Soulmate (Chapter 1)

Title: Soulmate

Author: Park Hyura / Lee Yong Mi

Genre: Fantasi, Romance (sepertinya), Thriller (… mungkin)

Main Cast:

  1. All member EXO
  2. Park Hyura
  3. Lee Yong Mi

Length: Chaptered

Rating: … PG 16 ?

 

 

Part 1: Kim Min Seok / Xiu Min

 

Park Hyura

Aku antusias sekali! Setelah bertahun-tahun terjebak dalam kutukan merepotkan itu, sekarang aku dapat berjalan bebas seperti dulu! Eomma, appa, kalian bodoh sekali memberikan kutukan yang mudah seperti ini. Dengan cepat aku dapat menampiknya! Cih, betapa bodohnya kalian, mengorbankan nyawa hanya untuk membagi jiwaku menjadi dua. Sekarang apa yang dapat kalian lakukan? Kalian hanya dapat menatap diriku yang akan kembali menjadi pemilik kekuatan terhebat satu-satunya di antara kaum vampire, dan yeoja menjijikkan itu akan mati dengan tenang.

“ Oppa! Cepat siapkan air mandi untukku! Aku harus membersihkan seluruh tubuhku dan tampil cantik agar dapat menarik perhatian para namja diluar sana!” teriakku memerintah oppa-oppaku. Cih, lambat sekali mereka! Seharusnya mereka bergerak cepat, karena semua keinginanku harus segera dipenuhi!

“ Hyura-ya…”

Aku menoleh dan melihat Xiu Min oppa berdiri di depan pintu kamarku. Dengan cepat aku menggandeng lengannya.

“ Oppa! Kita akan pergi kemana hari ini? Aku harus pergi jalan-jalan keluar untuk merefresh otakku yang terlalu lama sakit ini! Ah, mana oppa yang lain? Kenapa air untuk mandiku belum disiapkan?” tanyaku kesal. Xiu Min oppa menatapku aneh.

“ Hyura, kami ini oppamu, bukan pembantumu.” Ucapnya. Aku mendelik.

“ Apa bedanya? Bukankah kalian selama ini melayaniku? Kalian harus menuruti perintahku!” ucapku tegas. Xiu Min oppa semakin menatapku aneh, kemudian dia berjalan keluar tanpa permisi apa pun dariku. Yak!! Oppa kurang ajar!

+++

Kim Min Seok / Xiu Min

Apakah itu Hyura kami? Kenapa sikapnya aneh? Hyura dulu tidak pernah memerintah kami, walau sikapnya tidak jauh beda dari yang dulu-dia suka memerintah orang-, tap dia tidak pernah memerintah atau pun menyuruh kami, oppa-oppanya! Bahkan, dia memanggilku dengan kode namaku, Xiu Min, bukan dengan nama asliku, Min Seok.

“ Xiu Min hyung!” panggil seseorang padaku. Aku menoleh dan melihat Tao berlari menghampiriku.

“ Tao? Waeyo?” tanyaku padanya.

“ Ani, kau barusan dari kamar Hyura?” balasnya bertanya. Aku mengangguk. “ Air mandinya sudah disiapkan. Bisakah kau mengatakannya pada Hyura?”

Mengatakannya? Kenapa rasanya malas sekali?

“ Katakan saja sendiri, Tao. Aku harus memeriksa keadaan yeoja itu dulu.” Tolakku. Aku berjalan melaluinya, menuju ke ruangan bawah tanah, tempat yeoja itu dipasung. Entah siapa yang mengusulkan ide untuk memasungnya. Sebenarnya aku tidak setuju, tapi aku tidak berani untuk mengatakannya. Bisa-bisa Chanyeol akan membakarku di tempat.

Kriet…

Aku membuka pintu ruangan itu. Yeoja itu terlihat menyedihkan. Dia menekuk kedua kakinya dan duduk dalam diam. Ingin rasanya aku bertanya, apakah dia baik-baik saja atau tidak, tapi rasanya lidah ini terlalu kelu untuk digerakkan.

“ Hey.” Panggilku pelan. Yeoja itu mendongak dan menatapku lama. Tatapannya terlihat aneh, entah kenapa.

“ Siapa kau?” tanyanya dengan suara serak. Kalau kutebak, dia pasti sehabis menangis.

“ Tidak perlu takut, aku tidak akan menyakitimu seperti yang lain.” Ucapku menenangkannya-ah, apa dia perlu ditenangkan? Dia tidak menangis histeris, jadi kenapa aku harus menenangkannya?

“ Aku hanya bertanya, siapa kau? Apa alasan kalian membawaku kemari?” tanya yeoja itu lagi. Cih, dia tidak menghiraukan pertanyaanku ternyata.

“ Aku Kim Min Seok, tapi kau bisa memanggilku Xiu Min. Alasan kami membawamu kemari adalah untuk dongsaeng kami, Park Hyura.” Jawabku lugas.

“ Untuk dongsaeng kalian? Kenapa dia membutuhkanku?” balas yeoja itu. Aku mendengus kesal.

“ Karena kau adalah belahan jiwanya!” jawabku spontan, namun aku segera menutup mulutku.

“ Mwo? Belahan jiwa?” ucapnya seakan tidak percaya. Aku menghela nafas.

“ Sudahlah. Manusia tidak akan mengerti mengenai kehidupan kami.” Ucapku kesal. Aku berbalik dan hendak berjalan pergi, namun suaranya menghentikan langkahku.

“ Aku mengerti.”

Tubuhku kaku mendengarnya. Aku berbalik dan menatapnya yang juga balas menatapku.

“ Kau bukan manusia seperti kami, kan?” ucapnya yang membuatku terkejut. Dari mana ia tahu?! “ Belakangan ini beberapa makhluk aneh kerap mendekatiku, namun baru kalian yang menculikku.”

Oh. Jadi para vampire lainnya juga mulai menyelidiki keberadaannya? Tunggu. Berarti Hyura juga diselidiki?

“ Apa ada yang makhluk-makhluk itu lakukan padamu?” tanyaku padanya. Dia menggeleng. Aku menghela nafas lega. Bagus, berarti belum ada yang mengubah jati dirinya. Setidaknya aku bisa bernafas lega sesaat.

“ Min Seok-ssi, apa kau bisa menjelaskan padaku maksud dari ucapanmu tadi?” ucapnya yang membuatku sadar dari lamunanku. “ Mengenai belahan jiwa.”

Entah mengapa, suaranya yang tadinya lemas berubah menjadi tegas. Dan dia tadi memanggilku apa?

“ Mi-mianhae, kau tadi memanggilku apa?” tanyaku berusaha memperjelasnya. Dia mengernyit.

“ Min Seok-ssi. Itu nama aslimu, bukan? Aneh rasanya jika harus memanggilmu Xiu Min.” Jawabnya polos. Aku terhenyak. Yeoja ini… sifatnya mirip dengan Hyura dulu, tapi… dia tidak memerintah. Suaranya bahkan lebih lembut dari Hyura. Seandainya dia menjadi dongsaengku…

Ah, apa yang kupikirkan? Kenapa aku berharap dia menjadi dongsaengku? Hyura jauh lebih baik darinya! Argh, seharusnya aku tidak berbicara padanya hari ini!

“ Kau bisa pikirkan itu sendiri, em… Siapa namamu?” tanyaku bingung. Dia mendengus.

“ Kau bisa pikirkan itu sendiri, Min Seok-ssi.” Jawabnya yang membuat emosiku naik. Seketika ruangan ini tertutupi oleh es. Astaga, kekuatanku keluar lagi…

“ A, apa yang kau lakukan?” tanyanya panik. Dapat kulihat bibirnya gemetar, dan dengan cepat aku menghilangkan es ini.

“ Yak, gwenchanayo?” tanyaku seraya menghampirinya, namun sepertinya keputusanku salah. Tangannya tergores oleh es buatanku tadi, sehingga sekarang darah menetes dari bekas lukanya itu.

Instingku bekerja. Bau darah yang menyerbak ini membuat diriku kehilangan kendali. Taringku muncul di sela-sela bibirku dan…

+++

Lee Yong Mi

Tangan kiriku terluka karena es yang muncul secara tiba-tiba tadi menggores telapak tanganku. Aku meringis, dan setelah kulihat darah mengalir dari bekas lukaku.

“ Yak, gwenchanayo?” tanyanya seraya menghampiriku. Tubuhnya membeku seketika. Aku menelusuri pandangannya dan dia melihat ke arah tanganku yang terluka. Oh tidak, jangan-jangan dia…

Tangannya bergerak cepat dan entah sejak kapan dia telah menarik tanganku yang berakibat tubuhku menempel pada tubuhnya. Sekuat tenaga aku berusaha menarik tanganku dari cengkramannya.

“ Le, lepas!!” ucapku seraya meronta. Tanganku yang terbebas memukul-mukul punggungnya dan berusaha untuk mendorongnya. Dia tampak terganggu, sehingga dia menahan tanganku itu dan mendorongku hingga aku menabrak dinding di belakangku.

“ Kenapa kau begitu menggoda dengan baumu itu, heh…?” bisiknya di telingaku yang membuatku menelan ludah. Andwae, jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak kuinginkan! Andwae!!

“ Le… lepas…” suaraku melemah karena rasa takutku yang amat besar. Dia tersenyum sinis.

“ Manusia memang bodoh…” bisiknya lagi, kemudian kurasakan dia mencium leherku! Andwae, jangan! Siapa pun, tolong aku…!

Sesuatu yang tajam terasa menusuk leherku. Darahku seakan dipaksa mengalir ke satu arah yang sama. Kepalaku pusing seketika, tubuhku melemas dan aku hampir ambruk jika dia tidak menahanku. Sungguh, ini sangat menyakitkan. Sakit… terlalu sakit… Eomma… Appa… Tolong aku…

+++

Kim Min Seok / Xiu Min

Tubuhnya melemas. Aku terus menghisap darahnya yang sangat manis, sampai kurasakan sesuatu yang asin di dalam mulutku. Aku melepas taringku dari lehernya dan dengan jelas aku melihat dia menangis. Tatapan matanya sayu, dan sedetik kemudian dia pingsan. Aku tersadar kembali dari nafsu vampireku tadi. Mataku terbelalak melihat wajahnya yang pucat. Gawat, apa dia kekurangan darah? Apa dia akan mati?! Andwae, ini tidak boleh terjadi!

“ Kai!! Kai!!” teriakku memanggil saeng yang paling cepat untuk bergerak. Kai muncul di dekatku dalam waktu satu detik. Dia terkejut melihat yeoja itu berlumuran darah dari leher hingga ke bajunya.

“ Hyung! Apa yang terjadi?! Baunya menyengat sekali!” ucap Kai seraya menutup hidungnya.

“ Bukan saatnya bercanda, Kai! Cepat tarik Lay kesini! Dia anemia, kekurangan darah!”

 

Lay telah selesai mengobatinya dengan mentransfusikan darahnya ke dalam tubuh yeoja itu. Aku merasa bersalah terhadapnya. Padahal, tadi aku mengatakan bahwa aku tidak akan menyakitinya, tapi… ternyata aku yang menyakitinya pertama kali.

“ Huh, yeoja itu menyusahkan saja.” Ucap Hyura sinis. Dan tidak dapat kupercaya, dia menendang tubuh yeoja yang sedang pingsan itu.

“ Hyura! Bersikaplah lebih baik pada belahan jiwamu! Bagaimana pun, dia adalah penopang hidupmu!” ucapku sedikit tegas. Hyura menatapku sengit.

“ Oppa! Kau membela yeoja tidak penting itu dibandingkan denganku?! Aku dongsaengmu, oppa!” teriaknya keras. Kenapa dia semakin keras kepala seperti ini?!

“ Sudahlah! Jangan berkelahi seperti ini!” ucap Suho menengahi. “ Xiu Min hyung, lebih baik kau kembali saja ke kamar. Hyura, pikirkan tentang yeoja ini. Kau bisa sehat seperti ini sejak yeoja ini berada disini. Apa kau lupa?”

Hyura mengalihkan pandangannya. Jelas sekali dia tidak suka, tapi dia tidak memprotes apa pun.

“ Kalau kau memang ingin sehat seperti sedia kala, maka jangan menyakiti yeoja itu. Dialah satu-satunya kunci bagimu untuk tetap hidup dalam keadaan sehat.” Nasihat Suho lagi. Hyura mendengus, kemudian dia menarik Chen dan berjalan pergi meninggalkan kami.

“ Ukh…”

Yeoja itu tersadar. Dia membuka matanya perlahan, menatap kami sesaat, dan kemudian matanya terbelalak. Dia beranjak duduk dan berusaha menjauh dari kami. Raut wajahnya jelas menunjukkan bahwa dia ketakutan.

“ Hey, gwenchanayo.” Ucap Lay yang berada di dekatnya. Dia menarik sesuatu dari saku bajunya dan dengan jelas kulihat bahwa itu adalah bunga. Bunga tulip. “ Hal tadi tidak akan terjadi lagi. Jika ada yang menyerangmu, maka panggillah Kai.” Ucapnya seraya menunjuk ke arah Kai. Kai tersenyum ke arahnya-padahal tadi dialah yang menampar yeoja itu karena yeoja itu banyak tanya-. “ Arasseo? Kami akan berusaha agar kau tidak terluka. Karena jika kau terluka bahkan sampai meninggal, maka itu akan berdampak buruk bagi dongsaeng kami.”

“ Kalian akan berusaha agar aku tidak terluka? Lalu kenapa aku masih dipasung?” tanyanya seraya menunjuk kakinya. Aku menyenggol lengan Kris yang berdiri di sebelahku. Dia tidak menjawab apa pun.

“ Untuk berjaga-jaga agar kau tidak kabur.” Jawab Sehun datar. Yeoja itu mendesis.

“ Bagaimana mungkin aku bisa kabur? Aku bahkan tidak tahu aku berada dimana sekarang.” Ucapnya ketus. Wow, ternyata dia bermulut tajam juga…

“ Tidak untuk saat ini.” tegas Lu Han. Dia memainkan kunci gembok pasung itu di tangannya. “ Setidaknya sampai kau bisa merayuku untuk membukakannya untukmu.” Astaga, sejak kapan Lu Han dapat berbicara aneh seperti itu?

“ Cih, lebih baik aku dipasung selamanya daripada harus merayumu!” balas yeoja itu sengit. Lu Han berdesis, dan sedetik kemudian dia telah berada di sisi yeoja itu. Tangannya mengangkat dagu yeoja itu pelan, sehingga sekarang mereka saling bertatapan. Dapat kulihat yeoja itu sedikit takut melihat Lu Han, dan kupastikan Lu Han juga mengetahuinya.

“ Kita lihat sampai mana batas keras kepalamu itu.” ucap Lu Han, dan tidak kuduga-bahkan terbayang-sekali pun, Lu Han mencium yeoja itu, tepat di bibirnya.

+++

Park Hyura

Aku menarik Chen oppa agar tetap menemaniku keluar. Sebagai vampire, kami tidak dapat melewati area yang terkena cahaya matahari, sehingga aku menyuruh Chen oppa untuk membawakan payung untukku. Untuknya? Terserah! Kalau dia musnah terkena sinar matahari juga tidak apa-apa! Toh, kekuatannya hanya mengendalikan petir. Tidak bermanfaat sama sekali.

“ Ka, kau mau pergi kemana, Hyu?” tanyanya terbata. Aku mendengus.

“ Tentu saja mengelilingi Seoul! Itu hal yang pertama kali harus kulakukan sebelum-“

Kepalaku tiba-tiba terasa pusing. Aku ambruk ke atas tanah. Chen oppa berniat menolongku, namun…

“ Cahaya… matahari!” gumamku ketika cahaya matahari menyinari kami. Tubuhku panas! Sakit sekali!! Tolong!!

“ Kai!!” teriak Chen oppa. Samar aku melihat seseorang datang. Dia menyambar tanganku dan kami berpindah tempat ke dalam rumah. Setelah itu, aku tidak sadarkan diri lagi.

+++

Kim Min Seok / Xiu Min

Kai berteleportasi entah kemana, meninggalkanku yang kembali berdua dengan yeoja itu. Dia tidak menatapku sekali pun, membuatku semakin merasa bersalah.

“ Kakimu tidak sakit?” tanyaku melantur. Seharusnya aku bertanya, ‘lehermu tidak sakit?’! Kenapa aku malah… ah sudahlah.

“ Mungkin aku tidak dapat berjalan lagi jika pasung ini dilepas.” Jawabnya acuh. Aku menggaruk kepalaku, bingung ingin merespon apa.

“ Apa kau dapat berjanji untuk tidak kabur?” tanyaku ragu. Dia mendengus.

“ Bukankah sudah kukatakan bahwa aku tidak tahu aku sedang berada dimana? Jadi mana mungkin aku bisa kabur! Bahkan ini ruangan apa saja aku tidak tahu!” ucapnya kesal. Gee, apa dia tidak dapat berbicara dengan lembut?

“ Kau tidak dapat berbicara dengan lembut?” tanyaku sedikit kesal. Dia juga menatapku kesal.

“ Jebal, lepaskan aku dari pasung di kakiku ini…”

Aku terbelalak, tidak menyangka dia sedang memohon padaku. Raut wajahnya menunjukkan bahwa dia sangat lelah. Aku merasa iba juga melihatnya, namun ini perintah dari Hyura. Ah, sejak kapan aku mengikuti perintahnya? Aku adalah oppanya, jadi aku tidak harus menuruti perintahnya! Tapi… dia dongsaeng kesayanganku, jadi mana mungkin aku tidak mengikuti perintahnya? Perintahnya sama dengan keinginannya…

“ Min Seok-ssi, kumohon lepaskan aku…” ucapnya lagi. Nada suaranya terdengar memelas.

“ Ke, kenapa kau tidak minta Lu Han saja untuk melepaskanmu?” balasku sedikit gemetar.

“ Sama saja dengan membunuh diriku sendiri.” Jawabnya acuh. Cih, sifatnya selalu berubah-ubah. “ Ayolah, Min Seok-ssi… Jika aku terus dipasung maka aku yakin 100% aku tidak akan dapat berjalan lagi. Apa kau mau aku menyusahkanmu?”

Alasan klasik. Aku yang sudah hidup beribu-ribu tahun ini tidak mungkin tertipu dengan alasan seperti itu.

“ Kau sengaja beralasan seperti itu agar dapat kabur, bukan?” ucapku yang membuat wajahnya berubah pucat.

“ A, aniyo…” jawabnya yang terkesan sekali bahwa dia mengelak.

“ Kau berbohong. Jangan harap aku akan melepaskan pasungan di kakimu itu!” ucapku ketus, kemudian aku berbalik dan berjalan pergi meninggalkannya. Rasakan itu, yeoja-eh, siapa namanya?

Aku kembali berbalik. Dia menatapku bingung.

“ Siapa namamu?”

Dapat kulihat dia terbelalak, namun kemudian dia mencibir.

“ Cih, setelah kau tadi menyerangku dan menghisap darahku dengan brutal, kau tidak mengetahui namaku? Benar-benar namja aneh.”

Sedikit tersinggung mendengar perkataannya, namun aku segera membuang perasaan itu.

“ Sudah, katakan saja siapa namamu!” ucapku sedikit keras. Dia mengernyit, kemudian mulutnya terbuka untu menjawab.

“ Namaku Lee Yong Mi.”

Lee. Yong. Mi. Entahlah, rasanya nama itu begitu menyejukkan ketika kudengar. Rasanya… menenangkan. Seakan merasakan angin sejuk di sekujur tubuhmu.

“ Ukh…”

Aku tersadar dari lamunanku. Dengan jelas aku melihat Yong Mi merintih kesakitan. Aku segera menghampirinya. Rasa panik melandaku.

“ Yak, gwenchana??” tanyaku padanya. Dia tidak menjawab, justru terus merintih.

“ Ha, haus… Aku haus…” ucapnya terbata. Haus? Apa dia mau minum?

“ Kai! Ambilkan air putih!” ucapku dan beberapa detik kemudian Kai telah muncul dengan membawa segelas air putih. Aku mengambil gelas itu dan memberikannya pada Yong Mi. Dia meminumnya, tapi baru saja seteguk, gelas itu lepas dari pegangannya dan jatuh ke bawah.

Prang!

Pecahan beling bertebaran kemana-mana, namun bukan itu yang mengalihkan perhatianku. Ekspresinya benar-benar terlihat kesakitan.

“ Yong Mi-ah!! Apa yang terjadi?!” tanyaku panik bercampur takut. Dia memegang lehernya dengan raut wajah yang benar-benar menunjukkan bahwa dia kesakitan.

“ Panas!! Tenggorokanku terbakar!!” ucapnya tercekat. Aku panik tingkat tinggi. Mengapa tenggorokannya bisa terbakar hanya karena air putih?!

“ Hyung! Ottokhae??” tanya Kai yang juga ikut panik. Aku punya satu dugaan, tapi tidak mungkin… Apa karena Lay tadi mentransfusikan darahnya pada Yong Mi?

“ Sakit…!!” rintihnya yang benar-benar terdengar menyedihkan. Aku mengambil pecahan beling itu dan menggores lenganku. Kai terkejut melihat kelakukanku.

“ Hyung!! Apa yang kau lakukan?!” tanyanya tidak percaya. Aku mengajukan lenganku ke hadapannya dan seketika matanya berubah warna dari hitam menjadi merah. Dengan jelas kulihat taring di sela bibirnya dan taring itu menancap di lenganku. Aku menggigit bibir, berusaha menahan sakit saat darahku seakan mengalir ke satu titik. Tubuhku sedikit melemah. Kai berusaha menahanku agar aku tidak ambruk.

“ Hyung…” panggilnya pelan. Aku hanya tersenyum lemah.

“ Biarkan saja…”

+++

 

51 pemikiran pada “Soulmate (Chapter 1)

  1. kok kesannya dsni member d jadiin pembantu sma dongsaengnya…
    ckcckck…
    hyura parah jg yakkk…
    min seok baik bgt kasih darahnya k yong mi…
    jgn2 yong mi jd vampire jg ya..

Tinggalkan Balasan ke astuti Batalkan balasan