Rêve de Classe – (Drabble)

img_7424

Tittle : Rêve de Classe || Author : @Yunietananda (Wattpad, Twitter, IG) || Main Cast : Byun Baekhyun / Baekhyun (EXO || Other Cast : 95 Lines of BTS, Seventeen, Boyfriend, Nu’est, Teen Top, VIXX, BAP, GFriend, EXID, Apink, AOA, Hello Venus || Genre : School Life, Family|| Rating : T / G || Lenght : Double Drabble

Disclaimer : Semua Idol di FF ini mutlak milik diri mereka sendiri, keluarga, serta Agency masing-masing. Ide dan Alur cerita karangan Author. Jika di temukan kemiripan dengan karya lain, merupakan unsur ketidak sengajaan. FF ini di buat hanya untul hiburan semata. Tinggalkan Komentar, Kritik, Review dan Saran, juseyo! Happy reading and don’t be sider, please! ^^

 

Summary : Cheongug International High School, tempat ayahku bekerja menjadi kacau pasca inspeksi dadakan yang di lakukan Dinas Pendidikan, sedangkan ayah sedang sakit, membuatku harus menggantikan sementara tugas beliau sebagai Wali Kelas dari siswa-siswi bermasalah yang terancam Drop Out. Mampukah aku menyelamatkan mereka semua dari masalah pelik ini?

 

 

||

 

RÊVE DE CLASSE

 

Kumasuki ruang kelas 1-04 dengan rasa gugup, berulang kali kutarik napas dalam-dalam untuk menetralisir ketakutanku. Perlahan tapi pasti kulangkahkan juga kakiku ke dalam kelas.

 

Mataku membulat sempurna kala mendapati tata ruang kelas yang berantakan, bahkan penampilan siswa-siswi penghuninya pun tak kalah amburadul. Bising, dan kacau, itulah kesan pertamaku terhadap kelas ini. Bagaimana ayah mengatakan bahwa ini adalah Rêve de Classe? Sedangkan semua orang pasti setuju jika aku menjulikinya dengan nama Rioter’s Class.

 

Sepertinya, tugasku di sini tidak akan mudah.

 

.

.

 

Seminggu telah berlalu dan tak ada kemajuan terhadap 20 muridku, sedangkan 2 pekan lagi akan ada Ujian Tengah Semester.

 

“Sampai pada bab ini apa kalian mengerti?” Tanyaku saat selesai menjelaskan bab Logaritma yang cukup membuatku pusing. Naas yang ada mereka justru menggelengkan kepalanya.

 

“Astaga! Sebenarnya apa yang kalian pelajari selama ini, huh? Bagaimana bisa ayahku meloloskan kalian di ujian masuk?  Lihatlah! Nilai ulangan harian kalian tak ada perubahan signifikan! Apa kalian berpikir bisa lulus dengan kemampuan kalian ini?” Bentakku mulai emosi serta frustasi.

 

“Apa benar Anda putra dari Byun Seonsaengnim?” Celetuk Sowon, siswi paling lugu di antara keempat siswi lainnya. “Anda tidak mirip dengan Byun Seonsaengnim yang penyabar dan humoris.”

 

DEG ~ Entah kenapa rasanya aku tertampar keras oleh ucapan gadis ini. Apa benar aku berbeda dengan ayah? Padahal selama ini aku mati-matian menirukan gaya ayahku. Ya, aku sangat mengidolakan orang tua semata wayangku itu sedari kecil.

 

“Sowon benar, Anda sangat berbeda dengan Byun Seonsaengnim. Beliau tidak pernah mempermasalahkan nilai akademik kami,” timpal siswa ber-name tag Hyuk dengan tengilnya.

 

“Lagipula apalah arti sebuah nilai tanpa keterampilan serta kemampuan, Saem?” Sindir siswa lain bernama V. Dan ini benar-benar berhasil membuat hatiku mencelos. Perkataannya sama dengan prinsip ayahku. Ya, bagi pria tua itu, keterampilan jauh lebih berharga dari sebuah angka. Kenapa aku melupakan ini?

 

“Lebih parah lagi jika nilai bagus tapi hasil berbuat curang. Bukankah itu sama saja dengan penipuan?” Sahut Ren, siswa yang berwajah tampan sekaligus cantik secara bersamaan.

 

“Bekerja tanpa keterampilan dan kemampuan pun tak akan bisa bertahan lama,” sambar siswa lainnya bernama Jongup. Dan aku merasa apa yang dikatakan mereka adalah suatu kebenaran.

 

.

.

 

Sejak hari itu aku mengubah seluruh cara mengajarku. Dan kini aku tahu alasan kenapa ayahku bersih kukuh mempertahankan ke-20 pelajar dengan nilai hancur ini. Karena ternyata tiap-tiap dari mereka memiliki keterampilan atau bakat luar biasa, yang apabila di arahkan serta diasah dengan baik akan menjadikan mereka seperti berlian yang sangat mahal harganya.

 

Aku pun membuat sebuah perjanjian dengan mereka semua, jika mereka berhasil dalam Mid Test dengan peningkatan nilai, aku akan membantu mereka hingga berhasil ke panggung debut, sesuai dengan minat bakat masing-masing.

 

Seolhyun yang lincah mulai aku arahkan ke Cheersleader serta Acting. Beberapa siswa seperti SCoups, Kwangmin dan Minwoo ku fokuskan untuk menjadi Rapper. Murid lainnya menekuni seni musik sesuai minat dan bakat mereka. Ada pula yang terjun ke seni peran, dan siswa itu bernama Sungjae.

 

.

.

 

Waktu terus berlalu dan siapa yang menyangka bahwa mereka berhasil memperbaiki nilai mereka sekaligus reputasi yang selama ini tersemat di diri mereka. Dengan begini, ayahku bisa pensiun dengan tenang Tahun depan. Dan aku bisa kembali ke aktivitasku sebelumnya sebagai Mahasiswa tanpa beban apalagi rasa malu.

 

Saengil chukahabnida, saengil chukahabnida, saranghanda Byun Seonsaengnim, saengil chukahabnida!” Tiba-tiba terlantun nyanyian ketika aku membuka pintu kelas 1-04 pagi ini.

 

“Selamat Ulang Tahun, Byun Baekhyun Seonsaengnim! Saranghae!” Sorak-sorai ke-5 siswi tersebut dengan hebohnya.

 

Huh? Darimana kalian tahu ulang tahunku?”

 

“Byun Seonsaengnim yang mencatatnya di memo kelas,” jawab Jeonghan, siswa berambut panjang sebahu sembari menyodorkan kue ulang tahun ke arahku.

 

“Ayah?” Aku bergumam lirih.

 

“Kami sangat iri dengan kedekatan Anda dan Byun Seonsangnim. Saat beliau menceritakan tentang Anda, terpancar kebanggaan dan kasih sayang yang melimpah dari sorot matanya,” jelas Namjoo membuat suasana berubah menjadi haru lantaran pria tua yang mereka maksud masih terbaring lemah di Rumah Sakit.

 

“Sudah! Jangan bersedih lagi! Sebaiknya kita berdoa untuk kesembuhan Byun Seonsaengnim dan juga kesuksesan Byun Baekhyun Saem,” seru Joshua yang terkenal religius.

 

Lalu kami semua memejamkan mata dan memanjatkan doa bersama-sama, sebelum akhirnya aku meniup lilin ulang tahunku.

 

Saem, apa Anda menyukai hadiah dari kami?” Tanya Ricky.

 

“Hadiah?” Aku berusaha menerka-nerka dan berpikir keras.

 

“Nilai kami, Saem! Itu adalah hadiah untuk Anda!” Teriak mereka kompak lalu tertawa terbahak-bahak.

 

Mworagu?” Seruku shock.

 

Ok, nilai mereka memang mengalami peningkatan tapi tidak dengan peringkat mereka. Rata-rata dari penghuni Rêve de Classe hanya menempati peringkat 100-150 dari total 200 siswa kelas 1. Yang itu berarti posisi mereka belum sepenuhnya aman.

 

Dan mungkin saja, tugasku tidak akan berhenti sampai di sini.

 

-FIN-

 

A/N : Panjang ya? Maaf … tapi inilah yang terbesit di otakku. Btw, ini adalah FF untuk Event B’day-nya si Bacon yang aku gabungkan dengan Tema Reguler Menu (Pendidikan) bulan Mei di Flow de Mémoire (Sebuah grup kepenulisan di Wattpad). Meski absurd dan kurang masuk ke Tema, tapi tolong tetap tinggalkan jejak di kolom komentar ya! Makasi ^^

 

By. Yunietananda

04.05.2016

 

 

 

 

 

Satu pemikiran pada “Rêve de Classe – (Drabble)

Tinggalkan komentar