(Author Tetap) Finally,I Got You (17)

Untitled

ByunPelvis

Paword Chapter 16 sama  dengan pw 13A.

Main Cast : Byun Baekhyun,Park Hyejin (OC/You)

Other Cast : Oh Sehun,Park Chanyeol,Kim Chanri (Oc),Kim Jong In and KimTaerin (Oc).

Genre : Romance,Angst,Friendship.

Leght : Chapter

Rating :General

Disclaimer : This story is mine. No Copy no paste. Sory for typo.

And Don’t be a silent readers. ^^

Paword Chapter 16 sama  dengan pw 13A.

previuos :

(1)   (2)   (3)  (4)

(5)  (6)   (7)    (8)

(9) (Special Sehun  (10 A) & (10B) )

(11) ,  (12) ,  (13 A) ,   (13B) ,  (14) , (15) , (16)

“Aku kecewa padamu. Kenapa kau membiarkan gadis lain berusaha meminta hatiku.”-Baekhyun

*


Chapter  17

Petang cepat sekali menggantikan siang, suara serangga malam mulai berlomba-lomba melagui suasana hening di tempat perkemahan. Percikan api membuat dua pria memilih duduk dengan jarak  jauh dari api unggun. Baekhyun mengulurkan tangannya untuk mendapatkan kehangatan, tak disangkanya kalau malam ini cuca sangat dingin. Padahal angin di tempat itu berhembus sedang. Malam ini Baekhyun dan lainnya memutuskan untuk menginap di tempat yang di sebut Pyeongchang camping site itu. Mereka akan kembali ke Seoul besok pagi.

Dari jarak satu meter, dua wanita cantik sedang bercanda sembari menyiapkan makanan. Hyejin mengaduk sup ikan yang hampir matang. Berbeda dengan Chanri yang sedang memanggang daging sapi.

“Hyejin-ah. Ternyata kau pandai memancing.” Puji Chanri. Ia kagum saat Hyejin berhasil mendapat ikan besar berturut-turut sedangkan dirinya hanya mendapat ukuran setengahnya dan itupun hanya dua.

“iya, eonni. Bahkan Appa saja kalah denganku.” Jawaban Hyejin membuat Chanri kembali tertawa.

“Eonni, kau suka piknik seperti ini?” kini Hyejin yang bertanya.

“ya, aku sebenarnya sering kemari bersama Chanyeol. he he.”

“waah benarkah? Pantas saja kau hafal tempat ini.”

Chanri hanya terkekeh, setelah lima menit kemudian masakan mereka sama-sama selesai. Mereka sudah menyediakan meja dan meletakan semua makanan di sana.

“wah, wah enaknya.” Girang Chanyeol setelah mendekati meja. Baekhyun tersenyum melihat Hyejin terlihat seperti seorang ibu. Gadis itu memakai apron dan juga mengucir rambutnya acak-acakan.

“selamat makaaaan!”

Semuanya menikmati makan malam di tengah perkemahan itu. Banyak juga orang yang menikmati kebersamaan sama seperti mereka.

Baekhyun duduk di sebelah Hyejin, ia memperhatikan gadis itu dari samping. Hyejin tidak sadar karena sedang mendengarkan Chanri bicara. Kadang gadis itu tertawa mendapati dua sepasang kekasih di hadapannya bercanda.

“uwaaa daebak! sup nya sangat enak.” Chanyeol kembali menunjukan kegirangannya.

“aku yang membuatnya” ujar Hyejin memberi tau, ia melahap daging setelah mencocolkannya pada pasta cabai.

Chanyeol memberikan dua jempolnya pada sepupunya itu.

“sayang, makanlah ini.” kali ini Chanri memanjakan kekasihnya, ia menyuapkan sepotong daging pada Chanyeol.

“ahh daging ini tak kalah enaknya.” Ujar Chanyeol yang sukses membuat Chanri bertepuk tangan. Hyejin menggeleng melihat sepupunya tak bisa diam bahkan saat makan sekalipun.

“daging ini aku yang membuatnya” ujar Chanri berniat menyombongkan diri. Chanyeol mengerjap dan menatap kekasihnya dengan mata berbinar.

“benarkah? Astaga Calon istriku pandai sekali.” Puji Chanyeol sembari mengacak rambut Chanri.

Cup

Chanri terkejut saat Chanyeol tiba-tiba mencium bibirnya. Sedangkan Baekhyun yang barusaja melihat adegan pasangan itu berdecak kesal.

“Ya! jangan mengumbar romantis di depanku!” peringatnya. Chanyeol langsung menatap temannya dengan dagu terangkat.

“kenapa? Kau iri?”

“aisshh.”

Hyejin menutup bibirnya, menyembunyikan senyum dibalik tangan. Bahkan pria setampan Baekhyun saja tak memiliki kekasih.

(Hei Park Hyejin,  Baekhyun jomblo karena lu kali.^^) Abaikan!.

.

.

.

Tengah malam, di saat semua sudah tertidur, Hyejin keluar dari tenda. Ia memastikan Chanri yang tertidur di sampingnya tidak terbangun karena ia menyibak selimut.

Hyejin tidak bisa tidur karena nyamuk sangat banyak. Ia tidak tahu akan ke tempat itu jadi tak menyiapkan lotion.

“hufft”

Ia duduk di depan api unggun yang masih menyala. Hyejin meneguk ludahnya saat melihat sepinya suasana luar. Jujur saja ia sedikit takut.

Sedang berfantasi tentang sesuatu yang horor, tiba-tiba ada yang menyentuh bahunya. Ia hendak berteriak namun sebuah tangan membekap mulutnya.

“ini aku.”

Hyejin memejamkan matanya lega karena ternyata yang dikiranya hantu itu adalah Baekhyun. Pemuda itu mengambil tempat duduk di sampingnya.

‘mengagetkan saja’

“kenapa belum tidur?”.  Baekhyun memulai pembicaraan.

“nyamukanya banyak sekali.  Aku sangat terganggu.” Jawab Hyejin, wajahnya lurus ke depan. Ia sengaja agar matanya tak bertemu netra Baekhyun.

Mendengar alasan Hyejin membuat Baekhyun bangkit dan kembali ke dalam tenda, Hyejin melirik dan kembali menghadapkan wajahnya ke depan saat Baekhyun sudah kembali dengan sesuatu di tangan.

“kemarikan lenganmu.” Pinta Baekhyun. Pria itu membuka tutup sebuah botol dan menuangkan gel ke telapak tangannya.

“apa?”

“aku yakin kau mendengar. Kenapa aku selalu harus berkata dua kali?”  heran Baekhyun, ucapannya sukses membuat Hyejin mendengus.

Baekhyun menarik tangan Hyejin karena gadis itu tak kunjung menurutinya. Dengan lembut, Baekhyun mengoleskan lotion anti nyamuk ke lengan Hyejin. Ia tak tahu, gadis dihadapannya sedang terdiam menatapnya. Baekhyun mengangkat kepalanya hingga menatap wajah Hyejin, keduanya sama-sama diam sampai Hyejin memalingkan wajah terlebih dahulu.

“apa kau mau memakai di wajahmu juga?”

“n-ne?.Ah, tidak usah.”

Baekhyun mengangguk dan menyimpan lotion itu ke saku jaket yang Hyejin kenakan.

“simpan saja untukmu.”

“eoh. Terimakasih.” Hyejin sedikit tersenyum, walau nada bicaranya datar.

“bisakah tetap seperti ini?” tanya Baekhyun, terdengar sangat ambigu di telinga Hyejin.

“seperti apa?”

“Kau, bersikap halus dan tersenyum padaku.” Ujar Baekhyun, kali ini Hyejin kembali menatap pria di sampingnya. Benarkah ia bersikap seperti itu pada Baekhyun? bahkan ia tak sadar sama sekali.

“maybe.”

Jawaban Hyejin sedikit memberi harapan untuk Baekhyun. Pemuda itu memiliki kesempatan untuk mengubah kata ‘mungkin’ menjadi ‘pasti’. Keduanya terdiam untuk beberapa saat. Baekhyun mengingat sesuatu yang sudah di pikirnya beberapa waktu ini.

“hei , kau pernah mendengar lampion harapan?”

“ya.”

“aku ingin membuat harapan dan menerbangkannya.” Tutur Baekhyun, manatap dalam mata gadis di sampingnya.

Hyejin terpaku, ia kembali mengalami de javu. Dulu sekali, ia pernah mendapati Sehun berkata seperti Baekhyun. Kekasihnya yang sudah tiada itu sangat menyukai festival lampion, namun karena saat itu masih sekolah menengah atas, mereka tak memiliki waktu untuk ikut merayakannya.

“kau bisa menerbangkannya saat ada festival lampion.” Ujar Hyejin memberi tau.

“kita bisa melakukannya sekarang.”

“ya?”

Baekhyun tersenyum dan kembali lagi ke dalam tenda, ia mengeluarkan isi tas untuk mencari benda yang tadi sempat dititipkan pada Chanyeol .

Hyejin yang menunggu di luar menghela nafas, ia jadi mengingat moment bersama Sehun lagi. Matanya terpejam membayangkan pria yang pernah mengisi harinya itu.

“tada!”

Hyejin membuka matanya kembali dan melihat Baekhyun menyodorkan dua buah lampion.

“darimana kau mendapatkan ini?” heran gadis itu. Baekhyun menyodorkan spidol, dan tanpa sadar Hyejin menerima dua benda itu.

“aku sengaja membawanya. Emm aku tau ini konyol. Tapi maukah kau menerbangkan lampion harapan ini bersamaku?.” Lagi-lagi Baekhyun meminta. Hyejin tanpa sadar menunjukan senyumnya, ia mengangguk pelan. Sebenarnya Hyejin pun sama, ia juga ingin melakukan hal yang belum sempat dilakukannya bersama Sehun.

Baekhyun disibukan dengan kegiatannya menulis sesuatu. Baekhyun menuliskan kata-kata dengan hufuf kanji (aksara Jepang), dan jujur saja Hyejin tak mengerti banyak. Ia penasaran apa harapan Baekhyun.

“kanapa kau tidak menulisnya dengan hangul?” tanya Hyejin pada akhirnya setelah rasa penasarannya menggunung.

“karena ini rahasia.” Jawab Baekhyun. Pria itu memang sengaja agar Hyejin tidak tahu harapan panjangnya. Diliriknya lampion Hyejin, ia menemukan sedikit harapan di sana.

‘aku ingin bahagia. Tuhan, bantu aku memulai lembar hidup yang lebih baik.’

Baekhyun tersenyum, ia mulai menyalakan lampion miliknya juga milik Hyejin. Kaduanya berjalan hingga sampai di dekat sungai.

“kau siap menarbangkannya?”

“eoh.”

Keduanya sama-sama melepas lampion dan menatapnya hingga jaraknya setinggi pohon di tempat itu.

“idahnya” lirih Hyejin. Ia masih menatap lampion itu walau jaraknya semakin tinggi. Baekhyun lebih memilih melihat wajah bahagia Hyejin ketimbang indahnya lampion di atas sana. Ia berhasil, hari ini Hyejin benyak tersenyum karena dirinya.

Ia mengingat lagi harapannya tadi.

‘aku lebih baik mati jika tidak bisa bersama Hyejin. Tuhan, aku sangat mencintainya. Tolong ubah hatinya sedikit saja. Aku sudah sangat bahagia bisa berada di sampingnya seperti ini. Tak ada yang aku inginkan selain Hyejin. Ku mohon, Tuhan.’

Baekhyun menghela nafasnya. Kapan kebahagiaan seperti itu dirasakannya lagi?

.

.

.

Chanyeol telah selesai membereskan tenda, sekarang mereka akan kembali ke Seoul. Begitu juga dengan Baekhyun. Pria itu hari ini tak memiliki ekspresi seperti biasanya. Ia hanya sedang sedih, waktu bahagianya berlalu sangat cepat. Tangan Baekhyun merogoh ke dalam jaket yang dikenakannya. Ia melihat sebuah sobekan kertas yang pernah diambilnya dari diary Hyejin. Ia telah memberi dua centang di sana.

‘Pinik dan juga menerbangkan lampion harapan’

Hanya tinggal satu hal yang harus di lakukannya. Baekhyun akan melengkapi harapan yang Hyejin tulis, berharap gadis itu menyadarinya.

“Baek? kau baik-baik saja?” Chanyeol yang mendapati temannya terdiam menjadi sedikit cemas. Karena ia tahu, diamnya Baekhyun pasti karena sesuatu telah terjadi.

“aku baik-baik saja. eoh kemana Hyejin dan Chanri?” tanya Baekhyun bermaksud mengalihkan pertanyaan Chanyeol.

“dua gadis itu sedang ke pemandian. Hah lama sekali, dasar wanita.” umpat Chanyeol.

.

.

.

Keempat orang itu masih bersama untuk sarapan. Saat hendak melanjutkan perjalanan ke Seoul barulah Chanyeol dan Chanri memisahkan diri. Tadinya Hyejin memilih untuk ikut bersama Chanyeol, namun menyebalkan sekali karena sepupunya itu tidak mengijinkan.

Jadi terpaksa ia satu mobil lagi dengan Baekhyun. Bukan apa-apa, ia hanya menjadi semakin canggung disamping pria itu lantaran mengingat tadi malam. Walau merasa semakin dekat  tapi Hyejin masih saja tidak menyadari sepercik perasaan dalam hatinya.

Hyejin lebih memilih menyandarkan kepalanya dan tidur. Baekhyun tidak mengajaknya bicara karena mungkin sedang fokus pada jalan. Mendapati Hyejin terlelap, Baekhyun mengubah ekspresi wajahnya menjadi murung.

*

Sudah lebih satu jam perjalanan yang Baekhyun tempuh. Ia berpisah dengan mobil Chanyeol karena memang di sengaja.

Tepat saat Baekhyun menghentikan mobilnya di depan sebuah caffe, Hyejin membuka matanya. Ia menoleh dan Baekhyun menyuruhnya untuk turun.

Hyejin sebagai seseorang yang menumpang pada mobil Baekhyun terpaksa menurut. Ia mengintili Baekhyun hingga masuk ke dalam caffe.

“tempat ini terkenal memiliki ice cream yang sangat enak. Kita harus mencobanya.” Ujar Baekhyun sembari menarik kursi dan mendudukan Hyejin.

“kau yang membayar!” ujar Hyejin. Ia merasa akan bangkrut jika terus bersama Baekhyun. Pria itu sangatlah boros menurutnya. Tadi saja saat makan pagi, yang di pesan pria itu adalah makanan Italia.

“ha ha baiklah.”

Setelah memesan, keduanya menunggu. Hyejin mengembungkan pipinya karena bosan. Sedangkan Baekhyun sibuk dengan ponselnya, membaca sebuah lirik lagu. Ia tersenyum tidak jelas, membuat Hyejin mengerutkan dahi.

Ia beranggapan pria yang duduk dihadapannya itu sedang bertukar pesan. Dengan Kim Taerin mungkin. Tak tau mengapa ia malah merasa terabaikan. Hyejin menegakan tubuhnya dan memandang jendela kaca yang menyajikan pemandangan luar.

“silahkan menikmati.”

Seorang pelayan meletakan dua porsi ice cream. Hyejin memandangnya penuh minat. Ia langsung menyendok dan melahapnya.

Memang benar, ice cream di caffe itu berbeda. Sangat enak dan Hyejin yakin ia akan ketagihan nanti.

Baekhyun menantapnya senang. Pandangannya menyapu seluruh caffe, ia semakin melebarkan senyumnya saat melihat seseorang sedang live perform di panggung kecil.

“Hyejin-ah. Kau ingin mendengarku bernyanyi?” tanya Baekhyun. Yang diajaknya bicara terlalu asik dengan kegiatan menyuapkan ice cream dan Hyejin tak sadar bergumam.

Baekhyun beranjak dari duduknya untuk menuju ke tempat live perform itu. Pria itu berbisik sesuatu dan terlihat memberi uang tips pada salah satu staf. Hyejin mengangkat sebelah alisnya saat melihat Baekhyun duduk di kursi yang ada pada panggung.

“dia melakukannya sungguhan?” tanya Hyejin tak percaya. Ia kira Baekhyun hanya sekedar bertanya.

Nada awal musik mulai menyeruak ke dalam telinganya. Baekhyun mulai membuka bibirnya dan melantunkan sebuah lagu. Sendok yang digenggam Hyejin hampir saja terjatuh saat mendengar merdunya suara Baekhyun.

(Bayangkan aja Baekhyun lagi nyanyi Beautifull/Take You Home ^^)

Mata keduanya saling tarik menarik, bagaikan sebuah magnet. Baekhyun enggan mengalihkan matanya dari wajah Hyejin.Ia ingin semua pengunjung caffe tahu jika lagu yang dinyanyikannya spesial untuk Hyejin. Para remaja berseragam sekolah yang ada di tempat itu berteriak heboh melihat penampilan Baekhyun. Berbeda dengan Hyejin yang menunjukan rasa kagumnya dengan terdiam. Sudut bibirnya sedikit tertarik, ia meletakan sendok dan menompang dagu dengan dua tangannya.

Ia baru sadar, selain tampan,baik dan perhatian ternyata Baekhyun pandai bernyanyi. Hyejin semakin tidak tahu mengapa dirinya malah ingin mengenal dalam seorang Byun Baekhyun.

Asal tahu saja? Saat kecil ia memiliki cita-cita bisa berpacaran dengan seseorang yang pandai bernyanyi. Hyejin tersenyum mengingatnya.

Tiga menit telah berlalu, Baekhyun mengakiri lagunya dengan sempurna. Performannya itu mendapat tepuk tangan dari seluruh pengunjung. Baekhyun menunduk terimakasih dan menuruni panggung untuk kembali ke tempat duduknya bersama Hyejin.

“Kyaaa, dia sudah memiliki kekasih yang sangat cantik.”

Baekhyun terkekeh saat mendengar seorang wanita berbicara seperti itu. Hyejin menghadiahi pria yang baru saja selesai bernyanyi itu sebuah senyum manis. Ia terlalu canggung untuk memuji dengan kata-kata. Untuk mengusir kegugupan, Hyejin kembali menyiibukan diri dengan ice cream.

“Lagu itu untukmu. Bagaimana? Bagus tidak?” Tanya Baekhyun, sengaja ia mendekatkan wajahnya agar Hyejin tak mengabaikan. Hyejin tertegun, lagu tadi untuknya? Hatinya mendadak bertabur ribuan bunga.

“Y-ya, bagus. Kau cukup pandai bernyanyi.” Hanya itu. Baekhyun berdecak dan menempelkan pantatnya di kursi. Ikut melahap ice cream yang mulai mencair.

“Terimakasih, Hyejin-ah.”

“eum?”

Hyejin tak mengerti sekarang Baekhyun sedang berterimakasih untuk hal apa. Pria itu mengulurkan tangannya untuk menggenggam jemari Hyejin.

“terimakasih sudah membuat sedikit kenangan bersamaku. Aku tak akan melupakannya.”

Hyejin dibuat mematung, Baekhyun benar.Kencan tanpa status yang mereka lakukan menurutnya memang akan menjadi sebuah kenangan.

Dan Hyejin baru sadar, apa yang diharapkannya selama ini malah terwujud bersama Baekhyun. Piknik,lampion,dan sebuah lagu, semua itu tertulis rapi di dalam buku diarynya. Dan Baekhyun membuat semuanya terjadi.

Siapa yang bisa menjawabnya?

Baekhyun, sebenarnya siapa pria itu?

*

Baekhyun dan Hyejin keluar dari Caffe setelah membayar pesanan. Mereka memasuki mobil dan kembali melanjutkan perjalanan.

Kali ini Baekhyun akan mengantar Hyejin pulang. Ia menjalankan mobilnya santai hingga sampai ke tempat tujuannya.

“Baekhyun-ssi-“

“berhenti memanggiku seformal itu. Katanya kita teman?” sengaja Baekhyun memotong ucapan karena risih dengan Hyejin yang sejak dulu selalu memanggilnya formal. Padahal mereka bukanlah orang asing dan terbilang sering bertemu.

“panggil aku Oppa! Aku 2 tahun lebih tua darimu” Baekhyun meneruskan ucapannya, kali ini dengan nada paksaan. Hyejin berdecak, ia tak biasa memanggi Baekhyun seperti itu. Dan menurutnya akan sangat geli jika ia melakukannya.

“Sunbae.”

“Ya!”

“tidak mau? Ya sudah aku panggil saja kau seperti biasanya, Baekhyun-ssi.”

Hyejin mendengus, ia melepas save belt dan hendak membuka pintu saat Baekhyun menahan tangannya.

“apa lagi?” Hyejin bertanya dengan lemas. Baekhyun mulai mengubah tatapannya, perlahan wajahnya maju. Bahkan tangannya terulur untuk menarik tengkuk Hyejin.

Sedangkan Hyejin, gadis itu tak bisa berkutik. Mata Baekhyun seolah menghipnotisnya untuk diam.

Hidung keduanya sudah saling menempel, nafas Baekhyun begitu terasa di wajahnya. Otot matanya tak bisa berfungsi untuk berkedip, Hyejin terlalu asik menatap iris pekat milik Baekhyun.

Hingga saat jarak bibir mereka hanya 1 cm, Baekhyun berhenti. Ia manarik kembali wajahnya, tidak melanjutkan niatnya untuk mengecup bibir Hyejin. Ia terlalu takut, gadis kesayangannya akan marah padanya.

Hyejin menghirup udara dalam-dalam lantaran tadi nafasnya tertahan lama. Ia menatap kesal pada Baekhyun.

Arti tatapan Hyejin begitu ambigu. Entahlah, ia kesal karena Baekhyun hampir saja menciumnya atau karena Baekhyun tak jadi menciumnya.

“Byun Baekhyun. Jangan pernah lakukan hal tadi.” ujar Hyejin. Ia kembali melanjutkan niatnya untuk keluar , namun Baekhyun lagi-lagi menahan tangannya.

“aku bertanya untuk terakhir kalinya. Apa kau tak menyukaiku sama sekali? Apa kau tak memiliki sedikit saja rasa padaku, Hyejin-ah?”  nada bicara Baekhyun bergetar lagi. Hyejin mengepalkan tangannya. Ia memberi waktu jeda untuk menjawab.

“aku-…. tidak tahu. Maaf.” Hyejin melepas tangan Baekhyun dan secepatnya keluar dari mobil. Ia berlari cepat masuk ke dalam lobi. Hyejin tak tahu mengapa malah ingin menangis mendengar pertanyaan Baekhyun tadi. Ia tak suka saat Baekhyun berkata untuk terakhir kali.

Ia sadar telah jahat membuat pria baik seperti Baekhyun sakit karenanya. Ia menutup mulutnya untuk menahan isakan. Ia bahkan terduduk di dalam evalator setelah memasukinya.

“maafkan aku, Baekhyun-ssi.”

Disisi lain, Baekhyun membenamkan wajahnya pada kemudi. Ia terisak disana, menangisi kemalangannya. Tangannya memukul dada berkali-kali agar rasa sesaknya hilang.

Bahkan saat berkata untuk yang terakhir kali, Hyejin tetap saja tak memberi kepastian. Ia hanya perlu jawaban iya atau tidak. Bukan jawaban menggantung yang tadi Hyejin beri untuknya.

Baekhyun mengangkat kepalanya, hingaa wajah menyedihkan itu lurus ke depan. Benih-benih amarah di hati Baekhyun semakin membesar. Kakinya menekan gas mobil dalam-dalam hingga spidometer pada mobilnya melebihi setengah.

Ia harus melupakan rasa sakit hatinya, bagaimanapun caranya.

*

Kembali pada Hyejin, gadis itu berjalan gontai. Setelah menutup pintu apartementnya tubuhnya merosot hingga terduduk.

Bayangan saat bersama Baekhyun semakin memenuhi otaknya. Hyejin menjambak rambutnya, berharap perasaan aneh itu bukan sejenis rasa ‘cinta’ yang pernah ia alami saat bersama Sehun.

Pesan video Sehun mendadak diingatnya. Hyejin harus menemukan pria yang benar-benar mencintainya. Sehun bilang ia tak boleh menyia-nyiakan seseorang yang tulus menyayanginya.

Ia terus memikirkan Baekhyun saat mengingat kata-kata itu. Jadi sebenarnya perasaan apa itu?

“aku menyukainya?” lirih Hyejin tak percaya. Ia memastikannya lagi, memejamkan matanya untuk menemukan jawaban.

Hyejin memutar memori saat pertama kali bertemu dengan Baekhyun. Semakin jauh membayangkan saat ia terus-terusan di ganggu oleh pria itu.Tidak ada hari tanpa Byun Baekhyun, pria itu sudah melekat sejak dua tahun lalu di kehidupannya. Dan baru-baru ini ia marasakan kebahagiaan baru, kebahagiaan saat ada di samping seorang Byun Baekhyun.

Kini otaknya menemukan kenyataan lain. Kebencian yang ia tanam berbuah cinta.

Park Hyejin memiliki perasaan itu. ya, ia menyadarinya sekarang.

“aku menyukainya? ya aku menyukainya.”

Hyejin berlari setelah membuka pintu apartementnya. Ia hendak masuk ke dalam evalator namun sepertinya seseorang sedang  menggunakannya. Tanpa fikir panjang ia menuju tangga darurat, gadis itu menuruninya dengan sangat buru-buru.

Hyejin menangis, ia berharap Baekhyun masih ada di depan gedung apartementnya. Setelah sampai di depan, Hyejin menyapukan pandangan.

“Baekhyun-ssi!”

“Hiksss… BAEKHYUN-AH!”

Kaki Hyejin lemas setelah tak menemukan mobil Baekhyun. Ia terduduk di depan lobi, menangis dengan terus meminta maaf pada Baekhyun. Gadis itu tak memperdulikan pandangan aneh orang-orang di sekitarnya.

Hyejin berdiri dan mengusap air matanya. Ia berlari keluar dan menghentikan sebuah taxi.

.

.

.

Baekhyun sedang berada di rumah orang tuanya. Ia mengaku sedang kurang enak badan, dan meminta siapapun untuk tidak mengganggunya. Pemuda itu duduk memeluk kakinya di daun jendela.

Tangannya bergetar, keringat dingin berlomba-lomba menetes dari pelipisnya. Ia baru saja mengkonsumsi obat tidur. Baekhyun tak memikirkan berapa butir obat yang ia telan. Sekarang tubuhnya malah terasa aneh, pandangannya pun kabur. Niatnya hanya satu, Baekhyun ingin tertidur tanpa ada bayang-bayang wajah Hyejin. Hatinya sudah tersayat tanpa sisa. Baekhyun tak bisa menahan lagi rasa sakitnya. Luka cinta seolah membunuhnya secara perlahan.

Baekhyun memilih turun untuk berbaring di kasurnya. Namun belum sempat mencapai tempat tidur, tubuhnya sudah limbung. Tubuhnya sukses menghantam lantai.Perlahan Baekhyun menutup matanya, bibirnya kesulitan menyebutkan sebuah nama.

Tak apa, Baekhyun akan tertidur untuk waktu yang lama.

*

Jauh dibawah terik matahari seorang gadis berlari setelah keluar dari sebuah taxi. Hyejin, gadis yang sedang di penuhi rasa menyesal itu menjajahkan kakinya cepat di koridor apartement baekhyun. Ia mengigit bibir bawahnya, Hyejin lupa berapa nomor apartement Baekhyun.

Namun satu tanda membuatnya tak sulit untuk menemukannya. Hyejin ingat, apartement Baekhyun terletak di lantai 7 pintu paling pojok. Hyejin mempercepat langkahnya menuju tempat itu.

Setelah dua menit ia sampai. Hyejin menekan bell tanpa jeda, bahkan menggedor pintu besi itu.

Chanyeol yang ada di dalam berdecak kesal karena kegiatan memasaknya terganggu. Orang gila mana yang menggedor pintu sekeras itu.

Pria tinggi itu langsung membuka pintu dan menyiapkan omelan. Tapi saat melihat wajah Hyejin di hadapannya pria itu menyimpan kata-katanya.

“Hyejin-ah?”

Hyejin maju, meremas baju Chanyeol.

“Oppa, dimana Byun Baekhyun?”

“B-baekhyun? ya bukankah dia bersamamu?” Chanyeol terlalu bingung melihat keadaan Hyejin.

“tidak. dia sudah pulang, Oppa jangan berbohong! Dimana Baekhyun?” desaknya berharap Chanyeol memberinya jawaban.

“sungguh, dia belum kembali sejak tadi.”

Hyejin menurunkan tangannya. Ia mundur dan berbalik pergi,Chanyeol merasa ada yang tidak beres. Tangannya menangkap lengan Hyejin dan menatapnya khawatir.

“apa yang terjadi?”

.

.

.

Baekhyun perlahan membuka matanya dan terbatuk saat merasakan perutnya mual luar biasa. Tangannya meremas rambutnya, kepalanya sangat pusing seperti akan pecah.

Ia melihat sekitar, ternyata masih di kamarnya. Dengan tenaganya yang terbatas, Baekhyun mendudukan dirinya. Baekhyun tau, pasti keadaannya seperti itu karena efek terlalu banyak menelan obat tidur. Baekhyun mengalami overdosis.

“akhhh”

Saat berdiri tubuhnya kembali limbung, untung kini sisi ranjang menompang tubuhnya sehingga ia tidak terjembab seperti sebelumnya.

Baekhyun meraih ponsel. Matanya terbuka sempurnya saat melihat daftar panggilan masuk dari nomor Hyejin. Beberapa pesan juga tersemat di sana.

Ia membaca salah satunya, pesan yang bertuliskan kata-kata penyesalan Hyejin.

Entah sekarang mimpi atau apa, Baekhyun tersenyum dengan wajah super pucatnya.Tenaganya seperti kembali, ia berjalan mengambil jaket juga kunci mobilnya.

Baekhyun sempat menilik jam di dinding, sekarang jarum pendek menunjukan angka 23.00 . Itu artinya Baekhyun tidak sadar lebih dari 13 jam. Terlalu malam untuk menemui gadisnya, namun Baekhyun tak peduli. Ia tetap berjalan keluar. Bahkan pria itu tak sempat pamit pada orang tuanya.

Audi silver milik Baekhyun merajai jalanan. Kendaraan itu mebelah aspal dengan kecepatan bisa di bilang menggila. Baekhyun hanya tidak sabar, ia bahkan melupakan pening yang menyengat kepalanya.

Tak disangka, perutnya kembali mual. Baekhyun meringis kesakitan, nafasnya terengah seperti sesuatu mencekiknya. Pria itu mengerjapkan matanya karena pandangan didepan sana mulai buram.

“Hyejin-ah. Tunggu aku.” lirihnya. Ia berusaha mengumpukan kesadarannya. Suara klakson dari kendaraan membuat mata sipitnya membulat. Baekhyun salah mengambil jalur, ia kualahan menghindari puluhan mobil yang melaju lawan arah.

Ia membanting setir saat sebuah truk besar tepat dihadapannya. Baekhyun memang berhasil menghindar namun,

Braakkk

Naas, Mobil mewah Baekhyun menabrak sisi jalan tol. Kepala Baekhyun berbantal pada kemudi, tenaganya lenyap tanpa sisa. Cairan merah pekat menutupi pandangannya, Baekhyun merasakan kepalanya sakit luar biasa.

Kepulan asap dari mobil yang sudah penyok sebagian membuatnya terbatuk. Nafas Baekhyun tersenggal, ia samar-samar melihat tangannya di penuhi darah segar setelah menyentuh rambutnya.

“andwe!”

Baekhyun sangat ingin menagakan tubuhnya namun tak bisa. Airmatanya menetes seiring bibirnya mengucapkan nama gadis yang amat dicintainya.

Sekarang bagaimana nasib hidupnya setelah cintanya terbalas?

Tangan Baekhyun terjatuh, matanya sudah tertutup rapat dan nafasnya perlahan melemah.

TBC

 

Preview

.

.

“Baekhyun-ah, aku mohon jangan tinggalkan aku.”

.

.

“Jangan menyalahkan dirimu sendiri Hyejin-ah! Sadarlah, kau bukan penyebab Baekhyun terbaring seperti itu.”

.

.

“Kau siapa?”

.

.

“Aku membencimu Byun Baekhyun.”

Author note:

Uhuuuuu pre-Ending. Ini Baekhyunnya malah kecelakaan elaaah author gimana sih.

Chapter ini paling berat, gak tau ini tangan ngetik alurnya kek gini.

Menyedihkan kah?

Mungkinkah Hyejin bakal kehilangan lagi?

Tunggu aja Chapter selanjutnya ha ha….

Yukkk tulis pendapatmu…

24 pemikiran pada “(Author Tetap) Finally,I Got You (17)

  1. Aaaaah aku bener” baper pake banget baca part yang ini, ih sumpah eonni jahat banget bikin alur ceritanya……
    Huaaaaah masa giliran Hyejinnya bener” udah sadar eh Beakhyunnya kecelakaan. Apalagi previewnya bener” bikin greget… Ga mungkin Beakhyunnya amnesia kan?? Yah ampun eonni kalo bener dia amnesia…….
    Huaaaaaaah aku bener” ngangis ini mah, apa lagi kalo ini ujungnya sad ending huhuhuh 😥

Tinggalkan komentar