Guitar (Chapter 2)

Guitar

Author: Shin Hwa Chan

Genre: Romance, Humor, Friendship, Hurt

Length: Short Story

Rated: G

Guitar

Disclaimer

Cerita ini MILIK saya, asli murni 100% berasal dari otak gue. Gue Cuma mau ngingetin jangan ada yang berani COPAS without credit lengkap dan izin dari gue, dan jangan membiasakan diri jadi SILENT READERS #SadisbangetluThor?

Warning!

Cerita gaje, typo beredaran di mana-mana, bahasa aneh, kalimat kurang jelas, dan karakter di sini sepertinya OOC semua. Kalau tak berniat membaca silahkan klik ‘x’ di pojok kanan atas, sedangkan yang mau membaca FF gaje gue, lebih-lebih mau memberi komentar gue sangat berterima kasih ^^

Main Cast:

  • Park Chanyeol (Chanyeol)
  • Go Min Ah (OC)
  • Wu Yi Fan (Kris)

Summary:

Park Chanyeol, seorang namja hyperaktif berwajah tampan sangat menyukai gitar. Dia menyukai gitar karena saat ia masih kecil dia jatuh cinta pada seorang gadis kecil yang setiap hari bermain dengannya sambil membawa sebuah gitar, Minnie. Dan bertemu dengan seorang yeoja yang sangat menyebalkan dan selalu mengatainya ‘Tiang listrik’. Suatu hari dia melihat yeoja itu memainkan gitar di tempat pertama kali Chanyeol bertemu Minnie. Apakah dia Minnie? Dan apakah Chanyeol sanggup bersaingan dengan pangeran sekolah, Kris?

Chapter Two

XOXO High School

“KRING!!!!!”

‘Bruk!’

Seorang namja tampan dengan tak elitnya terjatuh dari tempat tidurnya, dengan mata setengah terpejam dia mematikan jam wekernya dan tidur di lantai dengan posisi menungging(?). Matanya terpejam damai sebelum…,

“Dasar pemalas!!!!!”

Seorang wanita setengah baya membawa pemukul lalat dan menampar pantat namja tampan itu keras, dan terdengar teriakan pilu yang membuat burung-burung terbang dari sangkarnya.

“Eomma, appo! Kenapa dari kecil Eomma selalu memukulku?!”

“Kau kesiangan, pabo!”

“Ini kan masih jam 5, Eomma. Lihat, bahkan sinar matahari tak masuk ke jendela ku..,”

Namja itu naik ke ranjangnya dan menyelimuti dirinya dengan selimut tebal, dan tak sampai beberapa detik dia kembali tertidur. Benar-benar sikap yang tidak patut dicontoh. Sungguh, jika ini dalam anime, di dahi wanita yang bisa di  panggil Nyonya Park itu harusnya sudah muncul perempatan berwarna merah.

“Pagi ini mendung dan Ini sudah jam 7 lewat 15!!!!!!!”

‘Jderrr!’

Mata bulat namja tampan itu membulat dengan segera dia melihat jam wekernya dan benar saja.., sekarang sudah jam 7 lewat 15.

“Aigoo!!! Aku terlambat upacara penerimaan siswa baru!!!!!!!!!!”

Dengan cepat dia bergegas pergi ke kamar mandi dan mandi secepat kilat.

“Eomma! Pakaianku tertinggal di kamar, tolong bantu aku!!”

“Keluar saja sendiri!”

“Tapi, Eomma aku sudah SMA!”

“Ambil sendiri atau kau akan terlambat.”

Sungguh naas, walaupun rumah itu sangat luas kamar mandi yang ada di sana hanya 1, kuulangi HANYA 1! Dan parahnya kamar mandi itu ada di lantai bawah, sedangkan kamar namja itu ada di lantai atas.

Dengan melilitkan handuk di pinggangnya, dia berlari kilat menuju kamarnya, Nyonya Park yang melihatnya hanya bisa menggeleng sambil menikmati tehnya.

“Dasar anak ceroboh.”

Dengan santainya Nyonya Park meminum teh hangatnya tanpa menghiraukan banyak pembantunya yang terkapar pingsan karena melihat namja itu.

Namja itu dengan buru-buru memakai jasnya, di bagian kiri jas itu terpampang sebuah name tag bertuliskan ‘Park Chanyeol.’. Dan dengan sembrono dia memakai dasi berlogo segi lima hitam yang di bawahnya bertuliskan ‘XOXO High School’.

“Eomma, aku berangkat!”

“Kau tak sarapan?”

“Aku sarapan di sekolah!”

“Kau tak meminta uang sakumu?”

“Oh iya! Goma-eh? Kenapa dengan mereka?”

“Kau bodoh keluar kamar mandi dengan handuk yang hampir lepas, dan mereka jadi begini.”

“Mianhae semua, aku berangkat!”.

Dengan secepat kilat dia mengendarai sepedanya cepat, andai motornya tidak rusak, dia pasti sudah sampai di sekolah 5 menit lalu. Dan, kejadian sial lain pun terjadi…

‘Cessh~’

Ban sepeda Chanyeol bocor dan itu membuatnya harus menuntunnya, sampai sekolah. Gerbang XOXO High School sudah di tutup rapat, dan bisa di dengar kepala sekolah sedang berpidato di lapangan, Chanyeol melihat seorang yeoja berusaha masuk tapi di hadang oleh seorang satpam berkumis tebal dan bertubuh gempal.

“Ahjussi.., ayolah aku ingin masuk ke dalam!”

“Kau tak liat ini jam berapa? Kau pokoknya tak boleh masuk!”

“Ahjussi!”

“Ahjussi, biarkan dia masuk.”

“Eh, kau siapa?”

“Aku Wu Yi Fan, apa kau tidak kenal aku, Go Ahjussi?”

“Aigoo~! Kris! Kau sudah tinggi sekali nak!”

“Biarkan dia masuk, lagi pula dia pasti punya alasan kenapa dia bisa terlambat.”

“T.tapi..,”

“Bukankah aku sekarang juga terlambat? Jadi kumohon, Ahjussi..,”

Dengan terpaksa, Ahjussi itu membukakan gerbang itu. Karena tak ingin melewatkan kesempatan emas, Chanyeol berlari dengan cepat melewati mereka. Kris dan satpam itu terkejut melihat orang yang dapat berlari secepat itu.

“Itu tadi apa, Ahjussi?”

“Aku juga tak tau.”

“Aku pikir dia juga terlambat, makanya dia cepat-cepat masuk gerbang.”

Well, itu tepat. Sangat tepat sekali.

Yeoja tadi tertegun dan melihat sosok Chanyeol dari belakang, dia memiringkan kepalanya. Rasanya dia pernah melihat pemuda itu, tapi dimana?. Kris yang melihatnya menepuk pundak yeoja itu pelan.

“Gwaenchana?”

“A.ah.., nde..,”

Dan mereka berdua masuk perlahan menuju halaman XOXO High School yang penuh oleh siswa-siswa baru. Sesampainya di sana, dengan cerdik yeoja itu menyusup masuk ke dalam kerumbunan dengan perlahan, dan dia sekarang sudah berdiri di barisan paling pojok yang biasanya termasuk kelas unggulan. Kris dengan sengaja masuk ke barisan anak kelas 1, karena dia ingin berbincang dengan yeoja yang mulai mencairkan hatinya.

“Em.., ngomong-ngomong namamu siapa?”

“Naneun..,”

“JWESONGHAMNIDA!!!”

Teriakan seorang namja membuat percakapan mereka terputus, namja berambut hitam dan bertubuh tinggi (Bayangin Chanyeol waktu di MV Wolf) membungkukkan badannya di depan kepala sekolah. Kris menggelengkan kepalanya, namja ini sungguh tak berpikir panjang. Seharusnya dia menyelinap masuk dari belakang sepertinya, toh di belakang halaman tak ada guru yang menjaga. Yeoja itu tersenyum kecil melihat namja itu.

“Nuguya?”

“Park Chanyeol, kelas 1-3 Imnida!”

Semua murid tertawa kecil melihat kepolosan Chanyeol yang memberitahu namanya tanpa berpikir sama sekali, Kris pun tak ayal tertawa kecil. Sementara itu, yeoja tadi malah membulatkan matanya dan mengangkat alisnya.

‘Park Chanyeol.., aku seperti pernah mendengarnya…?’

“Aigoo, bagaimana kau bisa terlambat? Baiklah, karena aku berbaik hati silahkan masuk ke barisanmu.”

“Eh.., benarkah? Kamsahamnida!!!”

Dengan cepat Chanyeol berlari ke barisannya yang ternyata sama dengan Kris dan yeoja itu.

“Siapa namamu?”

“Naneun..,”

Go Min Ah imnida.”.

Min Ah menatap Chanyeol intens, dia sungguh penasaran dengan namja itu. Chanyeol yang merasa ditatap melambaikan tangannya, menyapa yeoja itu.

“Annyeong!”

Min Ah membalas lambaian tangan Chanyeol dan tersenyum kecil, sedangkan Chanyeol dia sedang berpikir

‘Wah.., ternyata aku tampan juga ya! Hari pertama masuk sudah di lirik gadis cantik!’.

Setelah upacara selesai, Chanyeol bingung karena dia tak tau di mana kelasnya. Dia melihat yeoja yang tadi meliriknya dan menepuk pundaknya pelan.

“Annyeong! Kau tau kelas 1-3?”

“A,aku tak tau.., carilah sendiri!”

“Dasar galak.”

“Apa yang kau bilang?!”

“Galak.”

“Dasar tiang listrik!”

“Apa-apaan kau pendek!”

“Lepaskan tangaku!”

“Antarkan aku dulu!”

“Andwae! Aku tak tahu di mana kelasmu?! Aku bukan dari kelas itu, dan aku harus masuk kelas!”

“Sakit.., lepaskan!”

“Lepaskan tanganmu darinya.”

Kris menarik Min Ah dan mengenggam tangannya erat, Chanyeol mendecih melihatnya.

“Apa hubungannya denganmu?”

“Kau..!”

“Sudahlah Kris Oppa, kita pergi saja.”

Kris melepaskan tangannya dan menatap Chanyeol tajam, kalau bukan karena Min  Ah dia pasti sudah menonjok Chanyeol habis-habisan.

“Ayo kita pergi dan tinggalkan namja bodoh ini.”

“Cih, menyebalkan.”

Setelah berputar-putar, akhirnya dia menemukan kelas 1-3 yang ternyata berada di depan tempatnya berdiri tadi. Dia mengetuk pintu perlahan, rupanya seorang guru berkacamata tebal tengah mengajar. Chanyeol gugup melihat tatapan mengerikan guru itu padanya, dia tak berani menatap matanya.

“Siapa kau? Bagaimana kau bisa terlambat?”

“Naneun Park Chanyeol.., s.saya tidak tau di mana letak kelas saya dan saya akhirnya berputar-putar dulu.”

“Dasar ceroboh, jangan-jangan kau namja yang terlambat tadi ya?”

“N.nde.”

“Hufft, baiklah karena memang ini salah sekolah karena tak memberitahukan di mana letak kelasmu kau boleh masuk.”

Chanyeol duduk di sebelah namja berkulit hitam yang tengah membaca buku fisika, melihat dia membaca buku tentang fisika-pelajaran kesukaannya- dia langsung menghampirinya dan beruntungnya bangku itu masih kosong.

Namja itu langsung menatap Chanyeol malas, dia meletakan buku fisikanya dan menelungkupkan kepalanya.

“Boleh aku pinjam bukumu?”

“Tentu.”

Dan betapa terkejutnya Chanyeol melihat apa yang di baca namja itu, bukan buku fisika yang ia baca tapi malah buku y*d*ng!

“Aigoo!!”

“Hehehe.., kenapa kaget?”

“Kau membaca buku seperti ini saat pelajaran?!”

“Memang ada yang melarang ya?”

“Terserah kau saja, hitam.”

“Hei, aku punya nama dan namaku Kai!”

“Baiklah.”

Chanyeol melihat Kai dengan tajam, ayolah kau baru kelas 1 dan kau sudah berani membawa buku Y*d*ng ke sekolah apa itu tidak gila? Author berdoa supaya Chanyeol tak ditulari virus yadong oleh Kai.., karena Chanyeol masih sangat polos!

Akhirnya saat istirahat tiba, semuanya berhamburan keluar kelas kecuali Kai yang masih tidur dan Chanyeol yang masih mencatat. Chanyeol menggoyangkan badan Kai perlahan.

“Kau tak mau ke kantin?”

“Aku tak lapar.”

“Oh, ya sudah.”

“Eh..! Tunggu!”

“Apa lagi?

“Aku boleh titip kentang tidak?”

“Beli saja sendiri!”

“Ya!”

Dan Chanyeol meninggalkan Kai yang masih berteriak-teriak di dalam kelas. Chanyeol membawa jus dan kentang ke meja bernomor 10, dia sedang memakan kentangnya lahap sampai…

“Kyaaa~! Kris Oppa!!”

“Wo Ai Ne..eh salah..Wo Ai Ni, Wu Yi Fan!!”

Teriakan yeoja-yeoja di belakang Chanyeol membuatnya tersedak, apa yang mereka seru-seru kan itu Kris, sunbae menyebalkan yang tadi hampir menonjoknya itu? Jika benar, apa yang tampan dari seorang Kris? Jelas-jelas masih tampan dirinya. #-_- #Gangguajaluthor!

Setelah meminum jusnya dia kembali melanjutkan aktivitas makannya, dia melihat seorang yeoja menghampiri dirinya dan duduk di hadapannya.

Dan Chanyeol tersedak lagi.

Yeoja itu adalah Min Ah, Go Min Ah. Cinta pertama Chanyeol yang dulu terkena sakit jantung dan harus pergi ke Amerika. Yeoja itu memiring-miringkan kepalanya, dia memperhatikan Chanyeol intens.

“Uhuk..! Ya! Kau yeoja menyebalkan tadi! Untuk apa kau di sini?!”

“Aku hanya ingin meminta maaf, memang tak boleh?”

“Terserah kau saja.”

“Maaf karena aku sudah kasar padamu, tiang listrik.”

“Ya! Kenapa kau masih memanggilku tiang listrik?!”

“Memang kau tidak merasa kalau tinggimu se-tinggi tiang listrik?”

Chanyeol terdiam dan melanjutkan makannya, Min Ah lagi-lagi menatap Chanyeol intens, Chanyeol merasa gugup dan itu membuatnya tersedak lagi. Entah kenapa, dia baru pertama kali ini gugup ditatap seorang yeoja yang bahkan dia tidak tau namanya.

“Berhenti menatapku seperti itu! Memang aku tampan.., tapi aku sedang makan jadi-”

“Apa aku pernah bertemu denganmu?”

“Apa maksudmu? Jelas-jelas kita baru bertemu hari ini, dasar aneh.”

“Tapi wajahmu familiar bagiku..,”

“Kau mungkin tidak sengaja bersimpangan denganku di jalan.”

“Mungkin saja..,”

Chanyeol melanjutkan makannnya dan Min Ah melihat wajah Chanyeol yang lucu tidak tahan untuk tidak mencubit pipinya, dia memegang pipi Chanyeol dan mencubitnya pelan.

“Kau sangat imut!!”

“Aaa~! Sakit tau!”

“Wa~, aku jatuh cinta pada pipimu!!”

“-_-“

Saat Min Ah mengelus-elus pipi Chanyeol, dia melihat name tag bertuliskan ‘Park Chanyeol’. Tiba-tiba dalam benaknya terlintas seorang anak perempuan tengah bermain gitar bersama bocah lelaki bertopi hitam. Dia sontak melepaskan tangannya dari pipi Chanyeol, Chanyeol yang melihatnya langsung menatapnya aneh.

“Kenapa wajahmu jadi pucat?”

“A.aku..,”

“A.ani..,”.

“Kris Oppa!!”

Kris yang melihat Min Ah memanggilnya langsung tersenyum cerah, bahkan semua fans nya pingsan karena senyum yang jarang terpampang di bibirnya #lebaymodeon. Dia menghampiri Min Ah, dia langsung menatap Chanyeol tajam dan dibalas dengan pandangan acuh oleh Chanyeol.

“Kenapa kau duduk di sini? Kenapa tidak di bangku lain?”

“Aku hanya ingin saja, Chanyeol ini namanya Kris dia-”

“Aku tau..aku tau.., dia kakak kelas yang terkenal tampan dikalangan yeoja-yeoja yang mempunyai senyum menawan dan sifat yang dingin seperti es, menurutku aku lebih tampan dari dia. Bukankah begitu?”

“Masih lebih tampan Kris Oppa dari pada kamu, telinga lebar.”

“Aku lebih tampan dari dia, dasar pendek!”

“Tiang listrik!”

“Jelek!”

“Telinga lebar!”

“Aku seperti obat nyamuk -_-.”

“Sudah, ayo kita pergi Kris Oppa!”

Min Ah meninggalkan Chanyeol yang masih stay cool duduk sambil meminum jus apelnya. Tapi, sekilas dia bisa melihat jika yeoja yang dia panggil ‘Pendek’ itu memakai kalung dan kalung itu berbandul cincin perak. Dia menatap lama yeoja itu sampai pikirannya connect, dia baru sadar apa yang baru saja terjadi.

‘Apa aku pernah bertemu denganmu?’

‘Tapi wajahmu familiar bagiku..,’

Chanyeol berlari menghampiri Min Ah, dia begitu penasaran siapa nama yeoja itu? Benarkah dia Go Min Ah? Cinta pertamanya dulu?.

“Sial, kenapa mereka cepat sekali perginya!”

“Itu kan si hitam? Ngapain dia berdiri di depan sana?”

Karena kehilangan jejak Kris dan Min Ah, dia menghampiri Kai yang tengah berdiri mematung di depan ruangan bertuliskan ‘Sanggar musik.’. Chanyeol melihat Kai menatap lurus ke depan tanpa menoleh sedikitpun, seulas senyum tipis terpampang di wajahnya. Chanyeol mengikuti arah pandangan Kai, rupanya dia tengah melihat seorang yeoja dengan rambut berombak berwarna cokelat tengah bermain piano dengan lembut.

‘River Flows In You- Yiruma.’ Itulah lagu yang dimainkan oleh yeoja itu, Chanyeol ikut mendegarkan permainan yeoja itu. Sampai dia tak sengaja bergumam

“Permainannya sangat bagus, apa mungkin si hitam menyukai yeoja ini ya?”

‘Sinngg~~~’

“YA! SEJAK KAPAN KAU DI SINI!!”

“Eh?!”

Yeoja itu kaget melihat Kai dan Chanyeol, Chanyeol yang melihatnya lalu menyapanya, sedangkan Kai membalikan badannya dan segera pergi dari sana. Chanyeol yang melihatnya terlihat bingung, tapi dia masih terpesona dengan permainan piano yeoja cantik itu.

“Annyeong!”

“A.annyeong.., neo nuguya?”

“Park Chanyeol! Permainanmu indah sekali! Wah keren!”

“Kalau kau siapa?”

“Nam Ji Hyun.”

“Kau mengenal Kai?”

“…………………………..”

“Ya, kenapa kau diam?!”

“Kau mau tau saja urusan orang!”

“Eh? Tanganmu…?”

Ji Hyun memasukan tangannya ke jas sekolahnya, dengan wajah pucat dia berlari meninggalkan Chanyeol yang masih mematung.

Chanyeol berjalan dengan lesu menuju kelasnya, hari ini banyak sekali orang-orang yang menyebalkan! Mulai dari Kris, Kai, Ji Hyun dan….yeoja aneh yang bahkan dia tak tahu siapa namanya.

“Kai!”

“Wae?”

“Kau menyukai Ji Hyun?”

“Ani.”

“Lalu kenapa kau melihatnya seperti kau melihat seorang bidadari?”

“Kepo banget sih.”

“Ya, setidaknya cerita padaku! Masalah akan lebih cepat selesai apabila kau cepat menceritakannya padaku!”

“No comment.”

“Kai, aku menyukai Ji Hyun.”

“MWO?!!!!!!!!!!!!!!!”

“Lihat, kau terkejut dan itu sudah menjadi bukti kalau kau menyukainya.”

“Aishh!”

“Oke..oke.., aku menyukainya..ani..mencintainya.”

“Dulu, aku dan dia bersahabat mulai dari aku kecil. Kami selalu bermain bersama, belajar bersama, tertawa bersama setiap hari.”

“Ngomong-ngomong tangannya kenapa?”

Kai tersenyum kecut, dia meremas bajunya erat, seolah ada sebilah pisau yang menikam dadanya. Mata elang Kai terlihat berkaca-kaca, kenangan itu sangat menyakitkan baginya. Sangat.

“Suatu hal terjadi, aku membuat tangannya tergores cutter.”

“Aku tak sengaja menggores tangannya dengan cutter karena aku kesal karena ada namja yang mendekatinya, dan sepertinya dia suka padanya.”

“…………….”

“Karena hal itu, dia selalu di ejek saat bermain piano. Karena luka ditangannya membekas, karena itu dia tak jadi diikut sertakan orkestra musik di Amerika.”

“Dan dia membenciku sampai sekarang, karena luka itulah dia tak mau bermain piano lagi.”

“Aku hanya bisa mencintainya dari jauh.”

“Sebelumnya kukira kau itu playboy, ternyata aku salah.”

“Akan aku bantu kau untuk mendapatkannya!!”

Kai berdecih pelan, dia memandang remeh Chanyeol. Ayolah, bagaimana bisa pemuda ingusan seperti Chanyeol membantu masalah yang sudah 2 tahun ini membuatnya sulit tidur? Mustahil!.

“Ck, orang sepertimu ingin membantuku? Mustahil.”

“Pulang sekolah kita ke sanggar!”

“Tapi..!”

“Kau mau tidak mendapatkan Ji Hyun dan membuatnya tak benci padamu?”

“Hm..,”

“Percaya padaku!”.

Akhirnya, sepulang sekolah Chanyeol menggeret Kai menuju sanggar musik. Kai meronta dengan kuat, tapi karena Chanyeol lebih tinggi, dia dengan mudah mengapit kepala Kai dan menyeretnya ke sanggar.

“Itu dia!”

Ji Hyun tengah bermain piano, dia menutup pintu dan bermain pelan..sangat pelan. Dan bisa di lihat di tangannya terdapat bekas luka yang mencolok di tangannya, dia memainkan lagu Baek Ji Young-After a long time. Dia bernyanyi pelan tapi lembut, dia menutup matanya seraya menghayati lagu yang ia mainkan.

Dia membuka matanya dan melihat tangannya, permainannya menjadi kacau. Wajah Kai langsung tersenyum kecut melihat yeoja yang dicintainya itu menderita karenanya, dia tak bisa meraih impiannya menjadi pianis karenanya, seharusnya Kai berpikir, bagaimana mungkin yeoja itu mencintainya setelah apa yang dia perbuat?.

“Hiks..,”

Kai kaget melihat yeoja itu menangis sambil memencet tuts-tuts piano dengan asal. Dia tak tahan melihat Ji Hyun tersiksa, dia segera pergi dari sana. Tangannya meremas dadanya kuat, hatinya sakit melihat yeoja yang sangat dicintainya menangis karenanya, seharusnya mereka tak bertemu, seharusnya dia tak pernah mencintai Ji Hyun, Kai ingin sekali memutar balikan waktu.

“Kai..,”

Chanyeol memandang Kai dengan pandangan kasihan, dia hanya bisa memandang punggung Kai yang makin lama menjauh dari hadapannya. Kai berbicara dengan pelan

“Sudah kubilang percuma..,”

“Dia tak akan mau memaafkan namja brengsek sepertiku.”

“Aku tak tahan melihatnya menangis..,”

“Aku bodoh.”

“Aku namja yang bodoh.”

Kai meninggalkan Chanyeol yang menatapnya nanar, Kai meneteskan air matanya tanpa terisak. Air mata berjatuhan seiring dia pergi keluar daerah sekolah, dia mengeluarkan sebuah foto usang dan menciumnya pelan. Dia berjalan sambil melihat langit biru, tapi sayang suasana hatinya tak mendukung dia tersenyum cerah secerah sinar matahari.

Chanyeol merasa kasihan pada Kai, walau dia baru bertemu Kai hari ini, tapi dia sudah menganggapnya sebagai temannya. Dia ingin berbicara pada Ji Hyun, tapi melihatnya menangis dia tak tega. Akhirnya dia pergi ke taman yang biasanya dia kunjugi waktu kecil.

Semuanya masih sama. Kursi, air mancur, tempat bermain pasir, dan semuanya yang ada di taman itu masih sama, kecuali warna bangkunya yang berubah menjadi cokelat.

Chanyeol menuju tempat dia biasanya bermain gitar bersama Minnie, cinta pertamanya. Dia melangkahkan kakinya menuju bangku taman yang tempatnya sangat terpencil. Kenangan indah bersama Min Ah berputar di kepala Chanyeol.

Jakku nuni gane hayan geu eolgure jillijido anha neon wae

(Mataku tetap akan tertuju dengan wajah tulusnya kenapa aku tak pernah bosan terhadapmu?)

Ani Chanyeol.., kau hanya berhalusinasi..,”

Seuljjeok useojul ttaen na jeongmal michigenne eojjeom geuri yeppeo baby~’

(Ketika kau sedikit tersenyum padaku, Aku benar-benar bisa gila bagaimana bisa kau menjadi begitu menawan baby?)

Chanyeol membulatkan matanya, kali ini dia tak berhalusinasi! Ada seseorang yang sedang bernyanyi di sana! Dengan cepat, dia berlari menuju bangku itu.

Matanya terbelalak kaget, yeoja yang tadi memanggilnya ‘tiang listrik’ tengah bermain gitar di bangku itu, senyum lembut terpancar dari wajahnya yang cantik. Yeoja itu kaget melihat Chanyeol tengah diam mematung sambil memandangnya kosong.

“Neo…! Bagaimana kau bisa berada di sini?!”

Min Ah bangkit dan menunjuk Chanyeol, Chanyeol mendekat ke arah Min Ah, Min Ah yang melihatnya hanya bisa mengangkat keningnya heran.

“Ya! Kau telinga lebar, kau kenapa?!”

“Katakan..”

Wajah Chanyeol mendekat ke wajah Min Ah, Min Ah yang kaget sontak memundurkan wajahnya. Jantungnya berdetak kencang, apa yang sebenarnya terjadi padanya?

“Apa kau Go Min Ah…?”

“Eh?”

“Apa kau Minnie?”

Mata bulat Min Ah terbelalak kaget, dia memegang pundak Chanyeol tak percaya. Dia memandang Chanyeol dari bawah ke atas, pelupuk matanya sudah penuh air mata. Dia memegang pipi Chanyeol pelan, dia mengelus-elusnya tak percaya.

“Channie….?”

‘Greb!’

Chanyeol memeluk Min Ah erat, Chanyeol mengelus-elus rambut panjang Min Ah, dia tak ingin kehilangan Min Ah lagi, tak akan. Min Ah terisak pelan, dia benar-benar tak percaya kalau orang yang selalu membuatnya kesal adalah sahabat..ah bukan..cinta pertamanya.

Chanyeol melepaskan pelukannya, dia mengusap air mata Min Ah pelan. Dia mencubit hidung Min Ah pelan, sontak Min Ah meringis kesakitan.

“Ya! Hiks..kenapa kau mencubit hidungku?!”

“Kau seperti badut jika menangis..,”

“Dasar Channie jelek!”

Chanyeol memeluk erat Min Ah lagi, dia menenggelamkan wajahnya di leher Min Ah. Min Ah bisa merasakan hembusan nafas Chanyeol di lehernya.

“Kau tau berapa tahun aku menunggumu di Korea?”

“Mianhae.., aku harus mengantri donor jantung di Amerika. Mianhae..,”

“Yang penting sekarang kau sudah sehat.”

“Channie juga tahu besarnya kerinduanku padamu? Aku selalu kesepian di Amerika, tak ada anak sebayaku di rumah sakit. Aku ingin pulang, tapi setelah melihat kalung darimu aku bertekat untuk sembuh dan berjumpa denganmu lagi.”

Chanyeol mengacak rambut Min Ah, Min Ah mendengus kesal sambil menapik tangan Chanyeol dari rambutnya.

“Jangan mengelus-elus rambutku sembarangan!”

“Memang kenapa?”

“Tanganmu membuat tatanan rambutku berantakan!”

“Tapi kau tetap manis kok.”

‘Blushh~’

“Dasar gombal!”

Mereka berkejar-kejaran sambil tertawa riang, sungguh mereka sangat mesra sampai membuat sepasang kekasih iri melihatnya. Mereka akhirnya berhenti dan duduk di bangku tadi. Chanyeol menggengam tangan Min Ah erat, Min Ah yang melihatnya hanya dapat bersemu merah.

“Kau mau mengikrarkan janji lagi?”

“Eh?”

“Ikrar sahabat generasi 2!”

“Dasar!”

“Selamanya, aku Park Chanyeol dan Go Min Ah akan menjadi sahabat selamanya…,”

“Atau lebih..,”

Pipi Min Ah semakin memerah mendengar ikrar sahabat –mungkin lebih- yang baru saja diikrarkan Chanyeol, dia mengaitkan kelingkingnya ke kelingking Chanyeol. Dia tersenyum lembut dan berkata

“Tentu saja aku mau..,”

Mereka tersenyum bersama sambil menikmati matahari terbenam, seperti yang mereka lakukan saat mereka pertama kali bertemu.

Tanpa mereka sadari, seorang namja tengah mengepalkan tangannya erat.

‘Go Min Ah adalah milikku! Bukan milikmu, Park Chanyeol!’

TBC

p.s: Annyeong!! Akhirnya kelar juga yang chapter 2 :D, maaf kalau konfliknya belum kerasa karena author ngebut buatnya :p. Dan entah kenapa tiba-tiba buat cerita tentang KaiHyun, mianhae kalau kurang memuaskan karena Eomma author ngeyel pengen baca semua FF author, jadinya kalau ngetik jadi cepet-cepet (habis itu author kasih password laptopnya :p #curcol) #takpantasditiru. Jangan lupa follow twitter Shin Hwa! @salsa_cahyawati, oKai? Gomawo buat yang udah komen dan mau baca satu dari puluhan FF gaje Shin Hwa :3 Pay-pay, sampai jumpa di chapter depan :3

 

12 pemikiran pada “Guitar (Chapter 2)

Tinggalkan Balasan ke ♥salsabilacahyawati♥ (@salsa_cahyawati) Batalkan balasan