A Long Summer With 6+1 (Chapter 14)

Title: A Long Summer with 6+1 (Part 14)

Genre: Friendship, romance

Length: Multi-chapter

Main Casts: EXO-K members, Choi Haerin, Kim Jihwa, the rests are in the story.

Author: you know me, guys.

ly7kkfs 

 

Hyung, aku tahu kenapa Jihwa kelihatannya sangat membenci Haerin,” ucap Chanyeol seraya duduk di sebelah Suho yang sedang duduk di pinggir kasurnya, membaca sebuah katalog.

Suho menurunkan katalog itu dari pandangannya, “Iya? Apa itu?”

Chanyeol pun tersenyum lebar pada awalnya, “Jadi… Jihwa sepertinya cemburu karena kita terlalu banyak menaruh perhatian kepada Haerin daripada dirinya. Jadi mungkin saja ia merasa kita ini pilih kasih. Begitu,”

Suho membulatkan kedua matanya mendengar penjelasan Chanyeol. Tetapi ia tidak begitu tahu apa yang akan di lakukannya untuk membuat Jihwa merasa lebih nyaman dan tidak akan menganggap mereka pilih kasih lagi. Setidaknya dua minggu ini sebelum kedua gadis itu kembali pulang ke tempat asalnya masing-masing.

“Bilang D.O, kalau perlu, ceritakan masalah ini kepadanya juga. Kita harus memasak makan malam lebih banyak dari biasanya. Ini untuk merayakan dua minggu sebelum kepulangan kedua anak itu, dan… sepertinya untuk permintamaafan kepada Jihwa juga,” perintah Suho yang langsung ditanggapi dengan anggukan mantap Chanyeol. Lelaki tinggi itupun langsung saja angkat kaki dari kamar Suho, sementara Suho memerhatikan Chanyeol yang sudah menghilang.

Namun tiba-tiba pikirannya kembali tertuju kepada Haerin.

Ini sudah tidak mungkin. Suho melihatnya sedang berpelukan hangat dengan Sehun pagi ini, dan itu membuatnya hilang napsu makan sampai sore ini. Hal itu membuatnya sakit hati, hal itu membuatnya merasa hancur. Tetapi yang dilakukannya adalah bersikap tegar dan tetap melempar senyum kepada member yang lainnya. Ia kelihatan baik-baik saja di luar, di samping itu, di dalam hatinya, ia merasakan sakit.

Suho pun mengangkat kepalanya menatap langit-langit kamarnya yang dicat berwarna putih pucat. Tembok itu kelihatan polos; tanpa warna—tanpa arti. Tanpa ada yang memberikan warna apapun itu kedalamnya; hampa.

Sama seperti hatinya.

Lelaki dengan senyum yang paling menawan di seluruh jagat raya itu pun tersenyum. Sepertinya ia memang harus merelakan gadis itu. Dan ia tidak perlu bilang ke siapa-siapa, cukup dia, hatinya, dan Tuhan yang tahu bagaimana. Tapi dia sendiri tidak tahu harus bagaimana. Apakah dia hanya akan membiarkan perasaan itu perlahan-lahan hilang, atau akan mencari sosok baru yang lebih baik? Molla.

Ia pun menggerakan kakinya kearah pintu kamarnya, membukanya nyaris tanpa suara. Perlahan kepalanya mengintip dari daun pintu, melihat keadaan di ruang tengah. Tidak ada yang berbeda. Suara alat masak yang beradu sudah mulai terdengar dari dapur. Sementara anak-anak yang lain sedang terlihat seru. Haerin yang menendang lutut Kai karena lelaki itu sudah mengalahkannya dalam video game, Baekhyun yang tertawa terbahak-bahak bersama Chanyeol, dan lelaki batu bernama Sehun yang sedang memerhatikan Kai dan Haerin dengan tatapan sedikit tidak suka.

“Haerin-ah,” panggil Suho dari depan pintu kamar. Gadis yang dipanggil langsung saja menolehkan kepalanya ke asal suara. “Bisa kita bicara? Maksudku… berdua?”

Haerin sempat memandang Suho dengan tatapan bertanya sebelum akhir berdiri meninggalkan Kai yang masih sibuk memencet tombol controller stick dengan ganas.

Tanpa mengalihkan pandangan dari layar flat di depannya, Kai berseru, “Ya! Haerin-ah! Kau ini bagaimana?” tepat saat itu juga Baekhyun langsung menyambar controller yang teronggok di lantai.

=================================

Haerin mengikuti Suho untuk masuk kedalam kamarnya. Sehun pun memerhatikan keduanya lewat ujung matanya, lalu menggeram pelan. Tetapi sebisa mungkin ia menahan amarahnya untuk keluar. Ia tidak ingin membuat Haerin kecewa.

Suho pun membukakan pintu kamarnya agar Haerin bisa masuk, dan itupun kedua kalinya dalam hidup gadis itu memasukki kamar Suho. Ia merasa ada yang sedikit berubah. Entah apa tirainya atau rak bukunya, Haerin sendiri bingung. Hanya saja ia merasa bahwa kamar Suho kali ini lebih polos dari biasanya.

“Jadi…” Suho memulai pembicaraan sementara Haerin berjalan pelan menuju rak buku yang berada di samping meja.

Gadis itu memerhatikan buku-buku yang ada di dalam rak dengan teliti, “Teruskan,” ucapnya.

Suho menghela napas singkat, “Aku menyukaimu, eotte?”

Gerakan gadis itu tiba-tiba terhenti, tangan Haerin yang terulur untuk mengambil sebuah buku yang menurutnya menarik juga terhenti.

Mianhae, kupikir aku hanya membuatmu semakin bingung saja. Maaf, kau boleh mengambil buku yang kau suka sekarang,” papar Suho setelah menyadari perubahan gerakan gadis itu. Suho semakin merasa menyesal ketika tiba-tiba suasana menjadi sangat canggung, rasanya Suho ingin sekali menarik seluruh perkataannya tadi.

Namun tiba-tiba Haerin berbalik menatap Suho, wajahnya tersenyum. Tak tersirat sorot apapun di wajahnya, kesal, marah atau apapun itu. Suho balik menatap Haerin, lelaki itu sempat mengira bahwa mungkin Haerin hanya ingin membuatnya cemburu dengan memeluk Sehun tetapi bukan itu. Suho sebenarnya sudah tahu jawaban apa yang akan gadis itu ucapkan. Tetapi Suho hanya ingin gadis itu mengetahui perasaannya, karena itu akan membuatnya lega.

Haerin menunduk untuk menyembunyikan wajahnya, Suho menatapnya dengan intens kali ini. “Mianhae, oppa… tetapi… kurasa kau tahu aku menyukai siapa. Dan aku benar-benar minta maaf,”

Wajah Suho terlihat sedih, tetapi Suho teringat—ia sudah berjanji pada dirinya sendiri. Ia harus merelakan gadis ini.

But can I hug you?” tanya Suho, hampir seperti berbisik.

Haerin mengangkat wajahnya, tersenyum lagi. Tanpa diminta, Haerin melingkarkan kedua lengannya di pundak Suho, membawa lelaki itu kedalam pelukkan yang selalu disukai oleh Sehun maupun Chanyeol. Suho terlihat kaget saat tahu-tahu Haerin memeluknya, tetapi ia tidak membuang waktunya bersama gadis itu, dengan lembut ia balas melingkarkan kedua lengannya di punggung gadis itu. Merasakan kehangatan yang mungkin tidak bisa Suho rasakan lagi.

Suho menghirup aroma khas gadis itu dalam-dalam, membuat aroma itu seperti menyangkut selalu di otak dan hatinya, mengeratkan pelukannya.

Tinggalah disini, sebentar saja, otak Suho kembali didebati oleh pikirannya sendiri.

Lepas gadis itu, Suho-ssi, kau tahu ia akan bahagia walaupun tanpamu, hati Suho membalas.

Anniyo, pikir Suho sembari memejamkan kedua matanya, perlahan mengendurkan pelukannya.

Relakan dan move on, Suho-ssi, kata hatinya mengakhiri seluruh perdebatan.

Suho pun melepas pelukannya, lalu tersenyum pada gadis kecil didepannya.

======================

“AYO KITA BERANGKAT!!!” seru Chanyeol keras sembari mengayun-ayunkan brosur Lotte World yang dipegangnya. Ia bahkan sempat menggoyang-goyangkan pundak beberapa member EXO yang sedang duduk tenang di dalam van saking excitednya.

Could you please, sit down calmly?” tanya Kris dengan nada biasa yang tapinya terdengar dingin di telinga Chanyeol. Logat Kanada Kris mulai kumat dengan sendirinya, membuat Chanyeol segera mematung ditempat. Sementara yang lainnya hanya terkikik pelan.

Ya, kali ini keduabelas member EXO sedang menikmati liburan mereka. Jadwal terbang maupun tampil mereka semakin banyak seiring dengan comeback yang baru saja mereka lakukan. Agensi juga sudah mempersiapkan beberapa tempat liburan yang akan didatangi oleh EXO nantinya, tetapi hari ini, mereka akan pergi ke Lotte World terlebih dahulu.

Sementara mini bus yang mereka naikki berjalan menuju Lotte World, para member EXO pun mengobrol tentang wahana apa yang akan mereka naikki nantinya. Beberapa member berusaha terlihat sok berani di depan gadis-gadis yang duduk dibelakang mereka. Luhan yang memang pada dasarnya takut pada ketinggian, lebih menghindar untuk berbicara macam-macam.

Hari ini juga pertama kalinya Chen, Xiumin, Lay, dan Tao bertemu dengan Haerin dan Jihwa. Sikap Chen dan Xiumin yang yang humble dan sedikit hiperaktif, Lay yang over lembut, dan Tao yang bersikap kekanakkan, membuat kedua gadis itu berpikir bahwa EXO benar-benar sekumpulan orang-orang yang masing-masing berbeda sikap dan kelakuan. They wondered why can those boys became so ‘one’ like this.

Sedangkan Jihwa malah tertidur disamping Haerin. Gadis kecil itu hanya bermain-main dengan jarinya. Dalam hatinya ia sedang merutuk dirinya sendiri karena bagaimana ia bisa lupa membawa ‘peralatan perang’nya seperti bukunya. Dan yang ia lakukan sekarang tanpa harus menganggu Jihwa tidur adalah berusaha menghitung domba-domba yang berada di benaknya.

=================

WE’RE HERE!!!” seru Chanyeol yang untuk keberapa kalinya, masih dengan mengayun-ayunkan brosur Lotte World, membuat wanita pemeriksa tiket sedikit membungkukkan tubuhnya demi tidak terkena gelombang suara Chanyeol yang bisa membuat telinga mereka tercekik. Siapa yang tidak akan tercekik telinganya ketika mendengar suara bas milik Chanyeol itu berteriak?

“Aku akan naik The Conquistador (a viking ride)!” kata Baekhyun seraya menunjuk kearah wahana seperti Kora-Kora yang berada di Indonesia. Tetapi yang ini lebih ekstrim.

“Kurasa aku akan naik Bumper Cars saja,” ucap Sehun cuek, diikuti dengan anggukan setuju dari D.O.

Suho terlihat berpikir sebentar, “Bagaimana dengan Camelot Carrousel?”

Xiumin pun menaikkan sebelah alisnya, “Kau yakin, Suho-ya? Komidi putar?” tanyanya sambil menahan tawanya. Lay yang kalem pun tidak sengaja meledak tawanya.

M… mwo? Bilang saja kalau kau mau naik itu juga, hyung!” bela Suho untuk dirinya sendiri, Sehun pun tersenyum menahan tawanya. Luhan juga ingin tertawa, hanya saja ia teringat pada dirinya sendiri yang takut dengan ketinggian.

Fairy Tale Theater lebih seru sepertinya,” ujar Lay kalem.

“SUDAH-SUDAH, SEKARANG KITA AKAN NAIK ROLLER COASTER YANG ADA DI FRENCH REVOLUTION SAJA!” Chanyeol pun menengahi pilihan-pilihan wahana yang terlalu childish. Apalagi setelah mendengar pilihan wahana yang dipilih Lay… Chanyeol dan yang lainnya sampai tak bisa berkata apa-apa.

Wajah Luhan seketika menjadi pias dan pucat. Mendengar kata roller coaster, ia jadi ingat saat OT12 pergi ke California setahun yang lalu… Dimana Luhan lebih memilih untuk menjaga tas-tas para member daripada harus membuat dirinya sendiri kelimpungan diatas sana.

Haerin dan Jihwa bahkan terlihat sedikit bingung dengan keduabelas member yang sekarang semakin ribut karena Luhan yang menentang untuk menaikki roller coaster, Suho yang ingin naik komidi putar, Baekhyun yang ingin naik viking ride, dan yang lain-lain. Jihwa dan Haerin yang sudah berbaikan dua hari yang lalu saling berpandangan.

Jihwa menyikut siku Haerin dengan pelan, “Haerin-ah, bagaimana kalau kita ke Jungle Adventure saja? Aku sudah lelah mendengar mereka ribut seharian,” Haerin dengan polosnya pun mengangguk setuju, sejujurnya ia juga lelah mendengar member EXO yang ribut tanpa henti.

Jihwa pun tersenyum senang dan segera saja ia menarik tangan Haerin untuk menuju Jungle Adventure. Saat melewati Sehun, Haerin sempat menepuk lengan lelaki itu seakan meminta izin. Sehun pun mengalihkan pandangannya untuk menengok kearah Haerin yang sudah sedikit jauh darinya, maknae itu pun hanya menghela napas seraya menggelengkan kepalanya.

Baru saja ia akan mengajak gadis itu untuk naik ke wahana Fantastic Odyssey, menonton teater berdua saja.

“Jadi sebenarnya apa, sih, rencanamu, hyung?” tanya Kai yang sudah mulai gondok setengah mati karena sedari tadi mereka hanya berkeliling tanpa arah di dalam situ. Xiumin bahkan sudah beberapa kali menyemprotkan cairan khusus pereda rasa nyeri di lututnya akibat hampir satu jam mereka berjalan.

Chanyeol—yang masih dengan senyum sumringahnya, kemudian menunjuk ke salah satu wahana. Membuat member yang lainnya mengikuti arah jari lelaki itu menunjuk. Beberapa ada yang terkesiap senang, namun ada juga lenguhan pelan yang tak lain adalah milik Luhan dan Lay. Dan ada beberapa juga yang tak berani berkata apa-apa, pokoknya ikuti saja kata makhluk jangkung creepy di depannya ini.

–in other side—

Haerin dan Jihwa sudah keluar dari wahana Jungle Adventure, mereka juga tidak sengaja dengan beberapa member EXO yang berada tidak jauh dari mereka. Gadis-gadis itu sempat menatap heran kepada Lay dan Luhan yang hanya duduk di depan roller coaster sambil meminum sebotol cola.

Oppa, kenapa tidak ikut naik?” tanya Jihwa seraya menjatuhkan tubuhnya di sebelah Lay, sementara Haerin dengan hati-hati mengambil tas ransel milik Sehun yang sempat terjatuh dari pangkuan Luhan, lalu menaruh tas itu pada pangkuannya. Lay hanya menjawabnya dengan gelengan. Jihwa pun menahan tawanya. “Are you scared? Hah, don’t say,

Lay menghela napas, “I’m phobia with it, same with Luhan,” ujarnya pelan. Luhan yang mendengar itu hanya meninjuk lengan Lay pelan, dan disambut dengan cekikikan Jihwa.

Tiba-tiba Haerin merasakan tepukan ringan di pundaknya. Ia melihat kearah kanannya, tetapi tidak ada apa-apa. Langsung saja ia ingat bahwa tangan itu menepuknya di sebelah kiri -_- langsung saja ia menoleh kearah kiri.

Haerin mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang menepuk pundaknya. Ia langsung saja mengenali rambut pirang gelap milik lelaki di depannya. Matanya yang sipit dan lengannya yang kekar langsung turun untuk menyambut tangan Haerin.

“Jongup oppa?” tanya Haerin masih tidak percaya dengan lelaki yang berdiri di depannya itu. Siapa lagi kalau bukan Moon Jongup, teman kecil Haerin saat berumur 4 tahun yang tinggal bersebalahan dengannya. Jongup yang mengenalkannya pada buku-buku, ketika Haerin kecil lebih suka bermain dengan pensil warna dan buku gambar. Jongup-lah satu-satunya lelaki yang dipercaya oleh Haera untuk menjaga Haerin kelak—tentu saja sebelum lelaki itu pindah ke Busan.

“Haerinnie!” seru Jongup seraya membentangkan kedua tangannya, siap untuk merengkuh kembali gadis yang sudah berada dalam pikirannya selama bertahun-tahun. Haerin pun tertawa lepas seraya melemparkan tubuh mungilnya kedalam pelukan Jongup.

Luhan, Lay, dan Jihwa langsung berekspresi sama—antara terkejut dan merasa khawatir pada saat yang sama. “Sehun surely would be mad if he saw this,” bisik Lay kepada Jihwa dan Luhan yang masih saja memerhatikan kedua orang yang sedang reunian.

Ya, tentu saja Sehun akan marah. Apalagi saat tiba-tiba lelaki dingin itu datang dan memegang bahu Jongup dengan kuat.

==============to be continued————-

43 pemikiran pada “A Long Summer With 6+1 (Chapter 14)

Tinggalkan komentar