Hyung…

HYUNG…

Cast:

–      Kim Jongin

–      Kim Joonmyeon

–      Kris wu

–      Oh sehun

Genre: brothership, family, sad

Rating: general

Author: anggap LAXY

Length: oneshot

*****

“baru pulang?”

“dari mana saja kau?”

“kau melakukannya lagi?”

“Ya! Kim Jongin!”

“baiklah!”

“jebal…”

“mianhae, Jongin-ah”

*****

Kim’s House 00.30 am

Tinggal bersama seorang kakak laki-laki yang sangat cerewet itu sangat menyebalkan. Kim Joonmyeon itu nama kakakku, sedangkan, aku Kim Jongin. Dia adalah Ceo dari perusahaan Kim’s Group dan aku masih berkuliah di Kyunghee Unversity. Pukul 12.30 malam dan aku baru tiba dirumahku. Aku tahu sekarang kakakku masih setia duduk disofa ruang tengah menungguku sejak kepulangannya dari kantor sekitar 2 jam yang lalu.

Sungguh cerewet. Itu yang selalu kupikirkan tentangnya. Dulu, saat kedua orang tuaku masih hidup mereka selalu melakukan itu pada kami berdua bahkan rela tidak tidur demi kami berdua. Ya, kami berdua bahkan dulu kakakku lebih parah, ia bisa tidak pulang jika ia mau. Dan sekarang, ia menggantikan posisi mereka berdua. Sungguh menyebalkan.

“aku pulang!” seruku

“baru pulang?” sungutnya. Apa aku bilang ia masih terjaga dengan setumpuk berkas sebagai alasannya “bisakah kau menjadi dewasa? Paling tidak hanya sebulan” kuacuhkan perkataannya dan langsung menuju kamarku.

“bukankah dia dulu lebih parah? Mengapa ia menjadi sok dewasa?” gumamku sendiri lalu merebahkan badanku yang sudah sakit dimana-mana dan terlelap.

06.30 am

“aku berangkat” ucapku singkat lalu melesat pergi tanpa menyantap sarapan buatan kakakku, takkan pernah kubiarkan mulutku ini menyantap apa yang juga ia santap. Ini semua bermula sejak ayah, dan ibuka meninggal dalam kecelakaan yang terjadi 6 tahun yang lalu. Semenjak itu aku dan kakakku harus hidup mandiri dengan perusahaan keluarga kami yang saat itu diambil alih oleh pamanku sementara. Kami begitu tak terurus saat itu hingga 2 tahun berlalu kakakku mengambil alih perusahaan yang memang sudah tertulis bahwa itu untuknya sedngakan aku mendapatkan rumah yang kami tinggali sekarang serta seisi perabotnya. Tak adil. Aku terus mengatakan itu selama 1 bulan penuh dan bahkan tak ada hari tanpa teriakan amarah kami satu sama lain. Bisa saja aku mengusirnya tapi bagaimana aku makan? Bagaimana aku memenuhi kebutuhanku sedangkan selama ini aku selalu bergantung padanya dan orang tuaku.

Tak ada lagi teriakan diantara kami, tapi tetap kepedulian kami masih jauh dibawah rata-rata orang lain. Setiap hari kuhabiskan dengan minuman keras dan wanita, sedangkan aku sama sekali tak peduli apa yang ia lakukan, hasratku pada perusahaan sudah sirna. Aku hanya ingin melakukan apa yang kumau, dan menghamburkan lembaran demi lembaran uang yang dihasilkan kakakku tanpa belas kasihan. Apa peduliku padanya. Yang ia lakukan hanya menyiapkan makanan dan menungguku setiap malam, lagi pula ia juga bukan ibuku.

Kyunghee University (07.00 am)

Kupijak tanah di Kyunghee University dan keluar dari mobil mewahku dengan gaya yang bisa membuat wanita-wanita diuniversitas ini akan menjerit heboh.

“hey” panggil seseorang dengan suara yang familiar padaku “tumben datang pagi” lanjutnya sambil merangkul pundakku

“bertengkar lagi?” sahut suara lain

“ehm” jawabku setengah hati pada kedua sahabatku, Kris dan Sehun.

Kami berjalan dengan apiknya menuju cafeteria universitas ini. Dan, disana aku melihat seorang wanita bermbut hitam lurus sedang menyantap macaroon diujung cafeteria.

“lagi? Wanita itu lagi?” tanya Kris

“kukira kau sudah melupakannya” kata Sehun dan membuatku mentapnya intens “maksudku, tak bisakah kau berhenti memikirkannya? Kau hanya menyakiti dirimu jika seperti ini terus” katanya lagi

“ani. Aku tak bisa. Apapun yyang terjadi aku tidak akan bisa dan tidak akan mau!” tegasku

“walau ia dan kakakmu menikah?” celetuk Kris tanpa melihat kami sedikitpun

“itu takkan pernah terjadi” jawabku

“dan itu takkan pernah terjadi padamu karena itu artinya kau menghianati kakakmu” tambahnya lagi

“kenapa kalian membela kakakku? Kenapa bukan aku? Arrgh dunia ini!” kesalku lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Alasan kedua. Aku dan kakakku seperti ini adalah wanita itu. Dulu akulah yang mengenalkannya pada kakakku sebagai sahabatku, dan aku menyukainya, walau aku hanya memberitahu Kris, dan Sehun. Dan, kuharap ia tahu dan membalasnya. Tetapi, pada kenyataan ia malah berpacaran bahkan sudah bertunangan dengan kakakku. Malangnya nasibku.

AUTHOR POV

Kris dan Sehun masih terdiam ditempat tanpa ada percakapan, beradu pada pikiran masing-masing.

“menurutku kau sedikit berlebihan, Kris” kata Sehun membuka percakapan

“mereka harus berbaikan apapun yang terjadi” tegas Kris

“tapi bukan seperti itu caranya” coba Sehun pada Kris

“lalu?” Kris sedikit menaikkan suaranya dan mencoba menatapnya

“cara lain?” usul Sehun

“car lain?” ulang Kris “kau tahu?” namun Sehun hanya menggeleng pelan

“ya sudah, diam aja” suruh Kris lalu meninggalkan Sehun dan menyusul Jongin

“anak ini” gerutu Sehun dan berlari pada Jongin dan Kris yang berjalan dibelakangnya ‘cool geng’ itulah pikiran Sehun saat melihat keadaan dia dan teman-temannya itu.

Kim’s House (12.00 pm)

“aku pulang!” terdengar suara Jongin menggema diruang tengah rumah megah ini.

“baru pulang” dan lagi Joonmyeon masih setia menunggu adiknya itu hingga larut malam dengan berkas-berkas sebagai alasannya.

“memangnya kenapa?” balas  Jongin tak santai

“dari mana saja kau?” tanyanya lagi tanpa ingin menjawab pertanyaan Jongin

“aku lelah” begitu juga dengan Jongin

“ya! Gajima! Ya! Ya! Kim Jongin! Aiiihh, anak itu” kesal sang Joonmyeon yang melihat adiknya itu telah berlalu. Namun, tak lama setelah Jongin memasuki kamarnya ia keluar kembali

“jika kau tak tahan kau boleh keluar! Aku tak peduli!” bentak Jongin yang sudah berdiri tepat berhadapan dengan Joonmyeon

“baiklah!” lawan Joonmyeon “aku akan pergi! Awas saja kau!” singkat cerita Joonmyeon telah pergi membawa semua barang-barangnya dengan mobilnya dan tinggalah Jongin seorang diri dalam rumah mewah ini.

“dia kira aku taku?” gumam Jongin lalu merebahkan badannya dan terlelap.

07.00 am

JONGIN  POV

Euhm, aku kembali pada jam tidurku bangun pada pukul 7 tepat. Segera aku mandi dan berganti pakaian lalu turun kebawah untuk… sarapan? Entah mengapa hari ini berbeda aku sangat merasa kelaparan. Tapi… oke, tak ada kakakku dan berarti… tak ada sarapan. Oh my god. Kulihat tak ada ahjumma yang biasa memasakkan untuk kami disekitar rumah kami. Kami? Bukan kami tapi aku. ‘mungkin sedang berbelanja’ itu pikiran awalku ‘tapi aku akan telat’ pikirku lagi.

Kyunghee University 07.30 am

Aku merasa hari ini berbeda. Tak ada kakakku dirumah (yang iniaku tak masalah), tapi, dimana Kris dan Sehun? Mereka marah padaku karena kemarin aku menjauhinya? Sungguh kekanakan sekali. ‘tiit tiit’ handphone kubergetar, kulihat ada sebuah pesan masuk.

From: Kris Wu

‘hari ini aku tak masuk, karena… haruskah kuberi tahu? Kau tak perlu tahu! Ingat!’

Tak masuk? Argghh ‘tiit tiit’ lagi, handphone ku bergetar kulihat Sehun menelfonku

“yeobseo” katanya disebarang sana

“ehm, wae?” ujarku setengah hati

“maaf, aku tak bisa masuk hari ini, kepalaku pusing. Tak apa kan hanya dengan Kris?” jawabnya

“Kris? Kau tahu dia tidak masuk juga hari ini? Kau tahu alasannya?”

“aku tak tahu Jongin-ah”

“arggghh, geurae. Ga! Aku tak peduli!” geramku kesal

Kim’s House 12.00 pm

“aku pulang!” tak ada jawaban dari siapapun. Sungguh hari ini adalah hari tersialku ‘bugh’ kusandarkan tubuhku pada sofa “sepi” lirihku “arrggh, ada apa dengan hari ini? Ada apa dengan semuanya? ada apa- hiks hiks” lirihku kembali sambil meneteskan buliran air mata. Dan, tanpa sadar aku tenggelam dalam mimpiku

***

“jebal…” pinta orang dihadapanku

“ga! Aku tak membutuhkanmu! Pergi!” teriak seseorang dengan suara yang familiar, tunggu- itu aku? Apakah orang dihadapanku itu kakakku?

“hyung tahu hyung salah, tapi biarkanlah hyung tinggal disini sementara” pinta kakakku ‘apa yang sebenarnya terjadi?’ gumamku

“ani!” bentakku –yang-lain-

“hanya sementara, sampai perusahaan membaik” katanya ‘perusahaan? Ada apa?’

“apa kau akan membaginya denganku? Tidak kan?!”

“kau bisa jadi direktur utama”

“kalau aku maunya perusahaan itu menjadi milikku?”

“baiklah, sepertinya kau memang tak mau membantuku” lalu ia keluar dari rumah ini. Aku hanya menatap diriku yang lain dengan tatapan yang bahkan aku tak bisa mengertinya. Ditutupnya pintu itu dengan cukup keras, lalu duduk bersandar disofa.

‘bruggh’ terdengar suara keras dari luar, aku berlari menuju jendela terdekat. Dan, kulihat diluar sana sudah banyak orang berkumpul. Kutatap kembali diriku -yang-lain- itu entah apa yang kupikirkan sekarang bahkan aku tak bisa mengertinya sama sekali apa yang sebenarnya terjadi.

‘ting tong ting tong ting tong’ suara bel berbunyi beruntun.

“siapa lagi sih?!” lalu diriku –yang-lain- berdiri dan membukakan pintu “wae?” tanyanya setenang mungkin yang ia bisa.

“kakakmu! Kakakmu kecelakaan!” ucap seorang lelaki dengan sedikit terbata-bata

“mwo?! Kau bercanda kan?” tak hanya dia –aku-yang-lain- tapi juga aku yang terkejut dan menganggap ini lelucon.

“ani! Igeo” tunjuknya pada kerumunan orang-orang itu. Lalu aku-yang-lain- berlari menuju kerumunan orang-orang itu dan mentapi kakakku yang telah bersimbah darah itu sebelum memeluknya dan berteriak memanggil namanya

“hyung!”

***

“hyung!” ternyata itu hanya mimpi. Kulihat sekeliling dan aku masih berada disofa ruang tengah “hyung… bogoshipta nan bogoshiposeo!” seruku “Joonmyeon hyung! Neo eodiga?” ucapku dan cairan bening itu keluar kambali dari mataku ‘ting tong’ suara bel berbunyi kulihat jam dinding yang menujuk kearah pukul 3 dini hari. “siapa yang bertamu sepagi ini?” lalu kuusap air mataku dan berjalan membukakan pintu

“Jongin-“ alangkah terkejutnya aku saatku lihat bahwa orang itu adalah kakakku, Joonmyeon hyung. “bolehkah aku pulang? Aku lelah” tanyanya. Tapi, aku masih tak bergeming ditempatku menatapnya intens.

“Jongin?” lalu aku kembali sadar pada aktivitasku

“hyung-“ dan kupeluk erat ia

“Jongin-ah, wae?”

“gajima! Gajima! Awas sampai kau berani pergi!” ancamku

“ya! Apa kau begitu mencintaiku? Aku hanya pergi tak lebih dari 2 hari, dan kau sudah begini. Baiklah, aku takkan pergi”

“mianhae” ucapku dan mengeratkan peluka kami

“ya! Dimana sopan santunmu? Apakau akan membiarkanku kedinginan disini?”

“masuklah”

“wahh, ternyata masih rapi. Kukira saat aku pergi kau akan menghamburkan semuanya”

“hyung-“ panggilku padanya

“wae?”

“mianhae”

“untuk? Ahhh, gwencanha. Hyung juga minta maaf telah meninggalkanmu”

“ani! Justru harusnya aku yang salah karena mengusirmu”

“itu takkan terjadi bila aku tak terlalu keras padamu” jelasnya “mianhae” ucapnya sekali lagi

“tak apa, juga aku tak lagi tertarik pada perusahaan”

“kalau bukan kau siapa lagi?”

“maksudmu?”

“aku lelah berhadapan dengan berkas-berkas itu lagi”

“euhm, aku tahu!”

“eottokhe?”

“baiklah, aku juga sangat mempercayainya”

*****

06.30 am

“hyung aku berangkat” seruku

“ya! Ya! Makan dulu sarapanmu!” teriaknya

“dah, aku berangkat” ucapku sambil memegang sebuah sandwich buatannya dan membalikkan badanku

“kubilang dimakan! Bukan dipegang” ucapannya tersirat sebuah perintah yang membuatku harus membalikkan badanku kembali.

“engg! Puas?” kesalku dan ia hanya terkikik geli

“santai dulu, takkan telat! Duduk dulu!” suruhnya “nanti kita berangkat bersama dan pastinya pulang bersama, naik mobilku”

“mwo?!” pekikku “bersama?”

“aku sudah putus dengan perempuan itu, tapi jangan kau bersama dia. Dia jahat” ucapnya

“tapi kenapa harus berangkat bersama?”

“karena kita kakak-adik”

*****

Kyunghee University (07.00 am)

“dada!” seruku pada kakakku yang sudah melaju dengan mobilnya

“waahh, sudah baikkan?” tanya Sehun dengan senyum terkagum(?)

“apa kubilang” Kris bersuara “mereka pasti bisa baikkan” lanjutnya sambil menatap Sehun

“tapi yang kemarin salah”

“apa yang kalian bicarakan?”

“tak ada” ucap Kris dan Sehun bersamaan

“kemarin kalian kemana? Dan kau Kris? Tak perlu tahu? Sombong sekali kau!” omelku

“aku tak dipedulikan?” ucap Sehun polos

“kau? Pusing? Beneran? Biasanya lebih parah kenapa kau bisa pusing?”

“mwo?! Kau mendoakanku yang lebih parah? Sini kau!” pekiknya sambil mengejarku yang sudah berlari didepannya “dapat!” katanya saat berhasil menangkap pergelangan tangan kananku

“kalian seperti anak kecil saja” kata Kris sok cool padahal biasanya lebih parah

“karena kami lebih muda daripada dirimu!” ucapku dan Sehun bersamaan

“hissh”

“Jongin-ah, lihat!” kata Sehun sambil menunjuk seorang perempuan yang pernah aku dan kakakku cintai berjalan menuju kami. Kenapa pernah? Karena saat mendengar kakakku bercerita bahwa ia telah menyelingkuhi kakakku aku menjadi benci padanya.

“aku tak suka dia , dia jahat!” ucapku sambil sedikit mengeraskan suaraku agar ia mendengarnya

“akhirnya kau tahu” kris bersuara

“kau tahu?” suara Sehun

“ehm, tapi aku tak mau memberi tahu kalian karena- belum saatnya tapi sudah terjadi ya tak apa”

“kaja! Kita ke cafeteria!” ajak Sehun

“tapi aku sudah kenyang, tadi aku dipaksa menghabiskan 5 potong sandwich” kataku

“kau kan perut karet” kata mereka sambil menarik kedua tanganku

“tunggu!” cegahku “aku mau ngasih tau sesuatu”

“apa?” tanya mereka bersamaan

“anu, sekarang aku tak lagi berniat mengambil alih perusahaan”

“lalu Siapa? Sedangkan kakakmu saja belum memiliki pacar, udah tapi baru putus” cerocos Kris

“sini telinga kalian!” kataku “kalian” bisikku tepat ditelinga mereka

“mwo?!” teriak mereka

“itu karena dari dulu orang yang aku dan kakakku percaya hanyalah kalian berdua” bisikku lagi

*****

12.30 pm

“hyung!” panggilku kakakku

“eung, kaja!” lalu kami masuk kedalam mobil dan berkeliling sebentar dengan mobilnya.

“kau tidak bekerja, hyung?” tanyaku memastikan

“sudah selesai. Meeting hanya satu, berkas-berkas sudah kuselesaikan” jelasnya

“akankah ini terus terjadi?” tanyaku pelan

“ne, akan kucoba ani kita akan coba” katanya sambil menyunggingkan senyuman

“hyung…” ia menatapku

AUTHOR POV

‘brugghh’

“mobil yang dikendarai Ceo dari Kim’s Group dan adiknya hilang kendali dan menabrak sebuah truk yang juga hilang kendali, dan dikabarkan bahwa kedua kakak beradik itu tewas ditempat” seorang reporter wanita menyiarkan “rencananya perusahaan akan diambil alih oleh teman terdekat dari adik Ceo kim’s Group menurut wasiat yang ternyata telah dipersiapkan” lanjutnya

“Kris, apakah ini alasannya?” tanya cemas Sehun

“entahlah, I’m scary” kata Kris

EPILOG

“hyung…” Joonmyeon menatap Jongin masih sambil mengemudi “kau adalah Hyung terbaikku, jjang!” kata Jongin

“ne, arra. Neo do” balas Joonmyeon. Lalu tiba tiba mobil yang ia kendarai hilang kendali dan menabrak sebuah truk.

“Jongin-ah” Panggil Joonmyeon dengan sisa kekutannya “Joonmyeon hyung” balas Jongin sebelum mereka berdua menutup mata mereka untuk selamanya.

END

11 pemikiran pada “Hyung…

Tinggalkan komentar