A Longlast Happinnes (Prologue)

A Longlast Happinnes

Title: A Longlast Happinnes (Prologue)

Author: Jung Rae Mi

Cast: -EXO’s Sehun

-OC’s Se Ra

-etc

Genre: Angst, Sad, Romance

Rating: NC-17 *I’ve been warning you!* *untuk saat ini belum*

Length: Chapter

A.N: Jiaaaah, author balik lagi nih! Dengan cerita baru! Sekedar informasi, Kim Se Ra adalah tokoh buatan author yang berpasangan dengan Sehun. Author selalu membuat cerita SunRa (Sehun-SeRa) dengan tokoh Se Ra yang tersakiti *evil laugh* (author sampai disebut author kejam). Jadi, tolong dimaklumkan kalau author sering menulis betapa sakitnya seorang  Kim Se Ra.Cerita ini juga tidak memiliki hubungan apapun dengan Fallen Angel.

PLEASE, DO NOT COPY PASTE, PLAGIARIZE, OR ANYTHING LIKE COPAS *grammarnyaparah -_-*

Oke, Happy Reading!! ^^

.

.

                                                                              .

Suho Oppa pernah bilang,

“kau akan merasakan kebahagiaan lebih ketika  orang yang kausayangi bahagia”

Eomma bilang, dia bahagia jika aku tidak berhubungan lagi dengan Sehun.

Dia tidak merestui hubungan kami.

Maka aku ingin melihat Eomma bahagia.

.

.

.

Sehun mengeratkan pelukannya. Mengecapi tiap aroma manis memabukkan yang selalu menguar dari tubuh Se Ra. Sekalipun aroma seseorang yang habis bercinta juga menguar disekitar mereka, tapi aroma Se Ra terasa lebih kuat. Dan Sehun selalu menyukai aroma ini.

“Sehun…” Gumaman ‘hm’ didapatkan Se Ra sebagai balasan. Sehun semakin mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan kepalanya di surai coklat Se Ra. Membiarkan punggung gadis itu bersandar nyaman di dadanya. Se Ra melirik kearah jam digital di nakas samping ranjang, “Sehun, sudah jam 3 pagi, aku harus segera pergi.”

Sehun mendesah pelan. Apa harus selalu seperti ini? Tidak bisakah bersama untuk selamanya? Terbangun di pagi hari dengan menemukan sosoknya? Tidak bisakah? Kenapa takdir sekejam ini?

Se Ra perlahan membalikkan tubuhnya, lalu mengangkat kepalanya, menatap dalam ke hazel indahSehun yang menatapnya sedih.

“Haruskah seperti ini?” Tanya Sehun.

Se Ra tersenyum tipis, “ya,” lalu dia bangkit perlahan. Se Ra memungut kemeja Sehun yang berada di dekatnya dan menggunakannya. “Aku harus segera pergi. Tujuh jam lagi pernikahan Min Ah Eonnie, jam 5 pagi aku sudah harus pergi ke salon. Aku tidak ingin Eomma dan Appa mendapati bahwa pendamping wanitanya menghilang.” Kemudian sosok Se Ra menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Sehun menatap pintu kamar mandi yang tertutup, lalu mengambil celananya dan menggunakannya. Dia duduk di sisi ranjang sembari menghela nafas pelan. Apakah memang harus seperti ini?

Se Ra keluar dari kamar mandi dengan rambut basah. Dia duduk di sebelah Sehun dan menyandarkan kepalanya di bahu lebar Sehun. Menyesapi aroma mint yang menguar di tubuh Sehun.“Oppasaranghaeyo.”

Sehun tersenyum dan mengecup puncak kepala Se Ra lembut. Sudah lama dia tidak mendengar kata ‘oppa’ dari mulut Se Ra.

Se Ra mencium lembut bibir Sehun sebelum berjalan ke pintu, dia menoleh ke Sehun dan berkata, “seandainya mereka merestui kita.”

Sehun menahan air matanya ketika pintu tertutup. Meninggalkan dia sendirian di kamar hotel ini. Tungkainya merajut langkah menuju jendela dan menatap langit gelap Seoul. “Tuhan… kenapa kau memberi kami takdir sekejam ini?”

.

.

.

Se Ra menutup pintu kamarnya dan bersandar disana. Isakan mulai muncul di bibirnya dan tubuhnya merosot jatuh pelan di lantai.Tubuhnya berguncang hebat dan air matanya mengalir dengan deras. Berat rasanya, ketika hubungan yang sudah dijalani selama bertahun-tahun tidak direstui.

“Se Ra…”

Se Ra mengangkat kepalanya dan bertemu dengan kakaknya. Isakannya mengalir semakin deras. “Jongin Oppa…. Hiks.”

Kai pun segera membawa Se Ra ke dalam pelukannya.Berusaha menenangkan Se Ra. Dialah yang membawa Se Ra untuk bertemu Sehun tadi. Karena yah, seperti yang dikatakan tadi. Hubungan mereka tidak direstui sehingga Kai membawa mereka berdua untuk bertemu diam-diam.

“Hei, Se Ra, jangan menangis, okay? Matamu bengkak, Min Ah pasti tidak mau jika pendamping wanitanya terlihat jelek.” Kai menghapus air mata Se Ra. Se Ra tertawa kecil dan mengerucutkan bibirnya lucu. Kai mengusak kepala Se Ra, “tidurlah.Dua jam lagi kau harus pergi ke salon untuk didandani.”

Se Ra mengangguk dan segera merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Menenggelamkan dirinya dalam selimut. Sedangkan Kai duduk di sofa kamar, menatap layar ponselnya lamat.

.

.

.

Min Ah tersenyum girang menatap sosoknya di cermin. Gaun putih indah itu melekat erat ditubuhnya. Dia melirik adik bungsunya. Se Ra yang terlihat begitu manis dengan rambut yang dibuat ikal, dan gaun putih selutut yang indah. Min Ah diberikan sebuah gelang sebagai something blue dari Eomma-nya.

“Se Ra, kau terlihat cantik sekali, melebihi diriku. Aku heran, kenapa sampai sekarang kau belum memiliki kekasih!” Tutur Min Ah.

Se Ra tertawa kecil, “salahkan kembaranmu yang terlalu protektif padaku.”

Min Ah seketika mendengus kesal, “ah, ya. Si Jongin sialan itu. Sampai sekarang aku masih bingung kenapa dia harus menjadi pendamping pria.”

Wanita paruh baya yang sedari tadi mendengarkan percakapan kedua saudara ini tertawa kecil, “calon suamimu sendiri yang memintanya, anakku.”

Pintu ganda di sisi ruangan terbuka, memperlihatkan sosok pria paruh baya yang tersenyum pada mereka.“Sudah waktunya.” Ucapnya.

.

.

Langkah Se Ra terasa berat menuju  altar. Hatinya terus dipikirkan akan kenyataan bahwa tadi adalah saat terakhirnya bertemu dengan Sehun. Ya, ketika dia baru saja keluar dari kamar hotelnya, dimana ada Sehun dihadapannya.

.

“Apa yang kau lakukan disini? Orangtuaku akan marah melihatmu.”Ucap Se Ra.

Sehun tersenyum, lalu menyodorkan sebatang Agapanthus dihadapan Se Ra, “disetiap pernikahan, ada something blue, ‘kan? Meskipun bukan kau yang menikah, tapi aku ingin memberikan ini untukmu. Something Blue dariku. Aku mencintaimu, Oh Se Ra.” Lalu Sehun mengecup bibir Se Ra lembut.

Dan setelah itu Sehun berbalik pergi.

Meninggalkannya yang menatap agapanthus itu.

.

Se Ra sampai di altar. Dia tersenyum pada sang pendeta, mempelai pria, dan Kai yang menatapnya khawatir.

Min Ah pun datang, lalu berdiri di sebelah Se Ra, berhadapan dengan lelaki tampan yang akan mengikat hubungannya dengan Min Ah.

Pendeta itu berdehem sejenak, lalu mengucapkan kata-kata pembuka. Kemudian dia menatap sang mempelai pria dan menatapnya serius, bersiap mengucapkan sumpah. “Apakah engkau, Oh Se Hun, bersedia untuk menerima Kim Min Ah sebagai istrimu, mendampingi hidupnya sepenuh hati, bersama dalam tiap suka dan duka, hingga maut memisahkan?”

Sehun menarik nafas sejenak, “saya bersedia.”

Itu menohok Se Ra. Tapi dia masih bisa menahan tangisannya. Hingga akhirnya, ketika bibir Sehun dan bibir Min Ah bertemu dihadapannya, yang bisa dia lakukan hanyalah menangis sembari tersenyum. Dimana orang-orang akan mengira dia terharu.

Kai tahu satu hal tentang Se Ra,

Gadis itu akan bahagia jika orang yang disayanginya bahagia.

Meskipun dia tersakiti.

She always smile, in every pieces of her broken heart.

.

.

.

To Be Continued…

Okeeee~ itu prolognya! Ehehehe, kepanjangan yah? -,-maaf. Kkkk~ author lupa dapat inspirasi darimana nih FF. seingat author sih, kayaknya pas abis baca Conan, yah? Tauk ah, lupa.

If you want to know me more, contact me on my twitter @shinjishinyuki.

JANGAN LUPA KOMENTARNYA~!!

FF ini juga kiayaknya bakal lama dilanjutin soalnya author udah harus fokus buat ujian. Oke, jangan lupa komentar!

52 pemikiran pada “A Longlast Happinnes (Prologue)

Tinggalkan Balasan ke khyunpawookie Batalkan balasan