Ficlet

y

Author

owdeya

 

Cast: Jongin (Kai) x OC // Genre: Slight! Romance and Comedy // Length: Oneshot

 

 

“because, love is blind”

.

.

.

 

“Manis,” Ucap Jongin tanpa sadar yang membuat kedua temannya yang kini sedang menikmati makan siangnya memalingkan wajah mereka dari makan siangnya.

“Apa yang kau bicarakan?” Baekhyun menaikkan sebelah alisnya.

Jongin tak menjawab, ia terus mentap ke arah meja yang di isi beberapa wanita yang sedang menyantap makan siang mereka.

“Jongin.” Chanyeol angkat bicara dan menyenggol lengan Jongin pelan.

Jongin tersadar, “Ya?”

“Apa yang manis?” Tanya Chanyeol lalu menyeruput minumnya.

“Apa?”

Kini Jongin terlihat bingung dengan Chanyeol. Manis? Apa yang manis?, pikirnya.

“Tadi kau bilang manis, lalu apa yang manis?,” tanya Baekhyun. “Minumanmu?”

Chanyeol memukul lengan Baekhyun, “Sejak kapan air rasanya manis?”

“Kapan aku bilang manis?”

Chanyeol dan Baekhyun menatap Jongin dengan tatapan aneh.

“Lupakan.” Ucap Baekhyun.

Kim Jongin. Seorang pria dengan kharisma dan ketampanan yang sudah tidak diragukan dan ditambah dance adalah hobinya yang membuat tingkat ketampanan nya bertambah hingga berkali-kali lipat jika telah menggerakan tubuhnya dengan irama yang selalu terdengar di ruang latihan dance saat pulang sekolah. Dia populer. Dia idola di sekolahnya. Dia tidak sombong, dia ramah. Dia lucu. Dia menggemaskan. Dia imut. Dia berkharisma. Dia sexy. Dia mempunyai tan skin. Dia idaman, idaman semua siswi di sekolahnya.

Namun, akhir-akhir ini dia melupakan itu semua.

Dia tanpa sadar melupakan itu semua demi seseorang,

Lupa akan segalanya.

Namun, hanya satu hal yang dia ingat,

Tidak, bukan satu hal tapi satu orang, dia..

Baek Eunjo.

Tidak biasanya Jongin menghabiskan waktu istirahat nya di kantin dari awal jam istirahat dimulai hingga bel masuk berbunyi. Biasanya dia hanya akan menyusul Baekhyun dan Chanyeol yang sedang makan siang dan membeli minum dan kira-kira hanya sepuluh menit dia di kantin dan akan kembali ke kelas untuk melaksanakan kegiatan rutinnya, tidur. Jongin adalah sleepy-head.

Baekhyun dan Chanyeol awalnya heran akan sikap Jongin yang lumayan berubah belakangan ini, biasanya dia akan langsung pulang ke rumah jika tidak ada latihan dance di sekolah namun beberapa hari belakangan ini Jongin akan menjadi murid yang meninggalkan kelas paling akhir dan akan pulang di saat sekolah benar-benar sepi dimana hanya dia seorang murid yang belum pulang. Perubahan yang cukup mengejutkan.

“Chanyeol, kau bawa motor hari ini?” Tanya Baekhyun dengan mulut penuh makanan. Chanyeol hanya menangguk sedangkan tangan dan mulutnya terlalu fokus dengan makan siangnya.

“Tapi,” Chanyeol menelan makanannya. “Maaf tidak ada tumpangan hari ini, Baek.” Lanjutnya santai.

Baekhyun menatap Chanyeol, “Oh ayolah, aku kan temanmu.”

“Kau telat, Baek. Kyungsoo telah memesan tumpanganku duluan saat jam pertama tadi.” Jelas Chanyeol. Baekhyun mengercutkan bibirnya.

“Chanyeol, ayolah.” Rajuk Baekhyun sambil memeluk lengan Chanyeol.

“Baek, lepaskan!,” Chanyeol menarik tangannya dari pelukan Baekhyun. “Kau dengan Jongin saja.”

Jongin yang merasa namanya dipanggil mengalihkan pandangannya dari meja yang di isi segorombolan wanita yang disana tentunya ada Baek Eunjo, ke arah teman siam nya.

“Apa?”

“Baekhyun akan pulang denganmu.” Jelas Chanyeol singkat.

Jongin menatap Baekhyun sekilas, “Maaf, Baek aku ada latihan hari ini.”

“Bohong! Ini hari rabu dan kau tidak ada latihan. Ya! Mengapa kalian begitu jahat dengan teman manismu ini, hah?” protes Baekhyun. Chanyeol menatap Baekhyun tidak perduli, beti pula dengan Jongin yang langsung mengalihkan pandangannya kembali ke arah Eunjo.

“Kau telat, Baek. Kyungsoo memesannya duluan.”

“Kau bukan temanku, Chanyeol.” Baekhyun membuang mukanya tanda marah. Sebenarnya ia tidak sepenuhnya marah hanya saja dia harus memberi sedikit aegyo ketika dia marah dan dengan begitu teman nya ini akan menuruti permintaannya. Bukan licik, haya saja Baekhyun berfikir untuk apa kau dilahirkan dengan wajah imut jika tidak digunakan dengan baik.

“Bukan begitu, Baek. Aku—”

“Baiklah, kau pulang denganku.” Potong Jongin yang mendapat senyuman lebar dari Baekhyun. “Tapi kau akan pulang telat sedikit jika menumpang denganku.”

Baekhyun terlihat berfikir sebentar. “Telat sedikit? Itu tidak apa.”

Baiklah, Baekhyun kini menyesal pulang bersama Jongin. Dan ia kira hanya akan telat beberapa menit tapi ternyata salah. Ini bahkan sudah dua jam sejak bel pulang di bunyikan dan sekarang ia berada di perpustakaan. Tempat paling terkutuk di sekolahnya. Ini bahkan pertama kalinya ia menginjakan kakinya di perpustakaan sekolahnya.

Dan sialnya, Jongin meninggalkannya duduk sendiri di tempat khusus membaca yang ada di tengah-tengah ruang perpustakaan.

Baekhyun pun berdiri dan berniat mencari Jongin. Ia mengelilingi perpustakaan yang sangat asing di matanya. Ia berjalan sambil menengok ke kanan dan kirinya yang di penuhi buku yang membuatnya alergi. Dia benci buku dan membaca, kecuali novel dan manga. Baekhyun tak mengira jika masih ada beberapa murid yang merelakan waktu “istirahat di rumah” mereka di perpustakaan terkutuk ini. Baekhyun terus mengitari perpustakaan sampai ia melihat sosok Jongin yang kini sedang memegang sebuah buku di lorong paling belakang dan menyenderkan tubuhnya ke dinding dengan kanan kirinya yang ia masukan ke dalam saku celana seragamnya. Baekhyun sedikit agak shock dengan kejadian yang kini dilihatnya yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, karena seorang Kim Jongin memegang sebuah buku dan membaca nya dengan serius— oh baiklah tidak, Jongin tidak membacanya, matanya tidak menatap ke arah tulisan yang berada di buku yang ia pegang melainkan ke arah wanita yang kini berdiri beberapa langkah saja dari Jongin.

Baekhyun memundurkan langkahnya perlahan untuk menjauh agar Jongin tak sadar jika dirinya memperhatikan Jongin.

Jujur saja, Ia tidak pernah melihat Jongin seserius ini —kecuali ketika sedang menari. Baekhyun menatap Jongin yang begitu serius memperhatikan wanita yang berada di samping Jongin, yang sepertinya tidak menyadari bahwa seseorang yang begitu di puja oleh wanita di sekolah ini sedang memperhatikannya begitu serius bahkan sangat serius.

“Jadi dia alasannya?”

Bak sebuah hidayah bagi Baekhyun, kini ia baru menyadari bahwa ada seseorang di balik semua perubahan Jongin yaitu, wanita itu. Baekhyun mencoba mengingat wanita itu dan seingatnya dia bukan siswi populer, dia biasa saja, tidak ada yang terlihat spesial di matanya, bahkan Baekhyun tak mengenal siapa namanya. Gadis itu terlalu biasa dimatanya, seperti kebanyakan siswi di sekolahnya.

Seperti rutinitas biasanya Jongin kini sedang menatap Eunjo yang berada di meja di bagian paling depan disebelah pojok kanan kantin bersama kedua temannya. Jongin menyeruput jus jeruknya sesaat, namun matanya kembali fokus ke wanita tersebut.

Benar apa yang Baekhyun fikirkan kemarin, Baek Eunjo bukanlah seorang murid populer seperti beberapa wanita seperti Han Sora yang terkenal karena kecantikannya maupun kelihaian nya dalam menari ballet. Bukan, Eunjo bukanlah tipe wanita seperti itu. Dia biasa saja, bahkan dia tidak mempunyai paras cantik seperti Soora. Eunjo juga bukan murid pintar, ia termasuk biasa saja.

Beda dengan Baekhyun, Jongin mempunyai beberapa pendapat tentang Eunjo yang membuatnya begitu menarik di matanya. Lesung pipi dan mata bulatnya. Eunjo tidak cantik seperti yang di paparkan sebelumnya oleh Baekhyun, namun menurut Jongin ketika dia tertawa atau senyum, seperti kecantikan yang tersembunyi, lesung pipi di pipi kanannya dan deretan giginya yang rapi membuat kesan manis yang berhasil membuat jantung Jongin berdetak tak terkendali. Dan Jongin menyukai manis.

Lalu, mata bulatnya. Jongin sangat menyukainya, Jongin sangat menyukai kedua mata itu apalagi ketika Eunjo sedang terkejut dan kedua mata bulatnya membulat sempurna itu terlihat sangat lucu seperti anak anjing, dan Jongin menyukai anjing.

Eunjo tidak cantik jika dilihat sekilas namun jika diperhatikan dia mempunyai kecantikan yang benar-benar tersembuyi. Dan Jongin baru menyadari sebulan yang lalu ketika dia selesai latihan dan latihan kali itu selesai begitu telat tidak seperti biasanya dansaat itulah ia berpapasan dengan Eunjo di koridor dan Eunjo dengan sopannya tersenyum yang tentunya menimbulkan lesung pipinya tercetak di pipi kanannya, dan Jongin melihatnya. Dan entah kenapa, senyum itu terus menghantuinya.

Dan Jongin sampai sekarang tak pernah tersadar bahwa dia telah menjadi secret admirer Eunjo, seorang gadis biasa yang tidak mempunyai kepopuleran sama sekali di sekolahnya dan tak berpengaruh di sekolahnya yang tak pernah ia sadari keberadaanya selama bersekolah di sekolah nya. Ini benar-benar mengejutkan, dan tak jarang Jongin merasakannya.

Dan saat itulah Eunjo menjadi penyebab utama perubahan dan juga yang telah menyebabkan Jongin melupakan semuanya. Melupakan julukkannya sebagai murid populer, melupakan ketampanannya, melupakan beberapa penggemarnya yang sering meneriakan namanya ketika sedang ada festival dance di sekolahnya ataupun ia sedang berjalan di koridor sekolahnya, melupakan predikatnya yang begitu di idam-idamkan semua murid laki-laki di sekolahnya. Ia melupakan itu semua karena seorang gadis biasa, seorang gadis yang tidak populer, tidak cantik­ —namun manis, tidak pintar ­—namun pintar mengambil hati Jongin.

Dan saat itulah Jongin percaya bahwa, because love is blind.

2 pemikiran pada “Ficlet

Tinggalkan komentar