadis itu mengangguk, ia sedikit tersipu saat Baekhyun terlihat menghawatirkannya.

Mendengar itu membuat Baekhyun lega, Ia kira gadis berwajah galak dihadapannya akan berteriak marah.

“sekali lagi aku minta maaf. Aku akan lebih hati-hati dan memperhatikan jalan. Sampai jumpa!.” Baekhyun menepuk pundak gadis dihadapannya dan berlalu.

Sedangkan gadis berambut sebahu itu mengerjapkan matanya dan tanpa sadar tersenyum.

“tampan sekali.” Ujarnya  masih terdiam memperhatikan punggung Baekhyun yang semakin menjauh darinya. Ia dan mulai berjalan , namun kakinya menginjak sesuatu.

“eoh?”

Dipungutnya sebuah kunci yang tergeletak di depan kakinya.

“Byun Baekhyun?”

Gadis itu membaca nama yang terukir di gantungan kunci. Ia menebak jika yang dipegangnya adalah sebuah kunci mobil. Ia menoleh untuk menemukan Baekhyun. Bahkan rela berlari untuk mengejarnya, namun naas Baekhyun tak terlihat lagi.

“heumm, jadi dia Byun Baekhyun yang sering dibicarakan itu? Aku harus mencarinya”

Gadis itu tersenyum dan memperhatikan kunci mobil Baekhyun yang ada di genggamannya .

“dan aku harus mengenalnya.”

.

.

.

Jam kuliah Hyejin telah selesai, setelah dosen keluar gadis itu langsung mengemasi  bukunya.

“Jong, ayo kita ke perpustakaan kota” ajak Hyejin pada sahabatnya. Namun Jong In malah memasang wajah sedih.

“Maaf Hyejin-ah. Aku harus menemani Soojung ke salon.” Sesal Jong In. Sungguh, sebenarnya pria itu ingin sekali menemani sahabatnya. Namun disisi lain ia sudah berjanji untuk menemani kekasihnya.

“oh begitu. Ya sudah tak apa. Aku bisa ke sana sendiri?”

“aku janji akan menemanimu besok.”

“haha baiklah.”

Hyejin dan Jong In berjalan meninggalkan kelas, mereka mengobrol soal materi sepanjang koridor. Saat melewati kantin tiba-tiba Hyejin mendengar seseorang memanggil namanya. Ia menoleh ke asal suara dan melihat chanri melambai kearahnya. Hyejin menyuruh Jong In untuk meninggalkannya. Ia berjalan menuju tempat duduk Chanri.

“huaaa Hyejin.Aku merindukanmu.” Chanri langsung memeluk setelah Hyejin berada dihadapannya.

Hyejin tersenyum, dan membalas pelukan itu.

“aku juga merindukanmu, eonni.”

“Kenapa kau tak pernah membalas pesan dan juga panggilan dariku? Kau juga  tak pernah mengabari kami saat di China.” Chanri mulai mengeluarkan omelannya, wujud dari rasa khawatirnya.

“Maafkan aku, eonni.”sesal Hyejin. Ia sadar telah mengabaikan banyak orang saat itu.

Chanri menghela nafasnya, ia bisa melihat kesedihan dimata Hyejin. Ia baru saja baikan dengan Chanyeol, dan kekasihnya itu menceritakan apa yang telah terjadi di China. Hyejin telah mengetahui semuanya tanpa sisa. Dan ia bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati Hyejin.

“Heum. Aku senang kau kembali dengan selamat. Ah duduklah, aku akan mentraktirmu.”

“benarkah? Terimakasih, eonni.” Hyejin berusaha melupakan yang lalu, mungkin mengobrol dengan Chanri akan menyenangkan. Hyejin sangat jarang bertemu dengan kekasih sepupunya saat jam kuliah seperti itu. Karena biasanya Chanri mengambil jam kuliah sore.

Mereka mulai mengobrol, sampai dua orang berjalan mendekat membawa pesanan.

“Hyejin?” suara girang itu seperti petasan yang meledak di telinga Hyejin. Lagi-lagi Baekhyun, wajah menyebalkan itu lagi yang dilihatnya. Pria itu langsung menyodorkan makanan yang dibawanya pada Hyejin.

“apa ini?” Hyejin bertanya dengan polosnya, membuat Baekhyun gemas.

“makanan untukmu.”

“aku tidak lapar.” Ujar Hyejin, ia menyerahkannya kembali pada Baekhyun, namun Baekhyun menyodorkan padanya lagi.

“aku tau kau belum sarapan.” Ujar Baekhyun dengan percaya diri, membuat Chanyeol dan Chanri saling tatap lalu tersenyum.

Hyejin mengerjap, bagaimana Baekhyun bisa tahu? Memang benar pagi ini Hyejin tidak sarapan. Chanri mengambil sumpit dan menaruhnya di telapak tangan Hyejin.

“sudah makan saja.”

Hyejin menghela nafas ,Baekhyun sedang memperhatikannya dengan menompang wajah. Eoh, dia sangat risih ditatap seperti itu.

Baekhyun berdiri setelah beberapa menit, ia hendak mengambil makanan untuk dirinya.

“Byun Baekhyun-ssi?” namanya dipanggil, Baekhyun menoleh dan menemukan seseorang berdiri disampingnya.

“ne?”

“benar kan kau yang bernama Byun Baekhyun?” tanya gadis itu sekali lagi. Baekhyun mengangguk sembari mengingat wajah yang tak asing itu.

“iya. Eoh bukankah kau gadis yang tadi pagi kutabrak?”

Ketiga orang yang sedang duduk menatap pada Baekhyun maupun gadis asing itu.

“ya baek? apa kau membuat masalah?” Chanyeol yang penasaran bertanya.

“Yeol, aku tidak sengaja menubruknya saat berjalan.”

Hyemi memperhatikan gadis cantik yang berdiri dihadapan Baekhyun. Ia tak ingin peduli namun entah mengapa senyum dan binar mata gadis itu membuatnya tertarik untuk memperhatikan.

“eoh, Baekhyun-ssi. Bukankah ini milikmu?” ujar gadis itu sembari menunujkan kunci mobil ke depan wajah Baekhyun.

“Astaga, benar ini milikku. Dimana kau menemukannya? ”

“Kau menjatuhkannya saat menubrukku.”

“bahkan aku tak sadar kehilangan ini. Terimakasih e…..”

“Taerin. Kim Taerin imnida.”

Gadis bernama Taerin itu mengulurkan tangannya setelah memperkenalkan diri, dan tanpa ragu Baekhyun membalas.

“Byun Baekhyun Imnida.”

Keduanya saling melempar senyum. Membuat tiga orang yang sedang duduk memperhatikan secara bergantian.

“ah, aku mau mengambil makanan. Mau bergabung? Aku akan mentraktirmu sebagai ungkapan terimakasih.”

Kim Taerin terlihat mempertimbangkan lalu mengangguk. Ia merasa tak sopan jika menolak kebaikan baekhyun.

“baiklah.”

Baekhyun mengajak gadis itu menuju pantri kantin. Chanri menatapnya tidak percaya, sedangkan Chanyeol biasa saja.

“Lihat gadis itu, sepertinya ada yang tidak beres.”

“kenapa, chagiya? Dia sudah berbaik hati mengembalikan kunci mobil Baekhyun. apa yang salah?”

“bukan itu. Ah pria bodoh sepertimu tak akan mengerti.” Ujar Chanri mengejek kekasihnya.

“tapi kau mencintai pria bodoh ini kan?” tanya Chanyeol yang sebenarnya sedikit kesal. Chanri menjawabnya dengan senyum manis.

Sedangkan Hyejin hanya fokus pada makanannya. Ia berusaha tidak peduli.

Lima menit kemudian Baekhyun dan juga gadis bernama Kim Taerin tadi sudah kembali dengan membawa nampan masing-masing. Mereka duduk bersampingan, dan Baekhyun masih saja mengobrol soal mata kuliah pada Taerin.

“Baekhyun, jangan menanyakan hal pribadi saat makan!.” Ujar Chanri memperingati. Sebenarnya Chanri hanya tak suka saja Baekhyun mengakrabkan diri dengan gadis asing itu.

“baiklah. Maafkan aku Ny.Park.”

Taerin tersenyum melihat Baekhyun yang langsung menurut. Pria yang baru dikenalnya itu membuatnya tertarik untuk semakin mengetahui lebih dalam lagi.

“Hyejin-ah. Kau harus minum jus setelah makan.” Baekhyun menyodorkan satu botol minuman pada Hyejin.

“emm. Terimakasih.” Hyejin menanggapinya, ini pertama kali untuknya. Tapi memang benar kan? ia harus berterimakasih saaat seseorang memberinya sesuatu.

Sedangkan Kim Taerin melihat Baekhyun yang terus memperhatikan Hyejin.Tak salah, Byun Baekhyun memang pria yang menarik. Pria itu lebih baik dari perkiraannya. Pantas saja banyak mahasiswa yang membicarakan Byun Baekhyun di kelasnya.

“jadi bisakah kita berteman?” ujar Taerin tiba-tiba. Baekhyun tak jadi menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, ia menoleh dan tersenyum pada Taerin.

“tentu, Taerin-ssi.”

“terimakasih, Baekhyun-ah.”

Chanri meletakan sumpit sedikit kasar. Semua pandangan terarah padanya lalu Chanri tersenyum paksa.

“Aku Kim Chanri, kau mau berteman denganku Taerin-ssi?” tanya Chanri dengan nada cukup datar. Sebenarnya ia hanya sedang meluapkan kekesalannya. Ia bisa menduga jika niat Taerin hanya untuk mendekati Baekhyun. Ia sudah sering menemui gadis semacam itu. Taerin mengangguk kaku.

“t-tentu saja.” jawab Taerin dengan canggung. Ia sedikit takut dengan wajah garang Chanri.

“dan aku-“

“dia Park Chanyeol, kekasihku.” Chanri menubruk ucapan Chanyeol, ia tak mengijinkan kekasihnya memperkenalkan diri pada Taerin. ‘Awas saja kau’ ujarnya dalam hati sembari menghunus mata prianya.

“eum, kalian terlihat serasi.”

“benarkah? Haha.” Canyeol terlihat senang, sontak saja Chanri menendang kaki kekasihnya. Taerin tersenyum melihat dua pasangan serasi itu, pandangannya teralih pada Hyejin yang dari tadi diam saja.

“Kau, siapa namamu.” Tanya Taerin dan Hyejin langsung menatapnya.

“Park Hyejin.”

“ah, Hyejin? nama yang cantik.”

Taerin tersenyum namun tak tulus, ia sedikit iri saat Baekhyun memberikan jus pada Hyejin tadi. Namun melihat respon Hyejin pada Baekhyun, ia bisa menyimpulkan jika keduanya pasti hanya berteman.

“Ya! bukankah kau mahasiswa fakultas hukum? Apa tidak apa-apa ketahuan makan bersama kami?” Chanri bertanya lagi setelah mengingat jeli ketidak asingan wajah Taerin.

“kenapa kau bertanya seperti itu?” Baekhyun menimpali dengan pertanyaan.Ia merasa pertanyaan Chanri tidaklah sopan.

“ah tidak apa. Hanya saja kebanyakan mahasiswa hukum menjaga gengsi mereka. Sebagian dari mereka menganggap kita level rendahan.” Terang Chanri.

“maaf, tapi aku tidak seperti yang kau katakan. Jadi bisakah kita berteman selayaknya.”

“jangan dengarkan kata-kata Chanri. Dia kadang memang menyebalkan.” bisik Baekhyun, dan Taerin hanya tersenyum. Ia sebenarnya tersinggung dengan ucapan Chanri, namun untuk menjaga image’nya, ia akan berusaha diam. Apalagi di hadapan Baekhyun, ia harus bisa menjaga tingkahnya.

TBC

 

 

.

.


Beginilah kelanjutannya. Aduuuuuuh please ini alur gak seperti apa yang aku pikirkan. Kacau,aneh dan berantakan. Maaf ya reader, aku bener-bener gaka ada ide bagus. Dan aku nambahin konflik menjelang Ending Chapter, bikin kacau. Mungkin 3 Chapter lagi kelar ^^. Biar ada gregetnya gitu kalo ada orang ke tiga macam cast baru si ‘Kim Taerin’ (Bayangin aja cewek yang mirip Taeyon).

Dan bagaimana? Chapter ini panjang kan? sengaja loh ampe 4000 word = 26000 karakter. ^^.

Kuharap gak ngebosenin yah.

Lanjut gak ni?

Komen -10 aku bakal post lama hehe.

Gak kok , bercanda. Insyaallah selalu post walau satu minggu sekali.

Wait for me, ok?

See you next chapter.

Terimakasih yang sudah komen di chapter sebelumnya. Love you all.

 

19 pemikiran pada “[Author Tetap] Finally, I Got You (13B)

  1. Aaaaaa bkyn berkebuuunnn😍😍 bkyn main nyium hyejin sembarangan hih!!! Hyejin-Chanyeol cepet baikan yaaaaa gk seneng sepupu musuhan gitu. Dannnn Taerin apaansih kzl bgt caper sama bkyn hfftttt

  2. Gemes bgt sama tingkah nya baek sama hyejin duh bikin senyum2 sendiri … Wah kayanya mulai ada bau2 konflik nih

  3. Astaga Beakhyun kamu licik banget yah, maksa” Hyejin harus pulang bareng sama kamu dengan ancaman yang diluar dugaan hehehh….
    Astaga kenapa disaat meerka mulai deket haru ada abe”an yang bakal jadi PHO sih ….
    Buang jauh” PHO dia gatau apa rasanya di PHO-in gimana wkkww #curcol

Tinggalkan Balasan ke AFP Batalkan balasan