Learn and Write Fanfiction

banner2

Annyeong, with violetkecil here. Postingan ini akan berisi tulisan yang cukup panjang tentang fanfiction dan cara menulis fanfiction yang menarik pembaca. Berawal dari tugas memposting fanfic kalian dan sering banget menemukan fanfic yang sebenarnya memiliki ide cerita yang bagus tapi mungkin masih ada beberapa hal yang bikin agak kurang menarik untuk dibaca. Apakah itu? Salah satunya dalam penggunaan tanda baca. Oke, mari langsung disimak saja.

First, kita mulai dari mengenal lebih jauh semua hal yang berkaitan dengan fanfiction.

— {1}apakah Fanfiction itu?

Fanfiction atau Fanfic/FF merupakan karya fiksi orisinal yang didasarkan pada tokoh-tokoh dan atau lokasi serta situasi yang diambil dari suatu karya asli (film, buku, video game, dll) yang mempunyai hak cipta. Meskipun fanfic berisikan tokoh, lokasi, serta situasi yang diambil dari karya asli, tetapi penulis fanfic tidak memiliki hak hukum, dalam hal ini hak cipta, atas tokoh, maupun lokasi/situasi tsb.
Biasanya penggemar atau fans menulis fiksi tersebut untuk mewujudkan gagasannya tentang para tokoh dan atau situasi dari karya asli, yang tidakk diwujudkan oleh penulis aslinya.
Lebih jauh lagi, biasanya motivasi para penulis fanfic ini adalah untuk kepuasan batin belaka, sama sekali tidak ada motivasi komersil.

APA GENRE FANFICTION-MU?

Genre adalah kategori fanfiction. Ada beberapa genre dan perbedaan istilah yang digunakan. Nah, di bawah ini beberapa genre yang sering digunakan dalam Korean fanfiction.

Action/Adventure: FF yang berisi kisah petualangan tokohnya, dengan kemungkinan adegan perkelahian/pertempuran.

Alternate Universe: Situasi yang berbeda dengan yang dibangun dalam canon-nya/kehidupan sebenarnya/cerita aslinya. (Di EXO fanfiction kita sering mendengar istilah Mama!AU, artinya situasi FF yang digunakan sama seperti yang ada dalam MV Mama. Contohnya FF Zodiac by black_goose & umberela).

Angst: FF yang melibatkan tingkat kecemasan tinggi dengan permainan emosional, fisik dan mental yang membuat pembacanya dapat merasakan perasan yang sesak dan dapat menitikkan air mata. Biasanya berakhir sad ending.

Band Fic: FF yang yang memfokuskan pada keseluruhan grup tokoh (biasanya dalam fanfiction boy band atau girl band).

Bromance: FF dimana tokoh laki-laki menunjukkan sifat kasih sayang kepada tokoh laki-laki lainnya (biasanya sebagai pasangan), tapi berbeda dengan Incest yang melibatkan pasangan saudara sedarah.

Brothership: FF yang menceritakan tentang hubungan tokoh laki-laki dengan tokoh laki-laki lainnya sebagai kakak atau adik .

Comedy/Humor: FF yang mengandung unsur komedi dan humor .

Crack: FF dengan plot cerita yang mengejutkan, tiba-tiba berubah, dan tidak umum.

Crossgender: FF dengan tokoh berubah gender dari karakter aslinya. (Misalnya aslinya cowok, tapi di FF dia sebagai cewek).

Death Fic: FF yang tokoh utama atau salah satu tokohnya mati dengan tragis.

Drama: FF mengutamakan pada konflik emosi dan bertujuan membuat pembaca terhanyut dalam cerita. Biasanya dalam genre drama semua permasalahan ada.

Divergence: Cerita yang mulanya berangkat dari fakta yang sama dengan canon-nya, kemudian pada titik tertentu berbelok memasuki situasi karangan penulisnya yang berbeda dengan canon-nya. Contohnya FF Light by Lighthan13.

Family: FF yang menceritakan tentang hubungan kekeluargaan.

Fantasy: FF di mana author menciptakan dunianya sendiri (dream land). Sebuah dunia alternatif yang berada dalam legenda atau mitos zaman dulu. Biasanya melibatkan sihir, unsur mistik, atau hal-hal supranatural.

Fluff: FF yang pendek, namun ceritanya manis/menyenangkan dan happy-ending.

Friendship: FF tentang persahabatan.

Gore: FF yang penuh dengan darah, kekerasan, pembunuhan, dan hal-hal lain semacamnya. Contohnya FF 48 Hours by 辛辛息息.

Het, Het Fic: Kepanjangannya Heteroseksual yang berarti hubungan normal (straight) antara laki-laki dan perempuan.

Historical: FF yang mengambil latar waktu berbeda. Istilah lain yang sering digunakan adalah Alternate Timing (Waktu/masa dalam cerita fanfic itu berbeda dengan waktu/masa pada cerita asli)

Horror: FF yang berisikan cerita seram dan menakutkan.

Hurt/Comfort: FF yang memiliki sisi hurt (sedih/menyakitkan) tapi juga memiliki sisi comfort (menenangkan). Contoh sederhana FF Baby Don’t Cry.

Married-life: Menceritakan tentang kehidupan sebuah pernikahan.

Mystery/Suspense: FF yang berisikan cerita misteri/menegangkan. Berkaitan dengan kejahatan atau ada suatu kasus tertentu.

Non-Canon: FF yang berisikan hal-hal yang bertentangan dengan kehidupan aslinya, kebalikan dari Canon.

Psychology: FF yang berisikan unsur-unsur psikologi seperti kepribadian ganda dan gangguan kejiwaan lainnya.

PWP: Plot What Plot, FF yang tidak memiliki plot yang jelas dan biasanya sangat pendek. Atau bisa juga diartikan Porn Without Plot, hanya berisi unsur seksual, tidak ada plot yang membangun cerita.

Romance: FF yang berisikan kisah percintaan (dan pastinya genre ini paling sering ditulis).

Sad: FF yang berakhir (atau di sepanjang alur ceritanya) menyedihkan.

Science Fic: Kependekan dari “science-fiction”. Sebuah fiction yang mengandung unsur ilmiah, seperti Science dan IPTEK yang melibatkan teknologi dan hal-hal yang modern. Contohnya FF Revolution by purpleskies.

School-life: Menceritakan tentang kehidupan dengan latar sekolahan.

Song Fic: Fanfiction yang terinspirasi dari lagu.

Slash, slash fic: FF yang mengandung hubungan percintaan antara sesama jenis.

Smut: FF yang berisi penggambaran adegan seks.

Supernatural: FF yang bercerita mengenai kemampuan yang diluar batas manusia. Seperti sixth sense (indra keenam), kemampuan meramal, dll.

Thriller: Fokus ke adegannya yang dipenuhi kejutan dengan alur cepat dan melibatkan ancaman fisik karakter. Seperti, pembunuhan atau mutilasi.

Tragedy: FF yang menceritakan kesedihan dan hal-hal tragis yang menguras air mata. Kadang dikisahkan penyiksaan salah satu karakter.

Yaoi – Shounen-Ai: Kisah percintaan antara laki-laki dan laki-laki, biasanya hanya untuk orang dewasa. Banyak yang salah mengartikan antara yaoi dan shonen-ai. Yaoi lebih mendeskripsikan mengenai adegan seksual (biasanya eksplisit), sedang shonen-ai lebih berfokus pada kisah percintaannya dan tidak mengandung unsur lemon eksplisit.

Yuri – Shoujo-Ai: Sama dengan yaoi, hanya saja yuri percintaan antara wanita dan wanita.

RATING

Pemberitahuan pada pembaca, tahap umur mana yang sesuai untuk membaca FF ini. Biasanya didasarkan pada MPAA Rating (Motion Picture Association of America) yang digunakan pada film.
Rating ini terdiri atas:

G -General Audience
Semua Umur. Ini menunjukan bahwa cerita ini tidak mengandung hal-hal yang oleh orangtua dipandang berbahaya bahkan untuk anak terkecil sekalipun. Penggambaran tubuh telanjang, adegan seks, penggambaran penggunaan narkoba sama sekali tidak ada, kekerasan minimal, percakapan tidak menyerempet kata-kata yag tidak layak didengar

PG -Parental Guidance Suggested
Beberapa hal mungkin tidak sesuai untuk anak. Adegan seks dan penggunaan narkoba sama sekali tidak ada. Penggambaran tubuh telanjang mungkin ada meski hanya sekilas, kekerasan dan horor tidak melebihi batas

PG-13 Parents Strongly Cautioned
Beberapa hal mungkin tidak sesuai untuk anak di bawah usia 13. Meski adegan seks, penggambaran tubuh telanjang, dan kekerasan yang berlebihan masih tidak ada, namun mungkin sudah ada penggambaran penggunaan narkoba, dan makian menggunakan istilah seks.

R -Restricted
Mereka yang di bawah 17 tahun memerlukan pendampingan orangtua (usia bervariasi, tergantung tempat). Sangat mungkin mengandung bahasa yang kasar, tema dewasa, kekerasan, adegan seks dan penggambaran penggunaan narkoba

NC-17 -No One 17 and Under Admitted
Jelas-jelas tidak boleh dibaca oleh mereka yang berusia di bawah 17, karena sangat mungkin mengandung adegan seks yang eksplisit, bahasa yang sexually-oriented, kekerasan yang berlebihan.

PANJANG FANFIC/LENGTH

Drabble: Terdiri dari 100 – 200 kata. Drabble adalah jenis fanfic terpendek/sangat pendek.

Ficlet: Lebih panjang dari drabble, kira-kira sekitar 500 – 800/900 kata.

Oneshot: Oneshoot hampir menyerupai sebuah cerpen. Terdiri dari 2000 – 3000 kata. Biasanya sebuah cerita oneshoot akan langsung tamat.

Double shot / Two shots: Cerita yang terdiri atas dua bagian (dua chapter)

Short story: Cerita bersambung yang lebih sedikit daripada “Chaptered Fanfic”. Biasanya hanya terdiri dari 4 – 5 Chapter.

Chaptered / Series Fic: Cerita bersambung yang hampir menyerupai novel. Biasanya akan lebih dari 10 chapter. Boleh memiliki lebih dari satu konflik.

BEBERAPA ISTILAH LAINNYA DALAM FANFICTION

Canon: mengacu pada sifat, karakter, peristiwa, plotline, yang terjadi secara nyata dalam sumber resmi yang mendasari suatu fanfiction.

Fanon: Informasi atau karakterisasi yang belum pernah dikonfirmasi, tapi diterima oleh para penggemarnya.

OTP (One True Pairing): Bisa di bilang ini seperti tokoh pasangan favorite kita setiap menulis FF. Misalnya Hunhan (Sehun dan Luhan).

Original Character (OC) / Other Cast / Other Character: Artinya karakter ini murni buatan si pengarang, yang mana adalah imajinasi. Buat karakter cewek biasanya OFC dan cowok OMC tapi biar singkat langsung OC juga tidak apa-apa.

Out Of Character (OOC): Arti pastinya karakter yang di bangun di luar karakter aslinya.

Disclaimer: Pesan dari penulis fanfiction yang menyatakan bahwa plot adalah karya fiksi, miliknya sendiri, hanya untuk kepentingan entertainment, dan tokoh-tokoh yang digunakan bukanlah hak cipta miliknya.

POV : Point Of View, atau sudut pandang.

Sebenarnya masih banyak istilah-istilah yang ada, tapi violetkecil hanya menjabarkan istilah yang umum digunakan. Masih ada yang kurang jelas? Tinggalkan pertanyaan di box komentar. I’ll try to answer. Nah, sekarang setelah mengerti beberapa istilah dalam per-fancfiction-an, sekarang saatnya kita menulis fanfic. Beberapa tips di bawah ini disadur dari forum  ffhp5 dengan beberapa perubahan/penambahan.

— {2}bagaimana cara menulis Fanfiction yang baik?

BAHASA
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini :

Hi, Jongin. Nice 2 C U
White !!! Thanx 4 ur commentz
Gilee .. Gw mana bisa spt itu, tp gpp dech, yg sdh ya sdh

Kalau kalimat-kalimat seperti itu muncul di message board/comment box, kesannya akrab dan hangat. Tapi coba kalau kita membaca fanfic sepanjang 10 halaman dengan kalimat-kalimat yang melulu seperti itu, penuh dengan simbol-simbol dan singkatan. Pusing, kan?

Karena itu, tulislah dengan bahasa Indonesia (atau Inggris) yang baik dan benar. Bukan berarti pakai bahasa kaku lho.
Biasanya bahasa percakapan lebih akrab, dengan mempergunakan kata-kata seperti ‘ngapain’, ‘biarin’, dll. Sedangkan bahasa naratif (paragraf-paragraf yang menjelaskan, tanpa ada kalimat percakapan di dalamnya) ditulis dalam bahasa baku.

Beberapa teenlit banyak yang menggunakan bahasa remaja tapi tetap memperhatikan segi penulisan agar enak dibaca. Namun, untuk beberapa novel dengan setting Korea atau novel Korea terjemahan, sebagian besar menggunakan bahasa yang agak baku.

TANDA BACA DAN PENGATURAN PARAGRAF

Jangan lupa menggunakan tanda baca seperti semestinya. Rasanya semua juga tahu aturan-aturannya. Misalnya:

  • Pada akhir kalimat gunakanlah titik.
  • Huruf pada kata pertama setelah titik menggunakan huruf kapital.
  • Pada percakapan gunakanlah tanda petik (“) di awal dan di akhir percakapan, supaya pembacanya tidak bingung, ini kalimatnya sudah selesai apa belum. Nah, tanda baca diletakkan sebelum tanda petik.
  • Jangan menggunakan tanda baca berlebih, seperti tanda seru atau tanda tanya lebih dari dua sekaligus. Juga kapitalisasi yang berlebih (ingat bahwa huruf kapital sama dengan berteriak).
  • Setelah tanda baca jangan lupa beri spasi. Supaya mata tidak lelah membacanya. Juga yang sering terlupakan, antara kalimat percakapan.
  • Kata asing dicetak miring (italic).

Mari lihat contoh penulisan di bawah ini.

Mereka duduk di sudut coffee shop dan memesan dua gelas coffee latte. Kyungsoo memegang gelas kopi dengan kedua tangan dan meniup asap kecil yang mengepul dari gelas. Jongin tidak melepaskan pandangan dari seraut wajah di depannya.

“Jadi kita di kampus yang sama? Aku tidak pernah melihatmu.”

Kyungsoo hanya tersenyum, “Kau hanya belum melihatku. Kita mungkin akan bertemu lagi.”

(Once We Loved)

Atau

“Aku sudah bilang, berhenti memanggilku Noona, aku hanya lebih dulu lahir dua bulan darimu,” potongku.

“Tapi jika aku tidak memanggil ‘Noona’, Hyung akan memarahiku,” belanya.

(Sweety You)

Lalu usahakan tidak membuat paragraf yang terlampau panjang atau kalimat yang terlalu panjang dan berbelit-belit. Contohnya:

Aku pertama kali bertemu dengannya yang menggunakan kemeja biru kotak-kotak dengan lengan tergulung hingga siku di parkiran kampus dan ia tersenyum hangat kepadaku.

Akan lebih enak dibaca jika:

Aku pertama kali bertemu dengannya di parkiran kampus. Ia menggunakan kemeja biru kotak-kotak yang digulung hingga siku dan tersenyum hangat kepadaku.

SUBSTANSI

Alias isi. Ada dua macam  di dunia fanfic:
CANON maksudnya fakta-fakta yang diutarakan sesuai kehidupan nyata. Misal, Luhan berasal dari Cina.
FANON, yang ini berarti “fakta” yang tidak ada di kehidupan nyata, tetapi lebih menyerupai rumor atau gosip. Misalnya, sebelum menjadi traine di SM, Luhan pernah menjadi traine di JYP.

RISET

Buat apa riset? Kita kan tidak sedang membuat skripsi? Ya, kalau kita bermaksud membuat fanfic canon, dengan setting kehidupan anak-anak EXO, maka satu-satunya yang perlu kita tambahkan dalam fanfic kita hanyalah imajinasi.

Tapi (ini juga berlaku buat fanfic canon lho) kalau kita sampai menyinggung lokasi lain, masa yang berbeda, peristiwa-peristiwa tertentu, maka sebaiknya kita melakukan riset dulu.

Tidak perlu muluk-muluk, yang kita butuhkan tidak banyak, paling-paling searching di Google atau bertanya kepada orang yang lebih mengerti. Semua ini bisa menjadikan fanfic kita lebih hidup, lho.

Satu lagi yang tidak kalah pentingnya adalah kamus. Kamus Bahasa Indonesia (kalau kamu mengarang fanfic dalam bahasa Indonesia) dan Thesaurus (kalau kamu mengarang fanfic berbahasa Inggris). Kamus penting untuk memperkaya kosa kata kita.

Coba bayangkan, kalau dalam fanfic-mu, setiap percakapan diakhiri dengan : kata Luhan, kata Sehun, kata Baekhyun, kata Suho, dan seterusnya. Membosankan?

Bandingkan jika kita menggunakan : kata, sahut, ujar, gumam, bisik, desis, geram, teriak, dan entah apa lagi yang ada dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia.

Jadi perkaya-lah perbendaharaan katamu, dan fanfic-mu akan semakin menarik, selama kata-kata itu digunakan dengan semestinya.

ALUR CERITA

Sebuah karangan bisa dikatakan sebuah cerita, bila mempunyai plot atau alur atau bisa juga jalan cerita yang jelas dan memenuhi standart alur.

Singkatnya, sebuah cerita seharusnya mempunyai bagian-bagian :

1. Pengantar

2. Inti cerita, yang terdiri dari:

  • konflik
  • klimaks
  • anti klimaks

3. Penutup atau ending

Penjelasannya begini :

1. Pengantar

Biasanya bagian ini menguraikan sebuah pengenalan secara keseluruhan, seperti pengenalan tokoh, setting cerita, dan waktu cerita itu ada. Biasanya pada bagian ini kita belum menemukan konflik, walaupun ada yang sudah mulai membuka konflik pada bagian pengantar, tetapi biasanya hanya pembuka konflik, tidak langsung menciptakan konflik.

contoh :

Namaku Jongin, aku adalah seorang dancer, dsb .

Itu dinamakan bagian pengantar, mengenalkan karakter tokoh, dia siapa dan ada apa dengan dirinya. Tidak harus seperti contoh diatas sih, bisa saja kamu mulai dengan:

Pada suatu sore, di apartemen lantai 21 yang terletak di kawasan Gangnam.

2. Inti cerita

Kita bisa juga menyebutnya sebagai batang tubuh cerita, di bagian ini kita menemukan sebagian besar roh cerita. Karena bagaimanapun cerita dibangun dengan konflik atau sebuah masalah untuk menarik minat pembaca, kalau tidak ada konflik, kan tidak akan ada cerita. Betul, kan?

Inti cerita terdiri dari :

Konflik

Pada bagian ini mulai dibangun sebuah masalah. Contoh, jika kita menginginkan sebuah cerita dimana Kyungsoo yang cenderung tertutup dan Jongin hanya bisa memendam perasaannya diam-diam.

Contoh :

Jongin hanya bisa menahan rasa kesal dalam hati. Mereka selalu berada di ruangan dance yang sama tapi perhatian Kyungsoo tidak pernah sekalipun tertuju ke arahnya. Kyungsoo dimata seorang Jongin seperti sebuah tembok yang tidak pernah ia tembus. Dancer dengan warna kulit gelap itu tidak pernah bisa meraba apa yang sedang Kyungsoo rasakan.

-Klimaks

Kalau pada bagian konflik baru dibangun sebuah masalah, maka di bagian ini masalah sudah terbentuk dan tercipta suatu konfli yang akan mencapai penyelesaiannya, istilahnya kalau pertengkaran, bagian ini adalah bagian panas-panasnya, bagian yang menarik perhatian lebih besar, dimana pembaca dan penonton harus menahan nafas untuk mengetahui lanjutan ceritanya.

Contoh :

Kyungsoo menggenggam tangan dan tidak sadar ia sedang memegang pisau. Jongin menatapnya dan ingin mendekat. Bau besi mulai tercium di ruangan kecil itu.

Hyung! Apa yang kau lakukan? Tanganmu?” tanya Jongin khawatir.

Kyungsoo hanya diam dan berteriak kasar pada Jongin.

-Antiklimaks

Di bagian ini cerita mulai cooling down, artinya konflik sudah dapat diselesaikan atau bisa dibilang pada saat ini jalan keluar akan konflik mulai terlihat, perlahan-lahan konflik tidak dipertajam dan mulai cooling down.

Contoh :

Kyungsoo melepas genggaman tangannya. Pisau jatuh di lantai keramik. Lututnya lemas dan menghempas lantai yang dingin. Jongin berlari ke arahnya.

3. Penutup

Pada bagian ini biasanya merupakan epilog dari cerita itu, atau juga susananya sudah mulai nyaman dan tenang. Sama sekali tidak ada konflik dan yang ada hanya kedamaian dan tuntasnya cerita. Untuk cerita bersambung, biasanya untuk penutup dibuat untuk menggiring kepada cerita berikutnya.

Contoh:

Jongin memeluk Kyungsoo dan mengelus pelan pundak yang terlihat rapuh itu. Ia berbisik pelan di telinga Kyungsoo, “It’s okay Hyung. I’m here.”

Kyungsoo mulai tenang. Ia mengatur nafas seirama dengan gerakan tangan Jongin. Ia tidak tahu apa yang sedang mengendalikan emosinya tadi. Sekarang yang ia tahu adalah ia akan baik-baik saja. perlahan dinding kaku yang menyelimuti hatinya mulai runtuh dan Kyungsoo tahu ia mulai membuka diri untuk Jongin.

JENIS ALUR CERITA

Sebuah karangan dapat dikatakan cerita, entah itu cerpen ataupun cerbung maupun novel, jika mempunyai plot atau alur cerita yang bagian-bagian plot sudah diuraikan sebelumnya. Tanpa plot, sulit dikatakan bahwa itu sebuah cerita. Karena sedatar apapun cerita yang kita buat, pasti mengandung konflik, walaupun bukan konflik tajam, konflik merupakan emosi dari sebuah cerita. Disana kita bisa paham apakah si tokoh sedih, gembira, ataupun marah. Jika tidak ada penggambaran emosi, maka tidak tercipta karangan yang menarik. Dan jika tidak ada konflik, apa yang menarik pembaca untuk menyimaknya ?

Plot cerita sudah diuraikan sebelumnya, bahwa paling tidak cerita itu harus memuat pembukaan, konflik, dan penyelesaian konflik. Lebih detailnya, memang cerita disarankan ada pembukaan yang menguraikan pengenalan cerita, lalu penciptaan konflik, lalu klimaks yang merupakan bagian dimana konflik jadi sorotan utama, kemudian anti-kilmkas dimana konflik sudah mulai turun, dan penutup dimana cerita sudah cooling down dan siap untuk diakhiri. Jika bagian dalam karangan ada bagian-bagian tersebut, maka karangan tersebut berhak dinamakan sebuah cerita.

Setelah kita mendapati bagian-bagian cerita tadi, maka kita bisa lihat, ada jenis-jenis plot, atau alur cerita.

Ada beberapa jenis plot atau alur cerita, yaitu :

ALUR MAJU (PROGRESS)

Artinya plot cerita berjalan berurut, dari pengenalan sampai penutup. Si pengarang menguraikan cerita dimulai dari pengenalan tokoh, setting cerita, dan waktu cerita itu terjadi. Setelah pengenalan dimulai membuka konflik atau permasalahan, kemudian mempertajam permasalahan dan penyelesaian masalah, semua disajikan secara berurutan.

ALUR MUNDUR (FEEDBACK)

Artinya, cerita bisa dimulai dari konflik dahulu, baru pengenalan kemudian penyelesaian masalah, sehingga kita terkesan membaca sebuah cerita yang bercerita tentang masa depan sang tokoh dahulu, baru mengetahui latar belakang sang tokoh kemudian. Bisa dibilang cerita ini adalah alur melompat, karena langsung menuju inti cerita baru pengenalan.

ALUR BERCAMPUR (MIX)

Artinya kedua alur tersebut bisa dipakai keduanya, ini bisa terjadi untuk cerita bersambung atau novel. Misalnya diawal cerita sudah melakukan pengenalan, kemudian ada konflik, lalu cerita mundur berbalik sebelum peristiwa yang diceritakan terjadi, entah untuk melakukan pengenalan lebih jauh atau untuk mempertajam konflik. Contoh: FF Once We Loved by violetkecil atau FF Arbitrage by Fumerie.

Untuk membuat cerita memang bebas kita memilih, akankah kita memulai persoalan dahulu baru pengenalan dan penyelesaian, atau diurutkan dari pengenalan baru ke inti masalah, bagaimana kita sebagai pengarang bisa enak membuat cerita dan dapat dinikmati pembaca. Dan bukan berarti dengan adanya plot cerita dan jenis-jenis alur cerita, kita jadi terbatas berekspresi. Ini hanya dipaparkan untuk kita jadikan pedoman, apakah karangan kita layak disebut cerita atau tidak. Karena kalau cerita tanpa adanya konflik, apa yang dapat kita rasakan? Bukankah ketika kita membuat cerita untuk mengajak pembaca memahami emosi yang terjadi pada cerita itu?

Lalu ada pertanyaan, apakah harus selalu ada konflik dalam sebuah cerita? Bisa dikatakan, konflik adalah bagian dimana sebuah cerita itu ada. Dan konflik sendiri tidak harus tajam dengan pertengkaran atau persaingan satu tokoh dengan tokoh utama. Konflik batin atau kesedihan tokoh utama juga merupakan konflik. Konflik pada cerita merupakan penggambaran emosi pada cerita tersebut, entah itu cerita drama, aksi, atau misteri. Pernah membaca cerita Atheis karangan Achdiat Karta Mihardja? disana lebih menggambarkan konflik bathin si tokoh agama yang tidak merasakan kedamaian dirinya dalam beragama sehingga akhirnya memilih menjadi atheis, dan walau pada kenyataannya si tokoh mati dalam keadaan bingung. Tidak ada konflik pertengkaran yang tajam, walaupun tidak bisa dibilang cerita itu datar.

Atau mungkin kita masih ingat karya Siti Nurbaya, Kasih tak Sampai-nya Marah Rusli,. Disana juga bukan konflik pertengkaran yang lebih ditonjolkan, lebih pada kesedihan dua tokoh utama yang cinta mereka tidak pernah kesampaian sampai akhir hayat mereka. Perasaan sedih kedua tokoh ini juga merupakan konflik yang cukup tajam.

Atau kita bisa baca FF Something Hidden. (sorry jadi kebanyakan promosi XD), di FF ini tidak ada konflik, hanya lebih menekankan pada perasaan sang tokoh.

Pada intinya konflik adalah jiwa dari cerita, dimana pembaca bisa merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh tersebut, tidak harus dengan dialog, tetapi penuturan si pengarang yang menggambarkan rasa hati si tokoh.

Sekali lagi, pembagian plot dan jenis alur cerita bukan untuk mematikan imajinasi yang ingin kita tuangkan dalam cerita. Tetapi kedua hal ini untuk membantu pengarang agar menjaga ceritanya jangan sampai melebar ke hal-hal yang tidak perlu hingga akhirnya malah cerita itu tidak ada endingnya atau juga membantu seorang penulis yang selalu menulis dalam mood, sehingga ada pedoman untuk menyelesaikan ceritanya.

Misalnya kamu punya ide tentang Chen seorang pianis yang diam-diam jatuh cinta pada seorang gadis yang ia temui di toko musik, tetapi kamu belum ada mood untuk menyelesaikannya dalam sekali tulis, maka kamu bisa membuat kerangka karangan terlebih dahulu, bagaimana awalnya, mau dibuat bagaimana akhirnya dan bagaimana merangkai plotnya. Sehingga kamu ada mood untuk melanjutkannya kamu masih ingat apa yang ingin kamu selesaikan dalam cerita tersebut, sehingga cerita tidak perlu melebar kemana-mana.

Sudah jelas kan, pembagian yang aku uraikan diatas bukan untuk mematikan semangat kita untuk menulis, tetapi lebih untuk menjaga jalan cerita yang kita inginkan supaya tidak malah mematikan perasaan bosan kita sendiri untuk menuntaskan cerita yang sudah susah payah kita bangun. Rugi kan rasanya, ide sudah ada di kepala kita terpaksa kita hentikan penggarapannya karena si penulis terjangkit rasa bosan terhadap karyanya sendiri?

PROBLEM: KESAMAAN IDE

Aku punya ide, bagaimana kalau Luhan jadi xyz, kemudian Sehun jadi abc, kemudian keduanya bla-bla-bla. Pas mau ditulis, eh .. kok ada orang lain yang punya ide sama ya ? Jangan kecil hati, tiap orang punya style penulisan sendiri-sendiri. Dari gaya bahasa misalnya, ada yang suka kalimat-kalimat panjang, ada yang pendek. Ada yang suka menuliskan dari sudut orang ketiga, ada yang dari POV salah satu tokoh. Ada yang menulis gaya ‘real-time‘ ada yang suka pakai flashback. Ada yang suka pakai bahasa sehari-hari (not to mention ‘bahasa gaul’, ini cuma cocok untuk ficlet, FF yang pendek. Kalau FF panjang pusing bacanya) ada juga yang suka pakai bahasa puitis dengan berbagai pengandaiannya. Jadi, satu ide yang persis sama bisa saja ditulis dengan gaya yang berbeda-beda.

Jangan kecil hati kalau ide-mu sama dengan ide orang lain, karena tiap individu pasti punya ciri mandiri dalam menulis.

Perlihatkan, jangan katakan.

Kamu mau menceritakan bahwa Chanyeol adalah seorang yang jahil? Bedakan kedua quote ini:

Chanyeol adalah seorang anak yang suka mengganggu temannya.

Bedakan dengan:

Chanyeol menggeser piring kue krim itu ke dekat Kyungsoo. Matanya berkilat-kilat, dan mengedip pada Baekhyun. Wajahnya menunjukkan ketidaksabarannya tatkala Kyungsoo lama sekali mengunyahnya. Begitu lenyap kue itu ke dalam perut Kyungsoo, ia menunggu kembali dengan tidak sabar selama beberapa menit. Senyum jahil terpampang jelas di wajahnya ketika Kyungsoo berlari menuju toilet sambil memegang perut.

Beda, kan? Jadi, buatlah ceritamu lebih hidup dengan penggambaran-penggambaran semacam itu. Biarkan pembaca sendiri yang menarik kesimpulan bahwa “Chanyeol adalah seorang anak yang jahil”.

PERNAK PERNIK PENULISAN

Pedoman menulis:

* Plot is what happens in a story,

* What happens is what the characters do,

* What the characters do is determined by who they are,

* Who they are is influenced by what happens

{source: http://katspace.net/works/fanfic.shtml}

Bingung? Maksud utamanya adalah bahwa sebuah cerita yang baik adalah merupakan keterpaduan dari situasi dan karakter/tokoh. Apalagi kita menulis fanfiction, berarti tokoh-tokoh dan karakternya sudah ada.

— {3}writer’s block

Masalah lain dari seorang penulis adalah writer block.

Sering kita menemukan suatu ide yang cemerlang, ‘Ting! Seperti ada lampu yang menyala di kepala kita’. Cepat-cepat kita menuliskannya, tapi … setelah beberapa saat kok mandeg ya ? 😦

Berikut mungkin berguna untuk mengatasinya.

*Pada saat kita mulai menulis, tentukan tujuannya, misalnya, FF ini akan berakhir dengan ‘jadian’-nya Luhan dengan Yoona. Dari awal menuju tujuan itu buat kerangka kasarnya. Dengan demikian bila kita menemui kesulitan meneruskan, kita bisa melihat poin-poin yang tersusun, dan mungkin akan menimbulkan ide untuk mengembangkannya.

*Kalau kita masih mandeg pada bagian tertentu, tapi imajinasi sudah melayang pada bagian lain, misalnya sedang mengerjakan terusan chapter 3, tapi kok yang terbayang adalah endingnya? Tunda saja dulu chapter 3 itu, kerjakan endingnya, mumpung lagi mood. Setelah itu baru balik lagi ke chapter yang tadi ditinggalkan. Daripada kita berkutat di bagian yang enggak maju-maju, sementara ide cemerlang tentang bagian lain jadi tak tergarap ?

*Kalau masih juga mandeg, kerjakan saja hal lain. Endapkan saja dulu FF itu, jalan-jalan, nonton, baca buku, dengerin lagu atau mandangin wajah bias, siapa tahu kita menemukan ide segar dengan cara ini .

— {4}beta-reader

Penulis juga perlu beta-reader loh~

Apakah Beta Reader itu ?

Mengapa penulis memerlukannya?

Bagaimana cara menjadi Beta Reader yang baik ?

Tujuan Beta-Reader ialah agar penulis bisa membuat cerita terbaik yang bisa ia buat. Dengan cara menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam cerita itu, bagaimana cara memperbaikinya, dan ditambah lagi dengan menunjukkan keunggulan cerita tersebut.

Istilah ‘Beta-Reader’ pada mulanya diambil dari istilah industri software, ‘beta-tester‘. Para pembuat software melakukan serangkaian pengujian untuk software yang mereka buat, mencari kelemahan dan keunggulannya sebelum dilempar ke pasaran. Akan tetapi pada umumnya mereka terfokus pada cara pandang ‘pembuat’. Mereka ini, para penguji pertama, diistilahkan dengan ‘alpha-tester‘.

Kemudian dicari penguji dari kalangan pengguna, mereka diharapkan menemukan kelemahan dan keunggulan software dari pengalaman menggunakannya. Karena mereka penguji tahap kedua, maka istilahnya adalah ‘beta-tester‘.

Istilah ini kemudian diaplikasikan pada penulisan, khususnya fanfic. ‘Alpha-Reader‘ adalah si penulis sendiri, yang tentu saja melihat kelemahan dan keunggulan cerita dari sudut pandangnya selaku penulis. Sedang para pembaca selanjutnya menjadi “Beta-Reader’, mereka diharapkan dapat menemukan kelemahan-kelemahan dan atau keunggulan yang terlewatkan oleh si penulis, karena dilihat dari sudut pandang selaku pembaca.

Inilah sebabnya Beta-Reader diperlukan, untuk melihat dari lebih banyak sudut pandang, kelemahan-kelemahan cerita untuk diperbaiki, dan keunggulan cerita untuk dipertahankan bahkan ditingkatkan. Beberapa Beta-Reader mungkin akan lebih baik daripada hanya satu, karena orang kan berbeda-beda. Ada yang teliti pada segala macam tatacara penulisan, tanda baca, huruf kapital, penulisan yang dipisah atau disambung, kesalahan ketik, dsb. Ada pula orang yang lebih jeli pada kesinambungan plot cerita. Ada yang jeli pada kelemahan dialog, ada juga yang piawai dalam melihat efisiensi bahasa (misalnya pada kata-kata yang tak berguna yang hanya membuat kalimat menjadi panjang dan membingungkan) .

Tapi bukan hanya kelemahan lho, yang harus disorot. Seorang Beta-Reader harus mampu:

  1. Melihat dan menunjukkan kelemahan atau kesalahan dalam cerita dengan jelas. Jadi bukan sekedar: ‘pusing lho baca ceritamu’, tapi lebih pada: ‘dialog dalam ceritamu kok nggak pakai tanda kutip ya?’
  2. Menunjukan bagaimana cara memperbaikinya.
  3. Menunjukkan keunggulan atau kelebihan cerita, dan sebaiknya kalau bisa : cara meningkatkannya.

Do you need beta-reader? You can contact me @violetkecil and I’ll try to help.

Untuk kali ini, materinya sampai disini dulu^^ violetkecil akan menambahkan materi penulisan yang baru lagi di postingan ini jika respon dari reader bagus.

Perlu dicatat, materi tentang pengenalan fanfiction diambil dari beberapa sumber, ffhp5 dan Yahoo Answer. Materi tentang bagaimana menulis FF yang baik diambil dari forum ffhp5 dengan beberapa penyesuaian. Tentunya disesuaikan dengan konsep blog ini alias tentang EXO. So, please do not take out/re-share this one, if you want to share/repost just go to original source on ffhp5. violetkecil cukup megap-megap menulis ulang ini. And also thanks to shiningstory.

Ada pertanyaan? Tinggalkan pertanyaan kamu di box komentar. violetkecil bakal berusaha menjawab pertanyaan kamu. Atau mau sekedar sharing? Silahkan  juga bagi-bagi info/pengalaman kamu.

PS. Do not call me “author or thor or admin or min”, I have a name 🙂 Call me Asih or violetkecil or Onnie~

Last, thanks for reading this long post. Semoga bermanfaat. Chuuu~ violetkecil (on 130423)

originally written on ffhp5
re-write and re-share by violetkecil @EXOfanfiction.wordpress.com

[Update 14/01/27] Bagi sudah pernah mengirimkan fanfic untuk di-beta ke email violetkecil dan belum mendapatkan balasan, silahkan contact langsung via twitter @violetkecil ya~ sementara lagi sibuk jadi layanan beta reader ditutup, sorry v_v

[UPDATE 15/11/26] Yang mau tanya-tanya atau sharing tentang FF bisa add LINE kami di @ryp0699a (itu angka nol ya dan jangan lupa pakai @ ya)

418 pemikiran pada “Learn and Write Fanfiction

  1. Makasih ya eonni tips-tipsnya bermanfaat banget lho. Aku mau nulis ff tapi belum terlalu siap, masih ragu-ragu kayak yg eonni bilang. Masih butuh banyak belajar lagi. Apalagi otak astral bin aneh bin ajaibku ini, jadi kalo punya ide moodnya cuma nyampe 3 hari doang, abis itu ngilang, trus ngelantur kemana mana. Hhh emang ribet bgt kalo jadi saya. Ditambah lagi saya kan masih kecil, masih sekolah, kudu belajar yg rajin, kata mak bapak. Jadi, aku masih belum bisa memanage waktuku sendiri. Tapi, kalo nanti ff aku dah jadi, bakal aku kirim d sini, mohon diterima ya karya astral aku. Makasih eonni.

Tinggalkan komentar