Second Heart – Beginning Of Story

Second Heart – Beginning Of Story

second heart

 

Title                 : Second Hearts – Beginning Of the Story

Author             : KimYongIn

Main cast         :

Byun Baekhyun

Shin In Jung (OC)

Park Chanyeol

Kim Hee Kyung (OC)

Genre              : Romance

 

 

Very long chapter, maybe. 24 page^^

—————-

University of Tokyo

10.00 a.m JST

Gadis cantik itu berlari disepanjang koridor bangunan besar  dengan wajah tergesa-gesa dan panik. Bibirnya yang mungil tak henti-hentinya menggerutu dengan bahasa yang mungkin tidak bisa dipahami orang-orang yang memperhatikannya. Rambutnya yang panjang tergerai sudah tidak beraturan lagi. Pasalnya hari ini adalah hari kelulusan atau wisuda bagi gadis itu, Shin In Jung. Tapi dengan bodohnya In Jung malah bangun kesiangan dengan alasan tidak ada yang membangunkannya. Didalam hatinya dia mengutuk Naomi –teman se-jurusan In Jung- karena tidak berusaha menelpon ataupun mengirim sms beribu kali untuk membangunkan In Jung.

Dengan masih berlari dan tidak didukungnya dengan menggunakan baju wisuda yang kebesaran In Jung melihat kekanan dan kekiri untuk membaca setiap kelas atau ruangan bertulisan ‘Aula’ tempat diadakannya acara itu. In Jung sangat kerepotan kali ini, tangan kanannya memegang topi untuk wisuda dan tangan kirinya memegangi baju bawahnya agar dia tidak terjatuh saat berlari.

Hatinya begitu bahagia begitu melihat tulisan ‘Aula’ di ujung sana, dia semakin mempercepat laju larinya untuk segera menggapai pintu besar itu. Ketika sudah sampai dia tidak langsung membuka pintu tersebut tapi dia  berhenti untuk mendengar suara yang ada didalam. Dan terdengar suara seseorang yang sedang mungkin memberikan pidato didepan sana. In Jung menarik nafas sekali sebelum dia yakin untuk membuka pintu tersebut.

Kreekkk….

Seketika semua orang yang ada didalam ruangan itu terdiam menatap In Jung. Suara seseorang yang berpidato itupun tidak kedengaran lagi. Semua orang-orang barisan kursi yang berada disampingnya pun ikut menoleh kepadanya, orang-orang yang berpakaian sama yang diyakini adalah teman-teman seangkatan In Jung. Begitu pula dengan mereka yang duduk di kursi tamu juga ikut menatapnya.

In Jung terdiam, berusaha tidak pingsan karena menahan malu. Dia berusaha untuk tersenyum kepada semua orang sebelum berbalik kebelakang dan mencoba untuk membuka kembali pintu tersebut. Entah sudah berapa kali gadis itu mengumpat hari ini, tapi kali ini dia mengucapkannya dengan nada yang sangat pelan sehingga orang lain tidak mendengarnya. Pintu itu tidak bisa terbuka lagi karena memang pintu itu adalah pintu otomatis yang bisa terkunci sendiri dari dalam. Akhirnya mau tidak maupun dia harus berbalik lagi menghadap semua orang, dengan berdehem sekali dia melangkah kebarisan kursi yang berada disampingnya sambil memakai topi wisuda dan duduk manis dibarisan paling belakang. Tersenyum kelewat manis kepada semuanya dan juga teman-temannya. Tapi setelah dia berhasil duduk, In Jung merubah ekspresinya menjadi meringis malu.

“In Jung-ah, kenapa kau malah lewat di pintu exit” desahnya frustasi.

 

&&&

 

In Jung POV

Aku berjalan di halaman kampusku dengan di kelilingi orang-orang yang tengah sibuk berfoto-foto ria entah dengan teman mereka ataupun keluarga mereka. Terkadang juga beberapa orang menghampiriku untuk mengajakku berfoto bersama. Mungkin aku akan merindukan tempat ini setelah aku pulang ke Seoul, Korea Selatan. Ini mungkin hari terakhirku bisa menginjakkan kaki di kampusku, tempat dimana aku belajar mengenai perekonomian dan mendapatkan gelas S2 ku sekarang. Memikirkan itu membuatku teringat bagaimana dulu sulitnya aku beradaptasi dengan kota dan Negara ini, dari budaya hingga makanannya. Semua akan menjadi sulit terutama bagi warga asing bagiku. Aku pikir aku tidak akan betah berlama-lama ditempat ini, tapi nyatanya sekarang mengingat aku akan segera pulang ketempat kelahiranku sudah membuatku merindukan tempat ini.

“Shin In Jung”. Aku menoleh kepada seseorang dengan suara yang sudah sangat familiar di telingaku. Dengan setengah berlari dan cengiran khas, wanita itu datang menghampiriku. Seorang gadis jepang yang bernama Naomi, dia gadis yang sangat baik dan periang. Gadis dengan wajah yang oval dan mata sangat sipit khas gadis jepang pada umumnya. Dia segera memelukku ketika kami berdua sudah ada dijarak yang dekat.

“Naomi-chan, sudah berapa kali aku bilang jangan menyebut nama lengkapku. Kau tau pengucapanmu itu sangat buruk” kataku sambil melepaskan pelukannya yang aku rasa cukup berlebihan.

Naomi menyipitkan matanya membuat matanya itu semakin tidak terlihat. Wajahnya menampakkan ketidaksukaannya atas teori yang aku buat. Tapi mau bagaimana lagi, dalam hati aku tertawa mengingat Naomi memang selalu menggunakan asken yang membuat pengucapan namaku terdengar tidak bagus.

“Jangan seperti itu. Ini hari terakhir kita bisa bersama dikampus ini. Setelah ini kan kau mau kembali ketempat asalmu” katanya dengan wajah sedih yang dibuat-buat. Aku hanya tertawa melihat tampang anehnya ketika berwajah seperti itu. Aku seketika berhenti tertawa ketika mengingat sesuatu.

“Naomi-Chan, kenapa kau tidak membangunkanku? Kau tau tadi pagi aku bangun dengan panik. Berlari kesini dan kau lihat tadi? Aku salah membuka pintu!” ucapku dengan dramatis. Kali ini Naomi yang tertawa menaggapi ucapanku.

“Maafkan aku In Jung. Aku sangat kerepotan dengan kelulusan ini sehingga aku tidak punya waktu untuk menelponmu. Dan kau! Sudah berapa lama kau kuliah disini sampai tidak bisa membedakan mana pintu belakang dan pintu depan. Jika aku jadi kau, aku pasti akan sangat malu!” kata Naomi. Dan pembicaraan kami terus berlanjut, tentang bagaimana kami setelah ini, berbicara tentang kenangan-kenangan yang ada saat kami masih belajar dikampus ini, persiapan kelulusan yang merepotkan, acara kelulusan tadi hingga orang tua Naomi yang datang.

Aku adalah anak tunggal, aku hanya memiliki seorang Ibu. Kenapa hanya Ibu? Karena aku tidak tahu dimana Ayahku sekarang. Aku dan Ibu sudah ditelantarkan begitu saja sejak aku berumur 10 tahun atau tepatnya 15 tahun yang lalu. Menjadi single parent tidaklah mudah, ibuku harus bekerja siang dan malam untuk bisa membiayai semua kebutuhanku dan kebutuhannya. Kami bukan dari keluarga kaya tapi ibu masih sanggup membiayai aku kuliah diluar negeri dan mengirimkan aku uang setiap bulannya. Sekarang saja Ibuku tidak bisa menghadiri acara kelulusanku karena sibuk dengan pekerjaannya, tapi aku memakluminya.

“Oh ya In Jung. Sakurako dan yang lain mengadakan acara kelulusan bersama? Apakah kau mau ikut?”

“Tentu saja, kenapa aku harus menolaknya.”ya tentu saja. Sakurako adalah teman satu angkatanku yang memang sering mengadakan pesta dan aku sering mengikuti setiap pesta yang dia buat. Kalian tidak akan pernah bosan jika berpesta dengan mereka, karena mereka tau bagaimana caranya berpesta yang baik.

“Memang dimana mereka mengadakan acaranya? Dan siapa sa-.. ada apa?” tanyaku heran ketika Naomi hanya menyikutkan sikunya ke perutku tanpa merespon ucapanku. Bibir Naomi tersenyum dengan mata yang lurus pada suatu objek. Wajahnya berbinar-binar seperti baru melihat malaikat turun dari langit. Karena penasaran aku mengikuti arah pandang Naomi.

Park Chanyeol.

Lelaki tampan dengan tinggi diatas rata-rata itu terlihat sedang memegang kamera dan membidikan lensanya ke arah-arah tertentu. Dan aku juga melihat sudah banyak gadis yang melirik ke arah pria itu, tapi dia masih bersikap tenang seperti tidak ada gangguan sama sekali.

“He so handsome” aku menoleh sebentar ke arah Naomi yang berbicara masih menatap kagum kepada sosok lelaki jangkung itu. Dan kembali memusatkan pandanganku kepada pria itu. Aku mengamati Chanyeol yang berada di seberang sana, apa yang dikatakan Naomi tentang Chanyeol sangat benar. Dia sangat tampan walapun dia jarang tersenyum dan selalu memasang wajah dingin seperti itu.

“yeah, as always” kataku bergumam tak jelas. Mataku masih menatap lurus kearahnya. Terkadang aku melihat dia tersenyum ketika mungkin dia menangkap suatu gambar yang bagus. Manis itu lah yang aku pikirkan ketika dia tersenyum, sangat manis.

Park Chanyeol. Aku sudah mengenalnya saat aku masih duduk di bangku high school. Dulu dia pernah menjadi teman sekelasku sewaktu ajaran pertama baru dimulai. Kami berteman lumayan akrab walaupun kami hanya sekelas pada tahun pertama saja. Mungkin dulu aku sempat menyukainya, dan mungkin itu hanya sebuah cinta sesaat saja. Aku sudah tidak memikirkannya lagi ketika ujian akhir sekolah sudah dekat.

Terakhir kali aku melihatnya ketika hari kelulusan high school, dan aku sudah tidak tahu kabarnya lagi sejak aku memulai kehidupan sebagai mahasiswi. Yang aku dengar dia berkuliah ditempat berbeda denganku, ya tentu saja.

Dan betapa terkejutnya aku ketika aku melanjutkan studiku di Jepang dan bertemu dengan nya lagi. Entah harus senang atau bagaimana, tapi yang jelas hubungan kami menjadi aneh. Kami hanya berbicara seperlunya, terlalu canggung untuk memulai pembicaraan dengannya. Sesekali kami bertemu di acara perkumpulan para pelajar yang sama-sama berasal dari Korea Selatan. Dan ketika bertemu atau berpapasan kami hanya melempar sebuah senyuman atau tak menyapa sekalipun.

“In Jung. Kau harus mengajak Chanyeol ke acara kelulusan nanti? Oke!” perkataan Naomi langsung membuyarkan lamunanku. Mengajak Chanyeol? Kenapa harus aku.

“Dan jangan menolaknya. Karena aku tahu hanya kau yang akrab denganya, oke. Dan aku harus pergi dulu, orang tuaku sudah menungguku disana. sampai jumpa! Aku nanti akan menelponmu” kata Naomi sambil berlalu tanpa menunggu jawaban dariku. Meninggalkan aku begitu saja tanpa rasa bersalah sedikitpun. Awas saja kau Naomi!

Oh, aku gugup sekarang! Ayolah hanya mengajaknya saja kan kenapa harus segugup ini. Hanya perlu bilang “apakah kau mau ikut?” dan selesai.  Tapi bagaimana kalo dia menolak. Bagaimana kalo dia tidak memperdulikanku. Oh tidak! In Jung-ah, kau berpikir seperti meminta dia untuk berperang dengan Korea Utara saja!

Aku menghembuskan nafasku frustasi dan berbalik kearah Chanyeol. Melangkah dan berjalan secara perlahan menuju tempatnya sekarang. Aku melihat dia memandang ke arahku, dan mulai kembali menggunakan kameranya. Dan itu membuatku semakin gugup.

Lagi, dia tersenyum ketika melihat hasil gambarnya. Dia sedang memotret siapa atau apa? Aku menolehkan kepalaku kekanan dan kekiri tapi yang aku lihat hanya sekumpulan orang yang masih sibuk berfoto bersama. Aku kembali menoleh kearahnya, apakah dia sedang memotretku? Oh In Jung apa yang kau pikirkan. Untuk apa Chanyeol memotret dirimu.

Dengan tidak mengurangi rasa penasaranku aku terus berjalan kearahnya yang sudah memotret objek lainnya. Ketika aku sudah berada didepannya pun dia masih sibuk menggunakan kamera yang bertulisan ‘Nikon’ tersebut. Aku berdehem sekali sebelum aku memanggilnya.

“Chanyeol-sshi” kataku yang dibalas tanpa ada nya respon darinya. Apakah suaraku kurang keras sehingga dia tidak membalasku.

“Chanye-……” tanpa aku duga dia menoleh dengan tiba-tiba yang langsung membuat ucapanku terputus. Dia menatap langsung kemataku dengan tatapan bingung, astaga aku bisa pingsan jika terus ditatap seperti itu. Wajahnya masih datar seperti biasanya, tanpa senyuman tanpa ada basa-basi sama sekali, dan itu semakin membuatnya semakin tampan.

“Wae?” tanyanya yang hanya aku balas dengan diam. Di saat seperti ini mulut dan otakku tidak bisa diajak berkerjasama. Di saat otakku menyuruhku untuk segera menyampaikan ajakan Naomi dan segera pergi tapi mulutku hanya bisa diam tanpa mampu berkata apa-apa.

“Wae, In Jung-sshi?” katanya sekali lagi. Ayo berpikirlah Shin In Jung. Katakan dan kau bisa pergi. Tanpa aku sadar kakiku sudah bergerak gelisah, kebiasaanku ketika aku sedang gugup.

“Sakurako dan yang lain mengadakan pesta kelulusan bersama. Apakah kau mau ikut?” kataku akhirnya yang sejak tadi hanya terdiam.

“oke” katanya cepat tidak sampai 5 detik. Aku hanya bisa melongo ketika mendengar jawabannya yang  seperti tidak berpikir sama sekali. Dan semakin dibuat kaget ketika dengan santainya dia kembali memusatkan semua perhatian dengan kameranya. Hello, ada wanita disini dan dengan tidak sopannya dia mengacuhkan seperti ini.

“hmm baiklah kalo begitu aku pergi dulu” kataku yang masih berdiam didepannya. Entahlah aku masih ingin mengobrol dengannya tapi lihatlah dia sekarang, dia hanya bermain dengan kameranya.

Park Chanyeol memang menyukai dunia photography sejak dulu. Dia mengatakan itu hanyalah hobi disemua kepenatan yang ada. Yang aku tau dulu dia berkata kalau dia ingin jadi seorang photographer yang terkenal jika saja Ayahnya tidak menyuruhnya untuk melanjutkan perusaahan keluarga. Aku pernah sesekali melihat foto hasil karyanya dan aku akui itu sangat bagus.

Chanyeol berasal dari keluarga yang sangat kaya. Dia hanya memiliki seorang Kaka Perempuan yang 3 tahun lebih tua darinya, Park Yoora. Dan karena itulah Park Chanyeol yang harus menggantikan posisi Ayahnya karena dia satu-satunya anak laki-laki dikeluarga itu.

Memikirkan Chanyeol hanya akan mengingat yang lalu, ketika aku masih berteman dengannya. Bukannya aku bermaksud sekarang  aku tidak berteman dengannya, hanya saja ini sudah sangat berbeda.

“Ada yang lain In Jung-sshi?” perkataan Chanyeol membuat aku berhenti melamun. Dan tersadar aku masih berdiri gagu dihadapannya. Kenapa hari ini aku sangat sering melamun ya? Dan mengapa aku masih disini. In Jung-ah gunakan otakmu yang encer itu kenapa kau lelet sekali.

“em, tidak ada apa-apa! Baiklah aku pergi” ucapku yang mulai membalikkan badan dan bermaksud untuk pergi. Tapi sesuatu membuatku berhenti dan berbalik lagi kearah Chanyeol.

“Chanyeol-sshi, kau tidak mau berfoto denganku?” perkataanku yang sangat bodoh. Kenapa aku yang memintanya, ah aku sangat malu sekarang. Bisa-bisanya aku tidak berpikir dahulu sebelum bertanya. Aku menggigit bibir bawahku menahan malu dan berharap bumi menelanku saat ini juga.

“ah, mian. Aku hanya berbicara asal tadi. Aku pergi dulu” aku membalikkan badanku dan menarik nafas frustasi. Hari ini aku terlalu banyak melakukan kesalahan aneh dan itu membuat aku pusing. Ketika aku sudah bersiap untuk pergi, aku merasakan sebuah tangan besar menahan tanganku, membuat aku berhenti dan menoleh kepada orang yang melakukannya.

Aku melihat Chanyeol melirik kekanan kekiri mencari sesuatu dan masih dengan memegang tanganku. Bingung dan keget hanya itu yang bisa aku pikirkan sekarang. Chanyeol memanggil seorang wanita yang tengah lewat di depan kami dan aku bisa mendengar dia berkata meminta tolong pada wanita itu untuk memotretkan kami berdua dengan bahasa Jepang yang sangat lancar. Apa aku tidak salah dengar?

Sebelum aku berpikir terlalu jauh. Chanyeol sudah menarikku mendekat kearahnya. Meletakkan tangannya kepinggangku dan sudah berpose membentuk tanda V dengan tangannya dan tersenyum. Mungkin ketika di keadaan normal aku akan menendang Chanyeol karena dengan kurang ajarnya menyentuhku, tapi sekarang aku tidak bisa berpikir dengan normal. Nafasku berat dan dadaku sudah bergemuruh dari tadi. Aku sangat jarang di sentuh oleh pria. Karena aku paling tidak suka untuk disentuh tapi sekarang yang bisa aku lakukan hanya diam.

“Ya, In Jung-sshi. Apa yang kau lakukan? Ayo berpose, apa kau mau foto kita berdua jadi jelek karena tampangmu seperti orang bodoh begitu.”

Aku berusaha untuk tetap tenang dan sedikit menarik nafasku. Aku melakukan pose yang sama dengan apa yang dilakukan Chanyeol membentuk huruf V dan menunjukkan senyumku yang paling manis.

Klik….

Aku mendengar bunyi kamera Chanyeol yang menandakan bahwa kami berdua sudah difoto. Chanyel segera melepaskan rangkulannya di pinggangku dan menuju gadis yang memotret kami berdua. Mengucapkan terimakasih sesudah dia melihat hasil jepretan gadis itu.

Aku yang merasa tidak diperlukan lagi langsung pamit kepada Chanyeol. tapi sebelum aku benar-benar pergi, Chanyeol memanggil aku kembali.

“In Jung-sshi, beri tahu aku nanti dimana tempat pesta itu berlangsung. Arraseo?” katanya yang hanya aku jawab dengan anggukan. Dan langsung pergi menginggalkan Chanyeol seorang diri disana dan langsung menarik nafas lega.

Aku bermaksud untuk pulang ketika aku mendengar ponselku berbunyi didalam tas kecil yang aku pegang sedari tadi. Dan langsung tersenyum miring ketika mengetahui siapa yang menelponku.

Byun Calling……

Akhirnya dia menelponku juga ketika hampir seminggu ini tidak ada kabar.

Byun Baekhyun adalah namja yang hampir 5 tahun ini menjadi kekasihku. Dia seorang yang gila bekerja sampai melupakan kekasihnya sendiri. Sampai-sampai mengirim pesanpun sangat sulit baginya. Aku sangat memaklumi itu karena dia adalah CEO dari perusaahan keluarganya sendirin yaitu Byun Corp. lelaki yang lebih tua 2 tahun dariku, seorang sunbae-ku ketika masih berkuliah di Seoul. Lelaki yang pendiam dan sulit untuk ditebak. Lelaki bodoh yang membuatku jatuh cinta dan mengatakan perasaanku padanya. Lelaki yang sangat aku cintai. Ya, aku sangat mencintainya.

Dan seketika aku meringis saat aku sadar aku melupakan dia hari ini. Dan aku merasa begitu bodoh ketika mengingat kegugupanku bersama Chanyeol tadi, juga merasa bersalah karena melupakan statusku sebagai kekasih seorang Byun Baekhyun.

Disaat aku ingin menggeser icon warna hijau diponselku, ponselku terlebih dulu berhenti berbunyi. Menampilkan satu pemberitauan ‘1 Missed Call’. Ketika aku ingin menelpon balik Baekhyun, ponselku berbunyi lagi dan menampilkan penelpon yang sama dengan yang tadi. Sebelum aku mengangkat, aku tersenyum sambil berjalan untuk pulang.

“Ya tuan Byun. Dari mana saja kau? Apa kau melupakan kekasihmu ini, eoh. Apakah tidak terlalu kejam tidak memberiku kabar sama sekali. Apakah kau tidak ingat hari ini hari kelulusanku. kau ingin membuatku menjadi seorang yang menyedihkan karena sangat merindukan kekasihnya. Oh bahkan kau membuatku melupakan statusku yang sudah mempunyai pacar”

 

&&&

Byun Corp

01.00 p.m KST

Baekhyun POV

Aku hanya bisa tersenyum mendengarkan celotehan gadisku diseberang sana, Shin In Jung. Membiarkan dia mengeluarkan semua yang ada dipikirkannya. Aku sangat tahu bahwa In Jung tidak benar-benar sedang marah. Andai dia tau aku juga sangat merindukannya dan sangat ingin memeluknya. Semua pekerjaan ini menjeratku, memaksaku untuk tidak memiliki waktu untuk sekedar memberi kabar padanya. Tapi ketika aku mendengar suaranya yang riang, semua kelelahanku menguap begitu saja.

“In Jung-ah, mianhae membuatmu khawatir. Akhir-akhir ini banyak pekerjaaan yang harus aku kerjakan. Setelah ini pun aku harus pergi bekerja lagi” ucapku menyesal. Aku juga tidak bisa membiarkan gadisku menunggu terlalu lama seperti ini, sekarang saja aku menyempatkan diri untuk menelponnya di antara semua kesibukan yang ada.

Aku mendengar In Jung mendesah frustasi. Dan mulai kembali mengoceh layaknya seorang ibu pada anaknya. Aku tau dibalik semua ocehannya itu ada sebuah perhatian besar untukku.

Aku melihat sekertarisku masuk kedalam ruanganku, pria yang bernama Kim Myungsoo itu berhenti didepan meja kerjaku. Aku memberikan dia tanda untuk menunggu sebentar dan melanjutkan pembicaraan singkatku dengan In Jung.

“arraseo, sebentar lagi aku akan makan siang dengan clientku. Kau juga jangan lupa untuk makan, eoh. Dan untuk hadiah kelulusanmu, aku akan memberikannya ketika kau berada disini. Jeongmal bogoshipo In Jung-ah” ucapku sambil mendengarkan ucapannya yang terdengar juga sangat merindukanku. Aku segera mengakhiri panggilanku dan bersiap untuk pergi bersama dengan Myungsoo.

“Apakah itu In Jung, Baekhyun-ah” tanya Myungsoo yang membuatku tersenyum dan mengangguk mengiyakan. Kami berdua sedang berjalan keluar ruanganku dan menuju pintu lift. Ketika aku hanya berdua saja dengan Myungsoo, aku meminta dia tidak usah bersifat formal padaku karena kami berdua seumuran dan aku rasa tidak masalah jika dia bersikap informal denganku karena dia dulu adalah temanku waktu masih berkuliah.

“Wah, aku sudah lama tidak mendengar kabarnya. Kapan dia pulang ke Korea aku sudah sangat merindukannya, dan kalo aku tidak salah bukankah hari ini adalah kelulusannya?” ucapnya lagi yang membuatku tidak suka. Oke aku berlebihan memang, Myungsoo hanya menanyakan sedikit tentang gadisku, dan aku bersikap seolah-olah dia berkata ingin merebut In Jung dariku.

Sepertinya Myungsoo menyadari perubahan ekspresiku, dan segera meletakkan tangannya dibelakang kepalanya tanda dia merasa tidak enak karena ucapannya. Oke, aku memang tidak suka siapa saja bersikap perhatian kepada gadisku, karena aku tidak akan pernah suka milikku di usik oleh orang lain.

“Ya Baekhyun-ah. Jangan seperti itu, aku hanya bertanya. Bukan mengajakmu untuk bergulat.”

“Arraseo. In Jung bilang dia akan pulang secepatnya setelah mengurus semuanya disana.”  ucapku masih terus berjalan meuju lift. Ketika kami sudah berada di depan pintu lift, Myungsoo langsung menekan tombol untuk kebawah. Tidak lama pintu terbuka,  dan terdapat beberapa karyawanku yang langsung memberi hormat padaku. Aku dan Myungsoo segera masuk kedalam dan Myungsoo menekan tombol untuk turun.

“oh ya. Lusa Assisten Juniormu sudah mulai bekerja. Apakah kau ingin menemui mereka” kata Myungsoo memulai pembicaraan di dalam lift ini.

“eoh, kau atur saja”

“Mereka ada dua orang. Satu pria dan satu wanita. Dan aku dengar wanita yang akan menjadi assisten juniormu itu sangat cantik.” Aku hanya menggelengkan kepala mendengar perkataan Myungsoo yang mulai tidak tentu arah. Bagiku In Jung-lah wanita tercantik setelah ibuku.

Aku hanya mendengarkan ocehan Myungsoo tanpa ada niat untuk membalasnya. Sampai pintu lift terbuka dan menampakkan lebih banyak karyawan lagi. Mereka seperti sedikit terkejut melihatku dan langsung memberi salam. Posisiku di perusahaan ini mungkin membuat mereka sedikit segan denganku. Aku memang terlalu muda untuk menjadi CEO untuk perusahaan besar ini, tapi aku tidak bisa menolak ketika Ayah menyuruhku untuk melanjutkan perusahaan yang susah payah dibangunnya.

Aku melihat sudah ada mobil yang menungguku disana. Myungsoo berjalan lebih dulu dan segera membukakan pintu untukku. Setelah aku masuk diikuti Myungsoo selanjutnya mobil itu pun berjalan perlahan meninggalkan pelataran kantor. Aku menyenderkan kepalaku dan mendesah pelan. Hari ini akan sangat melelahkan.

&&&

In Jung’s Apartement

10.00 am JST

Author POV

Kamar itu tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan kapal yang mau pecah. Sangat berantakan. Terlihat dimana-mana banyak barang yg berserakan, boneka-boneka yang biasanya tersusun rapi di atas kasur kini tergeletak begitu saja dilantai. Bekas bungkus plastik makanan ringanpun terlihat berhamburan diatas meja dan shofa. Juga ]tempat pemutar kaset itu dikelilingi banyak kaset yang tak kalah berantakan. Dan sang pemilik kamar yang lumayan besar itu tengah tidur dengan posisi memeluk boneka beruang kesayangannya. Boneka yang diberikan kekasihnya ketika pertama kali harus pergi ke Jepang.

In Jung malam tadi bergadang dengan menonton film itu sendirian dikamarnya, yang membuat gadis itu belum bangun juga walau matahari sudah mulai tinggi. Tentu saja dia tertidur ketika matahari sudah mau muncul, karena bagi In Jung kesukaannya menonton film itu lebih penting daripada jam tidurnya yang mungkin saja membuat kesehatannya terganggu.

Acara tidurnya pun terganggu ketika dia mendengar suara dering ponsel yang berada di nakas disamping kasurnya. In Jung tidak ada minat sama sekali untuk mengankat telpon itu, dia masih saja tertidur pulas dengan memeluk bonekanya. Berganti posisi membelakangi ponselnya itu.

Tapi sepertinya itu bukan pilihan yang bagus, karena dia masih saja terganggu dengan suara dering yang tak kunjung berhenti. Dengan susah payah In Jung berbalik dan berusaha untuk menggapai ponselnya. Melihat sebentar caller id dan menggeser icon berwarna hijau sebelum meletakkan ponsel itu ketelinga kananya.

“Moshi-moshi……”

“In Jung-chan, apakah kau masih tidur? Astaga apakah kau tidak tau ini sudah jam berapa? Kau itu seorang gadis dan tidak seharusnya kau tidur sampai siang begini….” Kata si penelpon pada In Jung.

Terkadang bagi In Jung seorang Naomi bisa sangat menyebalkan ketika memberi nasehat. Dia bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mencerami dirinya. Sekarang saja hanya karena In Jung bangun siang dia sudah mengomel ria seperti itu. In Jung hanya mendesah gusar dengan mata yang masih tertutup tanpa niat untuk membalas ocehan Naomi.

“In Jung-chan apakah kau mendengarkanku?”

“aku mendengarkanmu Naomi, dan sekarang katakan untuk apa kau menelponku?”

“ah, aku sampai melupakannya. Aku hanya ingin memberi taumu bahwa pesta kelulusan dirayakan pada malam ini jam 7 malam. Kau tidak lupa bukan dengan janji kita?” ujar Naomi penuh curiga. In Jung mengangguk walau dia tau Naomi tidak akan bisa melihatnya.

Kemudia Naomi memberitahu alamat lengkap acara pesta pada In Jung dengan sangat detail. Dari jam, pakaian hingga mengingatkan In Jung untuk tidak terlambat. In Jung hanya bisa bergumam mengiyakan tanpa berminat membuka matanya.

“Naomi-chan, bisakah kau mengirimkan pesan saja padaku dimana alamatnya. Kau tahu, ingatanku sangat buruk” kata In Jung akhirnya ketika dia merasa Naomi tidak lagi melanjutkan pembicaraannya. In Jung bisa mendengar desahan frustasi dari seberang sana.

“aku harusnya tau kau selalu begitu. Ya sudahlah aku akan mengirimmu pesan. Dan oh iya aku lupa. Apakah kau sudah mengajak Park Chanyeol, aku harap iya karena aku sangat mengharapkan kehadirannya dipesta itu.”

“dia akan datang. Dan sudah dulu ya aku masih mengantuk” tutup In Jung sebelum mendengar protes dari Naomi. Dengan susah In Jung mengembalikan lagi ponselnya ke nakas dan kembali melanjutkan tidurnya yang terganggu karena ulah temannya itu.

Tidak lama setelah In Jung meletakkan ponselnya, benda itu kembali berbunyi tanda bahwa sebuah pesan masuk. Awalnya In Jung tidak memperdulikannya tapi dia kembali membukakan matanya ketika mengingat sesuatu. Dia mengambil ponsel itu dan membuka pesan yang berisi alamat yang dijanjikan oleh Naomi dan dia langsung menekan ‘forward’ dan mencari kontak bernama ‘Park Chanyeol’.

 

&&&

Photo Studio of Tokyo

10.30 am KST

Pria itu terlihat sedang melihat-lihat isi studio tersebut. Memperhatikan setiap hasil gambar yang terpajang di sisi-sisi toko. Dengan menggunakan kaos berwarna merah dan kemeja hitam yang dibiarkan tidak terkancing pria dengan sosok tinggi jangkung itu terlihat sangat tampan. Perhatiannya teralihkan ketika seorang dikasir memanggil namanya. Dengan langkah tenang dia menuju tempat dimana seseorang itu tengah memegang sebuah bungkusan besar yang memang sedari tadi dia tunggu.

“silahkan diperiksa kembali hasil cetakan foto anda, apakah sudah lengkap atau masih kurang” kata petugas toko itu dengan senyum manisnya.

Sebelum Chanyeol memeriksa foto-foto tersebut, ponselnya terlebih dahulu berbunyi. Chanyeol meletakkan bungkusan foto itu diatas kasir dan segera merogoh sakunya tempat ponsel itu berada.

Lelaki itu seketika tersenyum melihat siapa si pengirim pesan kepadanya. Dia segera membaca isi pesan tersebut yang berisikan alamat pesta yang dijanjikan wanita itu kepadanya kemarin. Tanpa berminat untuk membalasnya dia segera memasukan kembali ponselnya kedalam sakunya.

Dia lalu membuka dan mengeluarkan foto-foto itu. Melihat hasil cetakannya sambil tersenyum puas. Tapi tiba-tiba tangannya terhenti, matanya terpaku dengan gambar yang ada ditangannya sekarang. Gambar itu sedang memperlihatkan seorang wanita yang tengah membenarkan rambutnya sehingga membuat rambut itu berterbangan sambil berjalan dengan baju wisuda kebesaran. Dengan efek hitam putih disekitar sosok itu dan pemberian warna yang dipusatkan hanya kepada objeknya saja membuat seolah-olah bahwa si photographer hanya memusatkan perhatiannya kepada sosok wanita itu.

Tangannya kembali bergerak melihat foto selanjutnya dan senyum manis itu kembali terlukis diwajahnya. Gambar dirinya dan seorang wanita yang sangat cantik menurutnya. Chanyeol dapat mengingat bagaimana salah tingkahnya wanita itu ketika dia memegang pinggulnya tapi tetap tidak menolak dan Chanyeol dapat melihat betapa bahagianya dia difoto itu walaupun tidak ada orang yang tau termasuk wanita tersebut. Dia sangat bersyukur ketika wanita itu mengajaknya berfoto walaupun dia berkata hanya asal bicara.

Wanita itu adalah poros hidupnya sejak dulu hingga sekarang. Wanita yang masih berada dihatinya meski mereka sudah tidak bertemu berapa tahun lamanya. Wanita yang baru saja memberikan sebuah pesan padanya. Wanita yang bernama Shin In Jung.

Setelah puas melihat hasil gambar dan merasa tidak ada yang kurang. Chanyeol kembali memasukkan kembali foto-foto tersebut dan segera membayar kepada penjaga kasir tersebut.

“sepertinya tidak ada yang kurang. Terima kasih” katanya sambil berbalik melangkah untuk pergi keluar dari toko. Dalam pikiran pria itu dia hanya ingin segera pulang dan bersiap-siap untuk datang kepesta malam ini.

 

&&&

Shopping Center

03.30 pm KST

Sudah hampir 2 jam kedua wanita itu mengelilingi kawasan berbelanja sambil sesekali memasuki toko-toko yang ada. Salah satu dari mereka sangat bersemangat ketika memilih-memilih gaun dan satunya lagi terlihat sangat malas untuk mengikuti tingkah temannya itu. Mereka adalah Naomi dan In Jung.

In Jung masih sangat kesal dengan Naomi yang datang tiba-tiba menjemputnya dan mengajaknya untuk berbelanja. Pada saat itu In Jung masih melanjutkan tidur cantiknya. Dengan alasan bahwa Naomi tidak memiliki gaun yang cocok untuk kepesta malam ini jadilah dia mengajak In Jung untuk bershopping ria. Bagi In Jung pesta malam ini tidaklah penting, tapi bagi Naomi pesta itu sangat penting karena itu pesta kelulusan dimana mungkin itu adalah acara terakhir yang bisa mereka rayakan bersama.

“In Jung-chan. Bergeraklah dan cari baju yang akan kau gunakan untuk malam ini?” kata Naomi akhirnya saat dilihatnya temannya itu hanya diam tanpa ada niat untuk mencoba gaun-gaun itu. Sedangkan ia sendiri sedang melihat pantulan dirinya dikaca dengan baju yang  baru saja dicobanya.

“Naomi sayang. Kau tau apa yang aku pikirkan dari tadi?” kata In Jung malas, ia sedang duduk di sofa toko itu dengan tangan menahan dagunya. Naomi lalu mengalihkan perhatiannya melihat ke aras Naomi dan menaikkan satu alisnya tanda dia tidak mengerti dengan maksud In Jung.

“Aku lapar” kata In Jung akhirnya dengan wajah mememelas diikuti dengan tangannya yang memegang perutnya. Naomi yang menyadari itu akhirnya tertawa pelan dan menyuruh In Jung untuk menunggu sebentar karena dia ingin membeli gaun yang dia pakai sekarang. In Jung hanya mengangguk lemah.

Sebelum meninggalkan toko itu, In Jung merogoh tasnya dan mengambil benda berwarna putih itu. Menekannya dan melihat folder bertulisan inbox dan dia mendesah kecil ketika tidak ada satupun pemberitahuan disana yang mengatakan bahwa ada pesan baru. Dia menyimpan kembali ponselnya kedalam tas tersebut dan mengikuti Naomi dari belakang.

&&&

Naomi menikmati Nasi karenya dengan sangat perlahan. Menyuap sendok demi sendok dengan sangat anggun. Berbeda dengan teman didepannya sekarang, In Jung memakan nasinya dengan sangat lahap juga tergesa-gesa seolah-olah makananya itu akan pergi jika dia tidak memakannya segera. Sampai akhirnya In Jung tersedak sendiri karena ulahnya, dengan sigap Naomi langsung memberikan air minum kepada In Jung.

“In Jung-chan. Makanlah dengan perlahan, tidak akan ada yang mengambil makananmu”ujar Naomi mengingatkan, dan kembali memakan nasinya tersebut.

“Maaf Naomi-chan, aku sangat kelaparan. Kau tidak ingat kau menyeretku begitu saja tanpa tau aku sudah makan atau belum”kata In Jung membela diri dan juga kembali memasukan makanannya kemulut tapi kali ini dengan perlahan dia tidak mau terkena resiko tersedak untuk kedua kalinya. Dilihatnya Naomi hanya menyengir karena perkataan In Jung. memang benar In Jung belum ada makan sama sekali, terakhir kali dia makan adalah siang kemarin dan malam tadi dihabiskannya dengan memakan cemilan.

“setelah makan kita harus mencari gaun untukmu. Coba kau lihat apa yang kau beli. Kau hanya membeli sepatu-sepatu itu tanpa ada high heels sama sekali” kata Naomi sambil menunjuk kantong belanjaan In Jung yang hanya berisi sepatu-sepatu dan perlengkapan kecantikan seadanya milih In Jung.

“aku tidak suka high heels” kata In Jung membela. Naomi mendesah berat.

“kau tidak suka karena kau tidak mau mencoba. Ayolah aku tidak mau tau setelah makan kita harus berbelanja lagi” kata Naomi bersikeras dengan keinginannya. Bagi Naomi, In Jung adalah wanita yang sangat cantik. Tapi dia sangat malas untuk berdandan karena bagi In Jung dia akan masih terlihat cantik walaupun tanpa make up-make up itu.

“setelah berbelanja kita akan pergi kesalon untuk mendandani mu”lanjut Naomi santai tanpa memperdulikan eskpresi temannya tersebut.

“Naomi-chan, apakah kau ingin membuatku bangkrut dengan hanya satu hari?” tanya In Jung sarkartis. In Jung memang memiliki cukup banyak uang untuk melakukan itu semua tapi dia berpikir bahwa uang yang ditabungnya sedikit demi sedikit selama ini akan habis untuk satu hari.

“kali ini saja In Jung-chan. Pesta ini adalah pesta kelulusan kita. Dan kau akan segera pergi setelah ini” kata Naomi dengan eskpresi sedih dan seketika membuat In Jung merasa bersalah. In Jung mendesah pelan tanda dia menyerah dan menggangguk mengiyakan ajakan Naomi yang segera dibalas dengan senyuman lebar dari wanita Jepang itu.

Mereka berdua kembali melanjutkan makanan kembali dan setelah membayar mereka berdua melanjutkan kegiatan berbelanja lagi. Mereka memasuki setiap toko yang tersisa yang belum mereka kunjungi. Di tengah jalan mereka masih bisa bercanda, dan menjadi serius ketika salah satu dari mereka bertanya.

“In Jung-chan, apakah Baekhyun akan menjemputmu kemari?”tanya Naomi yang membuat In Jung jadi terdiam. Dia memikirkan jawaban untuk mejawab pertanyaan Naomi. Apakah Baekhyun akan menjemputnya disini dan segera membawanya kembali ke Seoul?

“Sepertinya tidak. Baekhyun sangat sibuk”

“ah iya aku mengerti. Terkadang aku iri dengan kalian yang berhubungan jarak jauh tapi masih bisa setia satu sama lain. Sedangkan aku walaupun satu kota dengan pacarku, dia masih sempat berselingkuh. Aku sangat ingin mempunyai pacar seperti pacarmu, dia lelaki sempurna walaupun aku hanya pernah bertemu dengannya 2 kali. Yang aku tau dia adalah lelaki tampan yang beruntung mempunyai wanita sepertimu disampingnya.”kata Naomi panjang lebar yang membuat In Jung semakin merindukan Baekhyun dan ingin cepat segera bertemu dengannya.

Dulu mendekati seorang Baekhyun sangatlah susah bagi wanita yang mencoba mendapatkannya. Tapi In Jung tetap bersikeukuh untuk mengejar Baekhyun. Dia tetap tidak menyerah walaupun Baekhyun sama sekali tidak menaruh minat padanya. Hingga suatu hari dia sangat lelah untuk mengejar Baekhyun dan bersikap biasa kepada pria itu. Pria itu malah memberi perhatian kepada In Jung, hingga ketika In Jung diserang oleh sekelompok pria dan diselamatkan oleh Baekhyun. In Jung akhirnya tahu perasaan Baekhyun yang sebenarnya padanya, bahwa Baekhyun juga sangat mencintainya.

Tanpa disadari hari sudah sangat sore dan mereka harus segera pergi kesalon untuk menghindari datang terlambat kepesta itu. Tapi mereka sama sekali belum menemukan gaun yang pas untuk In Jung, mereka hanya sempat membeli sebuah heels warna hitam walaupun benda itu dibeli dengan debat kedua wanita cantik itu. Naomi berkata itu sangat bagus dan cocok dengan In Jung tapi In Jung berkata bahwa heels itu terlalu tinggi dan tidak cocok untuk dirinya. Tapi perdebatan itu dimenangkan oleh Naomi dan mau tidak mau In Jung membelinya.

“Naomi-chan, sudahlah tidak ada lagi yang kita cari bukan. Ayo kita pulang, aku bisa menggunakan gaun yang aku punya”kata In Jung. kaki In Jung sangat lelah karena seharian dia tidak berhenti untuk berjalan sambil membawa kantong belanjannya. Dia melihat Naomi yang menggelengkan kepala yang membuat In Jung mendesah frustasi.

“No,no,no. kita tidak akan pergi sebelum kita mendapatkan gaun untukmu”

“tapi kita bisa terlambat Naomi”kata In Jung sambil berhenti berjalan dan meletakkan semua belanjaannya dijalan. In Jung benar-benar sangat kelelahan saat ini.

“sudah aku katakan tidak” jawab Naomi sambil membalikan badan menghadap In Jung dengan mengikuti In Jung menjatuhkan belanjaannya dijalan.

“aku akan menelpon Sakurako dan mengatakan bahwa kita berdua……… OMG beb! It’s your dress!!!!” kata Naomi heboh dan mulai memunguti kantong belanjaannya dan berjalan cepat kearah belakang In Jung menuju sebuah etalase yang dilihatnya tadi. In Jung yang keheranan melihat kelakuan Naomi segera memunguti kembali belanjaannya dan bermaksud mengikuti Naomi.

“Naomi-chan, bisakah kau…… MY DRESS!!!!!” kata In Jung selanjutnya tak kalah heboh dan setengah berlari mengikut Naomi dari belakang.

Mereka berdua sekarang berada didepan etalase sebuah toko dan tersenyum senang. Sebelum memasuki toko mereka menyempatkan diri untuk berhigh five sambil meloncat kegirangan.

 

&&&

Party Place

08.15 pm JST

Mobil pria itu memasuki kearea tempat berlangsungnya sebuah acara. Sebuah gedung yang mungkin dipesan khusus untuk kelulusan yang diadakan teman satu angkatannya. Dia tidak mengenal siapa yang mengadakan acara ini. Dia juga tidak terlalu menyukai pesta. Tapi pada akhirnya pun dia mendatangi tempat ini, tempat dimana wanita itu juga pasti akan datang.

Pria itu yang bernama lengkap Park Chanyeol keluar dari mobil dan membenarkan letak jasnya sebelum memasuki gedung acara. Dia terlihat sangat tampan walaupun hanya dibalut dengan jas dan kemeja putih didalam yang melekat pas ditubuhnya.

Ketika dia memasuki ruangan, hampir semua mata wanita tertuju kepadanya. Banyak yang berbisik dan malah ada yang terang-terangan menunjukkan kekaguman atas penampilan Chanyeol malam ini. Chanyeol tidak mengubris semua itu dan menganggap bahwa semua wanita malam ini sangat berisik. Sambil terus melangkah masuk, mata Chanyeol bergerak liar mencari sosok wanita yang sejak tadi dia cari.

Karena dia tidak menemukan wanita itu, akhirnya dia melangkah mendekati meja yang tersedia disana. Duduk dengan tenang sambil meminum ataupun memakan apa saja yang tersedia disana sambil masih mencari sosok wanitanya.

Mungkin dia terlambat, pikir Chanyeol.

Tapi perhatian Chanyeol kembali terusi ketika mendengar suara heboh didekat pintu masuk. Chanyeol bermaksud tidak memperdulikannya tapi dia mengurungkan niatnya tersebut ketika melihat seseorang yang menjadi objek kehebohan itu. Kehebohan yang kebanyakan dari para lelaki. Kehebohan yang terjadi karena seorang dua sosok wanita yang baru saja melangkahkan masuk keruangan. Tidak tidak, Chanyeol tidak terlalu memperdulikan wanita yang menggunakan gaun berwarna softpink itu. Dia memperdulikan wanita yang disebelahnya. Wanita yang dengan kurang ajarnya tampil begitu sangat cantik malam ini. wanita yang dengan bodohnya menggunakan gaun yang membuat Chanyeol geram. Gaun yang digunakan gadis itu sebenarnya sangat manis ketika digunakan wanita cantik itu, gaun berwarna hitam dengan dua tali yang melekat dikedua bahunya, gaun dengan panjang 5cm diatas lutut. Tapi bagi Chanyeol gaun itu sangat pendek dan bagian di atas dadanya dibiarkan terbuka! Rambut gadis itu juga diikat kuda sehingga menampakkan lehernya yang membuat banyak orang menelan ludah! Oh dan apa itu, dia menggunakan make up dan juga high heels sehingga memperlihatkan kaki jenjangnya.

Tidak masalah bagi Chanyeol jika hanya dia saja yang melihat. Tapi sekarang dia menahan amarah kepada pria-pria yang menatap liar kepada wanitanya itu.

“Shin In Jung babo” gumamnya pelan. Dia berusaha menahan diri untuk tidak langsung menuju In Jung dan menariknya keluar dari tempat ini. Tanpa sadar mood Chanyeol menjadi turus drastis. Wajahnya yang biasanya hanya menampakan wajah datar kini berubah menyeramkan.

Menit demi menit dilakukan Chanyeol dengan duduk sendirian. Matanya terus mengarah pada satu orang wanita. Sesekali dia melihat orang-orang yang sedang bersenang-senang dan berdansa ditengah ruang dan kembali melihat kearah wanitanya. Dan sesuatu yang ditahannya sejak tadi harus berakhir ketika dia melihat wanita itu dengan santainya berbicara dengan seorang lelaki -yang dia tidak tahu siapa- dengan senyum kelewat manis. Chanyeol bangkit dan berjalan cepat menuju tempat gadis itu dan tidak memperdulikan tatap heran yang tertuju padanya.

&&&

Saat itu In Jung tengah asyik mengobrol dengan temannya, Fujinami. Ketika dengan tiba-tiba Chanyeol muncul disampingnya.

“ayo temani aku berdansa” kata Chanyeol dan langsung menarik tangannya begitu saja meninggalkan Fujinami yang masih berdiri disitu. Dengan sedikit berlari, In Jung mengikuti Chanyeol dari belakang dengan tangan yang masih di pegang erat pria itu. Langkah kaki Chanyeol yang besar serta heels yang melekat dikakinya, In Jung jadi kesulitan untuk melangkah.

Mereka sekarang berada ditengah ruang dikelilingi oleh pasangan-pasangan yang sedang berdansa. Dengan sigap Chanyeol melepaskan jas yang digunakannya dan memakaikannya untuk In Jung. In Jung hanya bisa diam terbengong menatap jas Chanyeol yang sekarang ada ditubuhnya. Belum hilang keterkejutan In Jung, wanita itu harus dikejutkan lagi ketika Chanyeol meletakan tangannya dipinggang In Jung dan mengatur tubuh mereka mengikuti pasangan-pasangan lain, berdansa mengikuti irama. In Jung yang tidak mengerti dengan situasi ini hanya bisa mengikuti gerakan Chanyeol.

Sesekali heels In Jung menginjak kaki Chanyeol dan membuat pria itu menahan sakit. In Jung yang menyadari itu hanya tersenyum jenaka.

Karena tidak tahan selalu diinjak dengan heels tajam In Jung. Chanyeol berhenti berdansa dan berjongkok dihadapan In Jung dan melepaskan kedua heels In Jung. wanita itu hanya bisa membelalakan mata dengan yang dilakukan Chanyeol padanya.

“Chanyeol-sshi apa yang kau lakukan?” tanya In Jung menahan geram.

Chanyeol lalu berdiri kembali dan menatap lurus kemata In Jung. kemudian Chanyeol meletakkan satu tangannya dipinggang In Jung dan tangan satunya memegang tangan In Jung.

Chanyeol mengangkat tubuh In Jung dan meletakkan kaki In Jung yang tanpa alas itu diatas kaki Chanyeol. jadilah mereka berdansa dengan hanya kaki Chanyeol yang bergerak.

“Ya! Apa yang kau lakukan?”

“Ssssttt! Kau diamlah.”kata Chanyeol. dan mereka akhirnya berakhir dengan saling diam. In Jung sebenarnya ingin bertanya kepada Chanyeol kenapa pria itu tiba-tiba datang, memakaikannya jas milik pria itu dan mengajaknya berdansa seperti ini, tapi ketika In Jung mengingat bahwa pria itu menyuruhnya untuk diam maka dia tidak jadi untuk bertanya. Tanpa In Jung ketahui, Chanyeol tersenyum tipis di tengah dansa mereka berdua.

 

&&&

Byun Corp

08.00 am KST

Baekhyun memasuki lobi kantor dengan wajah yang terlihat sangat letih. Walaupun begitu tidak mengurangi sama sekali kadar ketampanan yang dimiliki pria itu. Mata pandanya medandakan bahwa pria itu kurang tidur, dan memang benar. Pekerjaan-pekerjaan ini sedikit membuat Baekhyun gila. Dia hanya memiliki waktu istirahat dan tidur yang sangat singkat. Dia bersumpah akan meminta cuti satu bulan kepada ayahnya jika proyek terbaru perusahaannya itu sudah selesai.

Myungsoo mengikuti Baekhyun dari belakang. Mendahului Baekhyun ketika sudah dekat dengan pintu lift dan menekan tombol keatas.

Baekhyun masuk terlebih dahulu dan diikuti Myungsoo. Didalam lift Baekhyun hanya diam tanpa berminat membuka pembicaraan. Myungsoo yang tidak terbiasa dengan ketenangan pun membuka pembicaraan dengan Baekhyun.

“Baekhyun-ah. Assisten Juniormu sudah berada diatas sekarang. Apakah kau mau menemui mereka” kata Myungsoo dan menatap melihat Baekhyun yang ada disampingnya. Baekhyun menarik nafas terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan pria disebelahnya.

“Neeeeee…..”kata Baekhyun membalas tatapan Myungsoo dan membuat Myungsoo tersenyum lebar.

Dan akhirnya mereka berdua hanya berdiam sampai pintu lift terbuka. Mereka segera keluar dan menuju ruangan Baekhyun di ujung kiri sana. Tapi tiba-tiba langkah Baekhyun berhenti mendadak melihat sosok wanita dan sosok pria yang sedang mendengarkan penjelasan Tuan Jang. Tidak, mata Baekhyun hanya mengarah pada wanita itu.

“Ah, sepertinya mereka berdua adalah Assisen Juniormu. Dan memang benar, yang wanita sangat cantik” kata Myungsoo setelah mengetahui arah mata Baekhyun tertuju.

Tuan Jang yang menyadari kehadiran Baekhyun dan Myungsoo lalu beranjak menuju tempat mereka serta tidak lupa dia juga mengajak dua Assisten Junior yang dari tadi dia beri pengarahan singkat.

Wanita itu kemudian melihat sosok Baekhyun dan menunjukkan ekspresi keterkejutan yang sama tapi wanita itu langsung bisa mengontrol eksperesiya.

Setelah berada didepan mereka berdua. Tuan Jang membiarkan dua Assisten Junior itu memperkenalkan diri mereka masing-masing.

“selamat pagi. Kim Jongin imnida. Mohon bimbingannya” kata lelaki yang sekarang mejadi Assisten Junior Baekhyun tersebut. Dengan badan yang sangat tinggi dan wajah seperti model, Myungsoo tidak menyangka kalo pria ini akan menjadi Assisten bosnya untuk kedepan. Kemudian Myungsoo menjadi lebih bersemangat mendengarkan kata wanita cantik disamping Kim Jongjin. Dia sama sekali tidak menyadari ekspresi Baekhyun yang hanya terpaku menatap wajah cantik wanita itu. Jantung Baekhyun berdetak lebih cepat dari biasanya, tanpa disadari nafasnya pun ikut memburu. Kejadian ketika Baekhyun masih duduk di high school pun seperti teringat kembali, kisah lama yang berputar kembali diingatannya.

“Selamat pagi. Kim Hee Kyung imnida….”

 

TBC

 

Haloooooo. Ini FF pertama aku yang aku publish~~~

Aku langsung ngirim ff ini tanpa edit jadi maaf pake banget kalo banyak typo bertebaran~~

Karena ini chapter 1, jadi belum teralu banyak In Jung-Baekhyun moment. Kan mereka LDR haha ini hanya pengenalan cerita jadi belum ada konflik hmm tapi udah ada ya hehe pokoknya konflik sebenarnya ketika In Jung-Chanyeol sudah pulang kekorea~~~

Oh iya, maaf banget ceritanya ngga seru, ngga rame ngga ngfeel TT tapi aku sudah berusaha sebisa mungkin bikin cerita yang bagus^^

Maaf banget ngpostnya lamaaa banget *bow* aku terlalu disibukkan dengan tugas kuliah ku dan jurnal juga laporan akhir praktikum /curcol/

Tapi ini beneran, aku menyempatkan menulis ini disela-sela kesibukanku T.T

Sebisa mungkin aku bakalan secepatnya ngpost chapter 2~~~

Jangan lupa tinggalin komentarnya dan like ya, supaya aku bisa memperbaikinya di chapter 2 :”

Dadah~~~

Note : jangan panggil aku author ya pelis. Panggil aku eonni saeng atau apalah asal jangan author T.T aku kelahiran 96 :*

Dan ada yang mau membuatkan aku poster buat ff ini. aku ngga berbakat ngedit-ngedit foto T.T kalo ada yang mau aku sangat berterimakasih^^

51 pemikiran pada “Second Heart – Beginning Of Story

  1. di share juga ya di sini….. aku baca teasernya di blog lain masa, taunya di share di sini juga (oke ini gak penting)
    eonniiiiiiii, pas aku baca teasernya itu ngena banget:” penasaran lanjutannya…. byun baek inget udah punya pacar, jangan berpaling!!!~~ next next eonni, fighting!!!

  2. aku udah ngirim tapi belum di post ><
    kalian boleh baca chapter dua di blog aku ya~~
    magicoftherainbow.wordpress.com ^^

Tinggalkan Balasan ke byunbaekxoxo Batalkan balasan