The Exotics Life of Immortal (Chapter 4)

Title: The Exotics Life of Immortal

Genre : Romance, AU, Adventure, Fantasy Suspense, Friendship

Author : @Rimahyunki

(http://rimahyunki.wordpress.com)

Length : Chaptered, Series

Rating : T, PG13

Main Cast :

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Shin Heerin

Kwon Richan

 

Other cast:

All Member of EXO

Suho

Xi Luhan

Siwon

Kris

Kai

Victoria, and others.

 

 

p.s: Cerita terinspirasi dari series Twilight,Harpot, mbah Google, dan sebagian lagi imajinasi gila author (?)

 

Kembangkan imajinasimu setinggi mungkin!

Happy Reading ~^^

ФФФ

Chapt.1 | Chapt.2 | Chapt.3

Previous Chapter

 

Yeoja itu meninggalkan Chanyeol tanpa berkata apapun. Ia terus berjalan menerobos keramaian hingga akhirnya menemukan Baekhyun.

“Ada apa?” tanya Heerin cemas melihat Richan yang tiba-tiba datang menemui mereka dengan wajah yang seolah mengatakan jika ada bahaya di sekitar mereka.

Richan menatap Baekhyun kemudian berkata, “Ada yang datang”

ФФФ ФФФ

 

 

Baekhyun membalas tatapan Richan tajam. Keduanya seakan sedang berbicara dari kontak mata mereka. Tanpa berkata apapun lagi, dua orang itu langsung berjalan keluar aula menembus keramaian pesta malam meninggalkan Heerin yang berusaha mengejar mereka.

. . .

 

Heerin poV_

“Ada yang datang.” ucap Richan membuatku langsung bergidik. Tatapan mata yeoja itu sedikit membuatku takut. Apalagi setelah melihat Baekhyun yang juga tampak cemas.

Dua orang di depanku ini tidak banyak bicara, mereka langsung saja bergegas keluar aula. Aku tidak mau hanya diam disini seperti orang bodoh. Meskipun tidak bisa menembus keramaian secepat mereka, namun setidaknya aku masih bisa mengikuti punggung mereka berdua.

Huh huh.. Aku mencoba mengatur napasku setelah berlari cukup jauh dari aula sekolah hingga sampai di bukit belakang sekolah.

Baekhyun dan Richan yang berdiri beberapa meter di depanku terlihat sedang mencari keberadaan seseorang.

“Kenapa kau ada disini?” tanya Richan begitu melihatku berdiri di belakang mereka.

Baekhyun ikut berbalik melihatku, ia menggelengkan kepalanya seperti tak menyukai keberadaanku disini.

“Wae? Aku juga bagian dari kalian kan?” tanyaku namun tak ada satupun yang menjawab.

Baekhyun berjalan mendekatiku. Ia tiba-tiba melepaskan cincinnya lalu menyodorkan benda itu padaku.

“Pakailah ini dan ikat rambutmu,” perintahnya membuatku sedikit bingung.

“Kau tidak boleh bergabung sekarang.. Tidak sebelum kau menjadi vampire”

Deg ! Vampire?

“Bersembunyilah disana dan demi apapun yang terjadi, kau jangan pernah bergerak dari tempatmu” seru Richan membuatku langsung berjalan mundur. Aku berjongkok dibalik semak-semak, tidak lupa menguncir rambutku yang tergerai.

Tidak lama setelah aku bersembunyi, angin kencang berhembus di sekitar bukit, membuat daun-daun di atas pohon gugur.

Wuzh wuzh. Dua orang asing tiba-tiba sudah berdiri di hadapan Baekhyun dan Richan. Mereka seorang yeoja dan seorang namja.

“Untuk apa kalian datang kemari?” tanya Baekhyun pada dua orang berjubah itu. Jika melihat fisik luarnya, kurasa yang pria itu adalah drakula.

Mereka berdua sama-sama terkekeh mendengar pertanyaan Baekhyun.

“Tentu saja untuk benda itu”

Benda? Kalung dan cincin ini? Yah kurasa itulah yang mereka maksud dengan benda. Dua makhluk itu pasti salah satu antek-antek yang ingin menghancurkan kalung dan cincin ini.

Bukk.

Kukedipkan mataku berkali-kali untuk melihat apa yang ada di depanku. Pohon-pohon besar di sekitar mereka tumbang begitu saja saat Baekhyun melempar tubuh namja di depannya. Sejak kapan mereka mulai berkelahi?

“Sepertinya ada acara asyik di gedung itu, aku jadi ingin semakin meramaikannya” ujar yeoja itu melihat ke arah gedung sekolah kami.

Ia berancang-ancang untuk berlari sebelum Richan menghempaskan tubuhnya terlebih dulu.

Brakk. Suara benturan beberapa kali kudengar dari arah mereka. Meskipun terlihat sengit, kemampuan Baekhyun dan Richan masih berada di atas dua makhluk itu.

Wuzh. Entah darimana datangnya angin yang berhembus kencang  melewatiku, membuat ikatan rambutku yang tidak begitu erat terlepas.

Brakk. Namja itu melempar tubuh Baekhyun hingga membentur pohon kemudian melihatku…melihatku?

Matanya memerah tajam, ia menyeringai ke arahku menunjukkan taring tajamnya yang berkilau terkena sinar bulan.

 

Drakula. Penghisap darah pada wanita.

 

Deg! Mati kau Shin Heerin.

Bodohnya tubuhku langsung membeku. Aku tidak bergerak sedikitpun dari tempatku sekarang. Bukan.. Bukannya tidak ingin. Entah kenapa kedua kakiku ini mendadak lemas dan sulit digerakkan.

Drakula itu melihatku seperti mangsa empuk, ia berlari ke arahku dan disaat itulah jantungku berdetak tak karuan.

Apakah aku akan mati sekarang?

“Aarggh!!”

Kubuka mataku mendengar suara teriakan Baekhyun. Ia yang entah sejak kapan sudah berdiri di depanku, melindungiku. Namun hal itu membuat lehernya terluka oleh taring drakula itu. Omoo!

Baekhyun memegangi pundaknya, ia berteriak, terkapar di atas tanah merintih kesakitan.

Aku berlutut di depannya memegangi tangan Baekhyun. Air mataku pecah melihat namja itu kesakitan seperti sekarang, dan semua ini karenaku.

BRUAKK.

Richan menghantam drakula di depanku hingga terpental jauh menumbangkan pohon.

“Awas!!” teriakku saat seorang yeoja bersiap menyerangnya dari belakang.

Richan berbalik cepat, ia mengunci badan yeoja itu kemudian melemparnya ke arah pohon yang sebagian batangnya telah tumbang, menyisakan bagian runcing yang langsung menembus tubuh wanita berambut pirang itu.

Richan berlutut di depanku, ia melihat Baekhyun kemudian memandangku, “Kau bawa dia pulang ke rumahmu. Disana ada Siwon ahjussi”

“Tapi.. Bagaimana denganmu?”

“Tidak usah mengkhawatirkanku. Cepatlah!” perintah Richan membuatku langsung memapah Baekhyun. Bertahanlah, kumohon.

. . . .

 

Keesokan harinya.

06.30 KST, Richan poV_

“Bagaimana keadaannya?” tanyaku pada Siwon ahjussi.

“Untungnya tidak begitu parah..” jawab pria yang merupakan paman buyutku itu. Ah syukurlah.

“Richan.ah aku tidak bisa berlama-lama disini, aku harus kembali ke Itali sekarang juga”

Kudongakkan kepalaku melihatnya. Aku tidak terkejut jika Siwon ahjussi harus segera pergi mengingat statusnya sebagai pemimpin di kerajaan Shinhwa.

“Ne, aku mengerti..” ujarku menganggukkan kepala. Ia mengelus puncak kepalaku hangat kemudian berjalan menuju pintu bersama Suho dan Victoria yang mengantarnya.

Klek. Kubuka pintu kamar Heerin perlahan, tempat dimana Baekhyun berada.

Heerin sedang tertidur di sebelah Baekhyun yang terlelap. Biar kutebak, yeoja itu pasti sudah menungguinya semalaman.

“Sejak kapan drakula bisa tidur?” ujarku sudah duduk di sebelah tempat tidur Baekhyun. Aku menyunggingkan senyuman ketika Baekhyun membuka kedua matanya.

Ia melihatku ikut terkekeh.

“Sepertinya ia sudah benar-benar jatuh cinta padamu,” ucapku menujukkan pandanganku ke arah Heerin.

“Ya tentu saja, bagaimanapun juga kami sudah terikat”

Arasseo Arasseo. Kuanggukkan kepalaku mendengar ucapannya. Kusandarkan punggungku ke sofa kemudian melirik ke arah lukanya. Hanya terlihat  sebuah garis di lehernya. Wajar saja, pemulihan luka drakula memang tiga kali lebih cepat dari manusia.

“Mianhae kau jadi harus menghadapi mereka sendiri”

Kunaikkan sebelah alisku sembari tersenyum. Perkataan Baekhyun tadi membuatku teringat pada kejadian semalam.

 

(flashback)

“Sekarang hanya tinggal kita berdua,” ucap drakula berengsek itu membuatku muak. Aku tidak mau berlama-lama  bermain dengannya setelah aku membunuh pasangannya. Lebih cepat lebih baik bukan?

Ia memutar kepalanya kemudian menyeringai.

‘Kita lihat apa yang bisa kau lakukan jika konsentrasimu terpecah’

Tidak. Apa yang akan dilakukannya?

Tangan kirinya tiba-tiba mengarah ke arah aula sekolah.

Aku langsung berlari ke arahnya, memelintir tangannya yang akan mengeluarkan api. Tapi sayang aku terlambat beberapa sekon. Api mulai merambat ke arah aula yang dipenuhi manusia itu.

Sial!

Aku langsung menancapkan taringku ke lehernya, membuat namja itu berteriak kesakitan. Kulempar tubuhnya sembarangan. Sebentar lagi ia pasti tidak akan bernyawa.

Aku langsung melihat ke arah gedung yang mulai penuh dengan kobaran api.

Wuzh. Jujur saja, gaun ini membuatku agak kesulitan bergerak apalagi berlari.

Tepat saat aku tiba disana, semua murid langsung berhamburan keluar. Aku baru akan mencoba memadamkan apinya sebelum sesuatu membuatku terkejut.

Kobaran api yang seharusnya melahap tubuh manusia yang berada di dekatnya justru seakan menjauh dari tubuh namja itu. Park Chanyeol? Ia yang juga berlari seperti yang lain, tidak menyadari jika api-api itu seakan menurutinya dan tidak akan menyakitinya.

Sebenarnya siapa namja itu?

(end of flashback)

 

“Ah aku ingin bicara denganmu soal namja yang kuceritakan, namja yang tidak bisa kubaca pikirannya”

Baekhyun melihatku serius. Aku baru akan melanjutkan kata-kataku namun Heerin sudah terlebih dulu bangun.

Aku beranjak dari kursiku begitu mengetahui apa yang ada di pikiran sejoli itu. Kurasa pembicaraan ini bisa dilanjutkan nanti.

“Baiklah kalau begitu aku ke sekolah dulu,” ucapku berpamitan pada dua orang itu. Aku tidak perlu bertanya apakah mereka akan masuk sekolah atau tidak hari ini, karena aku sudah tau apa jawabannya.

. . .

 

@ School, 07.00 KST

“Hassh,” desisku kesal ketika mengetahui siapa yang berada di depanku.

Lagi-lagi namja bergigi rapi itu. Meskipun aku penasaran dengannya, hal itu tidak berarti aku menyukai sikapnya yang terus menggangguku.

“Kenapa kau tiba-tiba menghilang kemarin malam?” tanyanya membuatku mendongakkan kepala. Kunaikkan sebelah alisku sambil berkata, “Bukan urusanmu”

Aku hendak berlalu melewatinya namun ia malah menghalangi jalanku, bergerak ke kanan dan kiri, kemanapun aku melangkah.Aish.

“Semua yang berhubungan denganmu adalah urusanku”

Kuangkat wajahku melihatnya. Apa? Kenapa?

“Because I love you”

Aku agak terkesiap setelah mendengar ucapannya barusan. Kedua mataku melihat ke arahnya, memandang ke dalam sepasang matanya yang melihatku. Walaupun tidak dapat membaca pikirannya, aku bisa melihat kesungguhan dari caranya   menatapku sekarang. Begitu dalam dan… Aish. Apa yang kupikirkan.

“Aku tidak yakin kau akan berani berkata seperti itu jika kau tau siapa atau mungkin apa aku sebenarnya,” balasku membuat Chanyeol tampak bingung.

“Apa maksudmu?” tanya namja itu yang hanya kubalas dengan sebuah smirk.

“Aku tau kau tidak bodoh Park Chanyeol,” ucapku kemudian berlalu melewatinya yang hanya bisa diam dengan wajah kebingungan.

. . . .

 

Author poV_

“Hyora.yaa lebih baik kau bermain bersama temanmu saja yaa!” tutur Heerin pada adik perempuannya yang masih belum mau jauh-jauh dari Baekhyun.

“Shireoo! Aku mau bersama oppa tampan!” balas yeoja imut itu membuat Heerin mengerucutkan bibirnya.

Aigoo harus dibujuk apa lagi anak kecil ini??

Baekhyun yang melihat ekspresi wajah Heerin malah tertawa renyah.

“Hyoraaa ikut umma sini!” seru Victoria. Sang malaikat penyelamat bagi Heerin.

Mau tidak mau yeoja kecil itu berlari ke arah umma yang memanggilnya, akhirnya meninggalkan Heerin dan Baekhyun berdua saja di taman belakang rumahnya.

“Kau tidak suka adikmu bersama kita?”

“Dia hanya akan mengganggu kita berdua”

“Ne?”

Heerin buru-buru menutup mulutnya, “Aniyo! Bukan apa-apa,” balasnya menyesali apa yang ia katakan barusan.

“Bagaimana lukamu? Apa kau sudah benar-benar sehat?” tanya yeoja itu menunjukkan mimik muka cemas. Bagaimanapun juga Baekhyun terluka karena melindunginya.

Namja tampan itu tersenyum manis ke arah Heerin, “Apa aku terlihat seperti orang sakit?”

Namja itu bergerak berpindah tempat ke kanan lalu kiri Heerin, kemudian tiba-tiba menghilang beberapa detik dan kembali sambil membawa bunga.

Heerin tersenyum menerima bunga yang diberikan namja itu. Baiklah, kurasa ia memang sudah baik-baik saja.

“Bacon.ah?”

“Hmm?”

Yeoja itu menarik napas panjang kemudian menghembuskannya. Pertanyaan yang akan ia lontarkan pada Baekhyun kali ini adalah sesuatu yang sangat serius.

“Kapan kalian akan mengubahku menjadi…vampire?”

Mendengar pertanyaannya Baekhyun langsung melihat tajam ke arah Heerin.

Ia dapat menangkap sedikit ketakutan di mata Heerin sekarang. Meskipun begitu, Baekhyun juga bisa merasakan tekad kuat dalam diri yeojanya itu.

Baekhyun melingkarkan tangannya di pundak Heerin kemudian menjawab, “Kapanpun.. Sampai kau siap”

Sebuah senyuman keluar di wajah yeoja itu. Ia tau jika Baekhyun sedang berusaha menenangkannya.

“Aku tidak ingin menyusahkan orang lain lagi, aku tidak ingin ada lagi yang terluka karenaku. Setidaknya aku ingin melindungi diriku sendiri..” jelas yeoja imut itu panjang lebar. Meskipun ia tidak tau betapa sakitnya proses transformasi itu, namun tekadnya kali ini sudah sangat bulat.

Baekhyun menganggukkan kepalanya mengerti. Yah, cepat ataupun lambat, mereka memang harus melakukan semua ini.

“Sayang sekali kalu begitu, padahal sudah menjadi hobiku untuk melindungimu”

Heerin tersenyum mendengar gurauan namja itu. Namja yang telah membawanya ke sebuah dunia baru. Namja yang akan segera menjadi pendamping hidup abadinya.

. . . .

 

Chanyeol poV_

“Aku tidak yakin kau akan berani berkata seperti itu jika kau tau siapa atau mungkin apa aku sebenarnya”

Ucapan Richan itu terus berputar di otakku. Aku benar-benar tidak mengerti dengan ucapannya itu.

Bulpen di tanganku terus kuputar-putar tak jelas. Tanganku  menyanggga kepalaku yang sedang pusing berpikir. Yeoja itu benar-benar membuatku penasaran.

Pletakk! Dahiku berdenyut begitu penghapus papan melayang tepat di kepalaku.

“Dilarang melamun dalam pelajaranku!” seru Eunjung songsaenim membuatku sadar akan kesalahanku. Aish sial sekali!

Kringg Kringg

Suara bel istirahat membuatku cukup sumringah.

Hey tunggu dulu! Benturan di kepalaku tadi seakan mengaktifkan sel-sel dalam otakku. Sesuatu terlintas dalam pikiranku tentang apa maksud ucapan Richan tadi. Sekarang yang harus kulakukan adalah pergi ke ruang komputer.

. . .

Orang bilang semua informasi ada di internet, dan itu berarti juga berlaku untuk apa yang akan kucari sekarang.

Baiklah mungkin ini konyol, tapi ucapan Richan membuatku memikirkan sesuatu yang benar-benar tidak dapat diterima oleh logika.

Selain misterius, yeoja itu juga dapat dibilang punya kemampuan yang luar biasa — aneh.

Kedua tanganku sudah berada diatas keyboard, siap mengetikkan beberapa kata di tab-search google. Namun yang menjadi masalah sekarang adalah.. Apa yang harus kuketik?

Kupejamkan mataku mencoba berpikir. Bayangan tentang yeoja itupun langsung berputar di pikiranku.

Pertama kali aku melihatnya, satu hal yang aneh adalah tatapan matanya yang dingin — begitu dingin. Lalu warna lensa matanya yang aneh, kuning keemasan. Aku baru melihat satu ini di dunia.

Kulitnya putih pucat, ia sangat cantik dan memiliki aura yang cukup kuat (hingga mampu menarik perhatianku). Ia seorang petarung yang hebat untuk seorang pemula yang tidak pernah tau taekwondo. Cepat dan kuat. Dan satu hal lagi, entahlah benar atau tidak namun kemampuannya membaca pikiran (yang walaupun tak pernah ia melakukannya padaku).

Kesepuluh jariku mulai bermain di atas keyboard, mengetikkan apa yang tadi kupikirkan. Cepat,kuat, berkulit pucat, bermata emas, dingin, aku sempat mengetikkan ‘cantik’ namun kuhapus lagi lalu berkemampuan khusus.

Tikk. Kutekan tombol enter di keyboard.

Kedua mataku langsung membelalak kaget melihat hasil dari pencariannya.

Vampire ?

. . . .

 

Author poV_

Semua makhluk berjubah putih yang bernama plexus itu berlutut bersamaan begitu seseorang yang mereka anggap sebagai raja mereka turun dari langit dan mulai berjalan melewati barisan makhluk-makhluk bercahaya yang tampak seperti malaikat.

Pria berjubah hitam dengan perpaduan warna merah itu mengacungkan telapaknya membalas penghormatan plexus. Sayap yang semula berkibas saat terbang menghilang ketika ia mulai memijakkan kakinya di atas tanah.

Kedua lensa matanya yang bewarna merah, serta tatapannya yang tajam menimbulkan kesan dingin di wajahnya. Namun tidak dapat dielak jika pria setengah dewa itu tampan — sangat tampan.

“Annyeonghasseo Kris sangjangnim..” sapa seorang pria   yang merupakan kaki tangan sang raja dimensi Malchuth itu, Lay.

Kris menggerakkan jarinya menyuruh namja itu untuk ikut masuk dengannya.

“Jadi kau sudah tau siapa pemilik cincin ini?”

Lay menganggukkan kepalanya kemudian duduk di hadapan Kris setelah diberikan ijin.

“Dulu itu milik seorang drakula yang merupakan salah satu kekuatan diantara 10 cakra terkuat di dimensi Kether dan dimensi manusia…”

Lay tidak melanjutkan kata-katanya ketika Kris menyuruhnya untuk berhenti.

Pria setengah dewa itu memandangi cincin dengan batu bewarna carmine red yang sekarang menjadi miliknya. Entah kenapa, pria tampan itu merasakan akan adanya kedatangan seseorang atau mungkin beberapa orang ke kerajaannya ini.

Kris menyunggingkan sebuah senyuman sambil menyandarkan punggungnya ke singgasana.

Sebuah kedatangan yang dinantikannya.

 

. . . .

 

@ School gymnasium, 19.00 KST

 

Gedung tempat dilaksanakannya kegiatan ekstra taekwondo telah usai. Semua anggota ekstra beladiri itu sudah mulai meninggalkan tempat tersebut. Begitu juga dengan Richan yang sudah siap dengan tas besarnya untuk pulang.

“Aku ingin bicara denganmu”

Suara berat Chanyeol yang menggema di seluruh gedung membuat Richan menghentikan langkahnya. Yeoja itu membalikan badan menghadap Chanyeol yang sudah berdiri di belakangnya.

“Ada apa?”

Chanyeol menghembuskan napas. Ia hendak berbicara namun bingung harus memulai darimana hingga sebuah kata keluar begitu saja dari mulutnya.

“Vampire”

Richan menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan Chanyeol. Jadi namja itu benar-benar menanggapi perkataannya tadi pagi. Good boy.

“Katakan jika apa yang kupikirkan salah! Bagaimana mungkin kau seorang vampire, kau berkeringat, detak jantungmu juga dapat kudengar..”

“Yah kau memang benar..”

“A..Apa maksudmu?” tanya namja itu kian bingung.

“Sebagian dalam tubuhku adalah manusia dan sebagiannya lagi adalah…vampire seperti katamu”

Penjelasan Richan membuat Chanyeol terpaku di tempatnya berdiri. Kedua tangannya mengepal sementara otaknya terus berputar. Semua ini terlalu membingungkan untuknya. Yeoja yang selama ini disukainya atau mungkin dicintainya ternyata tak lebih dari makhluk immortal.

Lalu apa yang harus kulakukan sekarang setelah mengetahui semua fakta itu?

Richan menganggukkan kepalanya mengerti jika Chanyeol  mematung di depannya sekarang.

“Ah tenanglah, asal kau tau saja aku tidak menghisap darah manusia.. Jadi sekarang kau bisa memberikan cintamu itu pada makhluk yang tepat..” ucap yeoja dingin itu kemudian membalikkan badannya.

Sekarang kau bisa memberikan cintamu itu pada makhluk yang tepat. Perkataan Richan barusan seakan menyadarkan Chanyeol.

Namja itu menatap punggung Richan yang mulai berjalan menjauhinya. Ia tidak merasakan sedikitpun ketakutan ketika mengetahui identitas Richan sebenarnya.

Namja jangkung itu berlari mencegah Richan, ia memegang tangan yeoja itu kuat membuat Richan langsung berbalik melihatnya.

Chanyeol mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Ia memandang yeoja di depannya sangat dalam.

Entah kenapa ada sesuatu dalam dirinya yang menginginkan yeoja itu. Sesuatu yang membuatnya bahkan tidak peduli dengan kenyataan.

“Aku sudah menemukan makhluk yang tepat itu..” ucap Chanyeol kemudian dengan cepat melayangkan sebuah ciuman di bibir Richan yang tidak dapat dicegahnya.

. . . .

 

Kai duduk menyilangkan kedua kakinya. Wajah angkuhnya membuat makhluk itu terlihat sangat berkuasa sekaligus licik.

Sebuah smirk terukir di wajahnya begitu ajudan yang dipanggilnya masuk ke dalam singgasananya.

“Hamba sudah mengirim Kangin tuan..” ujar ajudan itu seraya membungkuk ke arah Kai.

Kai bangkit dari tempatnya. Dalam kejapan mata, ia sudah berada di sebelah kaki tangannya itu.

“Baguslah!”

Lagi-lagi sebuah senyuman licik terukir di wajah tampannya. Mereka memang harus melakukan sesuatu untuk mencegah musuh-musuhnya bersatu semakin kuat. Dan salah satu caranya adalah dengan mengirimkan Kangin di tengah-tengah mereka. Raksasa besar dengan kekuatan fisik yang luar biasa. Bukan hanya itu, ia memiliki kekuatan petir yang bisa digunakannya untuk membunuh siapapun.

Sudah empat dari sepuluh cakra itu berhasil dihancurkannya dan ia tidak akan mau lama-lama untuk memusnahkan yang kelima.

. . . .

 

Heerin melemparkan tubuhnya ke sofa, ikut duduk bersama Baekhyun yang sedang mengarahkan perhatiannya ke layar televisi.

Ia membawa piring berisi kentang goreng di tangannya, sesekali mencomotnya lalu menawarkannya pada Baekhyun.

“Mau?” tanya Heerin polos.

Baekhyun tertawa melihat tampang yeoja polosnya.

“Daripada aku memakan kentang itu lebih baik aku memakanmu!” balas namja tampan itu menyeringai menunjukkan taringnya.

Heerin memejamkan matanya menunjukkan mimik muka ketakutan saat Baekhyun mendekatkan taringnya ke leher yeoja itu.

Namun saat Heerin sudah memejamkan matanya, Baekhyun malah mengalihkan wajahnya ke wajah Heerin. Sebuah kecupan singkat di bibir mungilnya.

“Ehem!”

Baekhyun dan Heerin langsung menjauhkan tubuh mereka begitu mendengar suara Suho dan Victoria yang baru saja pulang.

“Ayo mandi dulu sayang..” tutur Victoria pada Hyora.

Suho berjalan mengikuti istri dan anaknya ke belakang. Namun sebelumnya, pria tampan itu melihat ke arah Baekhyun.

“Aku tidak akan mengampunimu jika tertangkap basah lagi, arasseo?”

Baekhyun mengangguk sambil menggaruk kepalanya malu.

“Ckck mencuri kesempatan!”

“Tidak boleh?”

“Tidaaak!”

Brakk Bukk.

Richan yang tiba-tiba datang melempar tubuhnya ke atas sofa membuat Baekhyun dan Heerin saling melempar pandangan heran.

Yeoja itu menunjukkan ekspresi wajah yang tidak biasanya. Ia tampak seperti orang frustrasi dengan terus memijat keningnya.

“Selama aku bersamamu, baru kali ini aku melihatmu seperti ini sekarang,” ucap Baekhyun membuat Richan langsung melirik tamjam ke arahnya.

“Waeyo?” tanya Heerin  mencoba menunjukkan simpatinya.

Richan menyandarkan punggungnya kemudian mendongakkan kepala, “Gwenchana.. Aku tidak habis pikir bagaimana temanmu itu bisa membuatku stres”

Baekhyun dan Heerin mengerutkan dahi mereka bersamaan, “Ha?” tanya keduanya mendengar Richan yang berbicara tak jelas seperti sedang menggerutu.

“Aniyo.. Bukan apa-apa”

Aish apa yang baru saja kukatakan. Fokus Kwon Richan. Fokus.

Drrt.. Drrt.. Ponsel Heerin yang berada diatas meja bergetar hebat menunjukkan adanya panggilan masuk.

Heerin mengerutkan dahinya membaca nama yang terpampang di layar ponselnya.

Aigoo, Richan mendesis ketika mendengar pikiran Heerin.

“Yobosseyo.. Ne Chanyeol.shi.. Kapan?.. Ah arasseo.. Annyeong..”

Richan mengalihkan wajahnya ke arah lain. Berusaha menyembunyikan mimik muka yang ia sendiri tidak dapat menjelaskan kenapa.

“Ah mumpung kalian ada disini, aku ingin bertanya ehm bagaimana kalian mengubahku menjadi…vampire?”

Sebelah alis Baekhyun terangkat. Ia tersenyum melihat yeoja yang duduk di sebelahnya. Sepertinya tekad Heerin untuk ikut bergabung dengan mereka sudah bulat. Misi mereka untuk mempertahankan kalung dan cincin itu, serta untuk membunuh Kai — penerus dari sang penguasa kegelapan memang sangat asing untuk Heerin, namun hal itu tidak menyurutkan niatnya sekarang.

“Kami akan menyuntikkan racun vampire tepat di jantungmu” jelas Richan membuat Heerin menganggukkan kepala mengerti.

“Itu jika kau ingin menjadi vampire seutuhnya”

“Nde?”

“Kau bisa menjadi sepertinya, setengah vampire setengah manusia” jelas Baekhyun menunjuk ke arah Richan.

Heerin mengerutkan keningnya. Pertanyaan-pertanyaan seperti apa bedanya dan bagaimana caranya terus berputar di otaknya.

“Jika kau menjadi vampire seutuhnya, itu berarti semua organmu akan mati fungsi.. Kau tidak akan mempunyai keturunan”

Deg. Heerin agak terkesiap mendengar perkataan Richan. Tidak bisa hamil? Yeoja itu langsung melihat ke arah Baekhyun yang balas memandangnya heran.

Richan tidak dapat menyembunyikan tawanya mendengar pikiran yeoja yang duduk di depannya itu.

“Aigoo lucu sekali..” gumam yeoja dingin itu mengetahui apa yang ada di pikiran Heerin.

Baekhyun menepuk pundak yeojanya, “Semua terserah padamu”

“Asal kau tau saja, tubuhmu akan merasakan sakit yang luar biasa selama proses transformasi..”

Heerin langsung duduk menegang. Keputusannya itu memang memiliki konsekuensi yang cukup besar.

Tenanglah. Tangan Baekhyun menggenggam tangan Heerin, mencoba meredam ketakutan yang pasti menghantuinya sekarang.

Richan memiringkan kepalanya melihat dua orang di depannya yang terlihat begitu akrab. Bahkan ia dapat merasakan kehangatan diantara mereka berdua.

Wuzh wuzh.

‘Aku sudah dekat dengan mereka, bersiaplah menerima kematian kalian’

Richan mendadak berdiri dari tempat duduknya.

Ia mengepalkan kedua tangannya sendiri kemudian segera berlari mencari Suho.

“Waeyo? Ada apa Richan.ah??”

Yeoja itu tidak menjawab pertanyaan Baekhyun.

“Paman, kalian.. Kau, victoria, serta Hyora harus segera pergi darisini.. sekarang juga!”

“Tapi kenapa? Ada apa?” tanya Victoria panik.

“Percayalah padaku..”

Suho menganggukkan kepalanya mengerti. Tanpa meminta penjelasan lebih, ia langsung menarik istri dan anaknya untuk pergi dari rumahnya. “Heerin tidak ikut?” tanya Victoria.

Richan memandang Heerin meminta sebuah jawaban.

“Aku akan disini!” jawab yeoja itu mantap membuat Suho tidak bisa memaksakan kehendaknya. Pria itupun langsung memacu mobilnya keluar dari rumah mereka.

Baekhyun menggenggam tangan Heerin yang berdiri di belakangnya.

Richan berjalan mundur begitupun dengan Baekhyun.

“Ia datang..”

. . .

 

Author poV_

Chanyeol memacu motornya melewati jalan menuju rumah Heerin. Ia sudah menelepon yeoja itu tadi, membuat janji untuk menemuinya di rumah.

Ketika sampai di belokan dekat rumah Heerin, namja itu melihat sebuah mobil merah melewatinya.

Bukankah itu tadi appa dan umma Heerin?

Chanyeol mengangkat pundak tak mengerti. Sudahlah yang penting aku kan sudah membuat janji.

Namja tampan itu kembali memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Rumah Heerin yang berada di atas bukit serta jauh dari rumah tetangganya memang membuatnya lebih terlihat seperti sebuah villa.

Ciitt.

Chanyeol turun dari motornya dan memutuskan untuk langsung berjalan masuk ke dalam rumah itu. Ketika sampai di depan pintu,  suara ribut dari dalam rumah membuat Chanyeol sedikit bingung.

Ada apa di dalam? Kenapa tidak ada yang membukakan pintu?

Kleek. Chanyeol memberanikan diri untuk membuka pintu, dan betapa terkejutnya ia melihat apa yang terjadi di depan mata kepalanya.

Rumah Heerin sangat berantakan, semua barang yang hancur, serta makhluk bertubuh besar yang berdiri di hadapan mereka.

Brakk. Baekhyun terpental membentur lantai. Konsentrasi Richan jadi semakin terpecah ketika Kangin — raksasa itu berjalan mendekati Heerin.

Kangin membaca sikap Richan, kedua jari besarnya ia acungkan ke arah vampire setengah manusia itu, bersiap mengeluarkan petir mematikannya.

“Aaargh!!”

Richan membelalakkan matanya ketika seorang namja yang tiba-tiba berdiri di depannya berteriak kesakitan. Tubuh Chanyeol langsung terjatuh diatas lantai setelah Kangin menghentikan petir yang keluar dari jarinya.

Richan berlutut di tubuh Chanyeol yang tak berdaya. Ia langsung memegangi pergelangan tangan namja itu. Aneh sekali denyut nadinya masih ada.

“Richan awass!!” teriak Heerin melihat Kangin yang kembali bersiap mengeluarkan petir lagi.

Boom! Seseorang sudah berada di depan Richan dan Chanyeol, memukul mundur petir yang keluar dari jari Kangin.

Richan mendongakkan kepalanya, matanya menangkap cincin berbatu brink pink yang dikenakan pria berbaju putih di depannya. Tidak salah lagi.

“Luhan oppa”

 

ᴥᴥᴥ To Be Continue ᴥᴥᴥ

 

Gimana? Makin geje ya ceritanya?

Maklum author lagi stress haha /plak/

Sorry for typo dan segala kekurangan di cerita ini ~

Thanks for reading ~

Really appreciate your comment ^^

Mau tau kelanjutannya? Mau tau?

See you at next chapter kkk

 

47 pemikiran pada “The Exotics Life of Immortal (Chapter 4)

  1. Ff ny ko’ g di lnjut” sih thor, pdhal dh seru”ny. Please donk thor, d lanjut ya. Dah penasarn bgt nih 🙂 d tgu loh thor.!

Tinggalkan komentar