Memories | Sequel of Soulmates (Chapter 2)

 Memories (Sequel of Soulmate) | Part 2

Sub-title: Kim Jong In / Kai (Bogoshipo)

Author: Lee Yong Mi / @YongMiSM

Genre: Romance, Thriller, Tragedy, Fantasy

Length: Chapter

Main Cast:

  1. EXO-K Kai
  2. Lee Yong Mi
  3. All EXO Members
  4. One secret man

Cameo:

  1. Kevin U-Kiss

Rating: Part 2… NC-17

Disclaimer:

Annyeonghasseo readers~ ^^ Author kembali dengan sequel Soulmate, berjudul MEMORIES ^^ Apa ada yang menantikan kelanjutannya? Atau jalan ceritanya telah tertebak :O atau… ada yang merasa penasaran dengan siapa ‘namja misterius’ itu? Let’s play guess who, readers-nim~ ^^

Oh ya, kenapa disini author kasih rating NC-17? Itu… ehm, karena… ada satu adegan dimana adegan tersebut hampir menuju rating ._. Sebenarnya tidak apa-apa jika anak di bawah umur (Read: 17 tahun) membacanya, akan tetapi dikhawatirkan akan membuat mereka menjadi dewasa sebelum waktunya ._. (padahal author juga baru 16 tahun #plak)

Dan juga karakter Yura Girl’s Day pada poster! Karena semua cover untuk FF Memories ini author request dari Cipzcagraph, maka author lupa untuk mengatakan bahwa karakter Yura pada poster seharusnya saat rambutnya blonde T_T tapi semua telah terlanjur, sehingga pada setiap poster karakter Yura berbeda-beda ‘-‘ Semoga readers semua mendapatkan feel dari karakter Yong Mi, ne ^^

Jeongmal mianhamnida jika ada banyak typo dan sesuatu yang tidak berkenan di hati readers u_u  Last, happy reading my beloved readers~ ❤

Poster credit at: cipzcagraph.wordpress.com

  memories-kai-bogoshipo1

Kim Jong In / Kai (Bogoshipo)

 

Kim Jong In / Kai

“Kai! Berhentilah!”

Aku berdesis. Lagi-lagi Chen hyung melarangku untuk pergi.

“Hyung! Sampai kapan kau akan melarangku?” bentakku keras. Kesal, aku kembali menteleportasikan diriku menjauh dari Chen hyung. Aku muncul di sebuah kamar. Tunggu, kamar siapa ini? Ah, abaikan. Melihat dari pengaturan barang-barang di kamar ini, aku yakin ini adalah kamar seorang yeoja. Selama aku berada di kamar seorang yeoja, aku tidak akan melawan.

Ya, ya. Akan kuceritakan. Karena kebencianku pada Yong Mi yang telah membunuh Hyura, aku bersumpah bahwa aku akan menyakiti setiap yeoja yang kutemui-tanpa terkecuali. Dan oleh karena itu, setiap malam aku akan berteleportasi ke kamar seorang yeoja-manusia, tentu saja-dan aku akan membuat mereka tersiksa dengan menghisap darah mereka sampai habis. Kejam? Aku tidak peduli. Yang kupikirkan hanyalah, para yeoja itu harus bisa menghilangkan rasa benciku, tapi tidak ada yang berhasil. Dan Chen hyung mengetahuinya, sehingga sekarang kami sedang perang dingin.

Kriett…

Pintu kamar mandi yang berada di kamar ini terbuka. Aku segera bersembunyi-atau lebih tepatnya, menghilangkan aura diriku. Dari tempat persembunyianku, aku melihat seorang yeoja berjalan keluar dari kamar mandi dengan hanya melilitkan handuk di tubuhnya. Sepertinya yeoja ini mengundangku untuk menerkamnya sekarang juga.

“Keluar dari sana sekarang juga, Jong In.”

Aku terkesiap. Yeoja itu mengetahuiku?

“Aish, neo jeongmal paboya! Bahkan kau melupakan kamarku? Kau benar-benar bodoh.”

Yeoja itu berbalik, dan aku baru menyadari bahwa ia adalah Yong Mi! Dalam sekejap rasa kebencianku bertambah.

“Kau, yeoja pembunuh!” teriakku membentaknya. Aku tidak peduli akan apa yang dikatakan oleh hyung-hyungku bahwa Yong Mi ini tidak bersalah dan bla bla bla, yang kupedulikan sekarang adalah fakta bahwa Yong Mi telah merebut jiwa Hyura dan membunuh Hyura!

“Jika kau hanya ingin mengatakan hal tersebut, maka silahkan  kau keluar dari kamarku.” Ucapnya dengan tatapan sinis. Aku tidak kalah membalasnya dengan tatapan yang lebih sinis.

“Kau senang, huh? Setelah kau merebut semua yang menjadi milik Hyura, sekarang kau ingin memanfaatkannya? Dasar yeoja pencuri.” Ucapku ketus.

“Kau tidak konsisten, Kim Jong In. Tadi kau mengatakan bahwa aku yeoja pembunuh, sekarang kau mengatakan bahwa aku yeoja pencuri? Yang mana yang sebenarnya benar?” balasnya lagi. Ugh, aku hampir saja kalah!

“Kau sama saja dengan dua yeoja itu! Pembunuh dan pencuri! Aku menyesal karena pernah baik kepadamu!”

“Kalau kau menyesal, lebih baik kau pergi dari sini. Kau tidak ingin melihat wajahku, bukan?”

Dia… harus kubunuh sekarang juga!

+++

Lee Yong Mi

Tiba-tiba Jong In telah berada di belakang diriku. Tangannya mencengkram kedua lenganku dan aku dapat merasakan hembusan nafasnya di leherku. Andwae, dia tidak mungkin akan…

“Seharusnya kau mati, Yong Mi…” bisiknya di telingaku. Aku menelan ludah. Seketika rasa takut menyerangku. “Kau bersiap untuk mati?”

Huft, tenang Lee Yong Mi…

“Aku tidak takut padamu, Jong In.” Ucapku tenang. “Dan bukan kau yang menentukan ajalku. Jika sekarang ajal akan menjemputku, maka aku siap.”

Hembusan nafas itu semakin terdengar berat. Tunggu, apa yang sedang ia pikirkan?

Tu, tubuhnya… Pikiran Jong In mengatakan hal itu. Seketika aku melihat ke tubuhku sendiri. Omona! Aku hanya mengenakan handuk?!!

“Kyaaaaaaa!!!”

Dengan cepat aku menyentakkan tangan Jong In dan berlari masuk ke dalam kamar mandi. Ottokhae?! Dia melihat tubuhku! Dia melihatnya!!

“Pergi dari sini, Jong In!!” teriakku dari dalam kamar mandi. Aku berusaha untuk mengatur nafasku yang terengah-engah. Cepatlah kau pergi, Jong In!!

“Kau tidak mungkin membiarkanku pergi tanpa membayar terlebih dahulu.”

Aku terbelalak ketika melihat Jong In telah berada di dalam kamar mandi. Ia memainkan sebuah kunci yang kuyakini sebagai kunci pintu kamar mandi ini.

“Kembalikan kunci itu!” ucapku seraya berusaha merebut kunci tersebut, namun Jong In terlebih dahulu menyembunyikan kunci itu.

“Kau harus membayarku terlebih dahulu. Kau membangunkan seekor singa, membuat harimau yang tadinya ingin membunuhmu kalah. Sekarang singa itu menginginkan tubuhmu.”

Aku memegang handukku dengan erat, berusaha mencegah kemungkinan bahwa Jong In berhasil merebutnya dariku.

“Kau namja yadong!” bentakku, namun ia justru mengeluarkan smirk-nya.

“Yadong? Atau byuntae?”

“Keduanya sama saja!”

Byur!

Jong In mendorongku masuk ke dalam bak mandi yang masih penuh dengan busa. Ia menarik kunciran rambutku hingga terlepas, membuat rambutku sekarang tergerai sepanjang bahu.

“Lihat…”

Sekarang Jong In ikut masuk ke dalam bak mandi. Aku berusaha menjauh darinya, namun ia justru menarik tanganku.

“Kau sekarang lebih menggoda.”

Jong In menarikku secara kuat dan mencium bibirku brutal. Aku meronta, namun ia berhasil menahan kedua lenganku.

“Kim… Jong In… lepaskan!!”

Ia berhasil menarik handuk yang kukenakan dan melemparnya ke sembarang arah. Siapa pun, tolong aku!!

“LUHAAAAAANNNN!!!!!!”

+++

Brak!!

Luhan menerobos masuk ke dalam kamar mandi dan menarik Kai menjauh. Ia memukul Kai sekeras-kerasnya.

“KAU! JANGAN BERANI SEKALI PUN KAU MENYENTUH YONG MI!” bentak Luhan marah. Lay segera berlari masuk dan membawa Kai keluar. Luhan sendiri mengambilkan handuk kering yang tergantung di balik pintu kamar mandi, kemudian dia memberikannya pada Yong Mi.

“Yong Mi, pakailah. Maaf atas kelakuan Kai yang tidak pantas.” Ucap Luhan khawatir sekaligus merasa iba pada Yong Mi. Yong Mi pun meraih handuk itu, namun tangannya bergetar.

“Go, gomawo…” bisik Yong Mi, namun Luhan dapat mendengarnya. Ia tersenyum tipis.

“Cheonma. Itu adalah tugasku untuk selalu melindungimu.”

Luhan berjalan keluar dari kamar mandi, kemudian menutup pintunya rapat-rapat. Sekarang ia menatap Kai yang tampak acuh.

“Kim Jong In, kau mempunyai waktu 10 detik untuk menjelaskan padaku apa yang terjadi sebelum aku memutuskan untuk membunuhmu atau tidak.”

Kemudian ia dan Lay menyeret Kai keluar dari kamar Yong Mi.

+++

Lee Yong Mi

Tarik nafas, hembuskan… Lee Yong Mi, tenanglah… Buka pintu pelan-pelan dan pastikan kau telah mengenakan bajumu dengan lengkap.

Krieet…

Aku membuka pintu kamar mandi dan ternyata Luhan, Lay, dan namja-yadong-dan-byuntae itu telah pergi. Kakiku segera melangkah keluar, namun aku berhenti ketika mendengar sebuah suara.

“Kau masih ketakutan?”

Aku terlonjak kaget ketika melihat namja bernama Kevin itu sedang bertengger di jendela kamarku.

“Ka-kau! Apa yang kau lakukan disini?!” tanyaku. Ia melompat masuk ke dalam dan melihat-lihat seisi kamarku.

“Tidak ada. Aku hanya datang untuk mengunjungimu. Yang jelas, kau telah selamat dari namja-mesum-tingkat-tinggi itu.”

Aku terkekeh pelan, rasanya lucu mendengar Kevin mengucapkan hal seperti itu. Jujur, wajahnya sama sekali tidak cocok untuk mengatakan hal seperti itu.

“Lihat! Kau tertawa sekarang! Aku senang melihatmu tertawa!” ucapnya polos, namun ia sukses membuat wajahku memerah. “Hei, Yong Mi-ah! Kau tidak keberatan jika aku selalu mengunjungimu disaat tidak ada orang lain, bukan?”

Aku mengernyit.

“Kenapa harus disaat tidak ada orang lain?” balasku bingung. Namja itu baru saja membuka mulutnya, namun…

Tok tok tok…

Aku menoleh ke arah pintu, mendengar suara yang memanggilku.

“Yong Mi-ah, bolehkah aku masuk?”

Disaat aku menoleh kembali ke arah Kevin, ia tidak ada lagi disana.

+++

Ceklek.

Yong Mi membuka pintunya secara pelan. Ia melihat Chen berdiri di depannya.

“Em… Annyeong, Yong Mi.” Ucap Chen sedikit salah tingkah.

“Annyeong, Jong Dae-ah. Ke, kenapa kau berada disini?” tanya Yong Mi yang juga salah tingkah.

“A, aku hanya memastikan kau baik-baik saja… Tadi, Luhan hyung mengatakan kalau Kai-“

“Aku baik-baik saja.” Potong Yong Mi cepat. Ia sedang tidak ingin mendengar nama Kai. “Ada lagi?”

Chen menggeleng pelan.

“Kalau begitu, kututup pintunya.” Ucap Yong Mi. Ia berjalan mundur dan hendak menutup pintu, namun Chen menahannya cepat.

“Tu, tunggu sebentar!”

Yong Mi kembali membuka pintu dan menatap Chen bingung.

“Ne?”

Grep.

Chen memeluk Yong Mi dengan erat, membuat Yong Mi gelagapan dan terkejut.

“Aku tidak membencimu sama sekali… Apakah kau mempercayaiku?”

Yong Mi terdiam. Matanya terbelalak tidak percaya mendengar apa yang dikatakan oleh Chen. Ia melepas pelukan Chen dan menatap namja itu dalam, namun ia tidak menemukan sedikit pun kebohongan di dalam matanya.

“Jo, Jong Dae-ah…” ucap Yong Mi pelan. Chen hanya tersenyum seraya mengusap rambutnya penuh kasih sayang.

“Kau adalah istriku sekarang, jadi mana mungkin aku akan membenci istriku sendiri?”

Yong Mi kembali terdiam. Chen mencium puncak kepalanya lembut kemudian berjalan pergi, meninggalkan Yong Mi yang masih terpaku di depan pintu. Yong Mi mencerna apa yang baru saja ia dengar, sehingga membuat Kevin-yang entah muncul darimana-menutupkan pintu kamarnya.

“Kau belum tahu?” tanya Kevin yang membuat Yong Mi tersadar dari lamunannya. Ia menoleh ke arah Kevin, matanya seakan kosong, tidak menyiratkan apa pun. Kevin segera mengguncangkan tubuh Yong Mi untuk segera menyadarkannya. “Apa kau tidak pernah belajar sejarah vampire sama sekali? Ah, aku lupa kalau kau adalah manusia yang berubah menjadi vampire. Baiklah, akan kuceritakan asal usulnya.”

Kevin menuntun Yong Mi untuk duduk di atas tempat tidur, sedangkan ia sendiri duduk di atas lantai, menghadap ke arah Yong Mi.

“Ehm, tes satu dua tiga. Baiklah, begini ceritanya. Kau telah pernah bertukar darah dengan semua anggota EXO, bukan?” tanya Kevin yang dibalas oleh anggukan pelan dari Yong Mi. “Dalam sejarah vampire, jika dua orang vampire-yeoja dan  namja, tentu saja-bertukar darah, maka akan ada suatu ikatan di dalam diri mereka. Nah, ikatan ini adalah ikatan yang sama dengan sepasang kekasih yang telah menikah!”

Yong Mi hanya ternganga mendengar penjelasan dari Kevin, sedangkan Kevin menjentikkan jarinya dan membusungkan dadanya dengan bangga.

“Dengan kata lain, karena kau telah bertukar darah dengan seluruh anggota EXO, maka kau adalah istri mereka semua!”

Hampir saja Yong Mi pingsan mendengarnya.

“Chukkae, Yong Mi! Kau mempunyai dua belas suami!”

Tanpa ragu Yong Mi memukul kepala Kevin dengan keras, membuat Kevin merintih kesakitan.

“Auw. Yong Mi-ah, kau jahat…” rengek Kevin seperti anak kecil.

“Kau mengucapkan hal tadi seakan itu adalah hal yang biasa saja! Coba kau bayangkan, Kevin! Aku mempunyai 12 suami?! Bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi??” tanya Yong Mi seraya memijit kepalanya yang terasa pusing.

“Tapi… bukankah kau sangat beruntung? Maksudku, kau mempunyai 12 orang yang akan menjagamu secara mati-matian… Mereka semua suamimu, jadi seharusnya mereka bertanggung jawab atas dirimu…”

Yong Mi tertegun. Ia membenarkan atas apa yang dikatakan oleh Kevin.

“Jika mereka tidak mau bertanggung jawab, maka biarkan aku yang bertanggung jawab!”

Tiba-tiba Kevin memeluk tubuh Yong Mi erat, membuat yeoja itu terkejut dan berusaha untuk melepasnya.

“Ke, Kevin! Lepaskan aku!!”

Yong Mi mendorong tubuh Kevin dengan cepat kemudian ia kembali bersembunyi dari hadapan Kevin.

“A, argh! Kau tidak boleh melakukannya!!”

Yong Mi mengernyit ketika melihat Kevin memukul dirinya sendiri.

“Kevin! Kita telah mempunyai kesepakatan! Aku akan menghukummu setelah keluar dari sini!”

Kevin melompat keluar dari kamar Yong Mi. Ia segera berlari, meninggalkan Yong Mi yang dipenuhi tanda tanya di dalam pikirannya.

+++

Kim Jong In / Kai

Katakan saja bahwa aku ini bodoh, tidak teguh pada pendirian, dan hal-hal buruk lainnya.

Aku membenci Yong Mi. Ya, aku sangat membencinya. Tapi kenapa aku tidak dapat menahan diriku sendiri disaat melihatnya? Ugh, kapan aku dapat teguh pada pendirianku sendiri? Aku membenci Yong Mi!

Aku menoleh ke arah jendela dan melihat… Yong Mi lagi. Ia sedang berjalan dengan santai di taman rumah kami. Cahaya matahari yang menerpa dirinya tidak terlihat mengganggunya sama sekali. Ia terlihat menikmati semilir angin yang memainkan rambutnya.

Deg deg…

Oh ayolah, tidak mungkin aku masih menyukainya! Ingat, Kai! Dia adalah orang yang membunuh Hyura! Kau tidak boleh menyukainya sama sekali! Tekankan itu di dalam pikiranmu, Kai!

“Ke, Kevin-ah?”

Aku tersentak ketika melihat seorang namja tiba-tiba saja telah berada di belakang Yong Mi. Namja itu menyentakkan lengan Yong Mi, membuat tubuh Yong Mi terdorong ke belakang.

Dan sedetik kemudian, wajahnya terbenam di leher Yong Mi. Emosiku meluap dalam seketika, membuatku segera berteleportasi ke tempat itu dan menarik sang namja dengan kuat, tidak peduli akan cahaya matahari yang menyinari tubuhku. Aku memukul namja itu dengan kuat, kemudian melemparnya dan membawa Yong Mi masuk kembali ke dalam rumah dengan telepotasiku. Setelah itu, aku tidak mengingat apa pun selain rasa sakit yang mendera seluruh tubuhku.

+++

Lee Yong Mi

Yang kulakukan hanyalah berjalan di halaman rumah, membiarkan sinar matahari menerpa dengan lembut, angin memainkan rambutku, sampai tiba-tiba saja seseorang menarikku ke belakang. Aku melihat Kevin menatapku dengan tatapan yang tidak pernah kulihat sebelumnya.

“Ke, Kevin-ah?” ucapku bingung. Ia tidak mengucapkan apa-apa, namun tatapannya itu benar-benar membuatku takut. Pupilnya yang tadi berwarna hitam dalam sekejap berubah warna menjadi merah dan ia…

“Kau harus menjadi istriku.” Bisiknya yang membuatku terbelalak, lalu ia… menancapkan taring itu di leherku…

Aku tidak bisa bergerak. Seluruh sarafku terasa lumpuh seketika. Aku hanya dapat pasrah ketika darahku kembali dihisap secara paksa, sampai akhirnya seseorang menjauhkan Kevin dariku.

Di balik sinar matahari, aku melihat Jong In memukul Kevin dengan keras. Ia tidak mempedulikan tubuhnya yang… perlahan terbakar…

Setelah melempar Kevin menjauh, Jong In meraih tanganku dan membawaku ke dalam dengan teleportasi. Sayangnya, ia kehilangan kesadaran disaat kami telah berada di dalam. Begitu pula denganku. Rasa sakit di leherku ini… membuat pandanganku menjadi buram. Aku hanya melihat Luhan menghampiriku dengan wajah khawatir.

+++

Kim Jong In / Kai

“Huwaaaa!!”

“Jeongmal gomawo, Kai oppa! Annyeong~”

Aku membuka mataku dalam sekejap. Tidak, ini tidak mungkin. Yeoja itu…

“Kai! Kau telah sadar?”

Aku mengabaikan pertanyaan dari Dio hyung. Aku segera beranjak dari tempat tidur dan berlari ke arah kamarnya. Aku harus memastikan semua ini…

Brak!

Tanganku membuka pintu ini dengan kuat, membuat Luhan hyung, Kris hyung, dan Suho hyung yang berada disana terkejut dan menoleh ke arahku.

“Dimana dia?” tanyaku dengan nafas terputus-putus. Luhan hyung berdiri dan menatapku tajam.

“Jika kau bertanya dimana Yong Mi, maka aku tidak akan membiarkanmu untuk berada di dekatnya.” Ucap Luhan hyung dengan nada mengancam. Aku tidak takut sama sekali.

“Aku harus menemuinya SEKARANG JUGA!” balasku dengan penuh penekanan. Kris hyung menghampiriku dan menepuk pundakku.

“Tenang! Ia sedang tertidur karena diobati oleh Lay!”

Masa bodoh! Aku harus menemuinya sekarang juga!

“Jangan menghalangiku!”

Aku menerobos masuk ke dalam ruangan itu. Luhan hyung berusaha untuk menghalangiku, namun aku berhasil mendorongnya. Kakiku melangkah ke sebuah pintu, kemudian aku membuka pintu tersebut dan melihat dia sedang tidur dengan damai disana. Tubuhku membeku.

Kenapa aku bisa melupakannya?

“Yo, Yong Mi…”

Kakiku berjalan selangkah demi selangkah menghampirinya. Aku memperhatikan wajahnya. Ia memang berubah… Tapi bagaimana mungkin aku tidak mengenalinya? Kenapa aku baru mengingatnya? Pabo. Nan jeongmal paboya!!

+++

Flashback

“Hyunwoo oppa… Hyunwoo oppa, hiks…”

Seorang anak perempuan menangis di depan sebuah rumah. Ia menatap lurus ke arah sebuah mobil yang berjalan menjauh dari rumah itu.

“Hyunwoo oppaaa….! Hyunwoo oppaaaaa!!”

Anak itu beranjak dan berusaha untuk mengejar mobil tersebut, namun ia terjatuh di tengah jalan. Tangisnya semakin keras.

“Andwaeee! Hyunwoo oppaaaa!! Hyunwoo oppaaaa!!!”

Seorang namja secara kebetulan berjalan melewati jalan tersebut. Ia melihat sang anak, kemudian menoleh ke arah mobil yang berjalan semakin menjauh. Awalnya ia tidak ingin menghampiri anak itu, namun entah kenapa karena mendengar suara tangisan anak itu, dia merubah pikirannya.

“Hey, gwenchana?” tanya namja itu seraya menepuk pundak anak itu. Sang anak menoleh, membuat namja itu dapat melihat wajahnya yang dipenuhi air mata. “Kau… tidak apa-apa?”

“Huwaaaa!!”

Tanpa sang namja duga, anak itu memeluknya erat dan kembali menangis. Namja itu menjadi salah tingkah. Ia bingung harus melakukan apa. Di satu sisi, ia merasa sedikit kasihan pada anak itu, namun di satu sisi ia merasa tidak kuat akan bau darah sang anak yang tercium di udara.

Ia harus segera melepaskan diri dari anak itu sebelum ia kehilangan kendali.

“Hyunwoo oppa pergi… Hyunwoo oppa pergi meninggalkanku… Hiks, Hyunwoo oppa…”

Namja itu terdiam. Ia merasa bahwa ia pernah mendengar nama Hyunwoo tersebut…

“Si, siapa namamu?” tanya namja itu seraya berjongkok di depan sang anak.

“Lee, Lee Yong Mi…”

“Nah, sekarang dengan Lee Yong Mi.” Ucap namja itu. “Jangan menangis seperti ini, karena kau tampak sangat jelek. Hyunwoo nanti akan marah padamu jika kau menangis. Seharusnya kau menunggu ia kembali. Kau percaya bahwa ia akan kembali, bukan?”

Yong Mi menatap namja itu dengan polosnya, membuat namja itu merasakan sesuatu yang berbeda. Wajahnya merona karena ia tidak terbiasa ditatap seperti itu.

“Jinja? Hyunwoo oppa akan kembali?”

Namja itu mengangguk. Ia mengusap rambut Yong Mi dengan pelan, membuat Yong Mi tersenyum lebar.

“Gomawoyo, oppa! Ah, aku tidak tahu siapa namamu.” Ucap Yong Mi. Namja itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Namaku Kim Jong In, tapi kau panggil saja aku sebagai Kai.” Jawab sang namja. Yong Mi mengangguk pelan, kemudian dia mencium pipi Kai dengan cepat.

“Jeongmal gomawo, Kai oppa! Annyeong~”

Yong Mi berlari masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Kai yang termangu di tempatnya. Tangannya mengusap pipinya pelan, tidak percaya akan fakta bahwa terdapat debaran di dalam dirinya hanya karena seorang anak kecil.

Flashback Off

Kai menangis. Dia menangis di tepi tempat tidur Yong Mi.

“Naega… jeongmal pabo…” gumamnya pelan. “Kenapa aku tidak menyadarinya dari awal…?”

Ia mengangkat kepalanya, menatap wajah damai Lee Yong Mi.

“Yong Mi-ah… Aku mencintaimu, aku benar-benar mencintaimu…”

+++

Sementara itu, di sebuah hutan yang lebat, Kevin berlari sendirian. Setelah merasa jauh dari tempat tinggal EXO, dia berhenti.

Dan secara tiba-tiba, ‘sesuatu’ seakan keluar dari tubuh Kevin. Ah, bukan sesuatu, melainkan mirip seperti sebuah arwah.

“Kau! Beraninya kau menyakiti Yong Mi-ku!!”

Arwah itu berteriak marah pada Kevin, sedangkan Kevin sendiri hanya tersenyum melecehkan.

“Kau sendiri? Kau itu hanya meminjam tubuhku tanpa memberikanku imbalan apa-apa, jadi ada baiknya jika aku mengambil imbalanku sendiri, bukan?”

Arwah itu menatapnya tidak suka.

“Kau jangan bermain denganku, Kevin! Aku bahkan bisa membunuhmu hanya dengan mengepakkan sayapku!” ancam arwah itu-bukan, dia bukan sebuah arwah. Sayap yang membentang di punggungnya membuat dua lebih terlihat seperti… wingstale?

“Membunuhku?” ucap Kevin sinis. “Apa kau yakin kau dapat membunuhku?”

Namja itu menggeram kesal. Ia menatap Kevin tajam, sedangkan Kevin membalasnya dengan senyum meremehkan.

“Aku tidak takut padamu, sekalipun kau mempunyai kekuatan besar yang dapat membunuhku dengan sekali serang, aku tetap tidak takut. Kau tahu kenapa?”

Kevin beranjak berdiri.

“Karena kau hanya makhluk yang diciptakan tanpa rasa mampu untuk membunuh.”

Kevin menghilang dari tempatnya berdiri, membuat namja itu menggeram kesal.

“Aku akan membunuhmu, Kevin. Meskipun aku akan kehilangan sayapku, aku pasti akan membunuhmu sebelum kau berhasil membuat Yong Mi-ku meminum darahmu.”

Ia menghadap langit, melihat awan-awan yang bergerak dengan pelan.

“Dua hati telah terbuka… Sepertinya ini akan menjadi hal yang sulit…”

+++

Lee Yong Mi

Aku selamat?! Tunggu dulu, dimana Jong In?

“Jong In-ah!” pekikku seraya beranjak dari tempat tidur, namun aku menyadari ada sebuah tangan yang menggenggam tanganku dengan erat, dan pemilik tangan itu adalah Kim Jong In. Aku menghela nafas lega karena ia masih bernafas, artinya dia masih hidup, bukan?

“Yong Mi? Kau telah sadar?”

Aku menoleh dan melihat Wu Fan menghampiriku. Ia tersenyum ringan.

“Wu, Wu Fan? Bu, bukankah… kau membenciku?” tanyaku seraya menunduk, namun secara tiba-tiba ia mencium dahiku, membuatku menatapnya.

“Siapa yang mengatakannya, hm?” balasnya dengan sebuah senyum tipis. “Akan sangat berbahaya jika Kai bangun dan mendapati aku sedang berada disini. Kau tahu? Dia bersikeras untuk menunggu sampai kau sadar, namun akhirnya dia tertidur karena kelelahan.”

Aku terpana. Wu Fan kembali tersenyum seraya mengusap rambutku lembut.

“Sebenarnya ia baik. Alasan dia membencimu itu hanyalah alasan sementara saja… Ia sangat menyayangimu, tentu saja.”

Benarkah?

“Lebih baik aku segera pergi. Annyeong, Yong Mi.”

Wu Fan melangkah keluar, dan beberapa detik kemudian Jong In terbangun. Ia menatapku lama, baru kemudian matanya membulat.

“Yong Mi?! Kau telah sadar??” tanyanya. Aku mengangguk, dan tiba-tiba saja Jong In memelukku. “Syukurlah… Syukurlah kau telah sadar… Aku, aku benar-benar menyesal atas apa yang telah kulakukan, Yong Mi… Aku benar-benar menyesal…”

Tanpa terasa, setetes air mata mengalir di pipiku.

“Ne… Aku tahu, Jong In-ah…” ucapku yang membuatnya menatapku tidak percaya.

“Jinja? Kau memaafkanku, Yong Mi?” tanyanya yang kubalas dengan anggukan dan sebuah senyum. Ia juga tersenyum lebar, menunjukkan seorang Jong In yang kukenal. Ya, ia adalah Jong In, entah suami keberapa milikku.

 

TBC

Next Episode: Chanyeol (Mium)

 

“Jadi, kau menerima penawaran kami?”

 

“Nice work.”

 

“Ia dikenal sebagai vampire-dengan-1000-wajah.”

 

“Kau tahu? Sekarang, semua vampire mengincarmu.”

 

“YEOJA ITU TIDAK PANTAS BERADA DISINI!”

 

“… Ya.”

 

“Kembalikan istri kami.”

 

“Tiga hati telah terbuka…”

 

Oke, readers~ Bersambung kembali? Hehe XD Ada yang dapat menebak bagaimana kelanjutannya? Kalau ada komen ya (?) Don’t forget to RCL my beloved readers~ ❤

Penjelasan:

–          Wisngtale: Roh manusia yang terpilih. Memiliki sepasang sayap dan kekuatan unik.

83 pemikiran pada “Memories | Sequel of Soulmates (Chapter 2)

Tinggalkan Balasan ke yuswa Batalkan balasan