Chanyeol Appa! (Chapter 5)

 Chanyeol Appa!

part 5

Tittle    : Chanyeol Appa!

Part  5 : “That Guy!” 

Lenght : Chaptered

Rating                                    : PG 13+

Genre : Comedy, Romance and Family

Author : deeFA (Dedek Faradilla)

Twitter : @JiRa_deeFA

Main Cast : ChanYeol EXO-K (Park Chan Yeol)

                     Hwayoung (Ryu Hwayoung)

                     Baek Hyun EXO-K (Byun Baek Hyun)

                     Ara Hello Venus (Yoo Ara)

                     Suho EXO (Kim Joon Myun)

                   Krystal f(x) (Kim Soo Jung)

                     Aleyna Yilmaz Ulzzang Baby (Park Shin Hye)

Ini FF kedua setelah FF ‘100 Ducks’ rampung di selesaikan. Author amatiran ini ingin berterima kasih bagi yang sudah baca di part sebelumnya. Tinggalin jejak setelah baca ya ^^, baik itu berupa kritik maupun saran, atau yang lainnya. Don’t be Silent Reader. Thank you. *deep bow*

Read and Comment.

====================================================================

@Police Office

Senyuman tulus terpancar di wajah Joon Myun saat melihat Hwa Young memeluk putrinya. Jelas tergambar bagaimana ia sangat menghawatirkan Shin Hye. Apalagi saat ia membelai rambutnya, Joon Myun semakin mengembangkan bibirnya. Ia juga membelai kepala Shin Hye. Ia merasa Shin Hye anak yang cantik.

Namun, di sampingnya, Chanyeol heran melihat tingkah laki-laki yang tak di kenalnya itu.

“Dia siapa?. Ayah bukan. Sodara bukan. Sok akrab banget sih!” gerutunya dalam hati.

Amarahnya semakin memuncak saat Joon Myun mengelus bahu Hwa Young dan berkata ‘gwaencahayo’.

“Siapa laki-laki kurang ajar ini. Berani memegang Hwayoung?” gumamnya dalam hati seraya mengepalkan tangannya dan menatap Joon Myun tajam.

Nuguya? (informal)” tanya Chanyeol pada Joon Myun. Hwa Young menundukkan kepala karena malu dengan sikap Chanyeol yang berbicara dengan bahasa banmal (informal) pada managernya.

Joon Myun berbalik dan membungkuk 45 derajat pada Chanyeol.

“Annyeonghaseyo, je ireumeun Kim Joon Myun imnida (formal)” sapanya sambil menjulurkan tangannya. Chanyeol hanya membalasnya dengan malas. Dan ditambah dengan tatapan ‘tidak suka’ darinya.

“Kenapa kamu bisa ada disini?” tanya Chanyeol pada Shin Hye.

“Tadi, Baek Hyun samchon dan Ara imo berkelahi dengan seorang laki-laki dan seorang perempuan di kedai pinggir jalan. Jadinya, ahjumma pemilik kedai itu menelpon polisi” jelas Shin Hye polos.

“Shin Hye mengapa bisa bersama mereka?” tanya Hwa Young.

“Appa sibuk, jadi appa menitipkan ku pada Baek Hyun samchon”

Tak tergambar lagi wajah Hwa Young yang mendengar penjelasan dari Shin Hye.

“Kau menitipkan Shin Hye pada orang lain?. Kau sibuk apa?. Bagaimana kalau Shin Hye ada apa-apa?. Kau…” Hwa Young tidak meneruskan pembicaraannya, ia merasa tidak enak kalau masalah ini di dengar oleh managernya.

Joon Myun, tidak tahu harus berbuat apa. Berada di antara Chanyeol yang sedang di marahi Hwa Young membuatnya tidak nyaman.

Lalu seorang polisi menghampiri mereka, dan menanyakan apakah mereka keluarga dari salah satu yang berkelahi. Chanyeol dan Hwayoung buru-buru menjawab ia. Ahjumma pemilik kedai itu, langsung menghampiri Chanyeol dan Hwa Young, dan meminta agar mereka mengganti rugi atas kekacauan yang terjadi.

“Saya meminta maaf atas kesalahan mereka. Tolong maafkan mereka!” pinta Hwayoung yang membungkuk, Chanyeol juga ikut-ikutan membungkuk.

“Mereka dimana pak?” tanya Chanyeol pada polisi dihadapannya.

Polisi berkulit agak sawo matang itu menunjukkan jeruji tempat Baek Hyun dan Ara di tahan.

“CHANYEOL!” teriak Baek Hyun yang merasa lega karena kedatangan sahabatnya itu.

“Tolong lepaskan aku, kau beri jaminan sama polisi itu!” sambungnya.

“Hwa Young, tolong aku!” pekik Ara yang melihat Hwa Young.

“Wajah kalian mengapa babak belur seperti ini?. Berkelahi seperti apa sih?” tanya Hwa Young.

“Kau pergi ke polisi yang di depan itu, kau beri jaminan agar kami bisa dilepas!” suruh Baek Hyun.

“Araseo..araseo..”

Chanyeol bersama-sama dengan Hwa Young menuju tempat yang dikatakan Baek Hyun. Polisi itu berkata Baek Hyun dan Ara dapat lepas jika mereka diberi jaminan. Sebenarnya Chanyeol ingin menelpon ayah Baek Hyun agar masalah ini cepat selesai, namun Baek Hyun melarangnya, karena bisa berakibat fatal jika ayahnya tahu dirinya berkelahi sampai masuk penjara.

“Pak, mereka tidak boleh keluar sebelum membayar kerugian yang telah mereka buat!” tuntut ahjumma itu.

“Araseo…araseo…, berapa?, berapa yang harus kami bayar?” tantang Hwayoung yang kesal dengan repetan-repetan ahjumma tersebut.

“159.000 won (sekitar Rp. 1.750.000)”

Mata Hwayoung terbelalak mendengarkan total jumlah kerugian yang harus dibayar. Ia memberi sinyal pada Chanyeol.

“Aku?” tunjuk Chanyeol pada dirinya sendiri. Lalu ia mengangguk. Kemudian, ia menarik tangan Hwayoung ke tempat lain.

“Aku tidak punya uang sebanyak itu. Kau tahu sendiri kan?. Ibuku memberiku uang bulanan hanya pas-pasan untuk makan tiga kali sehari. Aku bayar 9000 won saja. Sisanya kau yang bayar” kata Chanyeol.

“Aku hanya punya uang 70.000. Kau kira aku pohon uang apa?”

Mereka terus beradu mulut tentang masalah siapa yang membayar ganti ruginya. Joon Myun yang dari tadi duduk di samping Shin Hye bangun dan menghampiri ahjumma itu.

“Berapa kerugiannya?” tanyanya.

“159.000 won”

Ia lalu mengeluarkan dompetnya dari dalam jasnya. Dan mengeluarkan 2 lembar uang 100.000 won.

“Ambil saja kembaliannya” katanya sambil membungkuk.

“Aigoo, joheun namja. Sudah tampan baik hati. Gamsahaeyo. Aku anggap masalah kita selesai. Gumawo…”

Ahjumma itu lalu keluar dan menatap Chanyeol dan Hwayoung yang sedang beradu mulut sambil tertawa.

“Ahjumma, mau kemana?” tanya Chanyeol.

“Aigoo, masalah kita sudah selesai. Laki-laki tampan itu sudah membayar kerugiannya. Aku harap kita tidak berjumpa lagi!”

“Aish…” gerutu Chanyeol. Ia kesal, mengapa laki-laki itu harus membayarnya.

Kekesalan Chanyeol tak hanya berhenti sampai disitu, karena statusnya yang masih mahasiswa ia tidak dibenarkan untuk menulis surat jaminan untuk membebaskan Baek Hyun dan Ara. Lagi-lagi, dengan senyuman tampannya Joon Myun berkata, “Atas nama aku saja”.

Joon Myun menunjukkan kartu namanya pada polisi dihadapannya. Betapa terkejutnya mereka, mereka baru sadar bahwa Joon Myun adalah orang yang masuk di headline koran beberapa bulan lalu, dan menjadi banyak pembicaraan masyarakat Korea atas prestasinya.

“Anda Kim Joon Myun?. Yang membuat inovasi teknologi untuk lansia kan?”

Ia hanya mengangguk dan tersenyum.

“Omo…saya sangat senang bisa bertemu dengan anda. Penemuan anda sangat membantu sekali. Saya harap akan ada inovasi-inovasi lainnya lagi dari anda. Ngomong-ngomong, itu istri anda ya?. Cantik sekali!”

Belum sempat di jawab, Chanyeol sudah menjawab duluan sambil merangkul pundak Hwayoung, “Istri saya!” katanya.

“Ah…” raut wajah polisi itu menjadi masam saat melihat wajah Chanyeol.

***

Paginya, Baek Hyun dan Ara sudah boleh bebas. Walaupun ada sedikit kekacauan saat mereka keluar, karena masih ada hasrat Ara ingin memukul Ryu Baek Hyun. Atas permintaannya tadi malam, Ara menyuruh Hwa Young menelpon bahwa dirinya berada di rumah Hwayoung di Ilsan. Begitu juga dengan Baek Hyun yang menyuruh Chanyeol mengabari orang tuanya bahwa dirinya berada dirumah Chanyeol.

“Au…” Baek Hyun kesakitan saat memegang wajahnya.

“Chakkaman…” Ara menyuruh Baek Hyun untuk menunggunya di sebuah bangku panjang di depan apotek yang ada diseberang jalan kantor polisi.

Tak lama kemudian Ara berbalik dengan sebuah plastik di tangannya.

“Kau obati luka wajahku, aku obati luka wajahmu” kata Ara. Ara lalu menaruh antiseptik cair di atas kapas dan mengusap wajah Baek Hyun. Seperti di drama-drama, jantung Baek Hyun deg-degan.

“Stop…” pintanya. Ia lalu berbalik dan memegang jantungnya.

“Kau kenapa sih?. Dia itu Yoo Ara. Sepupu Hwayoung. Cantiknya tidak seberapa, Baek Hyun. Kau lihat gadis-gadis di club setiap malam. Tubuhnya tinggi bak model, kulitnya putih mulus. Kakinya jenjang dan kurus. Mereka cantik dan sexy. Kenapa kau tidak berdetak seperti ini saat melihat mereka?. Baek Hyun kau kenapa?” gerutunya di dalam hati.

Ara melihat Baek Hyun yang berkomat-kamit sendiri. Dia tidak menyangka, seorang ulzzang yang di kagumi para gadis, bisa berbicara sendiri seperti orang gila.

“Sepertinya dia sedikit kelainan mental” Ara berkata dalam hatinya.

“Ya!. Lukamu!. Sini biar aku obati” panggil Ara.

Baek Hyun lalu membalikkan wajahnya. Ara mendekatkan wajahnya pada Baek Hyun untuk kembali membersihkan luka di wajahnya. Dag-dig-dug, hati Baek Hyun berdetak kencang. Kulit wajahnya sudah seperti udang goreng.

“Kau kenapa?” tanya Ara yang memegang wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

“A-a-ani…a-a-nio.., aku pulang dulu!” Baek Hyun terbata-bata dan langsung kabur.

Raut wajah Ara menggambarkan kebingungan. Ia menggaruk-garuk kepalanya, lantaran tidak mengerti mengapa Baek Hyun tiba-tiba pergi begitu saja.

“Aneh!” gumamnnya.

***

@Baek Hyun Residence

Pengawal dirumah Baek Hyun panik, saat melihat tuan muda mereka pulang dengan taxi. Mereka juga khawatir saat melihat wajahnya yang merah padam dan ada beberapa luka. Baek Hyun  tak menjawab satupun pertanyaan pengawal, pembantu dan pengasuhnya. Ia langsung lari menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya, lalu menguncinya.

Remote AC yang ada di atas meja langsung di segap. Ia menggidupkan AC sampai suhu yang paling rendah. Di luar kamarnya pembantu dan pengasuhnya menggedor-gedor pintu.  Keringat masih saja membasahi dahinya.

“Baek Hyun!. Byun Baek Hyun!. Kau tidak geger otak kan hanya karena dihajar oleh laki-laki banci kemarin?. NO!. Aku Byun Baek Hyun. Laki-laki yang paling tampan sejagat raya. Siapa sih yang tidak mau denganku!. Yoo Ara itu bukan tipeku. Gadis pendek, dengan kaki yang besar. Tidak!. Aku suka dengan gadis cantik dan sexy!. Harus aku buktikan juga hari ini. Bahwa aku tidak suka dengan Yoo Ara si gadis pendek. Harus!”

Ia lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dan memegang wajahnya. Ia lalu tersenyum sendiri. “Andwe” gumamnya.

***

Setelah mengantar Shin Hye ke taman kanak-kanaknya. Ia menuju Coffe Shop. Hari ini, pertama kali ia bekerja di sana. Kakinya terus melangkah ke tempat yang dituju. Namun pikirannya kembali mengingat senyuman Joon Myun tadi malam. Ia dapat merasakan cara Joon Myun menatap Hwa Young. Semakin dia mengingatnya, semakin kesal pula hatinya.

Kini kakinya telah berdiri di depan Coffe Shop. Seorang perempuan cantik sedang menelpon seseorang. Sesekali ia tersenyum. Perempuan ini adalah Kim Soo Jung, manager café ini. Chanyeol membungkuk padanya. Ia membalas dengan senyumannya.

“Ini…” Soo Jung menghampiri Chanyeol dan menyerahkan seragam berwarna coklat.

“Gamsahamnida” kata Chanyeol.

***

@Kindergarten

Shin Hye duduk sebelah kanan paling depan. Ia berada pada kelompok kuning. Guru perempuan itu memainkan piano, dan semua anak-anak menyanyi.

“Nah, sekarang siapa yang bisa menyanyi ke depan?”

Semua anak tunjuk tangan, kecuali Shin Hye.

“Shin Hye, bisa menyanyi?. Ayo, mari ke depan. Perlihatkan suara bagusmu kepada teman-teman”

Dengan malas Shin Hye ke depan dan bernyannyi.

“Geu sae-kki boda naega mothan ge mweoya. Dodae che wae naneun gajil su eobs-neun geo-ya. Geu sae-kki neun neoreul saranghaneun ge anya. (What does that bastard have that I don’t?. Exactly why can’t i have you?. That bastard doesn’t love you. [Song : G-Dragon-That xx])”

Sang guru tidak tahu harus berbuat apa. Shin Hye menyanyikan lagu yang seharusnya tak di nyanyikan oleh anak seumurnya. Apa lagi kata-kata seperti ‘Geu sae-kki’ yang artinya dalam bahasa inggris bastard adalah kata-kata yang sangat tidak sopan dan tidak layak di gunakan.

“Siapa yang mengajarimu lagu itu Shin Hye?” tanya sang guru yang memanggil Shin Hye ke ruangannya.

“Appa ku sering menyanyi lagu tadi di rumah” jawabnya.

“Kau tahu apa maksud dari lagu itu?”

Shin Hye mengangguk, “Tentang laki-laki yang masih sangat mencintai kekasihnya, namun perempuan itu menjalin hubungan dengan laki-laki yang kurang ajar. Contoh laki-laki kurang ajar itu, menghamili seorang gadis lalu tidak mau tanggung jawab. Kata eomma, seperti appa”.

Sang guru mulai panik. Bagaimana hal seperti ini bisa diketahui untuk anak seumurnya.

“Shin Hye, bisa beri tahu nomor telpon ibumu?. Dari tadi ayahmu tidak dapat di hubungi”

Shin Hye mengangguk, lalu memberi tahukan nomor handphone ibunya.

***

@IT Company

“Tolong ijinkan saya. Saya mohon!. Saya mohon!” Hwayoung meminta ijin pada Mrs. Hwang Bo. Setelah mendapat telpon dari TK Shin Hye ia langsung ingin bergegas menuju kesana. Mrs. Hwang Bo tidak dapat mengijinkannya karena sebentar lagi akan ada presentasi dari salah seorang inovator dari KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology). Tidak sengaja Joon Myun yang ingin turun menuju basement melihat Hwa Young yang membungkuk. Ia segera menghampirinya.

“Ada apa?” tanyanya.

“Maaf pak, bukan masalah yang besar. Maafkan saya” tutur Mrs. Hwang Bo.

“Ada apa?” ia beralih bertanya pada Hwa Young.

“Saya mendapat telpon dari TK Shin Hye. Gurunya meminta saya untuk menemuinya sekarang”

“Kalau begitu silahkan”

Mrs. Hwang Bo membelalakkan matanya. Ia tidak menyangka. Mudah sekali ia memberi izin pada pegawai baru.

Hwa Young langsung menuju halte bus terdekat. Ternyata Joon Myun menghampirnya di halte.

“Kau ingin ke Seoul?. Bus nya akan sampai 20 menit lagi. Sebaiknya kau naik mobilku saja” ajak Joon Myun yang berbicara dari dalam mobilnya.

“Gamsahamnida. Tidak apa-apa”

Tanpa basi-basi Joon Myun turun dari mobilnya dan menarik tangan Hwa Young. Ia menyuruhnya untuk naik.

“Kau akan terlambat sampai ke Seoul jika terus seperti ini”   ujarnya.

***

@Kindergarten

Joon Myun juga turun mengikuti Hwa Young yang menuju ruang guru. Seorang guru cantik mengantarnya pada guru kelas Shin Hye.

“Silahkan duduk” beliau mempersilahkan Hwa Young dan Joon Myun duduk.

“Sebelumnya, ada apa dengan Shin Hye?. Apa dia berbuat nakal?” tanya Hwa Young.

“Hmm…, Shin Hye anak yang penurut. Ia tidak pernah membantah perkataan guru atau melakukan hal nakal lainnya. Tapi hari ini dikelasnya….” So Eun songsaenim terus men-flashback kejadian tadi pada Hwa Young.

“Saya rasa, anda harus sedikit peka. Apa lagi, saat Shin Hye bilang kalau contoh laki-laki kurang ajar itu, menghamili seorang gadis lalu tidak mau tanggung jawab, seperti ayahnya. Sebaiknya anda memperhatikan baik cara berbicara ataupun hal yang anda lakukan. Shin Hye anak yang sangat sensitif dan peka. Kata-kata seperti menghamili tidak pantas di dengarnya. Bukan maksud saya ingin ikut campur. Jika anda sedang ada masalah dengan ayahnya Shin Hye. Mungkin anda bisa membicarakannya ditempat lain. Saya sangat mohon sekali”

“Keluarga seperti apa mereka?” Joon Myun membatin saat mendengar penjelasan dari guru Shin Hye. Ia semakin penasaran dengan kehidupan dan masa lalu Hwa Young.

Hwa Young menundukkan kepalanya, karena malu. Ia tidak berani menatap Joon Myun yang sudah mendengar semuanya.

“Eomma…” panggil Shin Hye dari jauh.

“Ah…Ahjussi ini yang kemarin itu kan?”

“Annyeong Shin Hye…” sapa Joon Myun.

“Terima kasih telah mengantarkanku. Kalau begitu hati-hati dijalan” kata Hwa Young membungkuk hormat.

Namun, Joon Myun malah menggendong Shin Hye, “Princess, hari kau mau makan dan pergi kemana?”

“Benarkah ahjussi?. Ahjussi akan mengantarku kemana saja?”

Joon Myun mengangguk.

“Hore….aku mau makan cake. Lalu ke neverland (salah satu nama amusement park)”

“Oke!. Kaja!. Kaja!”

Hwa Young berusaha mengatakan tidak. Namun, Joon Myun langsung membawa putrinya ke dalam mobilnya.

“Terlalu berat hari ini untuknya. Setidaknya, aku mengurangi sedikit stressnya” gumam Joon Myun dalam hatinya saat memasukkan kunci mobilnya.

***

Matahari telah terbenam, malampun mulai menanmpakkan wujudnya. Baek Hyun sedang bersiap-siap.

“Aku harus membuktikannya malam ini”

Ia menatapi refleksinya di cermin. Ia merasa bahwa tampilannya malam ini akan menarik perhatian wanita. Biasanya ia hanya berpenampilan casual, tapi banyak sekali wanita yang mendekatinya. Bagaimana dengan malam ini, ia menggunakan jas hitam yang rapi. Seperti seorang pangeran yang gagah. Salah seorang pembantu di rumahnya telah mempersiapkan mobil lamborghini-nya yang seharga 6M.

“Mobil anda kemarin telah kami temukan. Hati-hati di jalan tuan muda”

“Terima kasih pak Jung. Aku berangkat ya” katanya sambil tersenyum pada laki-laki setengah baya yang di panggilnya pak Jung.

Mobilnya melaju ke sebuah club mewah di Korea Selatan tempat dimana ia biasa nongkrong dengan teman-temannya. Namun, lebih tepatnya temapat dimana ia biasa tebar pesona.

Dua orang pelayan membuka pintu mobilnya saat ia tiba. Mereka membungkuk padanya. Baek Hyun melangkahkan kakinya ke dalam. Dari mulai pintu sampai ia menuju ke tempat duduknya. Setiap pasang mata memerhatikannya. Black suit itu sangat pantas di kenakannya. Beberapa orang wanita langsung menghampiri tempat duduknya.

“Ada apa?. Mengapa tiba-tiba pakai jas seperti ini?” tanya gadis keturunan Amerika bernama Lodella.

“Kau tidak suka?. Perlu aku menggantinya?” tanya nya sambil membelai rambut Lodella.

Lodella tersenyum manja padanya. Baek Hyun memerhatikannya. Gadis ini, memiliki mata biru yang indah, tubuhnya begitu cantik. Semua laki-laki yang datang ke sini pasti mengenalnya.

“Mengapa kau memandangiku terus?” tanyanya.

“Kau lebih cantik dari biasanya” kata Baek Hyun.

Baek Hyun lalu mendekatkan dirinya pada Lodella. Mereka duduk tanpa ada space satu sentipun. Lekat-lekat matanya memerhatikan gadis bermata biru ini. Baju Lodella malam itu agak sangat terbuka. Hanya sedikit bagian tubuhnya yang tertutup oleh dress hitamnya.

“Kau ingin menciumku?” tanya dengan mengembangkan senyumannya.

Baek Hyun tersenyum, gadis ini seperti tahu apa yang ada di dalam pikirannya. Ia menaruh kedua telapak tangan Lodella ke wajahnya. Tepat seperti apa yang dilakukan oleh Ara padanya.

“Mengapa seperti ini?” gumamnya di dalam hati. Jantungnya tidak berdetak kencang. Ia biasa saja. Tidak ada keringat yang membasahi dahinya. Ia bingung mengapa reaksinya tidak sama ketika Ara memegangnya.

Lalu Baek Hyun mendekatkan wajahnya pada Lodella, dan mencium bibir mungilnya. Mata Lodella terbelalak, ia aneh mengapa Baek Hyuk tiba-tiba menyiumnya. Setelah berciuman, Baek Hyun memegang jantungnya. Frekuensi detak jantungnya hanya biasa saja. Ia memegang wajahnya tidak panas.

“Kau tidak menyukaiku. Makanya tidak ada reaksi apapun” Lodella mengeluarkan suaranya.

“Maksudmu?”

“Kau menyiumku namun jantungmu tidak merasakan apapun kan?. Kau tidak menyukaiku, Baek Hyun. Kau lucu sekali!” ia malah menertawai Baek Hyun yang diam mematung karena tidak mengerti dengan dirinya sendiri.

“Siapa namanya?”

“Nama siapa?” Baek Hyun balik bertanya.

“Nama gadis yang sudah membuat jantungmu berdetak kencang itu?”

“Temuilah dia” sambung Lodella yang lalu pergi meninggalkannya.

Baek Hyun lalu mengeluarkan handphonenya. Ia menatap ‘Yoo Ara’ pada kontak hpnya. Nomor yang didapatkan sebelum keluar dari penjara. Ia menyetuh tulisan call.

“Yeobseyo…” suara di seberang.

“10 menit. Di depan Mokdong Store. Penting!” katanya yang langsung memutuskan telponnya.

***

Kebiasaan Ara adalah menggurutu saat berjalan. Baik itu tentang mata kuliah yang sulit, tentang makanan, film, apa saja, seperti saat ini, ia menggerutu tentang Baek Hyun.

“Malam-malam seperti ada apa sih dia!. Kalau aku tidak datang, kasihan juga dia. Kalau aku datang ya seperti ini. Aku ngantuk sekali!” katanya sambil melihat jam tangan yang menunjukkan pukul 9 malam. Ara juga punya kebiasaan tidur tepat waktu. Tepat pada jam 9 adalah waktu tidurnya.

Sambil menguap ia melambaikan tangannya pada Baek Hyun.

“Ada apa?” tanyanya dengan raut wajah malas. Baek Hyun menatapnya menggunakan rok tutu berwarna pink dan sweater rajut berwarna putih.

Ara baru sadar Baek Hyun memakai black suit.

“Kau habis pertemuan dengan siapa?”

“Tt-tidak!. Aku dari club” jawabnya terbata-bata. Lodella menggunakan dress hitam mahal dan seksi, sedangkan Ara hanya pakai baju rumahan, namun rasanya hatinya ingin meledak melihat Ara malam itu.

“Lalu?. Ada perlu apa?. Kau tau?, ini jam tidurku” keluh Ara yang mengucek-ngucek matanya.

“Itu!” tunjuk Baek Hyun pada sebuah kedai fish cake.

“Mau makan itu?”.

Baek Hyun mengangguk.

***

Mereka duduk di kursi panjang. Kepala Ara sudah goyang kekiri dan kekanan. Ia sangat mengantuk. Baek Hyun terus memakan fish cake yang panas, sangat cocok dengan udara malam yang dingin.

Tiba-tiba saat ingin menyantap fish cakenya, Baek Hyun mematung. Wajahnya panas. Ada sebuah kepala yang bersandar di bahu kirinya. Ia menoleh dan melihat Ara yang sudah tertidur. Tangannya meraba jantungnya yang berdetak tak karuan.

“Ini dia…” gumamnya tersenyum.

Setelah membayar, ia menggendong Ara di punggungnya dan membawanya ke dalam mobil. Baek Hyun menahan tawanya dengan membekap mulutnya dengan tangan. Ia begitu kegirangan saat merasakan jatungnya berdebar-debar. Ia mengambil tas kecil yang di pakai Ara. Ia membuka dompetnya dan handphone untuk melihat beberapa indentitasnya. Ternyata aplikasi map pada handphonenya menyimpan alamat rumahnya.

***

Seharian bermain di neverland membuat senyuman kembali merekah di wajah Hwa Young. Joon Myun tersenyum melihat Shin Hye dan Hwa Young yang tertawa melihatnya memakai bando kelinci.

“Cantik tidak?” tanyanya pada Shin Hye. Shin Hye mengacungkan jempolnya.

“Ayo kita foto…” ajaknya.

Mereka berfoto dengan kamera handphone milik Joon Myun. Shin Hye berada di tengah. Mereka lebih mirip sebuah keluarga.

Greet…greet…handphone Shin Hye bergetar.

“Appa…, eh?. Tidak. Aku bersama eomma. Tadi aku sudah bilang dengan Ara imo. Apa?. Appa mau menjemput kesini?. Yasudah, aku tunggu”

“Eomma, appa ingin menjemputku disini. Ayo kita tunggu di luar”

Joon Myun memegang tangan Shin Hye, mereka berjalan keluar. Mereka duduk di sebuah bangku kayu di depan neverland. Tak lama kemudian Chanyeol muncul dengan wajah kesal. “Laki-laki itu lagi!” dalam hatinya.

Shin Hye langsung berlari menuju Chanyeol, dan memeluk ayahnya. Melihat gelagat Chanyeol, membuat Joon Myun tidak nyaman. Ia memilih menunggu di mobil.

“YA!. HWA YOUNG!. Kau dengan laki-laki itu lagi?”

“YA?. YA! PARK CHANYEOL!. Kau tau? Aku dipanggil guru Shin Hye tadi. Kau mengajarkan lagu G-Dragon  geu sae-kki padanya. Bahkan dia tahu artinya”

“Memangnya kenapa?. Kau yang lebih buruk. Baek Hyun cerita kata Shin Hye kau mengajarkan bagaimana cara menolak cinta laki-laki. Dan kau juga mengatakan semuanya tentang bagaimana dia ada di dunia ini”

“Lalu?. Aku salah?. Aku hanya tidak ingin Shin Hye sepertiku”

“Salah!. Kau tahu?, tingkahnya seperti orang dewasa. Dia tahu tentang majalah dewasa yang ku baca. Kau ibu seperti apa memangnya?. Mengajarkan yang tidak-tidak. Kau juga kan mengajarinya untuk memanggilku Chanyeol, bukan appa. Dan kau juga kan, yang mengajarinya untuk mengancamku supaya uang bulananku di potong?. Apa hebatnya kau?”

“Lalu?. Kau sudah buat apa saja?. Aku yang mengandungnya sembilan bulan sendirian”

“Maksudmu aku yang harus mengandung dan melahirkanya?” Chanyeol malah tidak nyambung.

“Kau boleh pergi dengan laki-laki itu, tapi jangan bawa-bawa Shin Hye” lanjutnya.

“Kau kira kau kuliah dengan…” Hwa Young tidak menyambung kata-katanya lagi, ia mencoba menahan emosinya.

“Sekarang kau ikut aku!” Chanyeol menarik tangan istrinya.

“Managerku Joon Myun sedang menunggu di mobilnya” Hwa Young melepaskan tangan Chanyeol.

“Siapa suami kamu?. Aku atau dia?”

Hwa Young terkejut mendengar pertanyaan Chanyeol.

 

To Be Continued…

30 pemikiran pada “Chanyeol Appa! (Chapter 5)

  1. annyeong author … author daebak ffnya dilanjutnya jangan lama2 ya thor penasaran banget .. okee deh thor #keepwriting :D:D

  2. next chingu … chanyeol cemburu ciyee plis next chapter buat moment romantis chanyeol hwayoung dong chingu ^_^

  3. Cie… Cie…
    Baekkie jatuh cinta ama Ara…
    And chanyeol juga udah mulai jatuh cinta ama hwayoung. Buktinya dia jealous ama joonmyung. Hehe….
    Next!

Tinggalkan Balasan ke vicky Batalkan balasan